You are on page 1of 391
EIEN Il) BoE NT Ite Eure ateuteosr Musa ayat-ayat Kauniyah Al-Quran dari perspektif modern. Patut dibaca semua kalangan." Been aa Ner ene riry ene ga eee od : AGUS PURWANTO, D.Sc. PNRM c te OUT am Ua TI Lec eM a Cee aIT LCA -lor-LnTe} AYAT-AYAT SEMESTA Sisi-Sisi Al-Quran yang Terlupakan Proofreader Edisi | Edisi Il Diterbitkan oleh Desain sampul E-book ini didistribusikan oleh © Agus Purwanto, 2015 Meiry Astuti, Henny Irawati Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved Jumada Al-Ula 1429 H/Mel 2008 Jumada Al-Tsani 1436 H/Februari 2015 Penerbit Mizan PT Mizan Pustaka Anggota IKAPI Jin. Cinambo (Cisaranten Wetan] No. 135, Ujungberung, Bandung 40294 Telp. (022) 78343 10 — Faks. (022) 7834311 e-mail: khazanah@mizan.com http://www.mizan.com Andreas Kusumahadi ISBN-978-979-433-871-1 Mizan Digital Publishing (MDP) Jin.T. B. Simatupang Kv. 20, Jakarta 12560 - Indonesia Phone: +62-21-78842005 — Fax.: +62-21-78842009 website: www.mizan.com e-mail: mizandigitalpublishing@mizan.com twitter: @mizandotcom facebook: mizan digital publishing u Do ye on a er “bo * ESE ale bod De y $F Isl BUKU = PENGANTAR— 11 PENDAHULUAN — 15 AYAT-AYAT KAUNIYAH DALAM AL QURAN — 31 Klasifikasi Subjek — 33 Klasifikasi Surah — 53 Klasifikasi Ayat — 71 DISKUSI DAN REKONSTRUKSI — 181 Bagian I Islamisasi Sains — 183 Sains Islam — 185 Mekanika Kuantum Asy‘ariyah — 196 limuwan dan Jalan Sunyi— 202 Epistemologi sang Ratu — 208 Bagian II Astronomi — 213 Bumi Pusing — 215 Malam dan Siang — 219 Bahan dengan hak cipta 14 Ayar-Avat SEMESTA Bumi Melayang — 228 Jerawat Matahari — 236 White Midnight — 243 Kalender Qamariah — 251 Kunci Langit dan Bumi — 263 Episode Bumi dan Langit — 266 Rekreasi ke Bawah Tanah — 268 Bagian III Relativitas dan Kosmologi — 275 300 dan 309 Tahun Pemuda Al-Kahfi — 277 Supernova — 281 Alam Semesta Balon — 292 Dunia Lain — 306 Bagian [V Mekanika Kuantum — 315 Dunia Mikro yang Dinamis — 317 Pasangan! — 327 Tuhan Terus Mencipta— 333 Tarian Sunyi Feyaman — 341 Teleportasi Kuantum — Hierarki di Alam — 361 Bagian V Transendensi — 369 Menggapai Cahaya — 371 Cahaya Alam Semesta — 382 Simetri: Pola Dasar Alam — 389 Puisi Logika —399 Bahasa Ikan — 408 Lampiran Foto-Foto: — 413 Kepustakaan — 421 Indeks — 427 Tentang Penulis— 449 PENDAHULUAN Rasional dan Sinting Ingatan dan pengalaman-pengalaman berikut mendorong ditulisnya buku ini. Lingkungan penulis ketika anak-anak adalah masyarakat yang dikenal patuh kepada kiai dan konon dikenal dengan jargon politik “Shalat tidak shalat pokoknya (menyoblos partai berlambang) Ka‘bah.” Waktu itu hanya ada tiga kontestan Pemilu di Indonesia, yaitu Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Golongan Karya (Golkar), dan Partai Per- satuan Pembangunan (PPP) yang masing-masing berlambang kepala banteng, pohon beringin, dan Ka‘bah. Penulis mulai mengaji dan men- jadi santri sejak kecil, tepatnya sejak kelas dua sekolah dasar. Kami berjalan kaki dari rumah ke surau tempat mengaji yang berjarak ham pir dua kilometer dan sering bermalam di surau dan pulang setelah mengaji pada waktu shubuh. Waktu itu, penulis mempunyai impian menjadi kiai. Penulis berasal dari keluarga “maju” karena orangtua berprofesi sebagai pegawai negeri, tepatnya guru sekolah dasar, suatu profesi yang sangat terhormat saat itu. Bentuk kehormatan yang sangat jelas 16 Ayar-Avat SEMESTA kami terima adalah pada Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Pada hari-hari tersebut, hampir semua orangtua siswa bersilaturahim ke rumah kami, lengkap dengan bawaannya berupa kue-kue lebaran. Dari banyaknya kue lebaran yang kami terima, seringkali kue tersebut belum habis meski Lebaran telah lewat satu bulan. Ketika itu, penulis mempunyai impian yang cukup maju, yaitu menjadi profesor yang biasanya digambarkan sebagai sosok yang mengenakan baju panjang berwarna putih dan meramu berbagai cairan di laboratorium. Kedua impian tersebut tidak pernah penulis ungkapkan kepada siapa pun meski penulis ingat betul akan keduanya dan merasa lucu jika mengenangnya, kok, bisa-bisanya berimpian seperti itu. Penulis tidak ingat dari mana atau dipicu oleh kejadian apa impian tersebut. Waktu duduk di bangku sekolah menengah pertama, penulis mulai Jenuh dengan tradisi masyarakat sekitar. Ketika itu, serasa tiada hari tanpa slametan (selamatan). Penulis pun kebagian tugas mengantar makanan yang telah dibuat orangtua kepada para tetangga dekat dan saudara, termasuk yang agak jauh. Tetangga dan saudara juga melaku- kan hal yang sama sehingga terjadi penumpukan makanan yang tidak termakan dan akhirnya dijemur atau dibuang. Saat itu, penulis berpikir bahwa tidak mungkin kebiasaan ini berasal dan dianjurkan Islam. Nalar penulis, pertama, intensitas slametan yang tinggi serasa tidak memungkinkan melakukan hal-hal lain selain mem- persiapkan dan melaksanakan slametan atau hajatan. Padahal, setiap hari, saat pergi dan pulang sekolah, penulis menyusuri rel kereta api. Rasanya masyarakat tidak mempunyai waktu belajar dan membuat kereta api bahkan pesawat yang sesekali terbang melintas di atas kami, Kedua, orang memasak dan menghias makanan, tetapi akhirnya harus terbuang. Sia-sia dan mubazir, Penulis yakin Islam merupakan agama yang benar sehingga tidak mungkin Islam anti-kemajuan dan menganjurkan kesia-siaan. Pengalaman lain yang juga masih penulis ingat betul adalah ketika kiai menjelaskan bahwa puasa Senin-Kamis itu sunnah, tetapi kalau tidak kuat mental sebaiknya tidak mengamalkan karena bisa sinting. Pak kiai juga sempat menghadirkan contoh santri dari surau lain yang (dinilai) sinting akibat puasa Senin-Kamis, Para santri pun diam mene- rima penjelasan tersebut. Lagi-lagi penulis hanya tercenung dan berpikir Penoaiiutuan, 17 tidak mungkin Nabi Saw, mewariskan ajaran yang membahayakan dan dapat menyebabkan orang sinting, Santri dikatakan sempurna dan boleh berhenti sebagai santri jika telah menamatkan (khatam) Al-Quran 30 juz. Ketika khatam, kebiasaan- nya dislameti dengan menyembelih ayam untuk kenduri kecil. Setelah enam tahun dan hampir setiap malam menginap dan pulang dari surau setelah mengaji pada waktu shubuh, penulis baru tamat ALQuran dan pamitan untuk berhenti mengaji. Abad Kebangkitan Tahun-tahun penulis disekolah menengah pertama adalah tahun-tahun akhir abad ke-14 Hijriah dan di sana-sini terdengar gaung tekad umat Islam untuk bangkit. Umat Islam mencanangkan abad ke-15 Hijriah se- bagai abad kebangkitan. Suara itu makin terdengar jelas ketika penulis duduk di bangku sekolah menengah atas yang merupakan tahun-tahun awalabad ke-15 Hijriah. Kampanye kebangkitan Islam sangat meresap dalam diri penulis yang telah membayangkan dan memimpikan Islam yang maju dan modern sejak masih di sekolah dasar. ‘Tanda modern adalah ilmu pe- ngetahuan dan teknologi hebat yang sebagian diberikan di sekolah dalam bentuk materi pelajaran