You are on page 1of 109

SISTEM HEPATOBILIARIS

DR. Dr. Maria Selvester Thadeus, M.Biomed

Departemen Patologi Anatomi


5/5/2020 1
RANGKUMAN PATOLOGI

Respon hati terhadap cedera


mungkin memperlihatkan
beberapa bentuk dan melibatkan
hepatosit, sel-sel vaskular, atau
duktus biliaris

5/5/2020 2
PENYAKIT TERPENTING HATI
1. Sumbatan empedu
2. Lesi metabolik  penyakit genetik atau
bahan eksogen, misalnya: alkohol
3. Peradangan  t.u oleh virus hepatitis
4. Sirosis  penyakit hati stadium akhir
yang disebabkan berbagai penyakit
sebelumnya
5. Neoplasia
5/5/2020 3
PENYAKIT TERPENTING KANDUNG EMPEDU

1. Batu empedu dan peradangan kronik


terkait.
2. Kolesistitis bakteri akut.
3. Neoplasia.

5/5/2020 4
SUMBATAN EMPEDU
Menimbulkan ikterus.
Ikterus obstruktif  lesi di duktus
biliaris ekstrahepatik utama, mis.
Karsinoma, impaksi batu empedu,
atau kolangitis sklerotikans.

5/5/2020 5
Sumbatan empedu  dilatasi duktus, yang terisi oleh empedu.
Ekstravasasi empedu menyebabkan terbentuknya danau-danau
empedu dan proliferasi duktulus biliaris. Kanalikulus biliaris antara
sel 5/5/2020
teregang akibat empedu yang tertahan 6
Cedera sel hati oleh empedu yang tertahan  menyebabkan
SISTEM HEPATOBILIARIS NORMAL
penumpukan empedu intrasel dan feathery degeneration sel-sel
hati. Terbentuk danau empedu dan infark empedu sewaktu sel-
sel hati mengalami disintegrasi dan empedu merembes ke dalam
jaringan nekrotik.

Duktus dan duktulus biliaris yang rusak 


berproliferasi (usaha memperbaiki gangguan aliran
dan memulihkan eksresi empedu. Pemulihan yang
bersifat abortif biasanya diikuti oleh fibrosis.
Sumbatan duktus empedu yang berkepanjangan 
5/5/2020 7
sirosis biliaris sekunder.
BATU EMPEDU (KOLELITIASIS)
pembentukan batu empedu
Penyakit kandung empedu yang paling sering
Batu empedu dapat mengiritasi mukosa secara
mekanis dan menyebabkan peradangan atau
ulkus kronik nonspesifk.
Pada pasien hiperkolesterolemia, mukosa
kandung empedu mungkin terinfiltrasi oleh
makrofag-makrofag yang penuh dengan
kolesterol kolesterolosis (bukti morfologis
ambilan kolestrol dalam mukosa kandung
empedu)  tidak memiliki kemaknaan klinis
5/5/2020 8
Empedu adalah cairan pembawa untuk pembuangan
kolesterol bebas dan garam empedunya juga bilirubin.
Garam empedu mengemulsi lemak, absorbsi lemak
dari usus, membantu pencernakan.
Kolesterol dilarutkan oleh garam empedu
Bila terjadi penumpukan  Batu Empedu

5/5/2020 9
Lamina propria mukosa kandung empedu
mengandung makrofag yang penuh lemak.
5/5/2020 10
Penyebab :
- Di negara industri, tinggi kolesterol (makanan Fast-
Food)
- Penambahan usia : Pria : Wanita = 1 : 2 (4F)
- Estrogen , Obesitas
- Penurunan berat badan cepat
Gejala Klinis :
- Mula-mula tanpa gejala
- Kolik perut kanan atas
Komplikasi :
- Radang kandung empedu (kolesistitis)
- Luka/robek, menempel pada usus sekitarnya  perut
kolik
Terapi
5/5/2020 : Operasi / dilakukan USG lebih dahulu 11
GANGGUAN METABOLIK
Bersifat herediter (genetik) atau didapat.
Dipengaruhi o/ berbagai penyakit
metabolik herediter dan paling baik di D/
dalam konteks temuan klinis & biokimia
yang khas u/ masing-masing penyakit.
Contoh: hiperbilirubinemia herediter &
gangguan yang melibatkan metabolisme
zat antara lemak, karbohidrat, protein
dan logam berat.
5/5/2020 12
GANGGUAN METABOLIK KONGENITAL

