You are on page 1of 14

Riau Law Journal Vol. 3 No.

2, November 2019

KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA PERIKANAN


BERBASIS PENEGAKAN HUKUM DALAM PENGGUNAAN ALAT
TANGKAP PERIKANAN

Widia Edorita
Email : rozi1209@yahoo.co.id
Fakultas Hukum, Universitas Riau

Abstrak
Permasalahan umum yang menjadi kendala utama dalam mewujudkan kegiatan
perikanan berkelanjutan di Indonesia adalah; pengelolaan perikanan (fisheries
management), penegakan hukum (law enforcement), dan tingkat kesadaran dan
kepatuhan pelaku usaha perikanan. Masih lemahnya pengelolaan perikanan
diindikasikan dengan tidak meratanya tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di
wilayah Indonesia. Selain itu juga sering terjadi konflik antar nelayan karena
pengunaan alat tangkap ilegal. Kondisi penegakan hukum untuk sektor perikanan di
Indonesia juga relatif masih lemah. Hal ini mengakibatkan kerugian negara baik
secara ekonomi maupun lingkungan. Maraknya kegiatan IUU Fishing menjadi
kendala utama untuk mewujudkan pembangunan perikanan berkelanjutan.
Kata Kunci : Keberlanjutan, Perikanan, Alat Tangkap.

Abstract
Common problems that become the main obstacles in realizing sustainable fisheries
activities in Indonesia are; fisheries management, law enforcement, and the level of
awareness and compliance of fisheries businesses. The still weak management of
fisheries is indicated by the uneven level of utilization of fish resources in the
territory of Indonesia. In addition, conflicts often occur between fishermen due to the
use of illegal fishing equipment. The condition of law enforcement for the fisheries
sector in Indonesia is also relatively weak. This results in state losses both
economically and environmentally. The rise of IUU Fishing activities is a major
obstacle to realizing sustainable fisheries development.
Keywords : Sustainable, Fisheries, Fishing Equipment.

A. Latar Belakang Masalah kepulauan 2,95 juta km2, dan luas


ZEE Indonesia 2,55 juta km2). Secara
Indonesia adalah negara
geo-politik Indonesia memiliki peran
kepulauan terbesar di dunia dengan
yang sangat strategis karena berada di
17.504 pulau dan luas perairan laut 5,8
antara Benua Asia dan Australia, serta
juta km2 (terdiri dari luas laut
diantara Samudera Pasifik dan
teritorial 0,3 juta km2, luas perairan
Samudera Hindia. Posisi tersebut
209
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

menempatkan Indonesia sebagai poros sangat tergantung pada ekosistem


maritim dunia dalam konteks yang berada di wilayah hulu dan pola
perdagangan global yang pemungutan sumber daya oleh
menghubungkan kawasan Asia-Pasifik manusia. Gjertsen dalam penelitiannya
1
dengan Australia. tahun 2005 menyebutkan bahwa
Sebagai negara kepulauan, aktivitas penangkapan ikan yang
Indonesia memiliki potensi sumber dilakukan oleh manusia tanpa
daya ikan yang sangat besar dan memperhatikan kaidah-kaidah
memiliki keanekaragaman hayati yang kelestarian dan berkelanjutan, akan
tinggi. Perairan Indonesia memiliki banyak menimbulkan masalah
27,2 persen dari seluruh spesies flora kedepannya.3
dan fauna yang terdapat di dunia, Bidang kelautan dan perikanan
meliputi 12 persen mamalia, 23,8 dapat menjadi salah satu sumber
persen amfibi, 31,8 persen reptilia, pertumbuhan ekonomi yang sangat
44,7 persen ikan, 40 persen moluska, penting karena kapasitas suplai yang
dan 8,6 persen rumput laut. Potensi sangat besar, sementara permintaan
sumber daya ikan meliputi: pelagis terus meningkat, pada umumnya
besar, pelagis kecil, udang penaeid output dapat diekspor, sedangkan
dan krustasea lainnya, demersal, input berasal dari sumber daya lokal,
moluska dan teripang, cumi-cumi, dapat membangkitkan industri hulu
ikan konsumsi perairan karang, ikan dan hilir yang besar. Efek tersebut
hias, penyu laut, mamalia laut, dan dapat menyerap banyak tenaga kerja,
rumput laut.2 umumnya di daerah dan industri
Potensi yang besar ini harus perikanan, bioteknologi dan pariwisata
dikelola dengan hati-hati karena bahari bersifat dapat diperbaharui
(renewable resources) sehingga
1
Lampiran 1 Peraturan Menteri Kelautan dan mendukung pembangunan
Perikanan No.25/PERMEN-KP/2015, hlm. 7- 4
berkelanjutan.
8.
2
Lukman Adam dan T.Ade Surya, Kebijakan
3
Pengembangan Perikanan Berkelanjutan Di Ibid
Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
4
Publik, Vol.4 No.2,Desember 2013 hlm 195- Direktorat Kelautan dan Perikanan,tanpa
211. tahun, Kajian Strategi Pengelolaan dan
210
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Sejalan dengan amanat melalui berbagai upaya seperti