IPA dan tokoh-tokohnya. llmuwan paling dikenal oleh kebanyakan pelajar adalah Albert Einstein yang berke- bangsaan Jerman, penemu rumus E=mc? yang sering dikaitkan dengan bom atom yang dahsyat dan telah menghancurkan Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Ahli fisika lainnya yang pasti disebut ketika belajar fisika modern adalah pencetus teori kuantum yang ternyata juga orang Jerman, Max Planck. Kenyataan ini mendorong penulis dan beberapa teman satu kelas di SMA mengikuti kursus dan mempelajari bahasa Jerman sekali dalam sepekan. Kenyataan lain adalah Kitab Suci, hadis, dan kitab-kitab lain—yang dibaca saat penulis masih menjadi santri—semua ditulis dalam bahasa Arab. Jelaslah bahwa untuk memahami kandungan dan uraian kitab- kitab tersebut, orang harus mampu berbahasa Arab dan/atau dapat membaca tulisan Arab tanpa harakat. Penulis pun menyempatkan diri mengikuti kelas bahasa Arab. Di bangku SMA ini pula, penulis mulai terlibat dalam organisasi keagamaan di lingkungan pelajar dan pernah 18 Ayar-Avat SEMESTA mengemban beberapa jabatan. Kesibukan penulis menjadi luar biasa, tiada hari tanpa aktivitas keagamaan dari mengoordinasi pengajian sampai mengikuti pengajian tafsir. Setiap selesai shalat Shubuh di masjid yang menjadi sekretariat kegiatan dan jaraknya cukup jauh dari rumah, penulis belajar nahwu sharaf. Sesekali harus mengikuti pertemuan remaja masjid di luar kota di Jawa Timur, seperti Gresik dan Malang, setelah itu melakukan sosialisasi kepada teman-teman sebaya di desa. ITB dan UGM adalah dua perguruan tinggi yang penulis kenal sejak SMP melalui cerita-cerita demonstrasi mahasiswanya yang heroik. Bahkan, ITB pernah penulis dengar jauh sebelumnya karena presiden pertama Indonesia—yang penulis kagumi—adalah alumnusnya. Ketika di SMA, penulis ingin melanjutkan studi ke ITB, terlebih lagi ketika menjadi aktivis gerakan keagamaan dan mengetahul di ITB Juga ter- dapat Masjid Salman dan tokoh pergerakan Islam, Bang Imad (Dr. Imaduddin Abdurrahim), yang fenomenal saat itu. Sebagai anak yang berasal dari keluarga sedang-sedang saja dari sisi ekonomi, semua im- pian itu penulis upayakan sambil tetap melakukan tugas harian, seperti mencuci pakaian sendiri, mengepel lantai, sampai membersihkan jendela rumah. Di sela-sela itu masih ada satu aktivitas yang harus pe- nulis kerjakan, yaitu menulis naskah untuk mading (majalah dinding) sekolah, baik berupa puisi, cerpen, anekdot, atau karikatur. Kisah-kisah misteri di jagat raya luas, kedahsyatan bom atom, dan kehebatan para pemenang Nobel fisika, ketika kelas dua SMA, telah menuntun penulis—dibarengi dengan shalat Istikharah—untuk memilih jucusan fisika setelah lulus SMA. Akhirnya, penulis memang diterima di Jurusan Fisika ITB melalui jalur Proyek Perintis Dua, yakni jalur penerimaan mahasiswa baru tanpa ujian masuk. Gaung abad ke- bangkitan Islam terasa makin nyaring. Tradisi Ilmiah Belum genap sepekan di Bandung, penulis telah bergabung dengan salah satu kegiatan M: akhirnya ikut membidani lahirnya kelompok Pembinaan Anak-Anak Salman (PAS) ITB. Sebagaimana jargon mahasiswa ITB bahwa belum jid Salman, yaitu pembinaan anak-anak, sampai Penoaiiutuan, 19 layak mengaku mahasiswa ITB jika belum menjadi aktivis, maka penulis pun aktif di berbagai kegiatan. Ada fenomena menarik ketika penulis menjadi mahasiswa. Menurut penulis, secara umum mahasiswa Muslim kalah dari mahasiswa non- Muslim. Pada awal semester, ketika dosen menyampaikan rencana perkuliahan lengkap dengan buku acuannya, mahasiswa non-Muslim dapat memberi komentar tentang buku-buku acuan tersebut, semen- tara mahasiswa Muslim baru bertanya bab-bab yang akan dipakai dan dikopi. Artinya, kita kalah start dari mereka. Ketika mendirikan dan menjadi ketua kelompok pengajian mahasiswa jurusan, penulis membuat program pengumpulan buku teks bekas dari senior untuk dipinjamkan kepada mahasiswa junior dan menyelenggarakan responsi atau tutorial mata kuliah sulit. Kekalahan mahasiswa Muslim dari non-Muslim bukan isapan jempol. Sinyalemen lebih spesifik pernah dilontarkan oleh beberapa dosen, bah- wa mahasiswa yang aktif di Masjid Salman adalah mereka yang kalah bersaing di kampus. Sinyalemen ini seolah mendapat bukti ketika dua puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Panitia Pelaksana Program Ramadhan setelah periode penulis di-DO dari ITB. Ketika Bang Imad pulang dari “pengasingan” studi di Amerika, dia menyeru agar Salman dan aktivisnya kembali berorientasi ke kampus, bukan keluar. Fenomena yang tidak kalah menarik adalah tidak sedikit mahasiswa Muslim, bahkan ada yang telah mulai menulis tugas akhir, baik aktif di masjid atau tidak, akhirnya memutuskan untuk berhenti kuliah. Mereka melakukan tindakan tersebut setelah membaca /hy@’ ‘Uliimuddin karya Imam Al-Ghazali, ulama Islam klasik yang dikenal dengan sebutan Hujjatul Islam, Fenomena tersebut sekaligus memperlihatkan adanya dua kutub ekstrem wacana dan tujuan mahasiswa dan perlu diluruskan atau seti- daknya diimbangi dengan kegiatan allernatif. Mahasiswa yang aktif di masjid terlalu asyik dengan perbincangan keagamaan an sich seperti fiqih, tasawuf, dan pemerintahan Islam yang ideal. Sementara itu, di ku- bu ekstrem lain, mahasiswa mendiskusikan rencana, peluang, gaji, dan tantangan pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar setelah lulus. Diskusi masalah sosial, politik, hukum, ekonomi, dan seni merupa- kan hal yang biasa di kalangan mahasiswa ITB, tetapi sulit menemukan mahasiswa berdiskusi tentang ilmunya sendiri, termasuk pengem- 20 Ayar-Avat SEMESTA bangannya, Bersama teman-teman jurusan fisika dan astronomi yang berminat tugas akhir bidang teoretis penulis membuat kelompok diskusi Fisika Astronomi Teoretis (FiAsTe). Kami berdiskusi setiap Sabtu sore dengan bahan diskusi dari Ewopean Journal of Physics yang dilanggan oleh salah seorang dosen kami. Jadwal, abstrak, dan undangan presentasi kami kirim ke himpunan mahasiswa fisika di Indonesia dengan target kegiatan kami diketahui dan ditiru, yakni membangun tradisi ilmiah (eksakta) di kalangan mahasiswa sendiri. Kegiatan ini memberi inspirasi dosen di Jurusan Fisika ITB untuk menyelenggarakan presentasi dan diskusi terbuka setiap Senin dan berlangsung sampai beberapa tahun. Lulus dari ITB, meski belum diwisuda, penulis langsung mengajar di Jurusan Fisika ITS. Kepindahan ke tempat baru ini menyimpan catatan cukup menarik. Bandung dan Surabaya erupakan dua kota besar di Indonesia, tetapi sangat berbeda bukan sekadar faktor geografisnya, bahwa yang satu kota pegunungan yang dingin, sedangkan lainnya kota pelabuhan yang panas. Suasana Surabaya sebagai kota perdagangan sangat berpengaruh pada iklim dan orientasi mahasiswa. Mal dan su- permarket menjadi tempat mangkir alternatif mahasiswa bahkan pada saat perkuliahan masih aktil. Di kamar para mahasiswa tugas akhir sekalipun