You are on page 1of 16

1

STRATEGI PERANG GERILYA DAN ALUTSISTA MODERN YANG DIMILIKI TNI


SERTA PERKEMBANGAN GENERASI PERANG SAAT INI

Pendahuluan
Strategi perang suatu angkatan perang sebagai manifestasi dalam rangka
memenangkan pertempuran di antaranya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan
musuh dan bakal musuh yang akan dihadapi, dihadapkan pada kekuatan dan
kemampuan sendiri, sehingga menghasilkan suatu cara bertempur yang terbaik.
Perang gerilya sebagai suatu cara bertempur sampai saat ini masih dianggap sebagai
cara bertempur yang tepat untuk menghadapi kekuatan musuh yang memiliki
keunggulan dengan mengadaptasi perkembangan teknologi sebagai basis
pemanfaatan alutsista modern. Adaptasi perang gerilya telah digunakan di beberapa
negara seperti perang Vietnam, Irak, Suriah, Partai Pekerja Kurdi (PPK) serta banyak
lagi dengan memanfaatkan alutsista modern. Taktik dan teknik perang gerilya
sejatinya akan disesuaikan dengan wilayah operasi (mandala operasi).1 Oleh karena
itu, harapannya dari strategi perang gerilya dan alutsista modern yang dimiliki TNI
serta perkembangan generasi perang saat ini adalah untuk dapat mempertahankan
kedaulatan dan keutuhan NKRI dari segala bentuk ancaman, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri. Namun kenyataannya, perlu diwaspadai bahwa ancaman
terhadap kedaulatan dan keutuhan NKRI masih terus ada. Ancaman tersebut dapat
datang dari berbagai pihak, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh
karena itu, TNI perlu terus meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi berbagai
ancaman tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas terkait dengan Strategi Perang Gerilya di
Era Modern yang dimiliki TNI , maka dapat penulis ambil identifikasi persoalan
yaitu : Pertama, mengapa Perang gerilya merupakan cara perang yang mengandung
kompleksitas rumit karena dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan,
sehingga semua unsur yang terlibat harus disiplin dalam mematuhi pokok-pokok
operasi ?; Kedua, bagaimana cara mengembangkan suatu keadaan atau kondisi
sehingga menguntungkan pasukan gerilya dan memperoleh keunggulan kekuatan
dan kemampuan dalam rangka melaksanakan tindakan operasi ofensif balas ?;
Ketiga, bagaimana perang Gerilya modern saat ini ? Karena Gerilya adalah salah

1
Doklap Perang Gerilya Kota/Pemukiman, Lampiran Keputusan Kasad Nomor Kep/1048/XI/2019
Tanggal 18 November 2019, Hal. 1 .
2

satu strategi perang perjuangan dalam rangka merebut dan mempertahankan


kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan sejarahnya, perang ini termasuk perlawanan
perang yang dilakukan secara berpindah-pindah, sembunyi-sembunyi, penuh
sabotase, namun tetap fokus dan efektif ?; Keempat, mengapa Kepemimpinan
komandan lapangan menjadi salah satu Faktor Intern yang memengaruhi
Pelaksanaan Perang Gerilya, dan hal tersebut mencerminkan sikap Jenderal
Soedirman yang memutuskan meninggalkan Yogyakarta untuk bergerilya.
Sementara Perang gerilya saat ini bukanlah perang seperti yang dilakukan pada saat
perang melawan penjajah merebut kemerdekaan, perang gerilya saat ini harus
beradaptasi dengan kekuatan dan kemampuan modern yang dimiliki TNI serta
perkembangan generasi perang saat ini. Adaptasi perang gerilya tetap bertumpu
pada taktik dasar perang gerilya dengan merubah paradigma penggunaan senjata
sederhana menjadi senjata modern yang memiliki daya hancur masif,
menggabungkan satuan tempur, satuan bantuan tempur, satuan bantuan
administrasi, satuan intelijen, satuan komando kewilayahan, dan satuan khusus.
Penggabungan satuan-satuan tersebut dilengkapi senjata modern melalui strategi
perang gerilya akan mampu menghadirkan perlawanan sengit dengan memperlemah
kekuatan lawan, menurunkan moril, dan menghilangkan kehendak berperang musuh,
guna menghadirkan kesempatan untuk melaksanakan tindakan ofensif balas ?;
Kelima, bagaimana Analisa Pasis tentang Kodam sebagai Kompartemen strategis
Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep perang
berlarut/Gerilya ?; Dari uraian permasalahan tersebut diperoleh sebuah rumusan
permasalahan yaitu “Bagaimana strategi perang gerilya dan Alutsista
modern yang dimiliki TNI serta perkembangan generasi perang saat ini ?”
Pembahasan dalam tulisan ini memiliki arti penting sebagai bahan kajian dan
pencerahan bagi pembaca tentang strategi yang ditempuh TNI AD dalam rangka
menerapkan strategi Perang Berlarut/Gerilya. Metode yang penulis gunakan dalam
pembuatan esai ini bersifat deskriptif analisa dengan menggambarkan kondisi yang
ada didasarkan pada pendekatan studi kepustakaan. Adapun nilai guna yang
dapat diambil dari penulisan esai ini adalah dapat memberikan pengalaman pribadi
dalam melakukan analisa terhadap strategi Strategi Perang Gerilya dan Alutsitas
Modern yang dimiliki TNI serta perkembangan Generasi Perang saat Ini. Maksud
memberikan gambaran kepada pembaca terkait data dan fakta, serta strategi/upaya
Perang Gerilya di era modern saat ini. Adapun tujuan penulisan esai ini untuk
3

memberikan masukan dan saran kepada pimpinan TNI AD dan pemerintah


terkait dengan upaya menghadapi Strategi Perang Gerilya. Ruang Lingkup
pembahasan penulisan esai ini disusun dengan tata urut: pendahuluan, pembahasan,
dan penutup.