Pancasila dan Undang-Undang Dasar pembatasan terhadap izin
Negara Republik Indonesia Tahun penangkapan, pengawasan terhadap
1945, salah satu tujuan pembangunan eksploitasi sumber daya perikanan,
Perikanan dan kelautan diarahkan, dan adanya kawasan konservasi laut.5
antara lain untuk meningkatkan Permasalahan yang dihadapi
sebesar-besarnya kesejahteraan Nelayan, antara lain adalah ancaman
Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan ketersediaan bahan bakar minyak;
Petambak Garam. Selama ini Nelayan, pencurian Ikan, Penangkapan Ikan
Pembudi Daya Ikan, dan Petambak dengan menggunakan alat tangkap
Garam tersebut telah memberikan illegal sehingga terjadi penangkapan
kontribusi yang nyata dalam berlebih (overfishing), serta perubahan
pembangunan Perikanan dan kelautan iklim, cuaca, dan tinggi gelombang
serta pembangunan ekonomi laut. Dalam hal penggunaan alat
masyarakat pesisir dan perdesaan. tangkap perikanan telah diatur secara
Sektor perikanan sangat rinci dalam Pasal 6 Peraturan Menteri
tergantung dengan keberadaan Kelautan dan Perikanan Republik
ekosistem pesisir lainnya, seperti Indonesia Nomor 71/PERMEN-
terumbu karang dan hutan mangrove, KP/2016 tentang Jalur Penangkapan
akibatnya dalam pengembangan sektor Ikan dan Penempatan Alat
ini harus memperhatikan aspek Penangkapan Ikan di Wilayah
kelestarian sumber daya di wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
pesisir. Ketersediaan sumber daya Republik Indonesia.
perikanan yang semakin menipis Alat penangkapan ikan jaring
akibat eksploitasi berlebihan terhadap trawl merupakan salah satu alat
jenis sumber daya ikan bernilai penangkapan ikan yang dilarang
ekonomis membuat perlunya penggunaannya di wilayah
pembatasan eksploitasi sumber daya pengelolaan Perikanan Negara
perikanan. Pembatasan bisa dilakukan Republik Indonesia. Hal ini
disebabkan karena alat tersebut
Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan,Deputi Bidang Sumber Daya Alam
5
dan Lingkungan Hidup, hlm.2 Lukman Adam dan T.Ade Surya , Op.Cit.
211
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