sulit ditemukan adanya koleksi buku teks yang memadai, apalagi buku-buku di luar kuliah, seperti agama, filsafat, dan sastra yang sangat lazim dilihat di kamar mahasiswa ITB. Penulis memba- yangkan bagaimana kondisi mahasiswa di kota-kota lain yang lebih kecil daripada Surabaya. Fenomena menarik lain pada waktu itu adalah polemik tentang asal-usul dan seluk-beluk alam semesta di surat kabar terbesar yang terbit di Surabaya. Latar belakang yang berbeda dari tokoh-tokoh yang terlibat polemik, yang seorang adalah sarjana sastra dan yang lainnya sarjana teknik, membuat polemik terasa makin menarik. Na- mun, akhirnya polemik mengarah pada opini yang menyesatkan dan berbahaya, terbukti dari surat pembaca yang dimuat di surat kabar yang sama. Pengirim surat pembaca tersebut berkesimpulan bahwa sains saat ini, yakni sains Barat, adalah kafir dan harus ditinggalkan, sebagai gantinya orang Islam harus mempelajari sains dari Al-Quran. Penoaiiutuan, 24 Paradigma Figih Pada 1990-an, beberapa festival seni Muslim masih ditampilkan di Ja- karta dan kota-kota lain, tetapi gaung wacana kebangkitan Islam sudah mulai melemah. Orang mungkin mulai jenuh dengan wacana tersebut karena realitas masyarakat seperti makin jauh dari masyarakat ideal yang diimpikan dalam wacana kebangkitan Islam, Masyarakat Islam sebagai mayoritas bangsa ini, juga di negeri masih terbelakang, bodoh, dan miskin. Dalam rangka membangkitkan semangat, saat itu kita sering men- dengar atau membaca uraian bahwa Dunia Islam pernah mencapai masa keemasan di bidang sains, teknologi, dan filsafat, tepatnya di ba- wah Dinasti ‘Abbasiyah yang berkuasa sekitar abad ke-8 sampai ke-15. Masa keemasan itu ditandai oleh berkembangnya tradisi intelektual dan kuatnya spirit pencarian serta pengembangan ilmu pengetahuan yang diawali dengan translasi masif atas karya-karya tulis para filsuf Yunani kuno. Dalam rentang masa keemasan ini lahir para ilmuwan besar dan masyhur, seperti AL-Biruni (fisika, kedokteran), Jabir Haiyan (kimia), A-Khawarizmi (matematika), AL-Kindi (filsafat), AlRazi (kimia, kedokteran), dan Al-Bitruji (astronomi). Selain itu juga ada Ibnu Hait- sam (teknik, optik), Ibnu Sina (kedokteran), Ibnu Rusyd (filsafat), Ibnu Khaldun (sejarah, sosiologi), dan banyak lagi yang lain. Para sarjana Muslim itu pula yang menjadi jembatan dan perantara bagi kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern saat ini. Dari Dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi, diseminasi, dan proliferasi ke dunia Barat yang mendorong munculnya zaman pen- cerahan (renaissance) di Eropa. Melalui Dunia Islam, Barat menda- pat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern. Singkat kata, tanpa peran sarjana Muslim klasik tidak mungkin disaksikan telepon, televisi, mobil, komputer, pesawat yang mampu mengangkut jamaah haji dengan cepat maupun pesawat ulang-alik Challenger atau Soyuz egeri Muslim, umumnya Sayang, cerita kehebatan para ilmuwan Muslim masa lalu serasa tidak berdampak sedikit pun dan scolah menjadi cerita pengantar tidur, bahkan sampai saat ini. Umat Islam tetap tertidur dan terbela- kang setelah berulang-ulang mendengar cerita tersebul. Alilvalih ber- ubah sikap dan melangkah maju, yang terjadi malah kecenderungan 22 Ayar-Avat SEMESTA sebaliknya, Kisah dan tayangan irasional serta mengingkari akal sehat di media cetak dan elektronik justru digandrungi masyarakat. Diskusi dan seminar yang membahas masalah keterbelakangan umat pun telah dilakukan, seperti seminar di Universitas Jember, Jawa Timur, pada 4 Mei 2003 dengan tema “Paradigma Figih Penyebab Keterpurukan Indonesia”. Sebelumnya, 2-5 Januari 2003 di Yogyakarta diselenggarakan konferensi internasional bertema “Agama dan Sains di Dunia Pascakolonial”. Tema dan isi seminar atau konferensi tersebut seolah membenarkan pernyataan bernada menggugat dari Syaikh Jauhari Thanthawi, Guru Besar Cairo University. Dalam tafsimya, AL Jawahir, Syaikh Thanthawi menulis bahwa di dalam Kitab Suci ALQuran terdapat lebih dari 750 ayat kauniyah, ayat tentang alam semesta, dan hanya sekitar 150 ayat figih. Anehnya, para ulama telah menulis ribuan Kitab fiqih, tetapi nyaris tidak memperhatikan serta menulis kitab tentang alam raya dan isinya. Umat dan para ulama banyak menghabiskan waktu untuk membahas persoalan fiqih, dan sering kali bertengkar karenanya. Mereka lalai atas fenomena terbitnya matahari, beredarnya bulan, dan kelap-kelipnya bintang. Mereka abaikan gerak awan di langit, kilat yang menyambar, listrik yang membakar, malam yang gelap gulita, dan mutiara yang gemerlap. Mereka juga tak tertarik pada aneka tumbuhan disekitarnya, binatang ternak, maupun binatang buas yang bertebaran di muka bumi dan aneka fenomena serta keajaiban alam lainnya Selain disibukkan urusan fiqih, pengalaman dan pengamalan ke- agamaan kita memang cenderung esoteris dan meremehkan akal. Padahal, secara emp is, akal sangat powerful. AlLQuran sendiri tidak kurang dari 43 kali menggunakan kata “akal” dalam bentuk verba se- perti afala ta'gilén, “Apakah engkau tak berpikir?” Sepuluh ayat lain- nya menggunakan verba “pikir” seperti (a‘allakum tafakkartin, “Agar engkau memikirkannya.” Teguran agar manusia menggunakan akalnya seoptimal mungkin. Sains, Syarat Kebangkitan Produk riil akal adalah sains yang terbukti sangat ampuh dan digdaya. Dalam rentang waktu pendek, Afganistan dan Irak yang terbelakang luluhlantak oleh produk sains negara-negara Barat, khususnya Amerika Penoaiiutuan, 23 dan Inggris. Negara-negara maju yang menjadi kiblat peradaban saat ini, baik di Barat maupun Timur, adalah mereka yang menguasai sains dan teknologinya. Negara-negara Islam atau negara berpenduduk mayoritas Muslim, seperti Indonesia, umumnya memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. Namun, melimpahnya sumber daya alam tersebut tidak berarti kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat Muslim. Indo- nesia yang dikenal sebagai negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia justru terlilit utang dan menjadi pemasok tenaga kerja kasar. Sumber daya laut yang sedemikian besar terabaikan dan sumber daya tambang, baik minyak maupun emas, tidak terkelola sendiri, tetapi meminta bantuan orang asing. Scbabnya satu, kita, umat Islam, tidak menguasai ilmu pengetahuan, baik teoretis maupun praktis Sebagal Ilustrasi, pada 2000 lalu, Islamic Educational, Scientific, and Cultural Organization (ISESCO) melaporkan bahwa sebanyak 57 negara Islam yang tergabung dalam OKI dan memilikisekitar 1,1 miliar penduduk atau 20 persen penduduk dunia, mendiami wilayah seluas 26,6 juta kilometer persegi, dan menyimpan 73 persen cadangan mi- nyak dunia, memiliki GNP hanya sebesar 1,016 miliar dolar AS. Suatu angka yang sangat kecil dibandingkan dengan GNP negara maju seperti Prancis yang berpenduduk kurang dari 60 juta jiwa dan mendiami wilayah