5/5/2020 13
5/5/2020 14
HIPERBILIRUBINEMIA KONGENITAL
Terdapat dalam beberapa bentuk.
Sindrom ikterus kongenital yang paling terkenal 
sindrom Gilbert, sindrom Crigler-Najjar, sindrom
Rotor dan sindrom Dubin-Johnson.
Hanya sindrom Dubin-Johson yang
perubahan morfologik hati.
Sindrom resesif autosom.
Ditandai hiperbilirubinemia terkonjugasi, sel-sel hati
mengandung granula coklat mirip lipofusin.
Sifat pigmen tidak diketahui, analisis biokima 
pigmen tidak mengandung bilirubin atau besi 
tanda utama pigmen coklat pada hemosiderosis.
5/5/2020 15
Sindrom Dubin-Johnson  hepatosit mengandung
granula-granula coklat dalam sitoplasma.
5/5/2020 16
PENYAKIT GANGGUAN PENYIMPANAN
(STORAGE DISEASE)
Akibat defek genetik yang melibatkan enzim-
enzim spesifik
sering menyebabkan hepatomegali, yang khas
untuk lipidosis, glikogenosis &
mukopolisakaridosis.
Metabolit-metabolit antara yang tidak dapat
diolah menumpuk dalam sel-sel hati atau sel
Kupffer.
Pada lipidosis, mis: peny. Wolman (defisiensi
lipase kongenital), hepatosit memiliki sitoplasma
mikrovesikel akibat penimbunan lemak.
5/5/2020 17
Lipidosis (penyakit Wolman)
Hepatosit memperlihatkan steatosis
5/5/2020
mikroversikular. 18
Lanjutan…..
1. Glikogenosis :
 sel-sel hati tampak
membesar dan memiliki
sitoplasma jernih yang
kaya glikogen.
Sitoplasma tampak
hidropik karena glikogen Glikogenosis tipe IV  sirosis
telah tercuci. pada anak, ditandai pita-pita
Pada beberapa bentuk, fibrosa mengelilingi
kelompok2 sel hati 
mis. Glikogenosis tipe sitoplasma pucat karena
IV  fibrosis dan sirosis timbunan lemak dan
terjadi pada usia dini. galaktosa.
5/5/2020 19
2. Galaktosemia : Lanjutan…….
Gangguan metabolisme
galaktosa bawaan.
Penimbunan galaktosa
dan lemak dalam sel
hati, disertai oleh
kolestasis dan
proliferasi duktus Galaktosemia
empedu.  Hati memperlihatkan
kolestasis dan
Bila tidak diobati
proliferasi duktulus
sirosis anak.
empedu.
5/5/2020 20
3. Defisiensi enzim genetik
(defisiensi antitripsin alfa-1)
Menyebabkan cedera sel
hati  sirosis
Histologis:
sel-sel hati tampak memiliki
globus-globus bulat
eosinofilik dalam A B
sitoplasmanya, yang A. Hepatosit mengandung
berwarna merah dengan globulus khas berbentuk bulat
PAS dan bersifat yang tdd antitripsin alfa-1
imunoreaktif dengan dalam sitoplasmanya.
antibodi terhadap B. Globulus2 sitoplasma
antitripsin
5/5/2020 alfa-1. berwarna merah  PAS. 21
GANGGUAN METABOLIK DIDAPAT

5/5/2020 22
GANGGUAN METABOLIK DIDAPAT
Hepatosit dapat terinduksi mengalami
gangguan-gangguan metabolik oleh berbagai
bahan yang masuk melalui makanan, mis.
toksin, obat, makanan dan minuman.
Contoh cedera hati metabolik paling jelas
alkohol.
Etil alkohol, penyebab tersering penyakit hati di
AS dan Eropa barat.
Alkohol menyebabkan 3 jenis penyakit hati:
perlemakan hati, hepatitis alkoholik, & sirosis.
5/5/2020 23
PERLEMAKAN HATI
Perubahan ini dapat diperkirakan dan
bergantung pada dosis serta terjadi dalam
beberapa jam setelah meminum alkohol.
Minum alkohol jangka panjang  steatosis
hati masif dan hepatomegali.
Perlemakan hati tidak berhubungan dengan
gangguan fungsi hati.
Kelainan reversibel  timbunan lemak akan
menghilang dari hati bila kebiasaan minum
alkohol dihentikan.
5/5/2020 24
P
E
R
L
E
M
A
K
A
N
 Semua hepatosit tampak bervakuol karena
lemak telah larut sewaktu pengolahan sediaan.
5/5/2020 25
HEPATITIS ALKOHOLIK
Timbul pada 15% pecandu alkohol.
Secara klinis, kelainan ini timbul sebagai hepatitis
dengan awitan akut.
Gejala berupa demam,leukositosis, ikterus, mual dan
muntah.
Pem. Fungsi hati secara biokimia memberikan hasil
normal.
Biopsi hati  cedera sel hati dan peradangan
intralobus atau fibrosis.
Hepatosit dipenuhi lemak, sebagian mengandung
bahan eosinofilik granular dalam sitoplasmanya yang
dikenal sebagai hialin Mallory (hialin alkoholik)
5/5/2020 26
Terdapat peradangan intralobulus.
Sebagian hepatosit tampak bervakuol dan
sebagian mengandung hialin alkohol
5/5/2020 27
Minum alkohol dalam
jangka lama menyebabkan  Fibrosis paling jelas di
fibrosis intralobulus. sekitar venula hepatika
Terjadi pembentukan terminal seperti terlihat
badan Mallory dan oleh pewarnaan retikulin
perlemakan pada hepatosit. ini.