ditengarai dapat menyebabkan ditemukan oknum pelaku


kerusakan sumber daya ikan dan penangkapan ikan dengan
lingkungannya. Seiring dengan menggunakan alat tangkap ilegal. Hal
pelatangan penggunaan alat ini berdampak pada kelebihan tangkap
penangkapan ikan jaring Trawl maka (over fishing), ancaman keberlanjutan
sanksi yang diberikan kepada (regenerasi) sumber daya ikan serta
pengguna alat tangkap jaring Trawl pengrusakan terhadap habitat ikan.
adalah sebagai berikut; Pasal 85 jo Kementerian Kelautan dan
Pasal 9 yaitu Setiap orang yang Perikanan (KKP) mencatat terdapat
dengan sengaja di Wilayah 1636pelanggaran yang dilakukan
Penggelolaan Perikanan Negara pemiliki kapal ikan tangkap pada
Republik Indonesia memiliki, periode September 2017 – Agustus
menguasai, membawa dan/atau 2018. Kepada pelanggar tersebut,
menggunakan alat penangkapan ikan KKP akan menindak tegas dengan
dan/atau alat bantu penangkapan ikan memberi teguran, ancaman
yang tidak sesuai dengan ukuran yang pembekuan dan potensi pencabutan
ditetapkan, alat penangkapan ikan surat izin. 6
yang tidak sesuai dengan persyaratan, Dari uraian pendahuluan di atas,
atau standar yang ditetapkan untuk maka permasalahan yang akan dikaji
tipe alat tangkap tertentu dan/atau alat dalam tulisan ini adalah:
penangkapan ikan yang dilarang 1. Apa saja permasalahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 umum yang menjadi
dipidana penjara paling lama 5 tahun kendala dalam penegakan
dan denda paling banyak hukum dan keberlanjutan
Rp.2.000.000.000.- (dua miliar pembangunan sumber daya
rupiah). perikanan?
Meskipun regulasi alat tangkap 2. Bagaimana korelasi antara
perikanan sudah diatur sedemikian penegakan hukum dalam
rupa lengkap dengan sanksi penggunaaan alat tangkap
penegakan hukumnya, namun
6
Tane Hadiyanto, KKP temukan 1636
kenyataan di lapangan masih banyak pelanggaran oleh pemilik kapal ikan sejak
2017, Kontan.co.id.
212
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

perikanan dengan Menurut Dewan Maritim


keberlanjutan Indonesia, secara faktual penegakan
pembangunan sumber daya hukum di laut memiliki dua dimensi,
perikanan? yaitu penegakan kedaulatan dan
7
3. Apa saja jenis-jenis alat pengakan hukum. Dari sini timbul
tangkap perikanan persepektif baru bahwa kedua dimensi
dibenarkan oleh Undang – ersebut juga akan saling terkait satu
Undang Nomor 45 Tahun dengan yang ainnya. Jika dipandang
2009 tentang Perikanan sebagai suatu sistem, keamanan dilaut
yang dapat menunjang merupakan rangkaian mulai dari
keberlanjutan persepsi segenap komponen bangsa
pembangunan sumber daya terhadap struktur organisasi serta
perikanan? prosedur dan mekanisme
penyelenggaraan keamanan di laut
B. Metode Penelitian yang melibatkan berbagai instansi
yang berwenang dalam menegakkan
Dalam penelitian ini
kedaulatan maupun hukum di laut.8
menggunakan metode penelitian
Secara umum kendala yang
hukum normatif. Metode penarikan
dihadap dalam penegakan hukum dan
kesimpulan yang penulis gunakan
ancaman terhadap keberlanjutan
adalah deduktif yaitu penarikan
pembangunan sumbr daya perikanan,
kesimpulan dari yang umum kepada
antara lain:9
yang khusus.

