Professional Documents
Culture Documents
Skripsi - Amalia Khurotul - BAB II
Skripsi - Amalia Khurotul - BAB II
id
BAB II
LANDASAN TEORI
hidup. Beberapa ahli menyebut dengan istilah "bunuh diri" sementara yang lain
"perilaku bunuh diri" (Kathrick & Barwa, 2017). Bunuh diri merupakan tindakan
yang bertujuan untuk mengakhiri hidup dalam waktu singkat (Maramis, 2004).
Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk
selama berbagai tahap perkembangan, maka individu tersebut berada dalam kondisi
rawan bunuh diri (Townsend, 2011). Bunuh diri terdiri dari tiga hal yaitu ide bunuh
diri, ancaman bunuh diri, dan percobaan bunuh diri. Ide bunuh diri, ancaman bunuh
diri, dan percobaan bunuh diri menjadi prediktor penting dari meningkatnya jumlah
kematian akibat bunuh diri (Keliat, 2010). Memahami pola ide bunuh diri dapat
Menurut Beck (1979) ide bunuh diri adalah keinginan dan rencana untuk
bunuh diri yang belum disertai tindakan eksplisit. Ide bunuh diri dapat meliputi
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
pemikiran bahwa hidup tidak layak untuk dijalani, pemikiran konkret untuk bunuh
diri, pemikiran matang untuk membunuh diri sendiri, dan pemikiran untuk
menyakiti diri sendiri. Menurut Evans (2003) Ide bunuh diri adalah pemikiran
untuk melakukan bunuh diri. Ide bunuh diri dapat muncul pada suatu waktu atau
bertahan selama masa hidup. Ide bunuh diri mengarahkan diri untuk terlibat dalam
Reynolds (1988) mengungkapkan bahwa ide bunuh diri terdiri dari beberapa
konstruk yang meliputi pemikiran dan gagasan tentang kematian, gagasan tentang
bunuh diri, perilaku menyakiti diri sendiri, dan pemikiran yang terkait dengan
perencanaan, perilaku, dan dampak dari perilaku bunuh diri. Kemudian Reynolds
(1991) mendefinisikan ide bunuh diri sebagai pikiran yang dimiliki oleh seseorang
tentang niat dan perilaku bunuh diri, serta sebagai penanda utama untuk munculnya
perilaku bunuh diri. Ide bunuh diri adalah pikiran untuk bunuh diri, baik yang
disimpan bagi diri sendiri maupun yang diungkapkan kepada orang lain. Ide bunuh
diri dapat meliputi pemikiran atau fantasi untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri
yang diekspresikan secara verbal, disalurkan melalui tulisan maupun seni dengan
maksud untuk memperlihatkan pemikiran bunuh diri (Fortinash & Worret, 2012).
Ide bunuh diri merupakan proses kontemplasi dari bunuh diri yang sering tidak
diungkapkan secara eksplisit (Muhith, 2015). Ide bunuh diri juga didefinisikan
(Klonsky et al., 2016). Menurut Joiner (2005) rendahnya rasa saling memiliki dan
tingginya beban hidup yang dirasakan dapat menjadi penyebab munculnya ide
bunuh diri. Ide bunuh diri berpotensi untuk mendorong individu melakukan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
tindakan bunuh diri jika individu tersebut memiliki kemampuan dan gambaran
terkait tindakan bunuh diri dari lingkungan (Klonsky & Saffer, 2017).
Berdasarakan pengertian dari ide bunuh diri yang telah dijelaskan, maka
(1979) yang mendefinisikan bahwa ide bunuh diri adalah keinginan dan rencana
untuk bunuh diri yang belum disertai tindakan eksplisit. Ide bunuh diri dapat
meliputi pemikiran bahwa hidup tidak layak untuk dijalani, pemikiran konkret
untuk bunuh diri, pemikiran matang untuk membunuh diri sendiri, dan pemikiran
Menurut Beck (1979) tiga aspek ide bunuh diri yang diukur dalam skala ide
untuk melakukan upaya bunuh diri dan memiliki pemikiran tentang rencana
bunuh diri.
c. Keinginan pasif untuk bunuh diri, komponen ini mencakup perasaan mampu
upaya bunuh diri, dan adanya upaya menyembunyikan ide atau rencana
bunuh diri.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Ide bunuh diri juga dapat diukur menggunakan alat ukur yang disebut
Suicidal Ideation Questionnaire (SIQ). SIQ disusun oleh ahli yang bernama
Reynolds pada tahun 1991. Menurut Reynolds (1991) terdapat tiga aspek ide bunuh
diri yaitu:
Spesific wishes dalam hal ini berarti memiliki harapan spesifik untuk mati.