5/5/2020 28
SIROSIS
Terjadi pada 15-20% pecandu alkohol kronik.
Terbentuk septum jaringan ikat luas mengelilingi
kelompok-kelompok sel hati.
Garis tengah nodus-nodus ini biasanya lebih kecil
dari 5 mm  sirosis mikronodular.
Sediaan histologik normal:
Sel-sel hati mengandung lemak dan memiliki
sitoplasma jernih, hepatosit mungkin
mengandung hialin alkoholik  temuan ini tidak
patognomonik.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda-tanda
klinis dan bukti kecanduan alkohol
5/5/2020 29
A. Sirosis tahap awal
memperlihatkan fibrosis
perilobulus. Cabang-
cabang vena portal tampak
melebar karena hipertensi
portal.

B. Sirosis alkoholik
memperlihatkan pita-pita
fibrosa mencolok yang
mengelilingi nodus-nodus
hepatosit. Banyak
hepatosit mengandung
lemak dan mengalami
5/5/2020
vakuolisasi. 30
Hepatitis Virus

5/5/2020 31
Istilah “hepatitis” digunakan untuk menjelaskan
peradangan intralobus yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus, penyakit autoimun atau obat.
Infeksi bakteri, parasit atau jamur yang dapat
menyebabkan kolangitis atau abses hati biasanya
tidak dimasukkan dalam kelompok ini.
Perlu diingat bahwa sebagian besar gambaran
histologis hepatitis virus tidak dapat dibedakan
dengan gambaran pada hepatitis autoimun dan
akibat obat, dan bahwa diagnosis pasti hepatitis
virus sering memerlukan pembuktian serologis
atau imunokimia.
5/5/2020 32
Disebabkan oleh salah satu dari beberapa virus
hepatotropik (A, B, C, D, E, F atau G) atau virus
yang menginfeksi hati setelah viremia sistemik
(virus herpes, sitomegalovirus, virus Epstein-
Barr, dll)

5/5/2020 33
Virus hepatitis A (HAV):
Penyebab penyakit akut swasirna yang
ditularkan melalui oral.
Virus hepatitis B (HBV) & Virus hepatitis C
(HCV):
ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh
(misal: tranfusi darah atau kontak seksual)
Virus-virus ini dapat menyebabkan
hepatitis yang swasirna tetapi juga
hepatitis kronik apabila infeksi virus
menetap.
5/5/2020 34
Virus hepatitis D (HDV)
suatu viroid yang menyebabkan
peradangan hanya bila bersama HBV.
Virus hepatitis E (HEV)
ditularkan melalui rute saluran cerna dan
menyebabkan penyakit swasirna.
HEV mirip HAV :
virus ini tidak menyebabkan hepatitis
kronik dan tidak terdapat keadaan
pembawa.
5/5/2020 35
Hepatitis virus akut

5/5/2020 36
Penyebab :
I. Virus Hepatitis A :
- Penyebaran melalui kotoran dan makanan
- Gejala ringan : panas, ikterus, mual, sakit perut
- Bisa sembuth total
- Tidak menjadi kronis
Terapi : Anti panas Istirahat
Anti biotika / anti virus Vitamin

II. Virus Hepatitis B / Hepatitis C


- Ditularkan melalui suntikan/luka
- Bisa sembuh total/bisa kronik
- Menyebabkan tumor ganas hati
- Sebelumnya jadi sirosis hati
5/5/2020 37
Penularan :
- Tranfusi
- Tertusuk jarum
- Pemakaian jarum suntik bersama
- Bayi pada saat persalinan
- Hubungan seksual (cairan tubuh)
Gejala klinis : panas, ikterus, mual, sakit perut.
Laboratorium : HBsAg : Positif / HBCAg : Positif
Terapi : Anti virus, Anti panas, Istirahat
Komplikasi : - Hepatitis kronik
- Sirosis hati
- Karsinoma hati
5/5/2020 38
 Disebabkan oleh satu satu dari 5 virus
hepatotropik secara histologis ditandai oleh
serangkaian perubahan histologis mencakup:
A. Infiltral sel radang
 paling mencolok terdapat di traktus portal
tetapi dapat juga tumpah ke dalam lobulus
dengan pola bebercak.
 sebagian besaar sel dalam sebukan limfosit
dan makrofag. Netrofil tidak ditemukan kecuali
pada stadium penyakit paling dini. Sel plasma
biasanya tidak menonjol kecuali pada beberapa
kasus HAV.
5/5/2020 39
Hepatitis virus akut
B. Cedera sel hati
Degenerasi balon: pembengkakkan dan
pembesaran sitoplasma, yang tampak pucat dan
pembentukan badan asidofilik  bentuk sel
tunggal mati yang ditandai oleh kehilangan inti
dan adanya sitoplasma eosinofilik yang
mencolok.
C. Hiperplasia dan hipertrofi sel Kupffer
 Sel Kupffer membesar dan mencolok pada awal
perjalanan penyakit. Sel-sel fagositik ini secara
aktif berperan serta dalam respon terhadap
cedera sel hati.
5/5/2020 40
Hepatitis akut  tampak
peradangan portal dan
intralobulus, cedera sel
hati dan reaksi sel Kupffer