C. Hasil Penelitian dan


Pembahasan

1. Permasalahan Umum yang 7


Dewan Maritim Indonesia, Perumusan
kebijakan kelembagaan Tata Pemerintah Di
Menjadi Kendala dalam Laut, Dewan Kelautan dan Perikanan, 2007,
hlm. 80.
Penegakan Hukum dan
8
Keberlanjutan Pembangunan Nunung Mahmudah, Illegal Fishing
Pertanggungjawaban pidana Korporasi di
Sumber Daya Perikanan Wilayah Perairan Indonesia, Jakarta, Sinar
Grafika, 2015, hlm. 117.
9
Ibid, hlm. 119-121.
213
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

a. Substansi hukum jumlah atau lengkap tidaknya


Hukum posisitif dalam bentuk aparat penegak hukum yang ada.
berbagai peraturan perundang- Sedangkan kualitas berkaitan
undangan adalah landasan bagi dengan kemampuan dan
penegakan hukum. Suatu kemahiran (profesionalisme)
perbuatan dapat dikatakan benar aparat penegak hukum dalam
atau salah berdasarkan hukum mennagani kasus-kasus illegal
yang berlaku, termasuk jenis fishing di wilayah perairan
sanksi apa yang dikenakan Indonesia. Kekurangan baik dari
terhadap suatu tindak pidana segi kualitas maupun kuantitas
juga berlandaskan peraturan aparat penegak hukum akan
perundang-undangan. sangat erpengaruh dalam
Proses hukum selama ini hanya efektifitas penegakan hukum di
menyentuh para ABK yang perairan Indonesia.
sebenarnya hanya sebagai Aparat penegak hukum baik
pelaksana saja. Tidak heran jika dalam arti preventif maupun
kejahatan ini terus meningkat represif dalam menangani kasus-
dari tahun ke tahun. Dilihat dari kasus illegal fishing, disamping
substansi hukum, pemerintah jumlahnya amat terbatas,
harus segera membuat peraturan kemampuannya juga masih
perundang-undangan yang terbatas. Saat ini aparat penegak
mengena pada seluruh aspek hukum kebanyakan baru dapat
penegakan hukum di bidang melaksanakan tugas-tugas
perikanan agar aparat penegak preventif, seperti pemantauan,
hukum dapat bekerja dengan pembinaan, dan peringatan.
landasan hukum yang kuat. Apabila terjadi kegiatan illegal
b. Aparat penegak hukum fishing mereka tidak melakukan
Dalam hal ini terkait dengan tindakan hukum. Kenyataan
aspek kuantitas dan kualitas menunjukkan bahwa aparat
aparat penegak hukum. penegak hukum seperti
Kuantitas berkaitan dengan penyidik, penunutut umum, dan

214
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

hakim yang memahami pembuktian sampel yang


peraturan atau ketentuan hukum diajukan para pihak pada
jumlah atau kemampuannya masing-masing laboratorium
terbatas. Untuk itu perlu menunjukkan hasil yang
mendidik tenaga-tenaga berbeda-beda. Di sisi lain jika
profesional aparat penegak dipakai sebagai alat bukti di
hukum sehingga diharapkan pengadilan seringkali
mereka akan mampu menangani membingungkan aparat penegak
kasus-kasus illegal fishing atas hukum, sehingga menimbulkan
dasar wawasan yang keragu-raguan hakim dalam
komprehensif integral. menjatuhkan sanksi.
c. Fasilitas dan sarana d. Kesadaran masyarakat
Fasilitas dan sarana dalah alat Indikator kesadaran hukum
untuk mencapai tujuan masyarakat terletak pada
penegakan hukum di wilayah kepatuhan kepada ketentuan
perairan Indonesia. Ketiadaaan hukum dan peran serta
atau keterbatasan fasilitas dan masyarakat dalam upaya
sarana penunjang lainnya akan penegakan hukum. Hal ini
sangat mempengaruhi merupakan aspek yang tidak
keberhasilan penegakan hukum. kalah penting dibanding aspek-
Fasilitas dan sarana dibutuhkan aspek di atas. Seberapa bagus
karena dalam menangani kasus- formulasi hukum dan aparat
kasus tersebut akan melibatkan penegak hukum, beberapa
berbagai perangkat teknologi canggih sarana dan prasarana,
canggih yang untuk kepentingan apabila tidak didukung dengan
oprasionalisasinya memerlukan kesadaran masyarakat, maka
tenaga ahli dan biaya perawatan penegakan hukum akan
yang cukup mahal. mengalami hambatan.
Belum tersedianya beberapa Terbatasnya kesadaran hukum
sarana dan prasarana yang masyarakat terhadap laut
memadai menyebabkan dalam teritorial, laut kepulauan dan

