You are on page 1of 34

LAPORAN

STUDY TOUR KE YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
1. Sri
2. Aditya
3. Adi
4. Rafi
5. Kania
6. Luvy
7. Siti Maryamm

Kelas : VIII B

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 2 SUKADANA
Jl. Desa Ds. 46272, Bunter, Kec. Sukadana, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46272
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan berjudul “Study Tour ke Candi Prambanan” ini telah dibaca dan
disahkan pada :

Hari : .......................................................
Tanggal : .......................................................

Disetujui Oleh :

Kepala Sekolah Wali Kelas


SMP Negeri 2 Sukadana

AGUS MULYADI, S.Pd,M.M .................................................


NIP. 196308 101985 1 2002 NIP.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Laporan Perjalanan Study Tour ke Yogyakarta.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang Ibu/Bapak harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan untuk
masa yang akan datang.
Semoga laporan sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.

Sukadana, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 2
C. Waktu .......................................................................................................... 2
D. Tempat yang dikunjungi .............................................................................. 2
E. Jumlah Peserta ............................................................................................. 2
F. Biaya ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Seribu Songgo Langit .................................................................................. 3
B. Candi Prambanan ........................................................................................ 6
C. Monjali ...................................................................................................... 13
D. Tebing Breksi ............................................................................................ 19
E. Museum Dirgantara ................................................................................... 22
F. Malioboro .................................................................................................. 24
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 27
A. Kesimpulan................................................................................................ 27
B. Saran .......................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
LAMPIRAN DOKUMENTASI ......................................................................... 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap
sebagai ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak
dipulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan
berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota
budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan
budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan
sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang
sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun
yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di
antaranya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti
Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang
indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya. Dalam hal
kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya.
Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya
masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta
merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama
sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk
dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak
ayal turis mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang
eksotik ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa
SMP Negeri 2 Sukadana berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta.
Paling tidak bisa mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena

1
itulah kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah
berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena
jogja mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan
NKRI mulai zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata
dunia.

B. Tujuan
1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
2. Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
3. Menumbuhkan rasa cinta tanah air.

C. Waktu
Waktu pelaksanaan Study Tour yaitu pada Tanggal 19 Februari Sampai 22
Februari 2023.

D. Tempat yang dikunjungi


Adapun tempat yang kita kunjungi yaitu :
1. Seribu Batu Songo Langit
2. Candi Prambanan
3. Monjali
4. Tebing Breksi
5. Museum Dirgantara
6. Malioboro

E. Jumlah Peserta
Semua jumlah Peserta dari SMP Negeri 2 Sukadana yang mengikuti Study
Tour yaitu 89 Orang.

F. Biaya
Jumlah Biaya yang dikeluarkan yaitu Rp. 870.000.,-

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Seribu Songgo Langit

1. Sejarah Singkat
Seribu Batu Songgo Langit adalah tempat populer untuk berfoto
yang memiliki konsep seperti hutan pinus mangunan. Nama yang cukup
unik dengan arti “Seribu Batu yang Menopang Langit” ini sesuai dengan
tempatnya di mana terdapat ribuan batu yang sangat indah di lokasi wisata
ini.
Di tempat ini konon katanya ada sebuah batu besar. Batu ini
berasal dari gunung merapi yang meluncur bebas sewaktu terjadi letusan.
Entah benar ataukah tidak kabar yang satu ini. Tetapi, banyak orang yang
mempercanyainya.
Memasuki kawasan wisata ini, para pengunjung akan dikejutkan
dengan desain areanya yang memberikan suasana bak di negeri dongeng.
Para pengunjung akan disambut gapura yang bertuliskan nama tempat
wisata ini dan tempat ini juga sangat menarik untuk dijadikan spot foto.
Sepanjang perjalanan akan dipenuhi dengan pepohonan yang
menjulang tinggi. Tetapi, jangan sedih dan mengeluh terlebih dahulu
setelah tiba di tempatnya, wisatawan akan disambut dengan sebuah gubug
dan taman kecil yang begitu menggemaskan.