Sedangkan spesific plans dalam hal ini mencakup pemikiran yang umum
perencanaan spesifik mengenai cara apa saja yang dapat dilakukan untuk
bunuh diri.
c. Response of Others
Aspek ini mencakup pemikiran tentang persepsi dan respon orang lain
ketika seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Aspek ini juga mencakup
perkiraan dampak yang akan dirasakan oleh orang lain setelah seseorang
melakukan bunuh diri. Dalam hal tertentu adanya niat bunuh diri yang
berkaitan dengan keinginan balas dendam juga termasuk dalam aspek ini.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori ide bunuh diri menurut Beck
(1979). Sehingga komponen ide bunuh diri yang digunakan adalah keinginan aktif
untuk bunuh diri, rencana spesifik bunuh diri, dan keinginan pasif untuk bunuh diri.
Menurut Beck (1979) komponen tersebut dapat mengungkap tingkat ide bunuh diri
Menurut Joiner (2005) ide bunuh diri dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:
a. Keterhubungan
Individu yang tidak dapat mengembangkan diri akan berisiko memiliki ide
bunuh diri yang kuat dan melakukan upaya aktif untuk mengakhiri
hidupnya.
b. Rasa Sakit
Rasa sakit dalam hal ini dapat berupa rasa sakit secara fisik maupun secara
psikologis. Sumber rasa sakit tidak bisa disebutkan secara spesifik karena
rasa sakit tersebut dapat berasal dari berbagai bentuk peristiwa seperti
rasa sakit dapat berkurang seiring usaha yang dilakukan, individu tersebut
c. Keputusasaan
Selain rasa sakit, keputusasaan juga menjadi hal yang mengarahkan individu
ditandai oleh rasa sakit dan individu itu merasa putus asa bahwa rasa sakit
menemukan bahwa rasa sakit dan keputusasaan adalah dua motivasi paling
umum dalam upaya bunuh diri (May & Klonsky, 2013). Penelitian
bunuh diri (Klonsky & Saffer, 2017). Singkatnya, kombinasi rasa sakit dan
d. Kapasitas
anggota keluarga atau teman yang melakukan bunuh diri, atau pengalaman
bunuh diri dibagi menjadi dua yaitu faktor ekternal dan faktor internal. Faktor
eksternal yang menjadi penyebab munculnya ide bunuh diri adalah kurangnya
dukungan sosial. Kemudian faktor internal dari bunuh diri dapat meliputi depresi
dan putus asa. Sedangkan menurut Hurlock (2013) faktor yang dapat menimbulkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
ide bunuh diri adalah permasalahan percintaan dan tekanan psikologis yang berasal
Pada penelitian ini faktor keterhubungan dan rasa sakit menjadi fokus utama
lain. Begitu pula ketidakpuasan bentuk tubuh dapat menimbulkan rasa sakit
B. Sensitivitas Interpersonal
yang berlebihan terhadap perilaku dan perasaan orang lain (Boyce & Parker, 1989).
sifat, dan respon orang lain melalui isyarat nonverbal secara akurat. Sensitivitas
juga dapat dijelaskan sebagai sifat kepribadian di mana ada kesadaran yang
berlebihan terhadap perilaku dan emosi orang lain (Carney & Harrigan, 2003)
dianggap sensitif jika dirinya dapat merasakan atau merespon dengan tepat terhadap
keadaan internal, motivasi orang lain, mampu memahami anteseden dari perilaku
orang lain, dan memprediksi peristiwa afektif, kognitif, dan perilaku berikutnya
yang mungkin akan muncul sebagai hasil dari suatu interaksi. Kemampuan ini
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
lingkungan dan bentuk perhatian terhadap respon dari orang lain. Setiap proses
interpersonal yang tinggi cenderung memiliki konsep diri yang negatif dan harga
diri yang rendah. Biasanya mereka juga memiliki rasa bersalah, ketidakberdayaan
diri, perasaan inferior, hingga berakibat pada munculnya perilaku menghindar dari
memiliki angka depresi yang tinggi. Sensitivitas interpersonal dan kecemasan akan
kelekatan dalam hubungan pada masa lalu (Wilhelm et al., 2004). Sensitivitas
interpersonal yang tinggi juga dapat memprediksi rendahnya kualitas hidup pada
individu dewasa. Hal ini karena sensitivitas interpersonal yang tinggi menyebabkan
maka pada penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan teori yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
dikemukakan oleh Boyce & Parker (1989) yang mendefinisikan bahwa sensitivitas
takut-takut, dan kerapuhan batin (Boyce & Parker, 1989). Kelima komponen
konsekuensi dari respon negatif dan respon kritis. Tingginya skor pada
memastikan bahwa orang lain akan menyukai mereka dan tidak menolak
mereka.