Pembahasan
TNI Angkatan Darat dalam melaksanakan tugas operasi militer untuk perang
perlu menyiapkan strategi perang yang tepat didasarkan pada kemungkinan lawan
khususnya dalam menghadapi invasi lawan. Kemungkinan lawan yang akan dihadapi,
diprediksi memilki kemampuan alutsista dan strategi perang yang lebih kuat serta
modern dibandingkan dengan TNI Angkatan Darat. Pada konteks keterlibatan perang
kemungkinan tidak hanya melibatkan satu atau dua angkatan bersenjata negara bahkan
kemungkinan lebih, perang dapat meluas dan mendalam dengan berbagai alasan
kepentingan negara aktor. Mengingat kemungkinan kekuatan tidak berimbang, dalam
rangka menghindari kehancuran total dan untuk memelihara perlawanan sebagai
kelanjutan dari perang konvensional, maka strategi perang gerilya merupakan cara
berperang yang solutif. Dengan keberhasilan perang gerilya dapat dilanjutkan tindakan
ofensif balas sebagai upaya memenangkan pertempuran, maka strategi perang gerilya
merupakan cara berperang yang solutif. Dengan keberhasilan perang gerilya dapat
dilanjutkan tindakan ofensif balas sebagai upaya memenangkan pertempuran. 2

Mengapa Perang gerilya merupakan cara perang yang mengandung kompleksitas


rumit karena dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan, sehingga
semua unsur yang terlibat harus disiplin dalam mematuhi pokok-pokok operasi ?
Berdasarkan data dan fakta, Perang gerilya adalah cara perang yang dilakukan
oleh pasukan yang lebih lemah dengan menggunakan taktik hit-and-run, sabotase, dan
perang gerilya lainnya. Perang gerilya biasanya dilakukan di daerah pedesaan atau
hutan, yang merupakan medan yang sulit dikendalikan oleh pasukan yang lebih kuat.
Perang gerilya adalah cara perang yang kompleks dan rumit karena memiliki beberapa
karakteristik yang berbeda dari cara perang tradisional. Berikut adalah beberapa fakta
tentang perang gerilya : 1) Perang gerilya dilakukan dalam waktu yang tidak dapat
ditentukan. Pasukan gerilya tidak akan menyerang musuh secara frontal, tetapi akan
menyerang secara tiba-tiba dan kemudian melarikan diri. Hal ini membuat pasukan

2
Doktrin Pelaksanaan Perang Gerilya, . Lampiran Keputusan Kasad Nomor Kep/1011/XI/2019
Tanggal 4 November 2019, hal. 1.
4

yang lebih kuat sulit untuk melawan pasukan gerilya; 2) Perang gerilya mengandalkan
dukungan dari rakyat. Pasukan gerilya tidak dapat bertahan hidup tanpa dukungan dari
rakyat. Rakyat akan memberikan makanan, tempat tinggal, dan informasi kepada
pasukan gerilya; 3) Perang gerilya menggunakan taktik hit-and-run. Pasukan gerilya
akan menyerang musuh secara tiba-tiba dan kemudian melarikan diri. Hal ini membuat
pasukan yang lebih kuat sulit untuk melawan pasukan gerilya; 4) Perang gerilya
menggunakan taktik sabotase. Pasukan gerilya akan menyerang target-target penting
musuh, seperti jembatan, rel kereta api, dan instalasi militer. Hal ini akan membuat
3
pasukan yang lebih kuat kesulitan untuk bergerak dan menyerang.
Melihat data dan fakta tersebut, harapannya adalah bahwa perang gerilya
dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, seperti : mengalahkan
kekuatan yang lebih kuat, mempertahankan kemerdekaan, menggulingkan
pemerintah yang tidak sah dan menciptakan negara yang baru. Perang gerilya juga
dapat digunakan untuk melindungi masyarakat dari serangan musuh. Namun,
perang gerilya juga dapat menimbulkan korban jiwa yang banyak dan dapat
menghancurkan infrastruktur. Oleh karena itu, perang gerilya harus digunakan
sebagai upaya terakhir.
Teori perang gerilya adalah teori yang digunakan untuk melakukan perang
gerilya. Perang gerilya adalah cara perang yang dilakukan oleh pasukan yang lebih
lemah dengan menggunakan taktik hit-and-run, sabotase, dan perang gerilya
lainnya. Perang gerilya biasanya dilakukan di daerah pedesaan atau hutan, yang
merupakan medan yang sulit dikendalikan oleh pasukan yang lebih kuat. Beberapa
pokok-pokok operasi yang harus dipatuhi oleh pasukan gerilya: 1) Pasukan gerilya
harus memiliki tujuan yang jelas; 2) Pasukan gerilya harus memiliki rencana operasi
yang matang; 3) Pasukan gerilya harus memiliki strategi yang tepat; 4) Pasukan
gerilya harus memiliki taktik yang efektif; 5) Pasukan gerilya harus memiliki disiplin
yang tinggi; 6) Pasukan gerilya harus memiliki motivasi yang tinggi; 7) Pasukan
gerilya harus memiliki dukungan dari rakyat.Dengan mematuhi pokok-pokok operasi
tersebut, pasukan gerilya dapat meningkatkan peluang untuk berhasil dalam perang
gerilya. Salah satu teori yang digunakan dalam perang gerilya diantaranya : Teori Sun
Tzu adalah teori perang yang ditulis oleh Sun Tzu pada abad ke-6 SM. Teori ini
membahas tentang prinsip-prinsip perang yang efektif, termasuk strategi, taktik, dan
kepemimpinan.
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerilya, Diakses : 15/07/2023.
5

