Professional Documents
Culture Documents
5-Mega Bisnis Ramadhan
5-Mega Bisnis Ramadhan
Ramadhan
Bismillahirrohmanirrohim
Bulan Ramadhan, saat yang tepat bagi kita untuk melipatgandakan keuntungan sebagai
seorang Mukmin. Sesungguhnya setiap pedagang, dia memiliki saat-saat meraup
keuntungan yang banyak. Demikian juga kita, seorang Mukmin sesungguhnya adalah
pedagang, seperti ungkapan yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
Jual beli dengan siapakah yang bisa mendapatkan untung besar dan mendapatkan
kebahagiaan hakiki serta membebaskan dari segala kesengsaraan hidup?
Yaitu jual beli dengan syaiton dan hanya berakhir dengan penyesalan, ratapan tangisan,
masih ditambah penderitaan, ratapan tangisan, penyesalan dia ketika iblis sang penyesat
berpidato di mimbar api setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala memutuskan perkara di
antara para hamba.
Tentu ini pernyataan yang lebih mengenaskan lagi. Dia dengan ucapan yang
pertama “gelo (bahasa jawa artinya kecewa)”, ternyata janji Allah benar adanya. Dia pun
tampak kecewa berat dengan ucapan iblis yang kedua, ternyata semua janji iblis tipuan
belaka.
َو َم ا َك اَن ِلَي َع َلْيُك ْم ِم ْن ُس ْلَطاٍن ِإاَّل َأْن َدَعْو ُتُك ْم َفاْسَتَج ْبُتْم ِلي
“Dan sesungguhnya aku tidak memiliki kemampuan kekuasaan untuk menyesatkan
kalian kecuali hanya mengajak saja dan kalian kemudian menyambutnya.” (QS.
Ibrahim :22)
Ini tentu perkataan yang mengenaskan, yang menjadikan manusia tambah menderita.
Kenapa dia dulu mengikuti iblis? Kenapa dia begitu gampang kepincut dan tertipu oleh
rayuan iblis yang menyesatkan? maka iblis dengan segala usaha yang menyesatkan siang
malam pagi sore setiap hari tanpa ada lelahnya sudah begitu iblis menambahi dengan
kalimat berikutnya
Iblis berlepas diri dan tidak mau disalahkan dengan usahanya setiap hari menyesatkan
manusia bahkan agar mereka meratapi dirinya, mengapa menerima dan mengapa
menyambut seruan iblis. Celalah diri kalian sendiri!
Penegasan yang memutuskan harapan manusia untuk keluar dari suasana yang sangat
menyiksa dirinya. Sudah begitu, kata iblis:
Iblis tahu bahwasanya hanya Allah yang pantas disembah dan dirinya tidak pantas
disembah akan tetapi iblis telah menipu manusia dan menyesatkan dengan segala cara
dan ternyata iblis melepas diri dari apa yang dia lakukan tersebut, bahkan lebih
mengenaskan lagi iblis mengatakan :
ِإَّن الَّظاِلِم يَن َلُهْم َع َذ اٌب َأِليٌم
“Sesungguhnya orang-orang yang dzolim seperti kalian mendapat azab yang
pedih.” (QS. Ibrahim:22)
َو ُأْد ِخ َل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َج َّناٍت َتْج ِر ي ِم ْن َتْح ِتَها
ۖ اَأْلْنَهاُر َخ اِلِد يَن ِفيَها ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم
“Adapun orang Mukmin dan beramal shalih, mereka dimasukkan ke surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya dengan izin
Rabnya.” (QS. Ibrahim:23)
Betapa kecewanya para penyembah setan yaitu orang yang bertransaksi dengan syaiton
sehingga dia rugi dan bangkrut, senyatanya dan karena sesungguhnya kerugian hakiki
kerugian ketika dia mulai kiamat kelak.
ِإَّن اْلَخ اِس ِر يَن اَّلِذ يَن َخ ِس ُروا َأْنُفَس ُهْم َو َأْهِليِهْم َيْو َم اْلِقَياَم ِة
“Sesungguhnya hakikat kerugian adalah orang yang mereka merugikan dirinya dan
keluarganya di hari kiamat kelak.” (QS. Az-Zumar:15)
Adapun yang berjual beli dengan untung besar adalah jual beli dengan Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan ini adalah mega bisnis. Ini merupakan proyek yang sangat besar karena
akan memberikan keuntungan yang sangat luar biasa. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
menawarkan kepada kita jual beli, bertransaksi agar kita mendapatkan keuntungan besar,
keuntungan yang mutlak tanpa ada kerugiannya sama sekali. Dengarkan apa yang
disampaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala :
َهْل َأُد ُّلُك ْم َع َلى ِتَج اَر ٍة ُتْنِج يُك ْم ِم ْن َع َذ اٍب َأِليٍم
“Maukah aku tunjukkan pada kalian sebuah perdagangan (tijaroh) yang kalau anda
bertransaksi, (kalau anda berdagang dengan dagangan itu, maka anda akan untung
mutlak), anda selamat dari azab yang sangat pedih.” (QS. ash-Shaf :10)
Ini penegasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah mengajak kita bertransaksi dan
yang diajak Allah bukan sembarang orang. Karena manusia itu ada yang kafir, ada yang
munafik, ada yang Mukmin.