215
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

laut pedalaman disebabkan tersedia.10 Pengelolaan dilakukan


karena keawaman masyarakat secara terencana dan mampu
terhadap berbagai aspek. Dalam meningkatkan kemakmuran serta
hal ini citra dan kesadaran kesejahteraan rakyat dengan
masyarakat terhadap perairan mengutamakan kelestarian lingkungan
dapat dibina dan ditingkatkan hidup untuk masa kini dan masa yang
melalui usaha-usaha seperti akan datang.
penyuluhan, bimbingan, Pasal 84 Undang-undang
keteladanan serta keterlibatan Perikanan mengatur agar orang atau
masyarakat dalam perusahaan melakukan penangkapan
menanggulangi illegal fishing. ikan secara wajar sehingga sumber
Untuk itu peningkatan kegiatan daya ikan dan lingkungan tetap sehat
penegakan hukum yang dan terjaga kelestariannya. Kejahatan
berdimensi edukatif, persuasif dalam Pasal 84 tersebut selalu
dan preventif perlu ditingkatkan berhubungan dengan ketentuan Pasal
dan digalakkan. 8 ayat (1) sampai dengan ayat (4) yang
merupakan peraturan larangan
2. Korelasi antara Penegakkan penggunaan bahan kimia, bahan
Hukum dalam Penggunaan
biologis, bahan peledak atau cara lain
Alat Tangkap Perikanan
dengan Keberlanjutan untuk penangkapan ikan di wilayah
Pembangunan Sumber Daya
pengelolaan perikanan yang dapat
Perikanan
merugikan atau membahayakan
Tujuan pengelolaan perikanan
sumber daya ikan dan lingkungannya.
adaah pemanfaatan sumber daya 11

perikanan dalam jangka panjang dan


Menggunakan peledak atau bom
berkesinambungan. Untuk
ikan untuk mencari ikan adalah cara
mewujudkan tujuan ini diperlukan
pendekatan proaktif dan berusaha 10
Supriadi dan Alimuddin, Hukum Perikanan
Di Indonesia, jakarta, Sinar Grafika, 2011,
secara aktif menemukan cara untuk hlm. 273.
mengoptimalkan keuntungan ekonomi 11
Marlina dan Faisal Riza, Aspek Hukum
dan sosial dari sumber daya yang Peran Masyarakat Dalam Mencegah Tindak
Pidana Perikanan, jakarta: PT. Softmedia,
2013, hlm. 28.
216
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