3
Gubug ini menyediakan aneka macam kuliner yang bisa
dinikmati sembari melihat pemandangan perbukitan yang indah nan luas.
Di perbukitan ini, terlihat sawah sukorame yang juga menjadi hits di
kalangan wisatawan sebagai salah satu titik foto. Suasana yang begitu
mempesona dan meneduhkan hati. Wisatawan bisa menghabiskan waktu
cukup lama.

2. Daya Tarik
Saat wisatawan berkunjung ke kawasan ini, wisatawan akan
disambut dengan sebuah gapura yang sangat menarik untuk dijadikan Spot
Foto. Semilir angin menyambut wisatawan semua dengan semilir lirih
menyentuh kulit. Di samping kanan sudah berjajar pondok-pondok yang
terbuat dari kayu. Pondok ini menjajakan berbagai macam aneka kuliner
yang menggugah rasa.
Lepas dari Flying Fox, wisatawan akan disuguhkan titik spot
lagi yaitu ayunan yang cukup besar. Dimana ayunan ini terdapat sebuah
tulisan, kata-kata kekinian yang lucu dan unik. Ayunan yang besar ini
biasa digunakan beberapa pasangan untuk adegan romantis, atau para
keluarga yang ingin menunjukkan kehangatan diantara mereka.
Untuk mengambil gambar Batu besar ini wisatawan bisa
memanfaatkan sebuah spot yang dibuat dari kayu berbentuk persegi
panjang. Spot ini berasal sekitar 200 meter dari ayunan besar. Dimana,
jalanan menuju tempat ini sedikit menurun. Hanya saja, turunan berbetuk
seperti sebuah batu. Jadi, wisatawan akan merasakan bagaimana berjalan
di alam yang sesungguhnya.
Ada sebuah jembatan panjang yang juga terbuat dari kayu.
Hanya saja, dibawahnya bukanlah air sungai yang melintas. Tetapi,
bebatuan kecil dan pepohonan kering yang jatuh dan berguguran ke
bawah. Pemandangan seperti ini saja sudah cukup bagus. Apalagi, kalau
air sungai yang jernih mengalir pasti akan lebih mempesona.

4
Bagi wisatawan yang membawa anak-anak, wisatawan harus
berhati-hati, di jembatan ini pernah terjadi seorang anak yang jatuh ke
bawah karena arusnya lalu-lintas wisatawan. yang berjalan kesana-kemari.
Nama Songgo Langit berarti memangku langit. Wisatawan bisa
melihat pemandangan perbukitan yang luas dan juga sangat indah. Hanya
saja, wisatawan harus berjalan sekitar 1km. dengan tanjakan yang cukup
melelahkan dan menguras keringat.
Ada pula permainan ayunan yang berjumlah tiga buah, serta
sebuah taman kecil dengan sebuah kincir angin yang imut dan
menggemaskan. Berada di tempat ini tidak bisa hanya sebentar saja.
Melainkan, membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain mengambil
berbagai sudut foto, menikmati keteduhan dan kesejukan ini yang menjadi
alasan utama.
Tinggalkan keindahan alam perbukitan karena, wisatawan akan
disuguhkan sebuah rumah dongeng yang sangat indah. Rumah dongeng ini
begitu unik, tidak hanya wisatawan dalam negeri saja yang kagum
melainkan, wisatawan luar negeri pun juga ikut kagum. Mereka, tidak
henti-hentinya menyalakan kamera dan memotret dari berbagai macam
sudut.
Tak jauh dari sini ada sebuah panggung hiburan. Dimana,
panggung ini tempat duduknya terbuat dari kayu-kayu yang disusun
bertingkat dan berjajar rapi. Panggung ini memang sangat nyaman untuk
dijadikan spot foto.