Adapun yang kafir dan munafik, Allah tidak ajak untuk bertransaksi karena mata mereka
buta, karena telinga mereka tuli, karena hati mereka mati. Sehingga mereka tidak bisa
merasakan dan tidak mungkin mendengar dan menyambut apa yang diinginkan Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Yang Allah seru adalah orang yang hatinya ada keimanan. Karena dia yang akan siap
pasang telinga, mendengarkan seruan Allah, dia yang siap untuk melaksanakan sami’na
wa ato’na, yang siap untuk bisa menikmati ajakan-ajakan Allah. Sehingga hanya
kelompok ini yang diajak oleh Allah bertransaksi untuk mengadakan transaksi tijariyah
(perdagangan) yang menjanjikan keuntungan yang mutlak, keuntungan yang sangat
besar.
Barang dagangan apa yang bisa kita jual kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
kemudian kita mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan dengan apa Allah akan
membeli barang dagangan kita? Allah Subhanahu wa Ta’ala jelaskan kepada kita kaum
Mukminin bahwa barang dagangan yang mesti kita jual jawabnya secara singkat
adalah iman dan amal shalih, sebagaimana lanjutan ayat tadi;
. َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا َهْل َأُد ُّلُك ْم َع َلى ِتَج اَرٍة ُتْنِج يُك ْم ِم ْن َع َذ اٍب َأِليٍم
ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهَّلل َو َر ُسوِلِه َو ُتَج اِهُد وَن ِفي َس ِبيِل ِهَّللا ِبَأْم َو اِلُك ْم َو َأْنُفِس ُك ْم
Hendaklah anda menjadi seorang Mukmin yang beriman kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan beriman kepada RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Anda
berkecimpung dalam kehidupannya dengan amal-amal shalih. Anda tegakkan jihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwa kita, menjadikan jiwa kita dan harta kita semuanya fii
sabilillah. Dengan begitu kita telah bertransaksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
َو اْلَباِقَياُت الَّصاِلَح اُت َخ ْيٌر ِع ْنَد َر ِّبَك َثَو اًبا َو َخ ْيٌر َأَم اًل
Amal-amal shalih pahalanya lebih baik di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala demikian pula
harapannya adalah harapan yang lebih baik (ketika kelak manusia menghadap Allah
Ta’ala).” (QS. Al-Kahfi:46)
Sehingga seluruh amal shalih adalah harta dagangan dimana Allah akan membeli amal
shaleh kita. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan pula rincian amal-amal
shalih. Contoh di antara amal shalih yang merupakan perdagangan yang orang apabila
bertransaksi tidak akan pernah rugi
ِإَّن اَّلِذ يَن َيْتُلوَن ِكَتاَب ِهَّللا َو َأَقاُم وا الَّص اَل َة َو َأْنَفُقوا ِمَّم ا َر َز ْقَناُهْم ِس ًّر ا
َو َع اَل ِنَيًة َيْر ُجوَن ِتَج اَر ًة َلْن َتُبوَر
“Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab Allah (membaca huruf-huruf atau
membaca) dengan cara tadabbur, memahami dan menegakkan shalat dan menginfakkan
rizkinya (hartanya di jalan Allah) baik dengan sembunyi-sembunyi dan dengan terang-
terangan, dia benar-benar telah berharap perdagangan yang tidak akan pernah ada
ruginya.’ (QS. Al-Fathir:29)
Mengapa tidak merugi? Karena dia bertransaksi dengan Dzat Yang Maha kaya yang siap
membeli dengan harga yang berlipat-lipat.
Ini dagangan yang Allah inginkan dari kita dan apabila kta menjual dagangan kita yang
seperti ini kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya Allah akan beli dengan harga
yang sangat mahal.