yang paling gampang. Bom ikan dapat yang memiliki kadar nitrogen tinggi,
dengan mudah dibuat oleh banyak detonator, sumbu ledak dan minyak
orang. Cukup dengan menyediakan tanah.14
beberapa buah botol yang diisi dengan Andaikan suatu daerah yang
potasium nitrat yang dicampur dengan kaya ikan rusak terumbu karangnya
kerikil atau ammonium nitrat yang karena pemakaian bom ikan, maka
dicampur dengan minyak tanah, bom dalam beberapa tahun mendatang
ikan bisa langsung digunakan untuk belum tentu daerah tersebut bisa
mendapatkan ikan dengan cepat.12 dipakai untuk tempat mencari ikan
Daya ledak bom ikan akan lagi.15 Kejahatan ini termasuk delik
membuat ikan mati dalam sekejap, dolus, karena pelakunya baru dapat
bahkan daya dorong gravitasinya dan dipidana apabila dilakukan dengan
tekanan di bawah air akan bisa sengaja. Pelakunya mengetahui bahwa
merusak kandung kemih ikan dan bisa bahan kimia
membunuh ikan yang cukup jauh dari Untuk mencapai tingkat
jangkauan bom ikan ini. Dalam keberhasilan dalam pembangunan
hitungan menit hasil tangkapan sudah perikanan, faktor utama yang
bisa didapatkan dengan tanpa harus menentukan adalah “pengelolaan
bekerja keras.13 secara bertanggung jawab” artinya
Penggunaan bahan peledak atau pengelolaan harus dilakukan secara
bom ikan pada umumnya disebabkan bijaksana dalam melestarikan
oleh keinginan masyarakat untuk persediaan (stock) sumber daya ikan
menempuh jalan pintas guna tersebut yang sekaligus tidak saja
memperoleh ikan secara cepat dan dapat dinikmati secara optimal oleh
mudah. Bahan peledak yang generasi sekarang, tetapi juga generasi
digunakan biasanya terdiri dari bubuk yang akan datang. Salah satu usaha
bom seperti campuran NTT dan pokok dalam mempertahankan dan
cyclonat atau escogen, kalium chlorat mengembangkan populasi ikan adalah
dan bubuk kelereng atau pupuk urea dengan usaha pengelolaan yang

12 14
Ibid Ibid
13 15
Ibid Ibid
217
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

efisien didasari oleh sistem menguasai, membawa, dan atau


manajemen yang mantap. Dalam menggunakan alat penangkap ikan
kerangka berpikir ini, diperlukan dan/atau alat bantu penangkap ikan
prinsip pengelolaan perikanan bersifat yang mengganggu dan merusak
dinamis, yang dilakukan dengan keberlanjutan sumber daya ikan di
beberapa cara seperti melarang kapal penangkap ikan di wilayah
penangkapan ikan pada suatu musim pengelolaan perikanan dipidana
tertentu, menutup daerah penangkapan dengan pidana penjara paling lama 5
tertentu, dan membatasi jumlah ikan tahun dan denda sebanyak
yang ditangkap. Usaha tersebut perlu 2.000.000.000 (dua milyar rupiah).
diikuti dengan usaha tambahan Tindak pidana tersebut dapat terjadi di
berupa: peningkatan pengawasan dan laut, sungai dan danau di kapal
penegakan hukum secara mendasar, penangkap ikan.
pengukuran jenis usaha penangkapan Berikut ini beberapa jenis alat
atau teknologi perikanan yang sesuai, tangkap yang dilegalkan karena tidak
campur tangan pemerintah dalam mengakibatkan kerusakan;
pengaturan pemberian izin, 1. Muroami, merupakan alat
pengaturan pajak dan pungutan yang penangkapan ikan berbentuk
dapat merangsang investasi dengan kantong yang terbuat jaring dan
kombinasi ketiga cara di atas. terdiri dari dua bagian sayap
yang panjang, badan dan
3. Jenis-Jenis Alat Tangkap kantong jaring.
Perikanan yang Dilegalkan 2. Pukat udang, merupakan jaring
oleh Undang-Undang Nomor berbentuk kantong dengan
31 Tahun 2004 jo Undang- sasaran tangkapannya udang.
Undang Nomor 45 Tahun Jaring dilengkapi sepasang
2009 tentang Perikanan papan pembuka mulut jaring dan
tujuan utamanya untuk
Pasal 85 Undang-undang menangkap udang dan ikan
Perikanan menyebutkan bahwa setiap dasar
orang yang dengan sengaja memiliki,

