You are on page 1of 4

RUANG KOLABORASI TOPIK 1

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Oleh Kelompok 1
A. Fera Faradiba, Sudarsih, dan Rahma Dewi Amaliah

LATAR BELAKANG

Konteks: guru baru yang humanis, role model, dan belum berpengalaman

Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan berbagi
ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia, dapat
memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa yang
baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam setiap
perbedaan individu.

Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet selalu
bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran. Selain itu
Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai pembelajaran.
Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat dirinya berusaha
mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur prioritas karena baginya
semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan secepat mungkin.
KASUS 1

Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun juga merasa
khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan menjadi wali kelas dari kelas
yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif
dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu,
Butet pun sudah mempersiapkan beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya.
Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan
mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan kelas
dan tiba-tiba se-ember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-bahak. Seketika
itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu.
Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah
kuyup.

Pertanyaan diskusi

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Masalah yang dihadapi butet dari kasus tersebut adalah butet mengalami kesulitan dalam
bersosialisasi dan bergaul dengan lingkungan baru, kemudian pada kesempatan pertamanya
menjadi guru, butet langsung ditunjuk menjadi wali kelas. Sebagai seorang guru baru, butet
seharusnya diberi kesempatan untuk mengenali lingkungan mengajarnya dengan baik. Dalam
proses pengenalan, butet seharusnya mempelajari karakteristik peserta didik yang akan
dihadapi. Dengan demikian, setelah mengetahui karakteristik peserta didik maka butet dapat
menyusun strategi yang akan diterapkan dalam kelas tersebut.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Dari kasus butet maka kompetensi sosial emosional yang dapat diterapkan adalah:
• Kesadaran diri (Self-awareness) : butet perlu meningkatkan kesadaran diri untuk
mengenali emosi, pemikiran dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dalam
berbagai situasi. Apabila kita mengetahui diri kita sendiri, bagaimana perasaan dan
bagaimana jika suatu situasi terjadi, maka kita dapat memprediksi kemungkinan-
kemungkinan respon yang akan diberikan terhadap hal atau situasi tersebut.
• Keterampilan Sosial (Relationship Skills) : butet perlu melatih keterampilan sosialnya
karena kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan menjalin dan mempertahankan
hubungan atau relasi yang sehat dan efektif dengan individu dari latar belakang yang
berbeda. Dan keterampilan sosial ini sangat dibutuhkan untuk dapat mengenali
karakteristik peserta didik. Semakin baik guru mengenali karakteristik peserta didik
maka akan lebih mudah bagi guru untuk memberikan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
• Manajemen diri (Self-Management) : kompetensi ini kemampuan untuk mengatur
emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda. Hal ini sangat
dibutuhkan oleh butet untuk mengatur emosi, mengontrol keinginannya dan bertahan
padasaat menghadapi situasi yang tidak diinginkan.
KASUS 2

Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan
ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan
semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi
di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali
mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu,
sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama
sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Dari kasus tersebut terlihat bahwa Butet belum mampu mengatur manajemen dirinya dengan
baik. Hal tersebut terlihat dari kecesaman Butet sebelum menghadapi evaluasi sebagai guru
baru. Selain itu butet juga belum mampu menerapkan keterampilan sosialnya dengan baik. Hal
tersebut terlihat dari but et yang kesulitan menjalin suatu hubunga yang baik dengan beberapa
peserta didiknya.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Kompetensi sosial emosional yang harus diterapkan oleh butet untuk menyelesaikan
masalah tersebut adalah
• Manajemen diri (Self-management) adalah kemamuan diri untuk memahami emosi,
pemikiran dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi. Dari
kasus ini terlihat bahwa butet kurang memanajemen dirinya sehingga ia mulai merasa
lelah dan kehilangan semangat dalam menjalani tugasnya sebagai guru.
• Kesadaran sosial ( Social awareness) adalah kemampuan memahami perspektif yang
berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu dengan latar belakang yang
berbeda. Dalam kasus ini, butet sebaiknya menyadari dan memahami bahwa peserta
didik di setiap kelas pasti memiliki latar belakang dan karakteristik yang berbeda-beda,
sehingga dengan adanya peserta didik yang kurang akrab dengannya, seharusnya butet
meluangkan waktu untuk bertanya terkait apa alas an serta kendala yang dihadapi oleh
kelima peserta didik tersebut sehingga mereka selalu lambat mengumpulkan tugas.
• Keterampilan sosial (Relationship Skills) adalah kemampuan menjalin dan
mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan individu dari latar
belakang yang berbeda. Dalam kasus ini, butet harusnya mencari tau terkait apa yang
diminati oleh peserta didik tersebut agar dapat menjalin hubungan yang lebih baik,
setelah menjalin hubungan yang baik maka butet akan lebih mudah untuk memberikan
nasehat atau masukan kepada kelima peserta didik tersebut.
KASUS 3

Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang
beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi
contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin
diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun
bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun memutuskan
untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet dengan harapan ada
siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan,
Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet
kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Masalah yang dialami butet diantaranya adalah:


• Butet kurang terampil dalam menjalin relasi sosial emosional kepada peserta
didiknya, kekurangan tersebut ditunjukkan dari tidak terjalinnya hubungan
positif atau ikatan emosional antara Butet dan peserta didiknya, padahal Butet
sudah mengajar dalam waktu yang lama.
• Kurang terampil dalam mengetahui, memahami atau menyadari kondisi sosial
emosional peserta didiknya, kekurangan tersebut ditunjukkan dari ketidaktahuan
Butet akan alasan atau penyebab mengapa peserta didiknya berperilaku
demikian.
Dua hal tersebut membuat Butet kebingungan dalam memutuskan apa solusi atau
hal yang harus Dia lakukan dalam menghadapi peserta didiknya. Hal tersebut juga
membuat Butet memutuskan sesuatu yang tidak tepat, menarik perhatian peserta
didik dengan cara berteriak , juga pemberian tugas yang sulit dengan harapan
bahwa peserta didik dapat bertanya kepadanya.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Butet perlu mencari tahu penyebab mengapa peserta didiknya bersikap atau
berperilaku demikian agar Dia mampu memikirkan lalu memutuskan solusi terbaik
dalam menghadapi peserta didiknya. Oleh karenya Butet perlu belajar dan berusaha
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan social awareness dan relationship
skill yang Dia miliki. Dengan kemampuan menjalin hubungan yang baik, Butet dapat
secara perlahan mencoba menggali atau mencari tahu penyebab dibalik perilaku
peserta didiknya tersebut serta mencoba untuk memahami nya dengan begitu Butet
dapat memutuskan solusi atau tindakan yang dapat Dia lakukan selanjutnya.

You might also like