3. Rute Lokasi dan Harga Tiket Masuk


Letak Rumah Batu Songgo Langit berada di Dusun Sukarame,
Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, kawasan yang
terkenal dengan hutan pinus yang mengesankan. Bagi wisatawan yang
ingin pergi ke sini, bisa mengarahkan kendaraan melalui jalan imogiri.
Dari jalur imogiri ini wisatawan bisa belok kearah kiri dan
mengikuti papan petunjuk yang sudah ada. Kawasan wisata satu ini berada

5
di bawah Hutan Pinus Mangunan. Jadi, Rumah Batu Songgo Langit adalah
kawasan pertama yang akan ditemui saat wisatawan memilih jalur lurus
daripada ke kanan menuju ke Kebun Buah Mangunan.
Mengenai masalah harga, wisata rumah batu ini dipatok dengan
harga 2.500 rupiah dan ditambah dengan biaya parkir dengan harga 2.000
rupiah.

B. Candi Prambanan

1. Sejarah
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang
pernah dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini
dimulai oleh Sri Maharaja Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha
Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan.
Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung
Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas
Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling
bersaing yaitu wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra
penganut Buddha.
Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa
Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan,
setelah sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung
Buddha aliran Mahayana.

6
Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus
dukungan keagamaannya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap
Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi
oleh Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas
oleh Raja Lokapala dan raja Sri Maharaja Dyah Balitung Maha Sambu.
Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini
dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini
dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha (Sanskerta : Shiva-grha yang
berarti: 'Rumah Siwa') atau Siwalaya (Sanskerta : Shiva-laya yang berarti
: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa'). Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat
pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga
pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di
dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir
dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan.
Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung
ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi
sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini
dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung
sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar
kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk
memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi
perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
Beberapa arkeolog berpendapat bahwa arca Siwa di garbhagriha
(ruang utama) dalam candi Siwa sebagai candi utama merupakan arca
perwujudan raja Balitung, sebagai arca pedharmaan anumerta dia.
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh
raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja Sri Maharaja Dyah
Daksa dan Sri Maharaja Dyah Tulodong, dan diperluas dengan
membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena
kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung

7
Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan.
Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan
pendeta brahmana dan murid-muridnya berkumpul dan menghuni
pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab Weda dan melaksanakan
berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat kerajaan atau keraton
kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat Prambanan di
Dataran Kewu.

2. Kompeks Candi Prambanan


Kompleks Candi Prambanan terletak di Dusun Karangasem, Desa
Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Candi Prambanan merupakan bagian dari gugusan percandian
yang mendapat predikat sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage)
dengan nama Prambanan Temple Compounds (Candi Prambanan, Candi
Sewu, Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Asu) dari United
Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO)
World Heritage Commiittee pada 13 Desember 1991 dengan Nomor C.
642.
Candi Prambanan memiliki 3 halaman yang ditata memusat (pola
konsentris). Setiap halaman dibatasi pagar keliling. Pada halaman I (pusat)
terdapat 16 candi antara lain: 3 candi utama (CandiBrahma, Candi Siwa,
Candi Wisnu); 3 candi wahana (Candi Garuda, Candi Nandi, Candi
Angsa); 2Candi Apit (Apit Utara dan Apit Selatan); 4 Candi Kelir; dan 4
Candi Patok. Adapun rincian candi-candi tersebut adalah sebagai berikut.
 Candi Siwa sebagai Candi Induk
Pada bagian tubuh Candi Siwa terdapat empat bilik. Masing-
masing bilik berisi arca. Arca Siwa Mahadewa sebagai arca utama
berada di bilik sisi timur. Arca Agastya sebagai Siwa Mahaguru
berada di bilik sisi selatan. Arca Ganeça sebagai anak Dewa Siwa
berada di bilik sisi barat. Arca Durga Mahisasuramardini sebagai çakti