ِإَّن َهَّللا اْش َتَر ى ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنيَن َأْنُفَس ُهْم َو َأْم َو اَلُهْم ِبَأَّن َلُهُم اْلَج َّنَة
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membeli jiwa dan harta seorang
Mukmin dengan surga.” (QS. at-Taubah:111)
Surga ini mahal, surga ini sangat mahal sehingga Nabi kita mengatakan :
َأَال ِإَّن ِس ْلَع َة ِهللا الَج َّنُة،َأَال ِإَّن ِس ْلَع َة ِهللا َغ اِلَيٌة
“Ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah adalah mahal dan ketahuilah
sesungguhnya barang dagangan Allah adalah jannah.” (HR. at-Tirmidzi (no. 2450) dan
al-Hakim (4/343), dinyatakan shahih oleh Imam al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-
Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Ash-Shahiihah, no. 954 dan
2335).
Sehingga “jannah” adalah harga yang sangat mahal dimana Allah membeli seorang
Mukmin dengan jannah ini. Ini namanya karunia Allah yang berlipat-lipat. Bukankah
ketika kita menjadi seorang Mukmin karena karunia Allah? Bukankah ketika kita
melakukan amal shalih, memiliki kemampuan dan dimudahkan melakukan amal shalih
itu juga dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala? Kemudian Allah menamai apa yang
kita lakukan ini dengan perdagangan Allah beli lagi dengan surga.
Subhanallah..!
Sebuah keuntungan, kebahagiaan yang luar biasa menjadi seorang Mukmin dan tahukah
kita seandainya kita tidak selamat dari adzab, maka tidak akan bisa kita membayar
dengan apapun dari perkara dunia yang kita miliki. Bukankah sudah sering kita dengar
ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu :
ِإَّن اَّلِذ يَن َك َفُروا َو َم اُتوا َو ُهْم ُك َّفاٌر َفَلْن ُيْقَبَل ِم ْن َأَحِدِهْم ِم ْل ُء اَأْلْر ِض
َذ َهًبا َو َلِو اْفَتَد ٰى ِبِه
“Sesungguhnya orang kafir yang sampai matinya dalam kekafiran, sekali-kali Allah
Subhanahu wa Ta’ala tidak akan pernah mau menerima upaya mereka menebus azab
walaupun dia ingin menebus azab dengan emas yg besarnya sebumi.” (QS. Ali
‘Imron:91).
َو َلْو َأَّن ِلَّلِذ يَن َظَلُم وا َم ا ِفي اَأْلْر ِض َجِم يًعا َو ِم ْثَلُه َم َع ُه اَل ْفَتَدْو ا ِبِه
“Seandainya orang-orang zalim memiliki bumi seisinya (dilipatkan dua kali lipat),
niscaya dia akan pakai untuk menebus azab Allah.”(QS. Az Zumar:47)
Akan tetapi tidak akan diterima oleh Allah, bahkan seandainya manusia sanggup
menjadikan seluruh manusia tumbal untuk keselamatan dirinya maka akan dia berikan
kepada Allah subhanahu wa ta’ala, namun Allah tolak.
ُّيَبَّصُر ْو َنُهْم َيَو ُّد اْلُم ْج ِر ُم َلْو َيْفَتِد ْى ِم ْن َع َذ اِب َيْو ِم ِٕٮٍۢذ ِبَبِنْيِۙه
11. sedang mereka saling melihat. Pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia
dapat menebus (dirinya) dari azab dengan anak-anaknya,
َو َص اِح َبِتٖه َو َاِخ ْيِۙه
12. dan istrinya dan saudaranya
َو َج َم َع َفَاْو ٰع ى
18. dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya. (QS. Ma’arij:11-
18)
Orang Mujrim yang durhaka, yang kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia sangat
ingin bisa menyelamatkan diri dari adzab Allah. Sekalipun harus dengan anak
kandungnya atau istri dan saudaranya atau dengan keluarga besarnya atau bahkan seluruh
manusia yang ada di muka bumi.
Semuanya (ingin dijadikan) untuk tebusan adzab neraka, akan tapi Allah
katakan “kalla”, tidak mungkin!
Ma’asyirol mu’minin,
Sungguh hari-hari kita adalah hari untuk berdagang, waktu kita adalah untuk berdagang
dan sungguh waktu yang sangat utama adalah bulan Ramadhan.
Ramadhan, saat kita untuk berdagang dan melipatkan keuntungan kita. Maka gunakan
sebaik-baiknya. Jadikan Ramadhan ini mega bisnis bersama Allah Subhanahu wa
Ta’ala. In syaallah kita akan lanjutkan perbahasan kita pada pertemuan yang akan
datang, bi idznillah.
▬▬•◇✿◇•▬▬
https://ngaji.id/klik/3