dewasa juga dapat dipengaruhi karena kelekatan dengan orang tua pada
masa kecil. Pada intinya individu akan menghindari kecemasan ini dengan
interpersonal mereka.
interaksi antarpribadi.
Komponen terakhir yaitu adanya kerapuhan batin. Hal ini ditandai dengan
adanya diri yang tidak disukai dan merasa harus disembunyikan dari orang
lain. Komponen ini juga dapat ditandai dengan adanya kebutuhan yang
tinggi untuk mendapat afirmasi secara terus menerus dari orang lain.
terjadi saat individu membandingan kondisi tubuhnya dengan orang lain, terdapat
orientasi berlebihan terhadap citra tubuh, dan persepsi diri sendiri tentang adanya
perubahan drastis pada tubuh. Kemudian Rosen dan Reiter (1996) melengkapi
bentuk tubuh adalah keterpakuan dengan evaluasi negatif terhadap penampilan fisik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
serta adanya perasaan malu dengan kondisi fisiknya saat berada di lingkungan
sosial.
adanya perbedaan persepsi tentang bentuk tubuh ideal seseorang dengan bentuk
tubuh ideal yang dikembangkan oleh masyarakat. Menurut Cash & Pruzinsky
kondisi tubuhnya dan perasaan bahwa tubuhnya tidak ideal dan perlu ditutupi.
tubuh menurut Hall (2009), adalah evaluasi negatif individu terhadap tubuhnya.
Individu menilai bahwa tubuh yang dimilikinya tidak bagus. Sumali (dalam Prima
& Sari, 2013) mengartikan ketidakpuasan bentuk tubuh sebagai suatu bentuk
ketidakpuasan terhadap tubuh yang merupakan hasil dari pengalaman individu dan
dijelaskan maka pada penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan definisi
ketidakpuasan bentuk tubuh yang dikemukakan oleh Rosen dan Reiter (1996).
penampilan fisik serta adanya perasaan malu dengan kondisi fisiknya saat berada
penelitian ini yang melibatkan aspek sosial dalam kaitannya dengan hubungan
interpersonal.
tubuh memiliki tiga komponen yaitu komponen afektif, komponen kognitif, dan
informasi yang berkaitan dengan citra tubuh. Pengetahuan dari lingkungan tersebut
mengenai bentuk dan ukuran tubuh yang dianggap positif dan negatif oleh
Teori lain yang dikemukakan oleh Rosen et al., (1996) secara spesifik telah
lebih dulu mengungkapkan bahwa ketidakpuasan bentuk tubuh terdiri dari lima
aspek berikut:
b. Body checking
badan.
d. Kamuflase tubuh
menyamarkan bentuk tubuh mereka dari keadaan yang sebenarnya. Hal ini
lingkungan sosial.
berhubungan dengan orang lain. Hal tersebut terjadi karena individu merasa
Pada penelitian ini peneliti memilih teori yang dikemukakan oleh Rosen et
al., (1996) yang menyatakan bahwa ketidakpuasan bentuk tubuh terdiri dari lima
aspek yang meliputi evaluasi negatif terhadap bentuk tubuh, body checking, merasa
malu dengan bentuk tubuh di lingkungan sosial, kamuflase tubuh, dan menghindari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
aktivitas sosial dan kontak fisik dengan orang lain. Kelima aspek ini dipilih karena
dapat secara khusus mengukur bagaimana tingkat ketidakpuasan bentuk tubuh pada
individu.
berpisah, sifat takut-takut, dan kerapuhan batin (Boyce & Parker, 1989).