Beberapa kendala/kelemahan dari perang gerilya : 1) Perang gerilya adalah


perang yang lama dan sulit. Pasukan gerilya harus bisa bertahan hidup di medan yang
sulit dan melawan musuh yang lebih kuat; 2) Perang gerilya membutuhkan dukungan
rakyat. Pasukan gerilya tidak bisa bertahan hidup tanpa dukungan rakyat. Rakyat
harus memberikan makanan, tempat tinggal, dan informasi kepada pasukan gerilya; 3)
Perang gerilya bisa menimbulkan korban jiwa yang banyak. Pasukan gerilya dan
masyarakat sipil bisa menjadi korban serangan musuh; 4) Perang gerilya bisa
menghancurkan infrastruktur. Pasukan gerilya bisa menyerang target-target penting
musuh, seperti jembatan, rel kereta api, dan instalasi militer. Hal ini bisa menimbulkan
kerugian bagi masyarakat sipil.
Perang gerilya adalah cara perang yang mengandung kompleksitas rumit karena
dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan, sehingga semua unsur yang
terlibat harus disiplin dalam mematuhi pokok-pokok operasi. Berikut adalah beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas perang gerilya : 1) Memiliki
tujuan yang jelas. Pasukan gerilya harus memiliki tujuan yang jelas yang ingin dicapai.
Tujuan ini harus realistis dan dapat dicapai; 2) Memiliki rencana operasi yang matang.
Pasukan gerilya harus memiliki rencana operasi yang matang yang menjelaskan
bagaimana mereka akan mencapai tujuan mereka. Rencana ini harus fleksibel dan
dapat disesuaikan dengan situasi yang berubah-ubah; 3) Memiliki strategi yang tepat.
Pasukan gerilya harus memiliki strategi yang tepat yang akan membantu mereka
mencapai tujuan mereka. Strategi ini harus didasarkan pada kekuatan dan kelemahan
musuh, serta kondisi medan perang; 4) Memiliki taktik yang efektif. Pasukan gerilya
harus memiliki taktik yang efektif yang akan membantu mereka mengalahkan musuh.
Taktik ini harus didasarkan pada strategi yang telah ditetapkan; 5) Memiliki disiplin yang
tinggi. Pasukan gerilya harus memiliki disiplin yang tinggi agar dapat berhasil dalam
perang gerilya. Disiplin ini diperlukan agar pasukan gerilya dapat mematuhi rencana
operasi, strategi, dan taktik yang telah ditetapkan; 6) Memiliki motivasi yang tinggi.
Pasukan gerilya harus memiliki motivasi yang tinggi agar dapat berhasil dalam perang
gerilya. Motivasi ini diperlukan agar pasukan gerilya dapat bertahan dalam kondisi yang
sulit dan berbahaya; 7) Memiliki dukungan dari rakyat. Pasukan gerilya harus memiliki
dukungan dari rakyat agar dapat berhasil dalam perang gerilya. Rakyat akan
memberikan makanan, tempat tinggal, dan informasi kepada pasukan gerilya.
6