Hepatitis kronik
peradangan mengenai
Lobulus hati
traktus portal dan lobulus
normal
serta merusak limiting
plate, terdapat fibrosis Nekrosis hati
intralobulus dan proliferasi masif  kolaps
duktulus biliaris lobulus akibat
nekrosis luas 
penyempitan
ruang antara
traktus portal
dan venula
hepatika
5/5/2020 terminal 41
Arsitektur keseluruhan
lobulus menjadi tidak
jelas akibat peradangan
intralobulus dan reaksi
hepatoselular terhadap
infeksi virus

Hepatosit periportal
memperlihatkan
perubahan-perubahan
reaktif dan dikelilingi oleh
sel-sel radang serta sel
Kupffer yang membesar.
5/5/2020 42
Peradangan intraloblus
disertai sel Kupffer yang
membesar dan badan-
badan asidofilik (tanda
panah)

Degenerasi balon pada


sel hati.
 menunjukkan
sebuah badan asidofilik

5/5/2020 43
Selain tanda-tanda histologis utama, hati
mungkin memperlihatkan tanda kolestasis,
yang intensitasnya bervariasi.
Pada sebagian besar kasus non-
komplikata, arsitektur lobulus tetap utuh
walupun korda mungkin mengalami
distorsi.
Tidak terjadi fibrosis dan tidak terdapat
cedera duktulus kecuali pada HCV.
Di daerah periporta sering ditemukan
regenerasi sel hati.
5/5/2020 44
Pada sebagian besar kasus, arsitektur
normal hati pulih dalam beberapa
minggu setelah awitan infeksi.
Infeksi virus hepatitis biasanya berkaitan
dengan perubahan-perubahan hati yang
bersifat reversibel.
2 pengeculiaan yang penting adalah:
 Nekrosis hati masif
 Hepatitis kronis

5/5/2020 45
Nekrosis hati masif
Terjadi sekitar 1 % infeksi HBV dan HCV
Sangat jarang pada infeksi HAV dan HEV.
Sebab yang tidak diketahui, 20% wanita
hamil yang menderita infeksi HEV akut
mengalami nekrosis hati masif.
Dalam beberapa hari infeksi terjadi gagal
hati fulminan dan biasanya bersifat letal,
kecuali bila dilakukan transplantasi hati
darurat.
5/5/2020 46
Nekrosis hati masif secara histologis ditandai
oleh nekrosis sel hati luas.
Sel-sel nekrosis menghilang, meninggalkan
hanya bayangan jaringan ikat retikular
sinusoid dan sel Kupffer.
Kolapsnya lobulus menyebabkan
penyempitan jarak normal antar traktus
portal dan vena terminal.
Pada daerah yang sebelumnya ditempati oleh
lobnulus diisi oleh jaringan ikat, sel kupffer
yang tersisa, beberapa hepatosit dan sedikit
limfosit dan makkrofag.
5/5/2020 47
Beberapa kasus, regenerasi terjadi relatif
lebih awal, tetapi pada kasus lain hal ini
tidak dijumpai.
Pada pasien yang bertahan hidup, sering
terjadi proliferasi duktulus empedu.
Nodus-nodus regenerasi sel hati sering
dikelilingi oleh jaringan fibrosa yang
menggantikan daerah nekrosis sel hati
yang luas  menimbulkan sirosis
pascanekrosis.
5/5/2020 48
Ruang antara vena
terminal dan traktus
portal kolaps dan
mengandung jaringan
ikat, sedikit hepatosit
hidropik dan darah

Sel hati yang mengalami


disosiasi dikelilingi oleh
sel-sel Kupffer yang
tersusun longgar dan sel-
sel radang mengisi ruang
yang sebelumnya
ditempati oleh sel hati.
5/5/2020 49
Regenerasi setelah
nekrosis sel hati
ditandai oleh
proliferasi duktulus
biliaris.

Jaringan parut fibrosa


pascanekrosis
mengelilingi nodus
yang terdiri dari
regenerasi sel-sel hati
5/5/2020 50
Hepatitis kronik

5/5/2020 51
Komplikasi infeksi HBV dan kombinasi HBV-HDV
yang tidak sering tetapi penting.
Kelainan ini tidak terjadi pada infeksi HAV dan HEV.
Banyak infeksi HCV (mungkin 50%)
memperlihatkan gambaran histologis hepatitis
kronik.
Hepatitis kronis yang disebabkan oleh obat dan
hepatitis autoimun  perlihatkan gambaran
histologis serupa.
Diagnosis hepatitis kronik  didasarkan pada uji
fungsi hati yang abnormal dan menetap selama 6
bulan setelah serangan hepatitis akut.
5/5/2020 52
Penyebab Utama :
- Hepatitis Virus - Obat-obatan
- Alkohol - Penyakit Imun

Gejala :
- Ringan / berat - Pembesaran hati
- Lelah - Nyeri tekan perut kanan atas
- Malas - Kuning di kulit
- Tidak nafsu makan - Bilirubin meningkat
- SGOT, SGPT meningkat/menetap (enzym hati)

Terapi : Anti virus


Komplikasi : - Sirosis hati - Tumor ganas hati
Proses terjadinya : beberapa tahun (2-5 th)
5/5/2020 53
pada banyak kasus hepatitis kronik, episode
akut tidak pernah terdokumentasi.
pada semua kasus, diagnosis akhir
memerlukan biopsi hati  penentuan stadium
penyakit dan penentuan derajat luasnya
kerusakan hati.