218
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

3. Pukat ikan atau fish net dibentangkan dengan


merupakan jenis penangkap ikan menggunakan kerangka dari
berbentuk kantong bersayap. batang kayu atau bambu
Tujuan utamanya untuk sehingga jaring angkat
mengkap ikan perairan membentuk kantong.
pertengahan dan ikan perairan 8. Pancing merpakan alat
dasar. penangkap ikan yang terdiri dari
4. Pukat kantong adalah alat sejumlah utas tali dan sejumlah
penangkap ikan berbentuk pancing. Setiap pancing
kantong yang terbuat dari jaring menggunakan umpan, baik
dari jaring dan terdiri dari dua umpan alami aptaupun umpan
bagian sayap. Alat tangkap ini buatan.
digunakan untuk menangkap 9. Perangkap merupakan alat
berbagai jenis ikan pelagis dan penangkapan ikan berbagai
demersal. bentuk yang terbuat dari jaring,
5. Pukat cincin merupakan jenis bambu, kayu dan besi yang
jaring penangkap ikan berbentuk dipasang secara tetap di dasar
empat persegi panjang atau perairan atau secara portable
trapesium yang dapat (dapat dipindahkan) selama
dikuncupkan sehingga jangka waktu tertentu.
gerombolan ikan terkurung Umumnya ikan demersal
dalam jaring. terperangkap atau tertangkap
6. Jaring insang merpakan alat secara alami tanpa cara
penangkapan ikan berbentuk penangkapan khusus.
lembaran jaring empat persegi 10. Alat pengumpul rumput laut
panjang yang mempunyai merupakan alat yang digunakan
ukuran mata jaring merata. untuk mengambil dan
7. Jaring angkat merupakan alat mengumpulkan rumput laut,
penangkapan ikan berbentuk terdiri dari pisau, sabit dan alat
lembaran jaring persegi panjang penggaruk sebagai alat
atau bujur saangkar yang pengumpul rumput laut. Hasil

219
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

pootongan rumput laut langsung di lapangan, seperti


dimasukkan ke dalam keranjang. menginformasikan dugaan terjadinya
Pencegahan tindak pidana aktivitas perikanan yang ilegal melalui
terhadap sumber daya perikanan radio komunikasi kepada petugas
adalah pencegahan untuk kepentingan lapangan, melaporkan kejadian yang
kesejahteraan bukan sekedar untuk dilihat atau diketahui kepada pos
kepentingan keamanan. Pencegahan pencegahan terdekat, menangkap
tindak pidana terhadap sumber daya (apabila tertangkap tangan).
perikanan merupakan kegiatan
operasional untuk mengelola sumber D. Kesimpulan
daya perikanan tidak rusak karena
Permasalahan umum yang
pemanfaatan yang berlebihan
menjadi kendala utama dalam
(overfishing).
mewujudkan kegiatan perikanan
Masyarakat yang tinggi
berkelanjutan di Indonesia adalah;
kesadaran hak dan kewajiban
pertama, pengelolaan perikanan
hukumnya, tidak mudah untuk
(fisheries management), kedua,
dipermainkan. Setiap saat siap
penegakan hukum (law enforcement),
mempertahankan hak-haknya dari
dan ketiga, tingkat kesadaran dan
tindakan yang melanggar hukum dan
kepatuhan pelaku usaha perikanan.
setiap saat pula memikul
Masih lemahnya pengelolaan
tanggungjawab yang dibebankan
perikanan diinkasikan dengan tidak
16
hukum kepada dirinya.
meratanya tingkat pemanfaatan
Keterlibatan masyarakat dalam
sumber daya ikan di wilayah
kegiatan pencegahan menjadi sangat
Indonesia. Akibatnya, pada daerah-
penting artinya, karena masyarakat
daerah penangkapan ikan tertentu
lebih mengetahui kondisi lapangan,
mengalami over-exploitation,
sehingga masyarakat dapat melakukan
nekayannya umumnya menjadi miskin
pencegahan secara terus menurus,
karena sulit mendapatkan ikan hasil
dapat melakukan tindakan secara
tangkapan. Selain itu juga sering
16
M. Yahya Harahap, Pembahasan terjadi konflik antar nelayan karena
Permasalahan dan Penerapan KUHAP,
pengunaan alat tangkap ilegal.
Jakarta:Sinar Grafika, 2002, hlm. 59.
220
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Kondisi penegakan hukum Direktorat Kelautan dan