8
Siwa terdapat pada bilik sisi utara. Atap candi bertingkat-tingkat,
masing-masing dihiasi dengan beberapa hiasan ratna.
 Candi Brahma
Bentuk Candi Brahma mirip dengan Candi Siwa, namun
ukurannya lebih kecil. Candi Brahma hanya memiliki satu tangga
masuk di sisi timur dan satu bilik yang di dalamnya terdapat arca
Brahma.
 Candi Wisnu
Bentuk Candi Wisnu mirip dengan Candi Brahma. Candi
Wisnu juga memiliki satu tangga masuk di sebelah timur dan satu bilik
yang di dalamnya terdapat arca Wisnu.
 Candi Nandi
Candi Nandi berada di depan Candi Siwa. Candi Nandi
menghadap ke barat. Memiliki satu bilik yang di dalamnya ada arca
Nandi. Selain itu, juga terdapat relief mengenai Dewa Surya dan
Candra. Dewa Surya digambarkan mengendarai kereta yang dihela 7
ekor kuda, sedangkan Dewa Surya digambarkan mengendarai kereta
yang dihela 10 ekor kuda.
 Candi Garuda
Candi Garuda berada di depan Candi Wisnu. Candi Garuda
memiliki satu bilik, namun di dalamnya kosong.
 Candi Angsa
Candi Angsa berada di depan Candi Brahma. Candi Angsa
memiliki satu bilik, namun di dalamnya kosong.
 Candi Apit
Candi Apit berjumlah dua buah. Satu berada di dekat pintu
masuk sisi utara, dan satunya lagi berada di dekat pintu masuk sisi
selatan. Disebut Candi Apit karena berfungsi sebagai pengapit dua
deretan candi yang terletak di sebelah timur dan barat.

9
 Candi Kelir
Jumlah candi kelir ada empat buah. Letaknya di depan pintu
masuk di empat sisi, yaitu sebelah utara, selatan, timur dan barat.
Secara simbolis berfungsi sebagai penolak bala.
 Candi Sudut
Candi sudut berjumlah empat buah, terletak di setiap sudut
halaman utama. Seperti halnya candi kelir, candi sudut berukuran
kecil dan tidak memiliki tangga masuk. Pada halaman II terdapat
Candi Perwara berjumlah 224 dengan rincian: deret pertama 68, deret
kedua 60, deret ketiga 52 dan deret keempat 44). Candi-candi tersebut
tidak semuanya dalam kondisi utuh. Sebagian besar telah runtuh. Pada
halaman III tidak ditemukan candi, hanya terdapat sebagian struktur
gapura dan pagar.

3. Arsitektur Candi Prambanan


Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur
Hindu yang berdasarkan kitab Wastu Sastra/Kitab Silpastra. Denah candi
megikuti pola mandala, sementara bentuk candi yang tinggi menjulang
merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli
Siwagrha dan dirancang menyerupai rumah Siwa, yaitu mengikuti bentuk
gunung suci Mahameru, tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian
kompleks candi mengikuti model alam semesta menurut konsep
kosmologi Hindu, yakni terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau
Loka.
Seperti Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona
candi, mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci.
Meskipun berbeda nama, tiap konsep Hindu ini memiliki sandingannya
dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya hampir sama. Baik lahan
denah secara horisontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona :
Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah
makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus Hantu dan iblis.

10
Di ranah ini manusia masih terikat dengn hawa nafsu, hasrat, dan cara
hidup yang tidak suci. Halaman terlar dan kaki candi melambangkan ranah
bhurloka.
Bwahloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah,
tempat orang suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia
mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi
melambangkan ranah bwahloka.
Swahloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah trtinggi
sekaligus tersuci tempat para dewa Hapsara Hapsari Bidadari bersemayam,
juga disebut swargaloka. Halaman dalam dan atap candi melambangkan
ranah swahloka. Atap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan
kemuncak mastaka berupa ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna
Prambanan merupakan modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan
atau halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan
Hindu untuk stupa Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau
mastaka candi.
Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang
utama candi Siwa terdapat sumur yang didasarnya terdapat
pripih (kotak batu). Sumur ini sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini
ditemukan di atas timbunan arang kayu, tanah, dan tulang belulang hewan
korban. Di dalam pripih ini terdapat benda-benda suci seperti lembaran
emas dengan aksara bertuliskan Baruna (dewa laut) dan Parwata (dewa
gunung). Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur arang,
abu, dan tanah, 20 keping uang kuno, beberapa butir permata, kaca,
potongan emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 lembaran
emas (5 diantaranya berbentuk kura- kura, ular naga (kobra), padma, altar,
dan telur).