Bagaimana cara mengembangkan suatu keadaan atau kondisi sehingga


menguntungkan pasukan gerilya dan memperoleh keunggulan kekuatan dan
kemampuan dalam rangka melaksanakan tindakan operasi ofensif balas ?
Beberapa data dan fakta yang bisa di sampaikan dari cara mengembangkan
suatu keadaan atau kondisi sehingga menguntungkan pasukan gerilya dan
memperoleh keunggulan kekuatan dan kemampuan dalam rangka melaksanakan
tindakan operasi ofensif balas : 1) Pasukan gerilya dapat memanfaatkan kondisi medan
yang sulit dan tidak menguntungkan bagi pasukan musuh; 2) Pasukan gerilya dapat
memanfaatkan dukungan dari rakyat. Rakyat dapat memberikan informasi dan bantuan
kepada pasukan gerilya, yang akan membuat pasukan gerilya lebih mudah bergerak
dan menyerang pasukan musuh; 3) Pasukan gerilya dapat memanfaatkan faktor
kejutan. Pasukan gerilya dapat melakukan serangan secara tiba-tiba dan tidak terduga,
yang akan membuat pasukan musuh kewalahan; 4) Pasukan gerilya dapat
memanfaatkan faktor mobilitas. Pasukan gerilya harus dapat bergerak dengan cepat
dan mudah, agar dapat menghindari serangan pasukan musuh; 5) Pasukan gerilya
harus dapat memanfaatkan faktor persenjataan. Pasukan gerilya harus menggunakan
persenjataan yang efektif dan sesuai dengan kondisi medan; 6) Pasukan gerilya harus
dapat memanfaatkan faktor psikologis. Pasukan gerilya harus dapat membuat pasukan
musuh ketakutan dan tidak betah bertempur..
Harapan yang bisa dicapai dari cara mengembangkan suatu keadaan atau
kondisi sehingga menguntungkan pasukan gerilya dan memperoleh keunggulan
kekuatan dan kemampuan dalam rangka melaksanakan tindakan operasi ofensif balas
adalah : 1) Pasukan gerilya dapat mencapai tujuan mereka. Tujuan pasukan gerilya
dapat berupa menggulingkan pemerintah yang tidak sah, membebaskan wilayah yang
diduduki, atau mendapatkan kemerdekaan; 2) Pasukan gerilya dapat bertahan hidup.
Pasukan gerilya dapat bertahan hidup dari serangan pasukan musuh dan dari kondisi
yang sulit dan berbahaya; 3) Pasukan gerilya dapat memenangkan perang. Pasukan
gerilya dapat memenangkan perang dengan mengalahkan pasukan musuh secara
militer atau dengan membuat pasukan musuh menyerah.
Beberapa teori yang digunakan dalam cara mengembangkan suatu keadaan
atau kondisi sehingga menguntungkan pasukan gerilya dan memperoleh keunggulan
kekuatan dan kemampuan dalam rangka melaksanakan tindakan operasi ofensif balas:
1) Teori perang gerilya. Teori perang gerilya adalah teori yang digunakan untuk
melakukan perang gerilya. Perang gerilya adalah cara perang yang dilakukan oleh
7

pasukan yang lebih lemah dengan menggunakan taktik hit-and-run, sabotase, dan
perang gerilya lainnya. Perang gerilya biasanya dilakukan di daerah pedesaan atau
hutan, yang merupakan medan yang sulit dikendalikan oleh pasukan yang lebih kuat; 2)
Teori perang rakyat. Teori perang rakyat adalah teori yang digunakan untuk melakukan
perang yang melibatkan rakyat. Perang rakyat adalah cara perang yang dilakukan oleh
pasukan yang lebih lemah dengan menggunakan dukungan dari rakyat. Rakyat akan
memberikan makanan, tempat tinggal, dan informasi kepada pasukan gerilya; 3) Teori
perang urat saraf. Teori perang urat saraf adalah teori yang digunakan untuk
melakukan perang yang bertujuan untuk melemahkan moral dan semangat musuh.
Perang urat saraf dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menyebarkan
propaganda, melakukan sabotase, dan melakukan serangan-serangan kecil yang tidak
menimbulkan korban jiwa. Dengan menggunakan teori-teori tersebut, pasukan gerilya
dapat mengembangkan suatu keadaan atau kondisi yang menguntungkan mereka dan
memperoleh keunggulan kekuatan dan kemampuan dalam rangka melaksanakan
tindakan operasi ofensif balas.
Beberapa kendala/kelemahan dalam cara mengembangkan suatu keadaan
atau kondisi sehingga menguntungkan pasukan gerilya dan memperoleh keunggulan
kekuatan dan kemampuan dalam rangka melaksanakan tindakan operasi ofensif balas :
1) Perang gerilya adalah perang yang lama dan sulit. Pasukan gerilya harus bisa
bertahan hidup di medan yang sulit dan melawan musuh yang lebih kuat; 2) Perang
gerilya membutuhkan dukungan rakyat. Pasukan gerilya tidak bisa bertahan hidup
tanpa dukungan rakyat. Rakyat harus memberikan makanan, tempat tinggal, dan
informasi kepada pasukan gerilya; 3) Perang gerilya bisa menimbulkan korban jiwa
yang banyak. Pasukan gerilya dan masyarakat sipil bisa menjadi korban serangan
musuh; 4) Perang gerilya bisa menghancurkan infrastruktur. Pasukan gerilya bisa
menyerang target-target penting musuh, seperti jembatan, rel kereta api, dan instalasi
militer. Hal ini bisa menimbulkan kerugian bagi masyarakat sipil.
Pasukan gerilya dapat melakukan beberapa upaya untuk mengembangkan
suatu keadaan atau kondisi sehingga menguntungkan mereka dan memperoleh
keunggulan kekuatan dan kemampuan dalam rangka melaksanakan tindakan operasi
ofensif balas, yaitu : 1) Mendapatkan dukungan dari rakyat. Rakyat dapat memberikan
makanan, tempat tinggal, dan informasi kepada pasukan gerilya. Dukungan dari rakyat
sangat penting untuk kelangsungan hidup pasukan gerilya; 2) Memanfaatkan kondisi
medan yang sulit. Pasukan gerilya dapat memanfaatkan kondisi medan yang sulit,
8

seperti pegunungan atau hutan, untuk melindungi diri dari serangan musuh; 3)
Melakukan serangan secara tiba-tiba dan tidak terduga. Serangan secara tiba-tiba dan
tidak terduga akan membuat musuh kewalahan dan tidak dapat mempersiapkan diri; 4)
Memiliki mobilitas yang tinggi. Pasukan gerilya harus dapat bergerak dengan cepat dan
mudah, agar dapat menghindari serangan musuh; 5) Memiliki persenjataan yang efektif.
Pasukan gerilya harus memiliki persenjataan yang efektif dan sesuai dengan kondisi
medan; 6) Memiliki motivasi yang tinggi. Pasukan gerilya harus memiliki motivasi yang
tinggi, agar dapat bertahan dalam kondisi yang sulit dan berbahaya.