sekitar setengah juta kilometer persegi dan mempunyai GNP sebesar 1,293 miliar dolar AS. Kenyataan tersebut terjadi karena negara-negara maju, termasuk Prancis, mendasarkan pertumbuhan ekonominya pada IPTEK, semen- tara negara-negara Islam hanya bergantung pada input yang bersifat kualitatif semata. Dunia Islam yang pernah menjadi raksasa di bidang sains dan teknologi sampai Abad Pertengahan, kinimemasuki milenium ketiga hanya tampil sebagai bangsa-bangsa pinggiran dan serpihan belaka Globalisasi dunia yang telah memasuki tahap tiga juga tidak dinik- mati oleh mayoritas negeri berpenduduk Muslim, kecuali Malaysia. Padahal globalisasi, khususnya globalisasi tahap tiga, membuka ke- sempatan Juas untuk setiap negara bermain di dalamnya, asal dapat memengaruhi pasar. India yang terkenal sebagai negara dengan kemis- kinannya kini mulai bisa bersaing dengan Amerika yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Ini terjadi setelah pada 2000 ditanam investasi 24 Ayar-Avat SEMESTA besar-besaran dalam bidang teknologi informasi, pemasangan kabel optik bawah laut, dan satelit dengan harga komputer yang makin murah dan menjamur dimana-mana. Penemuan search engine seperti Google, penemuan perangkat lunak baru, pemakaian internet dan sistem ope- rasi Windows yang melanda hampir seluruh bumi, memungkinkan negara seperti India tumbuh dan bersaing dengan Amerika. Orang India tidak harus pergi ke Amerika untuk dapat bekerja pada perusahaan Intel atau IBM. Ribuan orang terpilih bekerja di Bangalore untuk memenuhi order perusahaan-perusahaan di bidang teknologi informasi ataupun pembuat perangkat lunak dari Eropa maupun AS. Pemberian order dapat dilakukan lewat surat elektronik (e-mail) atau telepon. Pertemuan dengan mitra kerja dapat dilakukan lewat telekon- ferensi tanpa harus melakukan perjalanan ke luar negeri. Orang-orang India, dengan gaji yang lebih rendah dan kualitas pekerjaan yang sama, telah mencurilapangan kerja orang AS tanpa harus berpindah ke Ame- rika. Perusahaan-perusahaan swasta, seperti Intel, HP, dan IBM, lebih memilih orang-orang India untuk mendapatkan untung Cina telah tumbuh menjadi negara pengekspor terbesar kedua setelah AS. Sebelumaya, posisi ini diduduki Meksiko, tetangga terdekat AS yang menikmati keuntungan geografis dalam mengekspor barang- nya. Cina telah memenuhi pasar AS dengan produk komponen kompu- ter, komponen elektrik, tekstil, barang-barang kebutuhan olahraga, dan mainan anak-anak. Para pemain globalisasi dari Asia masih terbatas dari India, Cina, ‘Taiwan, Korea, Singapura, dan Malaysia, yakni negara- negara yang sangat memperhatikan sains. Cina dan India yang sering digambarkan sebagai negeri yang kumuh karena kepadatan penduduknya, merupakan negara yang mempunyai tradisi ilmu yang kukuh. Keduanya merupakan negeri kontributor yang signifikan dalam dunia ilmu fundamental, khususnya fisika. Chen-Ning Yang kelahiran Hefei Cina, pada 1922 dan ‘Isung-Dao Lee kelahiran Shanghai pada 1926 menerima Nobel bidang fisika pada 1957. Sementara itu, Chien-Shiung Wu yang lahir di Shanghai pada 1912 merupakan ahli fisika wanita penemu penyimpangan paritas pada peluruhan beta inti dan mendapat Wolf Prize pada 1974. C.V. Raman adalah ahli fisika India yang mendapat Nobel pada 1930. Nama M.K. Bose diabadikan bersama Einstein dalam fungsi distribusi statistik untuk partikel berspin bulat, yaitu statistik Bose-Einstein. Homi Penoaiiutuan, 25 Jehangir Bhabha yang lahir di Mumbai pada 1909 dikenal dengan teori hamburan elektron-positron, sedangkan Saraj Narayan Gupta kelahiran Haryana dikenal dalam teori elektrodinamika kuantum. Perhatian negara-negara Islam terhadap sains dan pengembangan- nya masih sangat rendah. Merujuk data Science Citation Index 2004, 46 negara Islam memberi kontribusi 1,17 persen pada penerbitan karya ilmiah dunia. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan sumbangan satu negara, seperti India dan Spanyol, yang masing-masing 1,66 persen dan 1,48 persen. Dua puluh negara Arab menyumbang 0,55 persen dari total karya ilmiah dunia, sedangkan Israel menyumbang 0,89 persen. Sementara negara-negara maju, seperti Jerman, Inggris, atau Jepang, berturut-turut menyumbang 7,1 persen, 7,9 persen, dan 8,2 persen, apalagi Amerika 30,8 persen. Masalah tersebut terkait dengan anggaran yang disediakan untuk kepentingan pengembangan sains dan teknologi, termasuk kegiatan riset dan pengembangan serta dukungan atas aktivitas ilmiah lainnya. Negara-negara Islam hanya mengalokasikan anggaran belanja sebanyak 0,45 persen dari GNP, sedangkan negara-negara maju yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menghabiskan dana sebanyak 2,30 persen dari GNP untuk keperluan yang sama. Ketersediaan sumber daya manusia untuk men- dukung kegiatan riset dan pengembangan di negara-negara Islam juga terbatas. Secara rata-rata, negara-negara Islam memiliki 8,8 ilmuwan, insinyur, dan teknisi per 1.000 penduduk dibandingkan dengan negara- negara OECD yang memiliki 139,3 atau 40,7 di negara-negara maju di luar OECD. Angka-angka terakhir yang juga kurang menggembirakan ini di- perparah oleh kenyataan lain, yaitu terjadinya migrasi tenaga abli (brain drain) ke negara-negara maju. Dalam tiga dekade terakhir, lebih dari 500 ribu ilmuwan dari negara-negara Dunia Ketiga bermigrasi ke Eropa, Amerika, Kanada, dan Australia. Dari jumlah tersebut, se- banyak 55 persen berasal dari Asia. Iran, Pakistan, dan Turki adalah tiga negara Islam di kawasan Asia yang paling banyak kehilangan ilmuwan akibat brain drain ini. Hal yang sama dialami Mesir, Aljazair, dan Maroko yang mewakili kawasan Afrika, Demikian pula Suriah, Lebanon, dan Yordania yang menjadi representasi negara Arab, Dua ilmuwan Muslim terkemuka, Dr. Abdus Salam dan Dr. Ahmed Zewail, 26 Ayar-Avat SEMESTA masing-masing meraih Nobel bidang fisika dan kimia setelah hijrah dari Pakistan ke Inggris dan dari Mesir ke Amerika. Mereka sebagai ilmuwan tidak tumbuh dan berkembang di negerinya sendiri, tetapi di negara Barat. Buku Khusus Kelalaian dan pengabaian pada sains di Dunia Islam terjadi secara luas dan meliputi semua lapisan umat, termasuk para elitenya. Fenomena ini terus berlangsung, penulis sepakat dengan Syaikh Thanthawi, ka- rena ulama dan umat Islam masih berkutat dan menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, dan dana untuk perkara fiqih. Syair-syair dan mak- nanya, semisal aHfighu anfusu syai'in, fiqih adalah segala-galanya atau fiqih adalah ilmu yang paling berharga; idza md‘a’ tazza dzu ilmin bi ilmin fa ilmul fight aula bi’ tiza‘azin, jika orang berilmu mulia lantaran ilmunya, ilmu figih membuatnya lebih mulia, masih sangat dominan di masyarakat kita. Ayat hukum hanya berjumlah seperlima dari ayat kauniyah, tetapi telah menyedot hampir semua energi ulama dan umat Islam. Sebalik- nya, ayat-ayal kauniyah yang berjumlah sangat banyak