11
4. Relief Candi Prambanan
 Ramayana dan Krishnayana
Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu;
Ramayana dan Krishnayana. Relif berkisah ini diukirkan pada dinding
sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang
mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri
dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai
dengan ritual pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci
searah jarum jam oleh peziarah. Kisah Ramayana bermula di sisi timur
candi Siwa dan dilanjutkan ke candi Brahma temple. Pada pagar
langkan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang
menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wishnu.
Relief Ramayana menggambarkan bagaimana Shinta, istri
Rama, diculik oleh Rahwana. Panglima bangsa wanara (kera),
Hanuman, datang ke Alengka untuk membantu Rama mencari Shinta.
Kisah ini juga ditampilkan dalam Sendratari Ramayana, yaitu
pagelaran wayang orang Jawa yang dipentaskan secara rutin di
panggung terbuka Trimurti setiap malam bulan purnama. Latar
belakang panggung Trimurti adalah pemandangan megah tiga candi
utama yang disinari cahaya lampu.
 Lokapala, Brahmana, dan Dewata
Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di
sepanjang galeri dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan
para dewata dan resi brahmana. Arca dewa- dewa lokapala, dewa
surgawi penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa.
Sementara arca para brahmana penyusun kitab Weda terdapat di candi
Brahma. Di candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh dua
apsara atau bidadari kahyangan.
 Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru
Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan
relung (ceruk) yang menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang

12
menggambarkan pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam
mitologi Hindu-Buddha dianggap pohon yang dapat memenuhi
harapan dan kebutuhan manusia. Di kaki pohon Kalpataru ini diapit
oleh pasangan kinnara-kinnari (hewan ajaib bertubuh burung
berkepala manusia), atau pasangan hewan lainnya, seperti burung,
kijang, domba, monyet, kuda, gajah, dan lain-lain.

C. Monjali

1. Lokasi Monumen Yogya Kembali


Monumen Yogya Kembali terletak di jalan Lingkar Utara, Dusun
Jongkang, Desan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Didirikan diatas lahan seluas 49,920 m 2.
Pembangunan monumen ini ditetapkan oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, dengan alternatif pembangunan diantaranya terletak di garis
poros antara Gunung Merapi, Monjali, Tugu Pal Putih, Keraton, Paggung
Krapyak, Laut selatan merupakan “Sumbu Imajiner” yang pada kenyataan
nya dari dulu sampai sekarang masih dihormati oleh masyarakat
Yogyakarta, dan menurut kepercayaan bersatunya Lingga dan Yoni akan
menimbulkan kemakmuran di tempat ini.

2. Makna Monumen Yogya Kembali serta Tujuan Pembangunan


 Makna Monumen Yogya Kembali
Dilihat dari bentuknya monumen ini berbentuk
kerucut/gunungan dengan ketinggian 31,80 m adalah sebuah gambaran

13
“gunung keciL” ditempatkan disebuah lereng Gunung Merapi. Gunung
ini sangat berarti bagi Yogyakarta baik secara faktual maupun secara
simbolik. Muntahan larva Gunung Merapi memberikan kesuburan bagi
cakrawala Yogyakarta di manapun seseorang berada, dari Gunung
Merapi pula Sungai Winongo dan Sungai Code mengalir melalui kota
Yogyakarta.
Secara simbolik bersama laut selatan (Istana Ratu Kidul) yang
berfungsi sebagai “Yoni” dan Gunung Merapi sebagai “Lingga”
merupakan suatu kepercayaan yang sangat tua dan berlaku sepanjang
masa. Bahkan sementara orang-orang menyebut monumen ini sebagai
tumpeng raksasa bertutup warna putih mengkilat. Dalam teradisi jawa
tumpeng seolah-olah berbentuk gunung yang dapat dihubungkan
dengan gunungan dalam wayang kulit, yang melambangakan
kebahagiaan atau kekayaaan kesucian dan sebagai penutup setiap
episode perjuangan bangsa.
 Tujuan Pembangunan Monumen Yogya Kembali
Monumen ini diresmikan pembukaannya oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 06 Juli 1989 dengan penanda tanganan prasasti.
Adapun tujuan pembangunan monumen ini adalah sebagai berikut;
1. mengabadikan peristiwa kembalinya Ibukota Yogyakarta ke tangan
bangsa Indonesia,
2. memperingati kembalinya Ibukota RI Yogyakarta ke tangan bangsa
Indonesia sekaligus berakhirnya kolonialis Belanda di Indonesia,
3. merupakan ungkapan pengahargaan dan rasa terimakasih kepada
para pahlawan yang telah mengorbankan jiwanya dalam merebut
kembali Yogyakarta sebagai Ibukota RI,
4. mewariskan dan melestarikan jiwa semangat, nilai-nilai luhur
perjuangan bangsa Indonesia kepada generasi penerus,
5. sebagai wahana pendidikan, mempertebal identitas dan watak
bangsa Indonesia yang patriotik, luhur, harga diri, ulet dan tahan
menderita dalam memperjuangkan cita-cita bangsa.