Bagaimana perang Gerilya modern saat ini ? Karena Gerilya adalah salah satu
strategi perang perjuangan dalam rangka merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan sejarahnya, perang ini termasuk
perlawanan perang yang dilakukan secara berpindah-pindah, sembunyi-
sembunyi, penuh sabotase, namun tetap fokus dan efektif ?
Beberapa data dan fakta bahwa perang gerilya adalah salah satu strategi
perang yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang tidak memiliki kekuatan militer
yang besar untuk melawan kelompok-kelompok yang lebih kuat. Perang gerilya
biasanya dilakukan dengan cara berpindah-pindah, sembunyi-sembunyi, dan
melakukan serangan-serangan kecil yang tidak terduga. Perang gerilya biasanya
digunakan untuk melemahkan moral dan semangat musuh, serta untuk mengulur
waktu sampai bantuan datang. Perang gerilya modern saat ini masih digunakan oleh
berbagai kelompok di berbagai negara di dunia. Beberapa contoh perang gerilya
modern yang terkenal adalah perang gerilya di Vietnam, perang gerilya di Afghanistan,
dan perang gerilya di Palestina..
Beberapa harapan yang bisa dipetik dari perang gerilya modern saat ini, yaitu:
1) Melemahkannya moral dan semangat musuh; 2) Mengulur waktu sampai bantuan
datang. Perang gerilya dapat mengulur waktu sampai bantuan datang dengan cara
melakukan serangan-serangan kecil yang tidak terduga; 3) Mendapatkan dukungan
dari rakyat. Perang gerilya dapat mendapatkan dukungan dari rakyat dengan cara
melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi rakyat, seperti membangun
sekolah, rumah sakit, dan jembatan; 4) Mendapatkan bantuan dari pihak internasional.
Perang gerilya dapat mendapatkan bantuan dari pihak internasional dengan cara
melakukan propaganda dan diplomasi.
9

Teori yang digunakan dalam perang gerilya modern saat ini adalah teori perang
gerilya yang dikembangkan oleh Mao Zedong. Teori perang gerilya Mao Zedong
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut : 1) Penggunaan rakyat sebagai basis. Perang
gerilya harus didukung oleh rakyat. Rakyat harus memberikan dukungan moral,
material, dan informasi kepada pasukan gerilya; 2) Perang gerilya harus bersifat mobile.
Pasukan gerilya harus dapat bergerak dengan cepat dan mudah, agar dapat
menghindari serangan musuh; 3) Perang gerilya harus bersifat hit-and-run. Pasukan
gerilya harus melakukan serangan-serangan kecil yang tidak terduga, agar dapat
membuat musuh kewalahan; 4) Perang gerilya harus bersifat jangka panjang. Perang
gerilya harus dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, agar dapat melemahkan
moral dan semangat musuh. Teori perang gerilya Mao Zedong telah digunakan oleh
berbagai kelompok gerilya di berbagai negara di dunia, dan telah berhasil
memenangkan beberapa perang.
Kendala/kelemahan, Perang gerilya modern dapat menjadi strategi yang efektif
untuk melawan kelompok-kelompok yang lebih kuat, tetapi perang gerilya modern juga
memiliki beberapa risiko, Beberapa kendala/kelemahan dari Perang gerilya modern
antara lain : 1) Tingginya korban jiwa dari pihak gerilya; 2) Lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk memenangkan perang; 3) Sulitnya mendapatkan dukungan dari
masyarakat internasional. Perang gerilya modern adalah strategi perang yang kompleks
dan berbahaya.Dalam konteks sejarah Indonesia, perang gerilya merupakan strategi
kunci dalam perjuangan kemerdekaan. Gerakan kemerdekaan Indonesia dipimpin oleh
Front Pembebasan Nasional, yang menggunakan taktik gerilya untuk melawan
pemerintah kolonial Belanda. Front Pembebaswan Nasional dapat mencapai
kesuksesan karena mendapat dukungan dari penduduk setempat dan karena dapat
menggunakan medan untuk keuntungannya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam perang gerilya modern saat ini,
yaitu: 1) Mendapatkan dukungan dari rakyat. Rakyat adalah kunci keberhasilan perang
gerilya. Tanpa dukungan rakyat, perang gerilya akan sulit untuk bertahan hidup. Rakyat
dapat memberikan dukungan kepada pasukan gerilya dengan cara memberikan
makanan, tempat tinggal, informasi, dan bantuan lainnya; 2) Menggunakan teknologi
yang lebih canggih. Teknologi yang lebih canggih dapat membantu pasukan gerilya
untuk melawan musuh yang lebih kuat. Teknologi yang dapat digunakan oleh pasukan
gerilya antara lain senjata, komunikasi, dan informasi; 3) Membangun jaringan kerja
sama dengan kelompok-kelompok lain. Pasukan gerilya dapat membangun jaringan
10

kerja sama dengan kelompok-kelompok lain yang memiliki tujuan yang sama. Jaringan
kerja sama ini dapat membantu pasukan gerilya untuk mendapatkan dukungan,
informasi, dan bantuan lainnya; 4) Menggunakan kekerasan yang terukur dan terarah.
Pasukan gerilya harus menggunakan kekerasan yang terukur dan terarah. Kekerasan
yang tidak terukur dan tidak terarah dapat menimbulkan banyak korban sipil dan dapat
merusak dukungan dari rakyat.