terabaikan Sains sebagai perwujudan normatif ayat-ayat kauniyah seolah-olah tidak terkait dan tidak mengantar orang Islam ke surga atau neraka sehingga tidak pernah dibahas, baik di wilayah keilmuan maupun pe- ngajian-pengajian Keprihatinan dan gugatan Syaikh Thanthawi telah dilontarkan sekitar tujuh dasawarsa lalu, tetapi keadaan sains di kalangan umat dan Dunia Islam tidak mengalami perubahan yang berarti, Umat tetap abai terhadap ayat-ayat kauniyah dan fenomena alam. Kenyataan ini cukup mengganggu dan memaksa penulis berpikir untuk mencari solusi bagaimana menumbuhkan kesadaran bahwa Allah melalui Al-Quran telah mengingatkan betapa urgennya memahami fenomena alam fisis dan membangun sains. Suatu ketika pikiran sederhana melintas di benak penulis. Tujuh ratus lima puluh ayat kauniyah memang banyak, tetapi jika terselip di antara 6.236 ayat lainnya bisa jadi ayat-ayat tersebut tidak terlihat dan pada gilirannya tidak diperhatikan, Dus, sebaiknya ayat-ayat kau- niyah tersebut ditampilkan tersendiri, misalnya, dalam bentuk buku. Penoaiiutuan, 27 Tujuannya, ayat-ayat kauniyah mendapat perhatian, dibicarakan, di- diskusikan, dan ditindaklanjuti dengan penelitian atas kandungannya. Buku yang terdiri dari empat bab ini ditulis dengan tujuan sederhana tersebut. Tiga bab awal memuat indeks atau Klasifikasi berdasarkan subjek, surah, dan teks ayat dengan terjemahanaya. Dalam memilih ayat kau- niyah, penulis membaca langsung Al-Quran dan terjemahan, kemudian mengambil ayat yang memuat istilah atau kata air, api, batu, bulan, bumi, langit, matahari, zarrah, dan seterusnya. Hasilnya adalah 1.108 ayat, angka yang berbeda secara signifikan dari yang diperoleh Syaikh Thanthawi Selanjutnya, penulis memilah ayat-ayat tersebut, mana yang me- rupakan “ayat kauniyah” dan menuntun pada konstruksi ilmu ke- ng bukan. Tidak semua ayat yang memuat kata elemen alam, seperti langit dan bumi, merupakan ayat kauniyah yang alaman dan mana ) membawa pada bangunan ilmu kealaman. Sebagai contoh, (palsies! Gi paid Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan apa yang di bumi. Dan Dia Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (QS Al-Syara [42]: 4) Langit dan bumi dalam ayat ini tidak memberi informasi apa-apa selain menerangkan kekayaan dan kepemilikan Allah Swt. Ayatayat seperti ini di dalam klasifikasi abjad diberi tanda *), contoh QS 42: 4°), dan dalam klasifikasi surah tidak ditampilkan. Bandingkan dengan ayat, ips Sasi es SATs Os oS Sot 2 sro oO) Spee Ble Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradah-Nya. Kemudian bila Dia memanggilmu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar. (QS Al-Rim [30]: 25) 28 Ayar-Avat SEMESTA Dalam ayat ini terdapat spesifikasi langit dan bumi yang dapat di- eksplorasi lebih lanjut, yakni keadaan berdirinya dengan iradah Allah Swt, Pertanyaan sederhana yang dapat diajukan adalah bagaimana proses dan mekanisme berdirinya, memerlukan waktu berapa lama dan kapan, serta iradah Allah muncul dalam bentuk apa. Beberapa ayat yang mendeskripsikan keadaan setelah Kiamat juga penulis ambil, tetapi sebagian tidak sehingga tampak ada inkonsistensi. Mulanya ayat-ayat tersebut memang tidak ada yang penulis ambil, tetapi kemudian timbul pertanyaan mengapa Allah memilih penggam- baran seperti itu, bukan lainnya. Jelas, tetap terdapat rahasia yang mestinya kita selidiki di dunia ini. Sebagai contoh, Osa pocekesey Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas minuman bercampur jake, (QS AHnsan [76]: 17) Penulis tidak tertarik pada peaggambaran surganya, tetapi pada jahe sebagai campuran minuman. Apa keistimewaan jahe sehingga dipilih sebagai campuran minuman penghuni surga? Untuk mengetahuinya, jelas diperlukan kajian terhadap jahe dan beberapa tanaman lain yang serumpun, seperti kunyit, kencur, dan temu lawak. Pemilahan ini mem- berikan jumlah akhir ayat kauniyah, yaitu 800 ayat. Ayat lengkap dan terjemahannya juga penulis tampilkan agar pem- baca benar-benar mendapat kesan bahwa ayat-ayat kauniyah memang sangat banyak. Selain itu, buku ini juga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk diskusi atau ceramah tanpa harus memegang dan bolak-balik membuka Al-Quran lagi. Bagian Diskusi dan Rekonstruksi penulis buat untuk memberi gambaran bagaimana membangun sains yang bertumpu pada Kitab Suci serta merangsang dan memancing ide-ide para pembaca. Karena sifatnya yang demikian, uraian dalam bagian ini tidak harus selesai pada satu kesimpulan tertentu, tetapi juga pada pertanyaan yang tidak terjawab. Tema yang didiskusikan juga sangat terbatas sesuai dengan latar belakang dan pengetahuan atau pengalaman yang penulis miliki. Penoaiiutuan, 29 Kesan apologia di dalam Bagian Diskusi dan Rekonstruksi menjadi tidak terelakkan mengingat sains yang dijadikan bahasan merupakan sains yang telah ada dan relatif mapan. Demikian pula dengan kesan (memberi) tafsir terhadap ayatayat yang dibahas juga tidak perlu di- mungkiri. Skenario bahasan Bagian Diskusi dan Rekonstruksi ini adalah membangun ulang sains dengan berangkat dari teks-teks Kitab Suci dan menyodorkan sebanyak mungkin pertanyaan atas teks tersebut dan menganggap bahwa sains saat ini belum ada. Kita meyakinilslam sebagai ajaran yang komprehensif dan sempur- na, tetapi selama ini kita juga telah mereduksi dalam satu-dua aspek tertentu, sehingga misi Islam sebagai rahmat hanya eksis dalam bentuk jargon. Kesempurnaan Islam, termasuk aspek sains, harus segera ditampilkan kembali. Al-Quran telah memberi pesan cukup lengkap tentang masalah ini, Buku ini membantu menyampaikan pesan Kitab Suci tersebut kepada para pembaca dan umat Islam umumnya.[] Bahan dengan hak cipta AYAT-AYAT KAUNIYAH DALAM Bahan dengan hak cipta KLASIFIKASI SUBJEK AIR mata air dari batu terbelah, QS 2: 74; QS 7: 160 dari langit, QS 2: 164; QS 25: 48; Q531: 10 dari langit dan menghidupkan bumi, QS 2: 164; QS 29: 63; QS 43: 11 bah setinggi gunung, QS 11:43 ditelan bumi dan surut, QS 11: 44 sumber — dari bumi, QS 17:90 meresap ke dalam tanah, QS 18: 41 asal kehidupan, QS 21: 30 dari langit menghijaukan bumi, QS 22: 63 menetap di bumi dan menghilang, QS 23: 18 dari langit menurut ukuran, QS 23:18; QS 43: 11 pancaran, QS 23: 27 sumber — di tanah tinggi, QS 23: 50 minum makhluk, ternak dan manusia, QS 25:49 menghidupkan tanah yang mati, QS 25: 49; QS 50: 11 asal manusia, QS 25: 54 kebun dan mata —, QS 26: 134, 147*) unta betina dan —, QS 26: 155-156 dari langit menumbuhkan kebun, QS 27: 60; QS 78: 15-16 banjir besar, QS 29: 14; QS 34: 16 keturunan manusia dari — hina, QS 32:8 menghalau — ke bumi yang tandus, 832: 27 dari langit untuk tanaman, QS 35: 27; QS 39: 21; QS 50:9 sumber —, QS 39: 21; QS44: 25%); mendidih, QS 55: 44; QS 78: 25*) tercurah, QS 56: 31*); QS 78: 14; minum — tawar, QS 56: 68-69; QS 77:27 bisa asin, QS 56: 70 sumber — jadi kering, QS 67: 30 naik (banjir) dan kapal, QS 69: 11 segar, QS 72: 16 terpancar dari sulbi lakHlaki dan tu- lang dada perempuan, QS 86: 6-7 ALAM fitrah tidak berubah, QS 30: 30 teduh tidak sama dengan panas, QS 35: 21 hukum — (sunnatullah) tidak ber- ubah, QS 48: 23 diguneang, QS 79: 6 ANGGUR anggur, QS 6: 99; QS 13: 4; QS 16: 11; QS 18: 32*); QS 23: 19; QS 36: 34; QS 80: 28 untuk minuman, QS 16: 67 Jadang diantara kebun —dan kebun kurma, QS 18: 32 hadiah, QS 78: 32*) ANGIN dan awan di antara langit dan bumi, QS 2: 164 mengandung api, QS 2: 266 dingin merusak tanaman, QS 3: 117 membawa awan, QS 7: 57; QS 35:9 topan, QS 7: 133 mempbuat kapal berlayar, QS 10: 22; QS 30: 46 perantara fertilisasi, QS 15: 22 topan yang menenggelamkan, QS 17: 69 rekayasa, QS 21: 81; QS 34: 12 Bahan dengan hak cipta diterbangkan, QS 22: 31 kabar gembira, QS 25: 48; QS 27: 63 dikirim, QS 30: 48 dan tanaman kuning, QS 30: 51 topan dan tentara kasatmata, QS 33:9 tunduk, QS 36: 38 amat gemuruh, QS 41: 16 hujan dan—, QS 45:5 membinasakan, QS 51: 41 melumat jadi serbuk, QS 51: 42 kencang, QS 54: 19 menerbangkan batu, QS 54: 34 panas, QS 56:42 topan dingin, QS 69:6 tujuh malam delapan hari, QS 69:7 ANGKA (BILANGAN) dua belas bulan, QS 9: 36 bilangan tahun dan perhitungan (hisab gamblang), QS 10: 5; QS 17:12 dihitung tepat, QS 21: 47 tujuh jalan di atas, QS 23: 17 cepat perhitungannya, QS 24: 39 seribu tahun kurang lima puluh ta- hun, QS 29: 14 menghitung segala sesuatu satu-sa- tu, QS 72: 25 tujuh hal kukuh, QS 78: 12 sepuluh malam, QS 89: 2*) genap dan ganjil, QS 89: ANJING menjulurkan lidahnya, QS 7: 176*) di depan pintu gua, QS 18: 18*) API cahaya —, QS 2:17 dibawa angin, QS 2: 266 bahan iblis dan jin, QS 7: 12, QS 55: 15*) leburan, QS 13: 17 semburan yang terang, QS 15:18 sangat panas, QS 15:27 menyelamatkan Ibrahim, QS 21: 69 terang tanpa disentuh —, QS 24: 35 di lereng gunung, QS 28: 29*) suluh — yang cemerlang, QS 37: 10 diatas dan di bawah ada lapisan —, QS 39: 16 perhatikan, QS 56: 71-72 fungsi —, QS 56: 73*) bergejolak, QS 70: 15; QS 111:3 membakar ubun-ubun, QS 70: 16 sebesar dan setinggi istana, QS 77: 50 dari kayu bakar, QS 85: 5*) ASAP langit berupa —, QS 41:11 hitam, QS 56: 43 ATAP ditinggikan, QS 52: 5 ATUR urusan, QS 10:3. dari ‘Arsy, QS 11:7 tidak lengah, QS 23: 17 naungan —, QS 2: 57, 210*); QS 7: 160, 171 angin dan — di antara langit dan bu- mi, QS 2: 164 dibawa angin, QS 7: 57 mengandung hujan, QS 13:12; QS51:2 di atas ombak, gelap, dan invisible, QS 24: 40 berarak dan bertindih, QS 24: 43 Bahan de n hak cipta keluar butiran es, QS 24:43 dari celah — turun hujan, QS 24: 43; QS 30: 48 jalannya gunung, QS 27: 88 dibentangkan dan bergumpal, QS 30: 48 ke lembah, QS 46:24 bertumpuk, QS 52: 44 air tercurah dari —, QS 78: 14 BANGUNAN tinggi, QS 89: 7-8) besar, QS 89: 10°) BATANG dapat tumbuh, QS 59:5 BATU hati lebih keras dari —, QS 2: 74 diantara — ada sungai, QS 2: 74 terbelah keluar mata air, QS 2: 74 tanah di atas —licin ditimpa hujan, QS 2: 264 kerasnya hati, QS 5: 13 hujan —, QS 8: 32; QS 29:40 tanah terbakar, QS 11: 82 hujan — dari tanah yang keras, QS 15:74 menjadi besi atau —, QS 17:50 meniup — kecil (kerikil), QS 17: 68 ahli bangunan, QS 38: 37 badai —, QS 67: 17 memotong —, QS 89: 9*) BAWANG merah, putih, QS 2: 61 BAYANGAN di pagi dan petang, QS 13: 15 bolak-balik, QS 16:48 memanjangkan, QS 25: 45 menarik perlahandahan, QS 25: 46 tiga cabang, QS 77: 30 BENCANA ketetapan, QS 57: 22 BENDA namanama, QS 2: 31, 33 BESI menjadi — atau batu, QS 17:50 mendidih jadi seperti air, QS 18: 29 proses pengecoran, QS 18: 96 baju —, QS 21: 80; QS 34:11 dilunakkan, QS 34: 10 dengan kekuatan hebat, QS 57: 25 BUI satu butir tumbuh tujuh butir, setiap butir seratus —, QS 2: 261 daun dan — jatuh, QS 6: 59 tumbuh, QS 6: 95 tumbuh dan hancur, QS 56: 63-65 ditumbuhkan, QS 78: 15 BINTANG waktu malam dan tenggelam, QS 6:76 petunjuk pada kegelapan darat dan laut, QS 6:97 sebelas —, QS 12:4 gugusan — QS 15: 16; QS 25:61; QS 85:1 petunjuk, QS 16: 16 sujud, QS 22: 18 dihias —, QS 37: 6; QS 41: 12; QS 67:5 Bahan dengan hak cipta memandang — sekali, sakit, QS 37: 88-89 terbenam, QS 52: 49; QS 53: 1 Syi'ra’, QS. 53:49 dihapus, QS 7: 8 berjatuhan, QS 81:2 demi— yang beredar dan terbenam, QS 81: 15-16 jatuh berserakan, QS 82: 2 dengan cahaya menembus, QS 86: 3 BUAH kemarau dan kekurangan, QS 7: 130 aneka rasa, QS 13:4 rezeki berbagai —, QS 28: 57*) kebun dengan —, QS 36: 35*) keluar dari kelopak, QS 41:47 pohon berduri tidak menggemukkan dan tidak mengenyangkan, QS 88: 6-7 tin, QS 95: BUKIT diangkat, QS 4: 154*); QS 7: 171 sebelah kanan, QS 19: 52*) Sinai, QS 95: 2*) BULAN sabit, tanda waktu, QS 2: 189 terbit dan terbenam, QS 6: 77 sabit, daun melengkung, QS 36: 39 terbelah, QS 54:1 demi —, QS 74: 32 hilang cahaya, QS 75: 8 bila jadi purnama, QS 84: 18 mengiringi, QS 91: 2 bulan bereahaya dan matahari ber- sinar, QS 71: 16 BUMI emas sepenuh —, hamparan, QS 2: QS 18:6 lubang di —, QS 6: 35 milik Allah, QS 7: 12: terasa sempit, QS 9: 25, 118 manusia dibuat dari, QS 11: 61 dihampar, QS 1 7; QS 51: 48; QS 79: aneka bagian, QS 13:4 isi —, QS 13: 18 terbelah oleh bacaan, QS 13: 31 diganti— lain, QS 14: 48 sumber kehidupan dan makhluk, QS 15: 20 jungkir balik, QS 15:74 ditenggelamkan, QS 16: 45 dihidupkan air hujan, QS 16: 65 tidak dapat menembus, QS 17:37 tampak datar, QS 18:47 terbelah, QS 19: 90; QS 50: 54; QS 80: 26 jalan yang luas, QS 20: 53; QS 21:31 asal dan tempat manusia, QS 20: 55 kering, gersang, disiram air dan su- bur, QS 22:5; QS 41:39 ditundukkan yang di—, QS 22: 65 ditumbuhi tanaman, QS 23: 19; QS 26: 7; QS 36: 33-35; QS 50: 7; QS 86: 12 Qarun dan rumahnya dibenamkan ke —, QS 28: 81*) luas, QS 29: 56 mengolah, QS 30:9*) dihidupkan, QS 30: 19, 50; QS 57: 17 dihidupkan hujan, QS 30: 24 diatur, QS 32:5 dibenamkan ke —, QS 34: 9 masuk-keluar, QS 34: 2; QS 57:4 dalam genggaman, QS 39: 67 terang oleh cahaya, QS 39: 69 tempat menetap dan jalan-jalan, QS 40: 64; QS 43: 10 S 3:91 3 QS 20:53; Bahan deng hak cipta penciptaan dua masa, QS 41: 9 datang dengan sukacita, QS 41:11 menghancurkan tubuh, QS 50:4 tanda-tanda, QS 51: 20 dan mata air, QS 54: 12 semua binasa, QS 55: 26*) diratakan, QS 55: 10; QS 84: 3 guncang dahsyat, QS 56: 4; QS 99: 1 mudah dijelajahi, QS 67: 15*) ditelan — yang berguncang, QS 67: 16 dan gunung dibenturkan, QS 69: 14 dihampar untuk jalan, QS 71: 19-20, tempat berkumpul orang hidup dan mati, QS 77: 25-26 (kuburan) dibongkar, QS 82:4 isinya dilempar dan menjadi kosong, QS 84:4 patuh, QS 84:5 diguncang berturut-turut, QS 89: 21 dan penghamparannya, QS 91: 6 mengeluarkan beban berat, QS 99: 2 menceritakan beritanya, QS 99:4 BUMI DAN LANGIT tidak ada yang tersembunyi di—, QS 3:5") mencipta —, QS 20: 4 yang di— terikat, QS 29: 22*) BURUNG berbentuk — dan ditiup, QS 3: 49°) gagak, QS 5:31 dari tanah liat, QS 5: 110*) terbang tak tertahan, QS 16: 79 gunung dan — bertasbih, QS 21: 79; QS 34: 10 jatuh dan disambar, QS 22: 31 mengembangkan sayap, QS 24: 41 suara—, QS 27: 16 tentara —, QS 27: 17, 20, 22 Hud-Hud, QS 27: 28 berkumpul dan taat, QS 38: 19 mengembang dan mengatupkan sa- yap tanpa ada yang menahan, QS 67: 19 berbondong-bondong, QS 105: 3 CAHAYA apt, QS 2:17 yang terang, QS 4: 174*); QS 6: 122; QS 33: 46 membuat dapat berjalan, QS 6: 122; QS 57: 28 langit dan bumi, QS 24: 35 diatas —, QS 24: 35 tidak sama dengan gelap, QS 35: 20 hilang, QS 75: 8 merah (twilight), QS 84: 16 CIPTA ide dan realisasi—, Kun fayakin 2: 117; QS 3: 47, 59; QS 6: 73; QS 19: 35; QS 40: 68 tidak sia-sia, QS 3: 191 men— dan memelihara segala sesua- tu, QS 6: 102*); QS 39: 62 dari diri yang satu, QS 7: 189 memulai dan mengembalikan (meng- ulangi), QS 10: 4, 34; QS 21: 104; QS 27: 64; QS 29: 19; QS 30: 11, 27; QS 85: 13 aneka jenis dan warna, QS 16: 13 dari tidak ada menjadi ada, QS 19: 9,67 bentuk semua ciptaan, QS 20: 50 tidak lengah (terkontrol), QS 23: 17 tidak main-main, QS 23: 115 tongkat bagal ular, QS 28:31 men— permulaan dan mengulangi sokali lagi, QS 29: 20 fitrah tidak berubah, QS 30: 30; QS 48: 23 memperindah, QS 32:7 Bahan dengan hak cipta hidup tidak sama dengan mati, QS 35: 22 men— segala sesuatu, QS 40: 62*) manusia dan hewan melata, QS 45: 4 menghancurkan dengan perintah, QS 46: 25 pertama tidak lelah, QS 50: 15 pertama, QS 56: 62 semua diketahui, QS 57: 3 men— sendirian, QS 74: 11 (dasar cuT) proses — manusia, QS 75: 37-40; QS 77: 20-23 pencipta manusia, QS 80: 18*) men— dan menyempurnakan, QS 82: 7; QS 87:2 DADA sesak bagai mendaki langit, QS 6: 125 jadi sempit, QS 15: 97 manusia, QS 29: 10*) tidak dua hati, QS 33:4 lapang, QS 94: 1*) DARAH haid adalah kotoran, QS 2: 222*) bangkai, —, dan babi, QS 5:3; QS 16: 115*) kirim, QS 7: 133 DARAT diketahui yang di — dan di laut, QS 6:59 bencana di — dan di laut, QS 6: 63*) tenggelam, QS 17: 68 DAUN (hukum) — dan biji jatuh, QS 6: 59 seperti — dimakan (ulat), QS 105:5 22 SNS WS NE DEBU diterbangkan, QS 25: 23; QS 51:1; QS 56: 6; QS 100:4*), ditiup angin kencang, QS 14: 18 gunung hancur jadi —, QS 56: 5-6 DELIMA tumbuh oleh hujan, QS 6: 99 di kebun berjunjung, QS 6: 141 DINDING di depan dan di belakang, QS 36: 9 tertutup, QS 17: 45 Dzulkarnain membuat —, QS 18: 94- 95 tidak dapat didaki dan dilubangi, QS 18:97 suatu waktu hancur, QS 18:98 antarmanusia, QS 36: 9*) DOMBA bulu — untuk baju dan perhiasan, QS 16: 80%) EMAS sepenuh bumi, QS 3:91 FAJAR terang benang putih dari benang hi- tam, QS 2: 187 demi —, QS 89:1 penuh kesejahteraan, QS 97: 5*) FATAMORGANA di tanah datar, QS 24: 39 GAJAH tindakan Tuhan, QS 105: 1*) Bahan dengan hak cipta GELAP dan terang, QS 6: 1 beda dari terang, QS 13: 16; QS 35: 21*) laut dalam — dan invisible, QS 24: 40 awan di atas ombak, — dan invisible, QS 24: 40 hari yang —, QS 26: 189 di darat dan di laut, QS 27: 63 GELOMBANG bagai gunung, QS 11:42 GEMPA bergelimpangan di rumah akibat —, QS 7:78, 91, 155 dahsyat, QS 29: 37 GUA tempat perlindungan, QS 9: 57*) berdiam di —, QS 18: 9-10 tutup telinga beberapa tahun, QS 18:11 di dalam — yang luas, QS 18:17 tidur dikira bangun, QS 18: 18 anjing di depan pintu, QS 18: 18 GUNUNG pahatan — sebagai rumah, QS 7: 74; QS 15: 82; QS 26: 149*) gelombang sebesar —, QS 11: 42 di bumi, QS 13: 3; QS 15: 19; QS 41: 10; QS 50:7 guncang oleh bacaan, QS 13: 31 dapat lenyap, QS 14: 46 bumitidak guncang, QS 16: 15; Q831: 10 tempat tinggal di— dan pakaiannya, QS 16: 81 tidak dapat setinggi —, QS 17: 37 berjalan, QS 18: 47; QS 52: 10 kaum di antara dua —, QS 18: 93 runtuh, QS 19: 90 dihancurkan sampai rata, QS 20: 105-107, mengukuhkan bumi, QS 21: 31 dan burung bertasbih, QS 21: 79; QS 34: 10 belahan laut, QS 26: 63 kokoh diatas bumi, QS 27: 61 berjalan seperti awan, QS 27: 88 enggan menerima amanah, QS 33: 72 aneka warna, putih, merah, dan hi- tam, QS 35:27 ditundukkan dan bertasbih, QS 38: 18 diberkahi dan penentuan kadar ma- kanan dalam empat masa, QS 41: 10; Sinai, QS 52:1 hancur, jadi debu beterbangan, QS 56: 5-6; QS 77: 10 pecah oleh Al-Quran, QS 59: 21*) seperti bulu, QS 70: 9 tumpukan pasir yang beterbangan, QS 73: 14 tinggi, QS 77: 21 sebagai pasak, QS 78:7 beterbangan, QS 78: 20 dipancangkan dengan teguh, QS 79: 32 dihancurkan, QS 81:3 ditegakkan, QS 88: 19 seperti bulu yang dihamburkan, QS 101:5 GURUH bertasbih, QS 13: 13 Bahan dengan hak cipta HAID kotoran, QS 2: 222 HALILINTAR menyambar, QS 13: 13 HEWAN semua — di bumi, QS 2: 164 mendengar seruan, QS 2: 171*) hadyu, QS 5: 2, 97; QS 22: 33*) gald’id, QS 5:2, 97*) dilatih, QS5:4 buruan QS 5: 94*) laut, QS 5: 96*) masyarakat —, QS 6: 38 fungsi—: pakaian, makanan, piaraan, dan transportasi, QS 6: 142; QS 16:5-7;QS.23: 21-22; QS 36: 71- 73; QS 40: 79-80; QS 43: 12-13*) delapan berpasangan, domba, kam- bing, unta, dan sapi, QS 6: 143- 144 hati, mata, dan telinga tidak dipakai setara—ternak, QS 7: 179 makanan dan kediaman — melata, OS 11:6 melata dalam genggaman Allah, QS 11:56 dimakan, QS 20: 54*) karunia — ternak, QS 22: 28, 30; QS 26: 133*) penciptaan — dari air, QS 24: 45 berjalan dengan perut, dua kaki, em- pat kaki, QS 24: 45, lebih buruk daripada —, QS 25: 44") minum air, QS 25: 49*) anugerah, QS 26: 133 dikeluarkan — melata dari bumi, QS 27:82 makanan — lemah, QS 29: 60 beraneka ragam, QS 35: 28") mmelata atau merayap, QS 42: 29 makan seperti —, QS 47: 12*) kesenangan dan —ternak, QS 79:33; QS 80: 33*) liar dikumpulkan, QS 81:5 spesies —: kutu, QS 7: 133 katak, QS 7: 133 belalang, QS 7: 133 belalang beterbangan, QS 54: 7 laron bertebaran, QS 101: 4 H1DUP keluar yang — dari yangmati dan se- baliknya, QS 3: 27; QS 30: 19 makhluk — berkembang biak, QS 31: 10 bertingkat, QS 84: 19 HUJAN Tebat, QS 2: 19; QS 6: 6; QS 11:52; QS TI: 11 untuk buah-buahan, QS 2: 22; QS 14: 32 menimpa tanah di atas batu licin, QS 2: 264 dan gerimis menyiram tanaman di dataran tinggi, QS 2: 265 menumbuhkan tanaman, QS 6: 96; QS 7:57; QS 10: 24; QS 20:53 fungsi suci dan peneguh, QS 8: 11 batu, QS 11: 82 dari langit mengalir ke lembah, QS 13:17 oleh angin, QS 15: 22 untuk minum dan tumbuhan, QS 16: 10-11 menghidupkan bumi, QS 16: 65 buruk (batu), QS 25: 40; QS 26: 173; QS 27:58, bergilir, QS 25: 50 menghidupkan bumi, QS 30: 24 putus asa, QS 30: 48 turun, QS 31:34 Bahan dengan hak cipta setelah putus asa, QS 42: 28 dan angin, QS 45: 5 IKAN terapung di permukaan air, QS 7: 163 mengambil jalan aneh, QS 18: 63 tinggal di perut —, QS 37: 144, QS 68: 48*) besar, QS 37: 142*) JAHE minuman, QS 76: 17 JIWA terasa sempit, QS 9: 118 mencipta dan membangkitkan satu —, QS 31: 28+) dipegang, ditahan, dan dilepas, QS 39: 42 penjaga, QS 86: 4*) penyempurnaan, QS 91:7 ilham, QS 91: 8*) KABUT putih oleh langit pecah, QS 25: 25 dilangit, QS 44: 10 KACA seakan bintang, QS 24: 35 Mein, QS 27:44 KACANG adas, QS 2: 61 KAMBING bulu — untuk baju dan perhiasan, QS 16: 