Secara histologis, hepatitis kronik ditandai:


Perubahan hepatoselular, peradangan dan
fibrosis.

5/5/2020 54
Perubahan hepatoselular
mirip dengan yang ditemukan pada hepatitis
akut dan juga mencakup nekrosis.
nekrosis sel hati terjadi dalam beberapa bentuk:
A. Nekrosis sel tunggal
B. Fokus-fokus nekrosis intralobulus multisel
C. Nekrosis periportal pada pertemuan antara
parenkim hati dan jaringan ikat porta yang
mengerosi limiting plate  garis demarkasi
antara traktus porta dan lobulus (=piecemeal
necrosis).
D. Nekrosis konfluen = bridging necrosis 
berjalan dari traktus portal ke vena terminal
5/5/2020 55
Peradangan ringan yang
persisten ditandai oleh
infiltrat limfosit di traktus
portal. Limiting plate
traktus portal tampak
jelas.

Hepatitis kronik meluas


ke lobulus. Limiting
plate tampak kabur.

5/5/2020 56
Peradangan intralobulus
disertai rusaknya genjel.
Sebagian hepatosit
tampak membengkak.

Hepatosit yang tampak


ground-glass pada infeksi
HBV. Sitoplasma tampak
mulus, seperti kaca yang
berbutir halus.

5/5/2020 57
HBsAg dalam
inti sel dapat
dibuktikan
dengan IHK.
Inti hepatosit
yang
mengandung
virus tampak
coklat tua.

ME memperlihatkan HBsAg di dalam sitoplasma


retikulum endoplasma hepatosit dibuktikan dengan IHK.
kasar mengandung
HBsAg filamentosa
5/5/2020 58
Infiltrat peradangan
Terdiri dari limfosit, makrofag dan sel
plasma dalam berbagai perbandingan.
Sel-sel radang dapat ditemukan di traktus
porta dan di dalam lobulus.

5/5/2020 59
Fibrosis
Gambaran yang sering ditemukan dan penting pada
hepatitis kronik, walaupun kadang-kadang sama
sekali tidak dijumpai.
Fibrosis minimal menyebabkan ekspansi traktus
portal.
Pada kasus statium lebih lanjut fibrosis meluas
dari traktus portal ke dalam lobulus, lalu mengelilingi
kelompok-kelompok hepatosit.
Fibrosis luas menyebabkan pembentukan jembatan
jaringan ikat antara daerah portal dan vena sentral,
atau genjel fibrosa portal ke portal.
Hilangnya hepatosit dalam jumlah besar dan fibrosis
yang terjadi  sirosis (sering merupakan komplikasi
hepatitis kronik)
5/5/2020 60
Virus penyebab hepatitis kronik dapat
dibuktikan dengan teknik IHK  dengan
mewarnai sediaan dengan Ab spesifik
terhadap virus hepatitis.
Hepatitis kronik didefinisikan secara:
 etiologis (mis. HBV atau HCV kronik)
 Aktivitas penyakit dinyatakan dalam istilah
deskriptif biopsi hati (mis. Peradangan dan
nekrosis sel hati)
 Luas fibrosis ditenukan derajatnya sebagai
ringan, sedang atau berat.
5/5/2020 61
Hepatitis Bakteri & Parasit

5/5/2020 62
Infeksi hati oleh bakteri atau parasit dapat
bersifat hematogen, terutama melalui vena
porta dan kadang-kadang melalui arteri
hepatika atau canalicular ascending melalui
duktus biliaris dari usus.
Selama era pra-antibiotik, abses hati sering
merupakan komplikasi dari apendisitis akut.
Infeksi hati oleh bakteri sekarang paring
sering merupakan komplikasi penyakit
peradangan usus dan kolesistitis.
Infeksi oleh parasit jarang ditemukan di AS,
tetapi sering pad daerah tropik.
5/5/2020 63
Infeksi hati oleh bakteri
diklasifikasikan sebagai kolangitik apabila
berkaitan dengan infeksi saluran empedu,
pileflebitik apabila infeksi mencapai hati
melalui vena portal, atau arterial seperti pada
sepsis atau akibat embolus terinfeksi.
infeksi bakteri biasanya menyebabkan abses
pada hati.
Secara histologis, abses vena dan arteri tidak
dapat dibedakan satu sama lain.
Abses kolangitik biasanya berkaitan dengan
kolangitis purulen.
5/5/2020 64
Abses hati yang terdiri dari
kumpulan neutrofil
5/5/2020 65
Kolangitis bakteri
Ditandai oleh akumulasi neutrofil dalam
lumen duktus empedu dan jaringan ikat
periduktus.
 perubahan-perubahan biasanya
menyebabkan obstruksi sumbat empedu
dan danau empedu dalam lobulus.
Sumbatan duktus empedu menyebabkan
meluasnya peradangan purulen ke dalam
parenkim hati dan proliferasi duktulus empedu

5/5/2020 66
Duktus empedu kecil
mengandung
neurtrofil. Terdapat
fibrosis periduktus.