Mengapa Kepemimpinan komandan lapangan menjadi salah satu Faktor Intern


yang memengaruhi Pelaksanaan Perang Gerilya, dan hal tersebut mencerminkan
sikap Jenderal Soedirman yang memutuskan meninggalkan Yogyakarta untuk
bergerilya. Sementara Perang gerilya saat ini bukanlah perang seperti yang
dilakukan pada saat perang melawan penjajah merebut kemerdekaan, perang
gerilya saat ini harus beradaptasi dengan kekuatan dan kemampuan modern
yang dimiliki TNI serta perkembangan generasi perang saat ini. Adaptasi perang
gerilya tetap bertumpu pada taktik dasar perang gerilya dengan merubah
paradigma penggunaan senjata sederhana menjadi senjata modern yang memiliki
daya hancur masif, menggabungkan satuan tempur, satuan bantuan tempur,
satuan bantuan administrasi, satuan intelijen, satuan komando kewilayahan, dan
satuan khusus. Penggabungan satuan-satuan tersebut dilengkapi senjata modern
melalui strategi perang gerilya akan mampu menghadirkan perlawanan sengit
dengan memperlemah kekuatan lawan, menurunkan moril, dan menghilangkan
kehendak berperang musuh, guna menghadirkan kesempatan untuk
melaksanakan tindakan ofensif balas ?
Beberapa data dan fakta yang terjadi dari perang gerilya modern : 1) Perang
gerilya modern menggunakan senjata yang lebih canggih dan modern, seperti senjata
api, bom, dan granat; 2) Perang gerilya modern menggunakan strategi yang lebih
kompleks dan terorganisir, seperti menggunakan jaringan komunikasi dan informasi,
serta menggunakan sabotase; 3) Perang gerilya modern menggunakan dukungan dari
rakyat untuk mendapatkan makanan, tempat tinggal, dan informasi; 4) Perang gerilya
modern menggunakan media massa untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat.
Perang gerilya modern adalah strategi perang yang kompleks dan berbahaya. Perang
gerilya modern hanya dapat berhasil jika dilakukan dengan perencanaan yang matang,
dukungan dari rakyat, dan bantuan dari pihak internasional.
11

Harapan dari kepemimpinan komandan lapangan menjadi salah satu faktor


intern yang memengaruhi pelaksanaan perang gerilya adalah agar perang gerilya dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Kepemimpinan yang kuat dan tegas akan dapat
membuat pasukan gerilya tetap bersemangat dan berjuang meskipun menghadapi
kesulitan yang besar. Kepemimpinan yang lemah dan tidak tegas akan dapat membuat
pasukan gerilya mudah menyerah atau terpecah belah. Sikap Jenderal Soedirman yang
memutuskan meninggalkan Yogyakarta untuk bergerilya mencerminkan kepemimpinan
yang kuat dan tegas. Jenderal Soedirman menyadari bahwa Yogyakarta sudah tidak
dapat dipertahankan, dan dia memutuskan untuk memimpin pasukan gerilya untuk
terus berjuang. Keputusan Jenderal Soedirman ini sangat penting dalam perjuangan
bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan.
Beberapa teori yang dapat digunakan dari kepemimpinan komandan lapangan
dalam perang gerilya : 1) Teori kepemimpinan yang kuat dan tegas. Kepemimpinan
yang kuat dan tegas akan dapat membuat pasukan gerilya tetap bersemangat dan
berjuang meskipun menghadapi kesulitan yang besar. Kepemimpinan yang lemah dan
tidak tegas akan dapat membuat pasukan gerilya mudah menyerah atau terpecah
belah; 2) Teori kepemimpinan yang adaptif. Kepemimpinan yang adaptif akan dapat
membuat pasukan gerilya beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi yang
terjadi di medan perang. Kepemimpinan yang tidak adaptif akan dapat membuat
pasukan gerilya mudah tertinggal dan kalah; 3) Teori kepemimpinan yang berwibawa.
Kepemimpinan yang berwibawa akan dapat membuat pasukan gerilya respect dan
percaya kepada pemimpinnya. Kepemimpinan yang tidak berwibawa akan dapat
membuat pasukan gerilya tidak respect dan tidak percaya kepada pemimpinnya.
Kepemimpinan komandan lapangan merupakan faktor yang sangat penting
dalam perang gerilya. Kepemimpinan yang kuat, tegas, adaptif, dan berwibawa akan
dapat membuat pasukan gerilya tetap bersemangat dan berjuang untuk mencapai
kemenangan
Perang gerilya saat ini bukanlah perang seperti yang dilakukan pada saat perang
melawan penjajah merebut kemerdekaan. Perang gerilya saat ini harus beradaptasi
dengan kekuatan dan kemampuan modern yang dimiliki TNI serta perkembangan
generasi perang saat ini. Adaptasi perang gerilya tetap bertumpu pada taktik dasar
perang gerilya dengan merubah paradigma penggunaan senjata sederhana menjadi
senjata modern yang memiliki daya hancur masif, menggabungkan satuan tempur,
satuan bantuan tempur, satuan bantuan administrasi, satuan intelijen, satuan komando
12