14
3. Sejarah Singkat Monumen Yogya kembali
Monumen Yogya Kembali dibangun pada 29 Juni 1985, dengan
Upacara Tradisional Penanaman Kepala Kerbau dan peletakkan batu
pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Alam VII.
Semula gagasan untuk mendirikan monumen berskala nasional ini
dilontarkan oleh Bapak Kolonel Soegiarto selaku Wali Kotamadya
Yogyakarta, dalam peringatan Yogya Kembali yang diselenggarakan
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 29 Juni 1983. Atas
usulan Bapak Dr. Ruslan Abdulgani dan Bapak Marsudi.
Dipilihnya nama “Yogya Kembali” dengan pengertian luas
berfungsinya pemerintah Republik Indonesia dan sebagai simbol peristiwa
sejarah ditarik mundurnya tentara Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada 29
Juni 1949 dan kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden, pimpinan
negara yang lain pada 6 Juli 1949 di Yogyakarta. Hal ni dapat dipandang
sebagai titik awal Bangsa Indonesia secara nyata bebas dari cengkeraman
penjajah khusunya Belanda dan merupakan tonggak sejarah yang
menentukan kelangsungan hidup negara Indonesia yamg merdeka dan
berdaulat.

4. Koleksi Museum Yogya Kembali


Museum Monjali merupakan museum khusus dalam kategori
museum sejarah perjuangan bangsa Indonesia, kurun waktu perang
kemerdekaan tahun 1945-1949. Museum ini berada di lantai pertama dan
menggunakan empat ruangan masing-masing berukuran 146m2, berupa tata
pameran panil di dinding, schutsel boxsistim, dan vitrin (tengah, sudut dan
dinding). Dengan tema “Sekitar Proklamasi Kemerdekaan”
a. Panil Tegak 1
Disajikan dokumen foto-foto peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945 di Pegansaan Timur 56, Jakarta, antara lain;

15
1. Ibu Fatmawati ketika menjahit Sang Saka Merah Putih yang
dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus
1945,
2. pembacaan teks Proklamasi 17 Agustus 1945,
3. Upacara pengibaran Bendera Merah Putih oleh Latief Hadiningrat
dan Suhud Martakusuma,
4. sebagian Anggota Kabinet Indonesia Pertama setelah pelantikan 14
November 1945.
b. Panil Dinding 1
Disajikan 3 bingkai dokumen foto peristiwa sewakty rakyat Jakarta
dalam menyambut gema Proklamasi di Lapangan Ikada pada 19
September 1945, yaitu ;
1. rakyat Jakarta berbondong-bondong menuju Lapangan Ikada untuk
menyambut Proklmasi Kemerdekaan Indonesia,
2. Presiden Soekarno ketika menyampaikan pesan singkat kepada
rakyat Indonesia,
3. suasana rapat umum di Lapangan Ikada yang dijaga oleh bala
tentara Jepang.
c. Vitrin Sudut 1
Disajikan benda-benda yang mendukung perjuangan fisik bersenjata
rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, yaitu ;
1. mikrophone (dilengakapi dengan ilustrasi masyarakat Yogyakarta
dalam menyambut gema proklamasi),
2. dua buah sabil morsose milik prajurit Indonesia yang telah
mengikuti pendidikan militer di Jepang,
3. bambu rucing (dilengkapi dengan potret diri Kyai Haji Subchi).
d. Panil Dinding 2
Disajikan 4 bingkai dokumjen foto situasi rakyat Yogyakarta sewaktu
menyambut gema Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, yaitu ;
1. Sri Sultan Hamengku Buwono IX usai menyatakan bahwa negeri
Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaaan merupakan