Proliferasi duktus empedu


dan sebukan neutrofil
dalam parenkim hati
merupakan gambaran
penyakit kronik.
(eksaserbasi akut).
5/5/2020 67
Infeksi parasit
Dapat disebabkan oleh berbagai protozoa.
Entamoeba histolytica adalah patogen parasit
terpenting yang menyerang hati.
Amuba menyebabkan nekrosis hati lokal.
Lesi yang disebabkan oleh penyebaran amuba dari
usus ini biasanya disebut abses walaupun lesi ini
mengandung hanya sedikit neutrofil dan hampir
tanpa pus.
Infeksi Clonorchis sinensis dan Schistosoma
mansoni  fibrosis hebat.
Fibrosis terletak periportal dan meluas sepanjang
duktus empedu (fibrosis pipa = pipe stem fibrosis)
5/5/2020 68
Infeksi Amuba:
Lesi memperlihatkan
kapsul fibrosa yang
memisahkan
bahan amorf di
bagian tengah
amuboma dari hati
di sekitarnya.

5/5/2020 69
A B
Skistosomiasis hati
A. Ovum parasit di dalam parenkim hati dikelilingi oleh
sel-sel radang dan jaringan fibrosa.
B. Fibrosis periportal tampak menonjol dalam sediaan
yang diwarnai dengan trikrom.
5/5/2020 70
Penyakit Imunologis

5/5/2020 71
Penyakit imunologis terpenting pada
sistem hepatobiliaris adalah:
A. sirosis biliaris primer
B. hepatitis “lupoid” autoimun
C. kolangitis sklerotikans primer
Cedera imunologik juga sering terjadi
pada transplantasi hati.
Beberapa bukti histologis penolakan
tranplan dapat ditemukan pada hampir
semua hati cangkokan.

5/5/2020 72
Sirosis biliaris primer
Penyakit autoimun yang terutama menyerang
wanita berusia pertengahan, dan sering disertai
dengan penyakit autoimun lainnya, mis. Gastritis
atrofik dan tiroiditis.
D/ berdasarkan gejala-gejala khas yang
mengisyaratkan adanya sumbatan empedu yang
berkembang lambat dan kelainan serologis, mis.
Antibodi antimitokondria yang terdapat pada
90% pasien.
Kerusakan duktus empedu disertai sebukan
limfosit dianggap sebagai lesi primer.
5/5/2020 73
secara histologis, temuan paling dini adalah:
florid duct lesions  berukuran sedang dan
duktus empedu antarlobulus yang melebar, tetapi
penyakit juga mengenai duktus biliaris yang lebih
kecil.
Duktus empedu yang rusak menghilang, sehingga
pada kasus-kasus lanjut terjadi sumbatan
empedu intrahepatik.
traktus portal tidak mengandung duktus biliaris
dan disebuk oleh limfosit.
cabang-cabang arteri dan vena portal tidak
terpengaruh.
lesi kronik menyebabkan fibrosis  sirosis.
5/5/2020 74
Sirosis biliaris primer

A B C
A. Duktus empedu tampak rusak akibat infiltrasi limfosit.
B. Pada stadium lanjut sirosis biliaris primer, traktus portal
mengandung sel-sel radang kronik tetapi tidak memiliki
duktus empedu
C. Stadium akhir sirosis biliaris ditandai oleh pita-pita
jaringan fibrosa lebar yang mengelilingi nodus-nodus sel
hati.
5/5/2020 75
Hepatitis autoimun (lupoid)
Biasa mengenai wanita, dan disertai dengan
penyakit autoimun lainnya mis. SLE.
Secara histologis
Penyakit memperlihatkan tanda-tanda
peradangan lobulus dan traktus portal serta
mirip dengan bentuk hepatitis kronik lainnya.
infiltrat peradangan biasanya terdiri dari sel
plasma.
5/5/2020 76
Infiltrasi sel-sel
radang merusak
arsitektur lobulus
normal

Dengan pembesaran
yang lebih kuat, dapat
terlihat bahwa
infiltrat terdiri dari
limfosit dan sel
5/5/2020
plasma 77
Kolangitis sklerotikans primer
pria muda
biasanya mengenai duktus empedu ekstrahepatik
Menyebabkan ikterus obstruktif progresif.
Perubahan histologis awal pada hati mencerminkan
sumbatan empedu dan tidak dapat dibedakan
dengan bentuk-bentuk stasis empedu lainnya.
Seiring dengan perluasan penyakit dari duktus
bilaris ekstrahepatik menuju intrahepatik  fibrosis
periduktus.
Sumbatan empedu yang progresif sirosis
5/5/2020 78
Fibrosis periduktus mengelilingi
duktus empedu intrahepatik.