kewilayahan, dan satuan khusus. Penggabungan satuan-satuan tersebut dilengkapi


senjata modern melalui strategi perang gerilya akan mampu menghadirkan perlawanan
sengit dengan memperlemah kekuatan lawan, menurunkan moril, dan menghilangkan
kehendak berperang musuh, guna menghadirkan kesempatan untuk melaksanakan
tindakan ofensif balas. Beberapa kendala/kelemahan dari kepemimpinan komandan
lapangan dalam perang gerilya : 1) Kelemahan fisik dan mental. Komandan lapangan
harus memiliki fisik dan mental yang kuat untuk menghadapi tantangan perang gerilya
yang panjang dan sulit; 2) Kurang pengalaman. Komandan lapangan yang kurang
pengalaman mungkin tidak dapat membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang
sulit; 3) Kurang dukungan dari pemerintah. Komandan lapangan mungkin tidak
mendapatkan dukungan yang cukup dari pemerintah, baik dalam hal logistik maupun
moral; 4) Kurang dukungan dari rakyat. Komandan lapangan mungkin tidak
mendapatkan dukungan yang cukup dari rakyat, baik dalam hal logistik maupun moral;
5) Kurang dukungan dari pihak internasional. Komandan lapangan mungkin tidak
mendapatkan dukungan yang cukup dari pihak internasional, baik dalam hal logistik
maupun moral.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepemimpinan
komandan lapangan dalam perang gerilya : 1) Meningkatkan kualitas pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan ini harus mencakup aspek-aspek seperti
kepemimpinan, taktik, strategi, dan teknik perang gerilyal; 2) Meningkatkan motivasi
dan semangat juang. Komandan lapangan harus dapat memotivasi dan
membangkitkan semangat juang pasukan gerilya untuk terus berjuang.3) Meningkatkan
moral dan kepercayaan diri. Komandan lapangan harus dapat meningkatkan moral dan
kepercayaan diri pasukan gerilya; 4) Meningkatkan kerja sama dan koordinasi.
Komandan lapangan harus dapat membangun kerja sama dan koordinasi yang baik
dengan pasukan gerilya lainnya; 5) Meningkatkan dukungan dari pemerintah dan
rakyat. Komandan lapangan harus dapat mendapatkan dukungan yang baik dari
pemerintah dan rakyat. Dukungan dari pemerintah dan rakyat akan sangat penting
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan operasi perang gerilya.

Bagaimana Analisis Pasis tentang Kodam sebagai Kompartemen strategis


Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep
perang berlarut ?
13

Berdasarkan data dan fakta, bahwa Kodam, sebagai kompartemen strategis


dalam Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), memiliki peran yang
penting dalam menerapkan konsep perang berlarut. Konsep perang berlarut mengacu
pada situasi di mana konflik bersenjata berlangsung dalam waktu yang lama, dengan
intensitas yang berfluktuasi, dan terlibat banyak pihak baik dalam dan luar negeri.
Dengan menerapkan konsep perang berlarut, Kodam diharapkan dapat menjadi
kekuatan yang dapat menahan laju serangan musuh dan memberikan waktu bagi
rakyat untuk mempersiapkan diri untuk perang. Dengan demikian, salam menghadapi
situasi seperti ini, Kodam harus mempertahankan kemampuan dan kesiapan militer
yang tinggi dan memiliki strategi yang efektif dalam mengatasi situasi tersebut.
Berdasarkan data dan fakta serta menjawab persoalan diatas, maka dapat di
analisa bahwa Kodam sebagai kompartemen strategis pertahanan (Sistem Pertahanan
Rakyat Semesta) memiliki peran penting dalam menerapkan konsep perang berlarut.
Konsep perang berlarut adalah konsep pertahanan yang menekankan pada
keberlangsungan pertahanan, yang melibatkan seluruh aspek kehidupan nasional dan
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Kodam merupakan Kompartemen
strategis Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) yang penting dalam
menerapkan konsep perang berlarut. Kodam harus dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dan pelatihan, motivasi dan semangat juang, moral dan kepercayaan diri,
kerja sama dan koordinasi, serta dukungan dari pemerintah dan rakyat. Kodam yang
dapat melaksanakan hal-hal tersebut akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam menjalankan operasi perang berlarut dan akan dapat memenangkan perang.
Kodam (Komando Daerah Militer) adalah Kompartemen strategis Pertahanan
(Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) yang memiliki tugas pokok untuk
mempertahankan wilayah di daerahnya dari serangan musuh. Dalam menerapkan
konsep perang berlarut, Kodam dapat menghadapi beberapa kendala/kelemahan,
antara lain: 1) Kekurangan sumber daya. Kodam mungkin tidak memiliki sumber daya
yang cukup untuk menjalankan operasi perang berlarut, seperti personel, peralatan,
dan amunisi; 2) Kekurangan dukungan dari pemerintah dan rakyat. Kodam mungkin
tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari pemerintah dan rakyat, baik dalam hal
logistik maupun moral; 3) Kekurangan pengalaman dalam menjalankan operasi perang
berlarut. Kodam mungkin tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan
operasi perang berlarut, sehingga mereka mungkin tidak dapat menghadapi tantangan
yang ada; 4) Kekurangan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan situasi dan
14

