You are on page 1of 1

Malu Bertanya Sesat di Jalan

Tanggal: Sabtu, 17 Februari 2024


Ayat SH: Markus 9:30-32
Judul: Malu Bertanya Sesat di Jalan
Markus 9:30-32
30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau
hal itu diketahui orang;
31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia
akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari
sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.

Bagi orang yang salah jalan, tetapi bersikeras untuk mencari jalan sendiri, dikatakanlah
peribahasa: "Malu bertanya sesat di jalan". Demikianlah para murid dalam perjalanan
melewati Galilea.

Tuhan Yesus mengajarkan inti kedatangan-Nya ke dunia ini, yaitu Anak Manusia akan mati
dan bangkit pada hari yang ketiga (31). Murid-murid tidak mengerti, tetapi tidak ada satu pun
yang berani bertanya (32).

Perikop sebelumnya menggambarkan para murid sebagai orang yang kurang percaya. Kini
mereka digambarkan sebagai orang yang tidak mengerti, tetapi malu bertanya. Mereka belum
mengerti visi-misi Tuhan yang sebenarnya. Akibatnya, mereka malah berdebat tentang siapa
yang terbesar di antara mereka (lih. Mrk. 9:34). Jika mereka mengerti maksud Yesus, mereka
tak mungkin memperdebatkan kepentingan politis karena kerajaan Allah bersifat rohani

Kurangnya pengertian ini bahkan berdampak sampai hari kematian Yesus Kristus. Murid-
murid meninggalkan Yesus, bahkan Petrus menyangkal-Nya tiga kali. Jika dari awal mereka
mengerti maksud-Nya, mungkin mereka akan mempersiapkan diri untuk tetap mengikut Yesus
dan menantikan kebangkitan Nya, bahkan setelah Ia mati.

Kurangnya pemahaman kita terhadap firman berefek buruk. Karena itu, kita harus
mempelajari firman Allah secara lengkap. Pada zaman sekarang, kita bisa melihat berbagai
ajaran yang menyimpang dan kita acap kali dibingungkan oleh itu semua. Inilah efeknya jika
kita belum memahami firman Allah seutuhnya dan sedalamnya.

Mempelajari firman Allah secara lengkap bukan hanya tugas pendeta atau orang Kristen
tertentu, tetapi tugas kita semua, anak-anak-Nya, agar kita tidak tersesat dan dapat memahami
isi hati-Nya secara benar. Pengertian yang benar menghasilkan perbuatan yang benar pula.

Oleh karena itu, bertanya adalah kuncinya. Dengan bertanya, kita menuju ke titik awal untuk
menemukan kebenaran. Tentunya, pertanyaan-pertanyaan itu harus muncul dari motivasi
untuk meluruskan kebingungan kita serta mencintai Tuhan dan kebenaran-Nya.

You might also like