80") merusak tanaman, QS 21: 78*) berlayar, QS 2: 164; QS 14: 32; QS 17: 66; QS 22: 65; QS 31: 31; QS 51:3; QS 54: 14 diselamatkan di —, QS 7: 64; QS 10: 73; QS 26: 119 tenggelam, QS 7: 64; QS 36: 43 berlayar oleh tiupan angin, QS 10: 22 rekayasa, QS 11: 37-38; QS 23: 27 semua pasangan hewan di dalam —, QS 11: 40 berlayar, QS 11:42 berlabuh, QS 11: 44 laut dan —, QS 16: angkutan, QS 23: QS 43: 12 penumpang dan sifatnya, QS 29: 15, 65") penuh muatan, QS 37: 140 seperti gunung, QS 42: 32 terhenti saat angin tenang, QS 42: 33 dibinasakan, QS 42: 34 dari papan dan paku, QS 54:13 pelajaran, QS 54: 15 layar tinggi seperti gunung, QS 55: 24 KAYU api — hijau, QS 36: 80 tersandar, QS 63: 4 bakar, QS 85:5; QS 111:4 KELEDAI tulang-belulang, QS 2: 259 transportasi dan hiasan, QS 16:8 suara—, QS 31: 19 membawa buku, QS 62: 5*) terkejut, lari dari singa, QS 74: 50-51 Bahan dengan hak cipta KETIMUN sayur dan—, QS 2: 61 KHAMAR manfaat lebih kecil daripada dosa- nya, QS 2: 219*) KIAMAT sangkakala ditiup, QS 6: 73; QS 20: 102; QS 21: 87; QS 27: 87; QS 39: 68; QS 69: 13; QS 78: 18°) tiba-tiba, tanda sudah ada, QS 7: 187*); QS.47: 18 berat yang dilangit dan bumi, QS 7: 187 sekejap, QS 16: 77*) waktu rahasia, QS 20: 15 tidak dapat mundur atau maju sesaat pun, QS 34: 30*) KILAT dan guruh di gelap gulita, QS 2: 19 menyambar, QS 2: 20 untuk takut dan harapan, QS 13: 12; QS 30: 24 menghilangkan penglihatan, QS 24: 43 KUDA transportasi dan hiasan, QS 16: 8 anak — dan keledai, QS 16: 8 berlari, mencetuskan api dan debu, QS 100: 14*) KULIT gemetar, QS 39: 23 dan hati tenang, QS 39: 23 dan anggur, QS 2: 266; QS 17: 91*) kurma, QS 6: 99, 141; QS 13:4; QS 16: (QS19: 25°); QS 23: 2 34; QS 80: 29 minuman, QS 16: 67 Jadang di antara kebun anggur dan kebun —, QS 18:32 bermayang lembut, QS 26: 148 mayang tersusun, QS 50: 10 tumbang, QS 54: 20 kelopak mayang, QS 55: 11 pohon yang lapuk, QS 69: 7 LABA-LABA rumah paling lemah, QS 29: 41 LALAT rahasia—, QS 22: 73 LANGIT sebagai atap, QS 2: 22; QS 40: 64 tujuh —, QS 2: 29: QS 67: 3; QS 71: 15 petaka dari —, QS 2: 59; QS 7: 162; QS 29: 34%) tangga ke —, QS 6: 35; QS 52: 38; QS 70:3 pintu —, QS 7:40, QS 78: 19 azab dari —, QS 7: 162; QS 29: 34 menghentikan hujan, QS 11: 44 meninggikan — tanpa tiang, QS 13:2 diganti— lain, QS 14: 48 pintu—terbuka, naik dan pandangan kabur seperti kena sihir, QS 15: 1415 hiasan — bintang, QS 15: 16; QS 37: 6; QS 4l: 12 dijaga, QS 15: 17; QS 72:89 tujuh, QS 17: 44; QS 23: 86 berkepingkeping, QS 17: 92 naik ke —, QS 17:93 Bahan dengan hak cipta pecah, QS 19: 90, QS 25: 25; QS 55: 37; QS 73: 18 atap terpelihara, QS 21: 32 ditahan agar tidak jatuh ke bumi, QS 21: 65 menggulung bagai kertas, QS 21: 104 merentangkan tali ke gumpalan dari —, QS 34:9 tanpa tang, QS 31: 10 turun-naik, QS 34: 2; QS 57:4 ditahan agar tidak lenyap, QS 35: 41 dipelihara, QS 37: 7*) digulung, QS 39: 67 rezeki dari —, QS 40: 13; QS 51:22 tujuh — dua masa, QS 41: 12 urusan masing-masing, QS 41: 12 bagian atas hampir pecah, QS 42: 5 ‘Tuhan di —, QS 43: 84*) membawa kabut, QS 44: 10 ditinggikan, dihias dan tanpa retak, QS 50: 6 dengan jalan, QS 51:7 meluaskan dengan kuasa, QS 51: 47 berguneang, QS 52: 9 gumpalan jatuh, QS 52: 44 pintu—terbuka dan keluar air, QS 54: 11 ditinggikan, QS 55: 7; QS 79: 28; QS 88: 18 dihias bintang, QS 67:5 terbelah, QS 69: 16; QS 7: 9; QS 82: 1;Q884:1 lemah, QS 69: 16 penjuru —, QS 69: 17*) bagai cairan tembaga, QS 70: 8 dibuka, QS 78: 19 yang lalulalang, QS 79: 3-4 dibina, QS 79: 27 disempurnakan, QS 79: 28 dilenyapkan, QS 81: 11 patuh, QS 84:2 dengan gugusan bintang, QS 85: 1 dan yang datang malam, QS 86: 1 mengandung hujan, QS 86: 11 dan pembinaannya QS 91: 5 LANGIT DAN BUMI Allah tahu rahasia—, QS 2: 33; QS 25: 6 kerajaan—, QS 2: 107; QS 3: 189; QS 5: 17, 40, 120; QS T: 158, 185; QS 9: 116; QS 24: 42; QS 25: 2; QS 57: 2, 5: QS 85: 9*) milik Allah yang di—, QS 2: 116, 255, 284; QS 3: 109, 129, 180; QS 4: 126, 131-132, 170-171; QS 6: 12; QS 10: yang di— tunduk, QS 2: 116; 26; QS 31: 20; QS 4 mencipta —, QS 2:11 QS 6: 1,79; OS I 32; QS 17: 99; QS 27: 60; QS 29: 61 Gadi); QS 31: 25; QS 35: 1 (ditam- bah); QS 36: 81*); QS 42: 11, 29; QS 43:9 angin dan awan di antara —, QS 2: 164 penciptaan —, tanda-tanda, QS 2: 164 tidak tersembunyi, QS 3: 5*) Tuhan, QS 3: 6*) yang di— diketahui, QS 3: 97; QS 17:55; QS 22: QS 49: 16; QS 58: 7; QS 64: 4*) yang di — berserah diri, QS 3: 83 surga seluas —, QS 3: 133; QS 57: 21") yang di — bersujud, QS 6: 3; QS 13: 15 penciptaan — dengan haq, QS 6: 73; QS 14: 19; QS 16: 3: QS 29: 4 Bahan dengan hak cipia QS 39: 5; QS 44: 39; QS 45: 22; QS 46:3; QS 64:3 tanda-tanda yang di—, QS 6: 75; QS 10: 101 Pencipta—, QS 6:79, 101; QS 14: 10*); QS 35: 1; QS 43: 9*) penciptaan — enam masa, QS 7: 54; QS 10:3; QS 11: 7; QS 25: 59; QS 32: 4; QS 50: 38; QS 57: 4; berkah dari —, QS 7:96 ketetapan ketika mencipta—, QS 9: 36 rezeki dari —, QS 10: 31; QS 27: 64 zarvah di — tercatat, QS 10:61 kekal selama ada —, QS 11: 107-108 milik Allah yang gaib di —, QS 11: 123; QS 18: 26*) tanda-tanda di—, QS 12: 105 penciptaan— dan yang di antaranya dengan haq, QS 15: 85 semua — dan hewan melata sujud, QS 16: 49; QS 22: 18 (perinci te- rangkan) waktu — ditentukan, QS 17:99; QS 46:3 memelihara —, QS 17: 102 saksi kejadian —, QS 18: 51 orang di—, QS 19: 93*) diketahui perkataan di —, QS 21:4 penciptaan — dan yang diantaranya tidak main-main, QS 21: 16 dua Tuhan akan hancur, QS 21: 22 mulanya terpadu lalu terpisah, QS 21:30 Tuhan — dapat dibuktikan, QS 21: 56*) kehancuran — oleh manusia, QS 23:71 yang di—bertasbih, QS 24: 41 (ada cara); QS 30: 18; QS 57: 1; QS 59: 1, 24; QS 61: 1; QS 62: 1; QS 64: 1 menciptakan dan menguasai — dan yang ada di antaranya, QS 26: dikeluarkan yang terpendam di —, QS 26: 25 diketahui yang gaib di —, QS 27: 65, 75+) terkejut semua yang di —, QS 27:87 penciptaan — dan yang ada di anta- ranya dengan haq dan waktu tertentu, QS 30: 8 tanda-tanda —, QS QS 45:3 berdiri dengan iradah, QS 30: 25 Mahatinggi Tuhan, QS 30: 27 menciptakan —, QS 31: 25*) dan gunung tidak mampu memikul amanah, QS 33: 72*) di depan dan di belakang, QS 34:9 yang — tidak dapat melemahkan Allah, QS 35: 44*) memelihara — dan yang ada di an- taranya, QS 37: 5; QS 44: 7°); QS 78: 37 menciptakan — dan yang ada di an- taranya dengan hikmah, QS 38:27 kunei —, QS 39: 63; QS 42: 12 mati yang di—, QS 39: 68*) penciptaan — lebih berat daripada penciptaan manusia, QS 40: 57 berupa asap, QS 41:11 mencipta — dan makhluk melata, QS 42:29 penciptaan — tidak sla-sia, QS 38: 27 Pemilik — dan memelihara ‘Arsy, QS 43: 82%) penciptaan — tidak main-main, QS 44: 38 keagungan di —, QS 45:37*) penciptaan — tanpa rasa lelah, QS 46:33 tentara—, QS 48:4, 7*) yang di— meminta, QS 55: 29 menembus —, QS 55: 33 pusaka —, QS 57:10 perbendaharaan penciptaan tujuh QS 63:7 QS 65: 12 Bahan dengan hak cipta

You might also like