kondisi yang terjadi di medan perang. Kodam mungkin tidak memiliki kemampuan yang
cukup untuk beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi yang terjadi di medan
perang, sehingga mereka mungkin tidak dapat memenangkan perang.
Beberapa strategi (upaya) yang dapat dilakukan oleh Kodam dalam
menerapkan konsep perang berlarut antara lain : 1) Penguasaan dan pemanfaatan
teknologi dan informasi yang canggih, seperti drone dan teknologi satelit, untuk
mendapatkan intelijen yang akurat dan real-time, sehingga Kodam dapat mengambil
tindakan yang tepat dan cepat; 2) Membangun sinergi dan kerja sama yang erat
dengan elemen masyarakat, keamanan, dan lembaga negara, sehingga Kodam dapat
memperoleh dukungan dan informasi yang diperlukan untuk memenangkan konflik
tersebut; 3) Mengadopsi strategi militer yang fleksibel dan adaptif, dengan
mengembangkan kemampuan pertahanan pasif dan ofensif yang sesuai dengan situasi
yang dihadapi, dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dengan cara yang efektif dan
efisien; 4) Menerapkan strategi yang berkelanjutan dalam hal penanganan dampak
sosial, ekonomi, dan lingkungan dari konflik bersenjata, dengan memperhatikan
kesejahteraan dan hak asasi manusia, serta menjaga keberlanjutan lingkungan dan
sumber daya alam.

Penutup
Dari uraian pembahasan tentang “Strategi Perang Gerilya dan Alutsista
modern yang dimiliki TNI serta perkembangan generasi perang saat ini” dapat diambil
kesimpulan, bahwa : 1) Strategi Perang Gerilya adalah salah satu strategi perang
yang efektif untuk digunakan oleh negara-negara yang memiliki kekuatan militer yang
lebih lemah dari negara lain. Strategi Perang Gerilya dapat digunakan untuk
melemahkan kekuatan musuh dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi
negara yang lemah; 2) TNI memiliki Alutsista yang modern dan canggih. Alutsista ini
dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan Strategi Perang Gerilya; 3)
Perkembangan generasi perang saat ini menuntut TNI untuk terus meningkatkan
kemampuannya. TNI harus dapat menggunakan Alutsista yang modern dan canggih
secara efektif dan efisien.
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penggunaan Strategi Perang Gerilya dan Alutsista modern yang dimiliki TNI :
1)TNI harus meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan bagi prajuritnya.
Pendidikan dan pelatihan ini harus mencakup aspek-aspek seperti kepemimpinan,
15

taktik, strategi, dan teknik perang gerilya; 2) TNI harus meningkatkan motivasi dan
semangat juang prajuritnya. Motivasi dan semangat juang yang tinggi akan dapat
membuat prajurit tetap bersemangat dan berjuang dalam menghadapi kesulitan yang
besar; 3) TNI harus meningkatkan kerja sama dan koordinasi antar satuan. Kerja sama
dan koordinasi yang baik akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
menjalankan operasi perang gerilya; 4) TNI harus meningkatkan dukungan dari
pemerintah dan rakyat. Dukungan dari pemerintah dan rakyat akan sangat penting
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan operasi perang
gerilya.
Demikian esai tentang “Strategi Perang Gerilya dan Alutsista modern yang
dimiliki TNI serta perkembangan generasi perang saat ini” yang penulis buat,
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan masukan
bagi pemerintah dan lembaga TNI AD.

Bandung, Juli 2023

Penulis,

Ir. ASRUL
DAFTAR PUSTAKA

1. Naskah Hanjar BK. Perang Berlarut/Gerilya, Seskoad, Desember 2022.


2. Doktrin Lapangan Perang Gerilya Hutan, Lampiran Keputusan Kasad Nomor
Kep/1049/XI/2019 Tanggal 18 November 2019.
3. Doktrin Pelaksanaan Perang Gerilya, Lampiran Keputusan Kasad, Nomor
Kep/1011/XI/2019, Tanggal 4 November 2019.
4. Doktrin Lapangan Perang Gerilya Kota/Pemukiman, Lampiran Keputusan Kasad,
Nomor Kep/1048/XI/2019, Tanggal 18 November 2019.
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Gerilya, Diakses : 15/07/2023
6. https://www.gramedia.com/literasi/perang-gerilya/, Diakses : 15/07/2023.
7. https://www-encyclopedia-com.translate.goog/social-sciences/applied-and-social-
sciences-magazines/internal-warfare?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Diakses : 15/07/2023.
8. https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/6214ab9d2bccc/perang-gerilya-strategi-
perlawanan-indonesia-terhadap-belanda , Diakses : 15/07/2023.
Stephen Tirtoutomo, Obed Bima, Aniendya Christianna, Jurnal tentang Perancangan Turn
Based Strategy Game bertema Perang Gerilya Jendral Sudirman, Desain Komunikasi Visual,
Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Siwalankerto 121-131, Surabaya Email:
stephen0404@hotmail.com
9. S. Kalyanaraman, Conceptualisations of Guerrilla Warfare, Strategic Analysis, Vol. 27,
No. 2, Apr-Jun 2003, © The Institute for Defence Studies and Analyses.
10. Understanding Guerrilla Warfare AUTHOR Major Johnie Gombo, USMC CSC 1990
SUBJECT AREA Foreign Policy, Diakses dari :
https://www.globalsecurity.org/military/library/report/1990/GJ.htm pada : 15/072023.

You might also like