5/5/2020 79
SIROSIS

5/5/2020 80
Penyakit hati kronik yang ditandai o/ fibrosis luas
dan nodus-nodus regenerasi, yang secara difus
menggantikan parenkim hati normal.
Penyakit hati irreversibel stadium akhir yang
mungkin didahului oleh sejumlah penyakit hati
misalnya penyakit hati alkoholik, hepatitis virus atau
sirosis biliaris primer.
Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ukuran nodus:
mikronodular atau makronodular.
Sirosis alkoholik  nodus-nodus kecil uniform
berdiameter kurang dari 5 mm, sedangkan sirosis
pascanekrosis atau pascahepatitis cenderung 
timbul jaringan parut dan nodus ireguler dengan
ukuran dan bentuknya bervariasi banyak
pengecualian.
5/5/2020 81
5/5/2020 82
warna hati dapat berguna untuk membantu
menegakkan diagnosis pada beberapa kasus:
 Perlemakan hati kuning  pecandu alkohol
 Sirosis berpigmen coklat  hemokromatosis,
tapi juga dijumpai pada hemosiderosis
sekunder  banyak penyakit hati stadium
akhir lain ditandai oleh penumpukan besi
dalam hati.
 Warna kuning kehijauan  sirosis biliaris, tapi
juga dapat terjadi pada bentuk-bentuk sirosis
portal lainnya yang juga menyebabkan
kolestasis.
5/5/2020 83
Perlemakan hati

Sirosis biliaris

5/5/2020 84
Gambaran histologis juga dapat memberikan
petunjuk mengenai etiologi sirosis.
Misalnya:
 Perlemakan dan hialin alkoholik  sirosis
alkoholik.
 Antigen virus dan hepatosit ground-glass cell
dapat ditemukan pada sirosis pascahepatitis.
 Badan sitoplasma globular bulat dijumpai pada
defisiensi antitripsin alfa-1.
 Hemosiderin ditemukan dalam jumlah besar
pada hemokromatosis dan tembaga pada
sirosis penyakit Wilson.
5/5/2020 85
namun, dengan sedikit pengecualian,
sebagian besar temuan histologis tidak
patognomonik.
dengan demikian, diagnosis etiologik atau
patogenik sirosis ditegakkan hanya dengan
menghubungkan data klinis dan anamnesis
dengan temuan morfologis.
walaupun demikian, sekitar 15-20% pasien
sirosis tidak memperlihatkan penyebab yang
jelas untuk kegagalan hati mereka, dan
penyakit diklasifikasikan sebagai idiopatik.
5/5/2020 86
diagnosis klinis sirosis dapat dibuat secara
tentatif berdasarkan gejala yang
mengisyarakan adanya gagal hati dan
hipertensi portal, tetapi diagnosis akhir hanya
dapat ditegakkan dengan membuktikan
adanya sirosis pada biopsi hati atau otopsi.

5/5/2020 87
Fibrosis
tampak pita-pita jaringan ikat berukuran lebar yang
mengelilingi kelompok sel-sel hati atau memotong
parenkim menjadi daerah-daerah yang tidak
teratur.
pita jaringan ikat ini terdiri dari serat kolagenosa
padat dan fibroblas serta mencakup pembuluh
darah dan saluran empedu.
terdapat peradangan kronik dengan tingkat
bervariasi terutama terdiri dari limfosit dan
makrofag.
pada sebagian besar kasus sirosis, tidak dapat
dijumpai pola fibrosis tertentu.
5/5/2020 88
Pewarnaan jaringan ikat memperlihatkan bahwa
pita-pita tersebut terdiri dari jaringan fibrosa
kolagenosa.
5/5/2020 89
Nodus hati
terdapat berbagai
ukuran nodus yang
terbentuk dari
hepatosit-hepatosit
yang tampak normal
dan tersusun dalam
genjel-genjel, pulau-
pulau dan
lembaran-lembaran
teratur dan tidak
teratur tanpa
sinusoid normal. Septa fibrosa dengan ketebalan bervariasi
membagi parenkim menjadi nodulus-
5/5/2020 90
nodulus ireguler.
• Pewarna retikulin memperlihatkan jaringan
ikat perinodulus padat yang meluas ke dalam
nodulus dalam bentuk pita-pita tipis iregular.
5/5/2020 91
Distorsi arsitektur parenkim
adanya fibrosis dan nodus merusak arsitektur normal hati.
nodus terdiri dari sel-sel yang mengalami regenerasi
cenderung menekan sel-sel hati di sekitarnya.
Pita-pita fibrosa mungkin mengaburkan ruang vaskular atau
menyumbat saluran empedu.
duktus biliaris rusak mengalami regenerasi dan regenerasi
ini secara histologis tampak sebagai proliferasi duktus
biliaris.
Mungkin tampak stasis empedu yang hebat.
sinusoid abnormal, dan proporsi normal genjel terhadap
sinusoid berubah.
pasokan darah ke nodus mungkin terganggu dan dapat
dijumpai
5/5/2020 fokus-fokus nekrosis sel hati. 92
A. Arsitektur normal hati.
B. Bagian tepi nodulus hati 
hepatosit tidak memperlihatkan
susunan mirip genjel yang lazim,
dan sinusoid mengalami distorsi.
C. Septa fibrosa pada sirosis terdiri
dari jaringan ikat yang
mengandung limfosit dan
proliferasi duktus empedu. Cabang-
cabang kecil vena portal
mengalami dilatasi akibat
hipertensi portal.
5/5/2020 93
disebabkan o/ bakteri. Kolesistitis akut
Pada sebagian besar kasus,
berkaitan dengan batu
empedu.
Secara histologis:
tampak sebagai
peradangan ulseratif atau
fibrinopurulen supuratif.
Epitel permukaan mukosa Mukosa tampak mengalami
mengalami ulserasi atau bendungan, edematosa, dan
tetap utuh. disebuk o/ neutrofil. Epitel
permukaan nekrosis secara fokal
Mukosa disebuk o/ dan sisi luminal kandung empedu
neutrofil. diliputi oleh fibrin.
5/5/2020 94
Kolesistitis kronik
Dapat disebabkan o/ infeksi
atau iritasi nonspesifik oleh
batu empedu.
Mukosa disebuk o/ limfosit,
makrofag dan beberapa sel
plasma.
A B
Epitel tumbuh meluas ke
A. Mukosa terdiri dari kelenjar dan
lapisan dinding kandung
lipatan-lipatan yang mencolok
empedu yang lebih dalam, meluas ke dalam lapisan otot.
membentuk  sinus Juga terdapat sel-sel radang
Rokitansky-Aschoff. kronik yang tersebar.
Lapisan otot kandung B. Epitel kelenjar membentuk
empedu biasanya menebal. sinus-sinus Rokitansky-Aschoff
meluas ke dalam lapisan otot
5/5/2020 yang menebal. 95
KEGANASAN HEPATOBILIARIS