Perikanan,tanpa tahun, Kajian
untuk sektor perikanan di Indonesia
Strategi Pengelolaan dan
juga relatif masih lemah. Hal ini Pemanfaatan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan,Deputi
mengakibatkan kerugian negara baik
Bidang Sumber Daya Alam dan
secara ekonomi maupun lingkungan. Lingkungan Hidup
Maraknya kegiatan IUU Fishing
Direktorat Pengawasan Sumberdaya
menjadi kendala utama untuk Kelautan Direktorat Jenderal
mewujudkan pembangunan perikanan Pengawasan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan,
berkelanjutan.
Petunjuk Teknis Pengawasan
Selain itu, pelaku usaha Ekosistem Perairan, 2008.
perikanan masih memiliki tingkat
Edi Suharto, Membangun Masyarakat
kepatuhan dan kesadaran hukum yang
Memberdayakan Rakyat,
rendah. Bahkan mereka belum Bandung: Refika Aditama,
memiliki pengetahuan yang cukup 2005.
tentang usaha perikanan yang
Marlina dan Faisal Riza, Aspek
berkelanjutan. Akibatnya tidak sedikit
Hukum Peran Masyarakat
pelaku usaha perikanan yang Dalam Mencegah Tindak
melakukan praktik-praktik usaha Pidana Perikanan, Jakarta: PT.
Sofmedia, 2013.
perikanan yang tidak berkelanjutan,
bahkan masih banyak yang M. Yahya Harahap, Pembahasan
menggunakan alat tangkap ilegal dan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP, Jakarta:Sinar Grafika,
bahan-bahan yang berbahaya bagi
2002
sumber daya ikan, lingkungan dan
manusianya. Mulyadi S, Ekonomi Kelautan,
Jakarta:RajaGrafindo Persada,
2005
Daftar Pustaka
Nunung Mahmudah, Illegal Fishing
A. Buku
Dewan Maritim Indonesia, Perumusan Pertanggungjawaban pidana
Kebijakan Kelembagaan Tata Korporasi di Wilayah Perairan
Pemerintah Di Laut, Dewan Indonesia, Jakarta, Sinar
Kelautan dan Perikanan, 2007 Grafika, 2015

221
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Soetomo, Strategi-strategi Undang- Undang Nomor 31


Pembangunan Masyarakat, Tahun 2004 tentang Perikanan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006. Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No.25/PERMEN-
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor KP/2015
Yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum, Jakarta, Rajawali Pers, D. Internet
2010 Muslimin B. Putra, Partisipasi
Masyarakat dalam Perumusan
Soerjono Soekanto, Pengantar Kebijakan Publik,
Penelitian Hukum, Jakarta:UI- www.mediaindonesia.com
Press, 1986
Tane Hadiyanto, KKP temukan 1636
Supriadi dan Alimuddin, Hukum pelanggaran oleh pemilik kapal
Perikanan Di Indonesia, ikan sejak 2017, Kontan.co.id.
Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Syamsunar Dam, Politik Kelautan,


Jakarta:Bumi Aksara, 2010

Zainuddin Ali, Metode Penelitian


Hukum, Jakarta: Sinar Grafika,
2009

B. Jurnal/makalah
Lukman Adam dan T.Ade Surya,
Kebijakan Pengembangan
Perikanan Berkelanjutan Di
Indonesia, Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan Publik, Vol.4
No.2,Desember 2013 hal 195-
211

C. Peraturan Perundang-
Undangan
Kitab Undang –undang Hukum Acara
Pidana

Undang-undang RI Nomor 45 Tahun


2009 tentang Perubahan
222

You might also like