sebuah hubungan dapat menjadi faktor kunci yang meningkatkan risiko munculnya
ide bunuh diri (Harrison et al., 2010). Individu dengan sensitivitas interpersonal
akan merasa bahwa dirinya tidak berharga dan takut akan penolakan dari orang lain
(Dogan & Sapmaz, 2012). Sama halnya dengan sensitivitas interpersonal, individu
tubuhnya. Sehingga mereka merasa cemas terhadap respon orang lain dan tidak
percaya diri untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial (Rosen & Reiter, 1996).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
dan ketidakpuasan bentuk tubuh menyebabkan dua hal utama yaitu terganggunya
hubungan antara individu dengan lingkungan sosial serta evaluasi negatif terhadap
diri yang berlebihan dan mengacu pada rendahnya harga diri. Interpersonal Theory
of Suicide menyatakan bahwa ide bunuh diri muncul akibat kurangnya rasa
kepemilikan terhadap lingkungan sosial dan adanya perasaan bahwa diri tidak
berharga serta menjadi beban bagi orang lain (Klonsky & Saffer, 2017). Maka dari
itu level sensitivitas interpersonal yang tinggi dan ketidakpuasan bentuk tubuh
dapat dihipotesiskan secara bersama sama berhubungan dengan tingginya skor ide
bunuh diri.
Menurut Beck (1979) ide bunuh diri adalah keinginan dan rencana untuk
bunuh diri yang belum disertai tindakan eksplisit. Interpersonal theory of suicide
menyebutkan bahwa ide bunuh diri terjadi pada individu karena adanya masalah
dalam rasa kepemilikan dan perasaan sebagai beban bagi orang lain. Sedangkan
pada Three Steps Theory disebutkan bahwa ide bunuh diri dapat terjadi akibat
melakukan tindakan bunuh diri (May & Klonsky, 2013). Sehingga berdasarkan hal
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ide bunuh diri berkaitan dengan hubungan
diperlukan dalam menjadi interaksi antar pribadi (Half & Bernieri, 2013). Namun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
positif dengan ide bunuh diri. Individu dengan sensitivitas interpersonal yang tinggi
mengalami perasaan terisolasi dari lingkungan sosial dan merasa terpisah dari
diri (Gupta & Gupta, 2013). Selain itu adanya kerapuhan diri sebagai komponen
ketidakpuasan bentuk tubuh. Individu dengan kepuasan bentuk tubuh yang rendah
lebih sering melaporkan adanya pemikiran atau upaya bunuh diri. Meskipun ada
kontradiksi mengenai hal ini karena beberapa peneliti tidak menemukan hubungan
antara kepuasan bentuk tubuh dan bunuh diri namun banyak pula peneliti yang telah
Ketidakpuasan bentuk tubuh akan meningkat hingga masa dewasa awal. Setelah
risiko ide bunuh diri pada remaja perempuan dan laki-laki (Kim & Kim, 2009).
prospektif yang signifikan dari tingkat keparahan ide bunuh diri selama penelitian
Menurut Lee dan Seo (2013) individu yang menganggap dirinya memiliki
berat badan berlebih ternyata juga memiliki tingkat ide bunuh diri yang tinggi.
Sedangkan individu yang merasa puas terhadap tubuhnya memiliki nilai yang lebih
rendah. Individu dewasa yang tidak puas dengan tubuhnya memiliki lebih banyak
pikiran dan sikap negatif mengenai tubuhnya. Hal itulah yang meningkatkan
pemikiran untuk bunuh diri (Rufino et al., 2018). Ketidakpuasan bentuk tubuh
terjadi karena adanya keinginan memenuhi bentuk tubuh ideal menurut masyarakat
merupakan salah satu mekanisme potensial karena gangguan makan pada orang
dewasa berkaitan dengan peningkatan risiko ide bunuh diri dan upaya bunuh diri
E. Kerangka Pemikiran
dengan ide bunuh diri pada mahasiswa S1 Universitas Sebelas Maret yang akan
H2
Sensitivitas
Interpersonal
H1
Ide bunuh diri
Ketidakpuasan bentuk H3
tubuh
Bagan 1.
Kerangka Berpikir “Hubungan antara Sensitivitas interpersonal dan
Ketidakpuasan Bentuk Tubuh dengan Ide Bunuh Diri pada Mahasiswa S1
Universitas Sebelas Maret”
F. Hipotesis Penelitian