5/5/2020 96
TUMOR HATI

5/5/2020 97
Tumor hati primer dapat berasal dari :
a. sel hati
b. duktulus empedu
c. sel Kupffer
d. sel jaringan ikat kapsul hati
e. traktus portal
Tumor jinak hati jarang di D/ secara klinis,
tumornya tdd :
a. adenoma sel hati
b. adenoma kolangioselular jinak
c. hemangioma  sebagian besar ditemukan
kebetulan saat otopsi.
5/5/2020 98
Hemangioma hati

 Tumor terdiri dari


ruang-ruang
vaskular yang
terisi oleh darah.

5/5/2020 99
Adenoma hepatoselular
Pada wanita yang
mendapat kontrasepsi
oral dilaporkan adanya
peningkatan adenoma
hepatoselular.
Tumor berdiferensiasi
baik ini terdiri dari sel-
sel mirip dengan sel hati
normal dan terpisah dari
sel-sel tersebut oleh
sebuah kapsul fibrosa.
5/5/2020 100
Karsinoma hepatoselular
Hepatoma = hepatoma maligna
Tumor hati ganas primer yang paling sering ditemukan.
Berasal dari sel-sel hati dan biasanya timbul pada hati yang
sirotik.
Faktor risiko: Infeksi HBV dan HCV kronik
Histologis dapat muncul dalam beberapa bentuk.
Sel-sel tumor mungkin berdiferensiasi baik, sedang atau
buruk.
Berlainan dengan sel normal, sel tumor memiliki inti atipik
yang berbentuk tidak teratur.
Sebagian besar mensekresikan fetoprotein alfa (AFP)
terdeteksi dalam serum, IHK dapat membuktikan
sitoplasma sel tumor  berguna untuk D/ yang
berdiferensiasi buruk
5/5/2020 101
Pada tumor yang
berdiferensiasi baik, sel
mirip dengan hepatosit
normal dan memiliki
sitoplasma yang
berkembang sempurna.
Sebagian tumor
bahkan
mengekskresikan
empedu, yang
tertimbun dalam
kanalikulus antar sel.
5/5/2020 102
tumor yang Hepatoblastoma
berdiferensiasi lebih
buruk mungkin mirip
dengan hepatosit janin
atau sama sekali tidak
memperlihatkan
kemiripan dengan sel
hati.
 sel-sel mirip hepatosit
janin merupakan
gambaran
hepatoblastoma, tumor
sel hati ganas pada
anak.
5/5/2020 103
Karsinoma kolangioselular
Tumor ganas saluran
empedu.
Histolis tumor:
adenomakarsinoma
skirosa.
Tdd dari sel-sel kuboid
kecil tersusun membentuk
struktur mirip kelenjar
yang terbenam dalam
jaringan ikat padat (=
serupa gambaran tumor
duktus biliaris
ekstrahepatik.
5/5/2020 104
Adenokarsinoma Metastasis
Tumor hati yang paling
sering dijumpai di AS
dan dunia barat.
Sebagian besar dari
tumor ini merupakan
karsinoma yang berasal
dari saluran cerna, paru
dan payudara wanita.
Tumor tampak terpisah
dari sel-sel hati di
sekitarnya.
5/5/2020 105
TUMOR KANDUNG EMPEDU

5/5/2020 106
Tumor jinak kandung empedu tidak memiliki
kemaknaan klinis dan biasanya ditemukan secara
kebetulan pada sediaan kolesistektomi.
Secara histologis, tumor-tumor ini tampak
sebagai adenoma tubular atau papilar, serupa
dengan polip usus.
Sekitar 90% tumor ganas adalah
adenokarsinoma.
Sisa 10% adalah karsinoma sel skuamosa.
Tumor-tumor ini berasal dari fokus-fokus
metaplasia skuamosa  iritasi kronik.
Apapun tipe tumornya, sebagian besar 
prognosa buruk.
5/5/2020 107
Adenokarsinoma kandung empedu

5/5/2020 108
5/5/2020 109

You might also like