16
bagian dari Daerah Istimewa dalam negara Indonesia 5 September
1945,
2. sebagian jenazah korban dari pertempuran Kotabaru, Yogyakarta 7
Oktober 1945,
3. suasana Kongres Pemuda yang pertama bertempat di Gedung
Senisono, Yogyakarta, 10 Nopember 1945,
4. AURI dengan pesawat Cureg.
e. Panil Dinding 3
Disajikan sebuah bagan susunan Pemerintah DIY setelah proklamasi 17
Agustus 1945 yang dilengkapi peta timbul wilayah DIY.
f. Panil Dinding 4
Disajikan 6 bingkai foto perjuangan bangsa Indonesia setelah Ibukota
RI berkedudukan di Kota Yogyakarta, yaitu ;
1. berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada di Pagelaran
Keraton, Yogyakarta,
2. kegiatan APWI,
3. peresmian san pembukaaan Bnk Nrgara Indonesia di bekas Gedung
Javasche Bank Yogyakarta,
4. contoh uang ORI sebagai pengganti mata uang NICA,
5. barisan bambu runcing,
6. gerakan pemberantasan buta huruf di Yogyakarta.
g. Panil Dinding 5
Disajikan 6 bingkai foto, yaitu ;
1. pelantikan BPKNIP di Gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta,
2. suasana pelantikan laskar-laskar per4juangan rakyat bdalah
memperkokoh TRI di Yogyakarta,
3. kegiatan para seniman patung Yogyakarta,
4. penurunan Obat-obatan dari India,
5. suasana demonstarsi rakyar Pasudan di Yogyakarta,
6. Presiden Soekarno membuka pemberantasan buta huruf di alun-
alun Yogyakarta.

17
h. Teras Sudut Ruang Museum
Dilestarikan senjata-senjata revolusi fisik hasil dari rampasan Jepang
dan sekutu yaitu: senapan brouwing, senapan mesin ringan MKL,
mortir 80, senapan mesin berat HBEL, water matel, dan replika kekinyu
serta leuwis. Disamping itu disajikan replika pakaian seragam: HEIHO,
PETA, LASWI, POLISI ISTIMEWA, GERILYA F.T.P dan CADET
VAANDRIGT.
i. Vitrin Dinding 1
Dilestarikan berbagai jenis senjata tajam milik pejuang yang digunakan
selama perang kemerdekaan berupa: 3 buah keris, 2 buah samurai, 2
buah tombak, kudi dan golok serta replika perlengkapan prajurit PETA
(Hango dan Syuitho).
j. Vitrin Dinding 2
Dilestarikan beberapa pucuk senjata api hasil rampasan Jepang, Sekutu
dan Belanda yang selanjutnya digunakan untuk perang kemerdekaan.
Terdiri atas: sepucuk senapan, mesin ringan MKI dan mortir 50 serta 2
buah peluru mortir.
k. Vitrin Tengah 1
Disajiakn 2 buah miniatur perahu yaitu perahu jangkung dan perahu
mayang sumbangan dari Bapak Laksamana Pertama Haji Abdul Majid
13 September 1995.
l. Vitrin Tengah 2
Disajikan 2 buah Kapal Pinisi sumbangan dari Sub Dina Sejarah dan
tradisi ABRI. Dinas penerangan AL, Jakarta 16 Februaru 1996.
m. Panil Tegak 2
Disajikan 4 bingaki dokumen foto peristiwa pertempuran rakyat
Indonesia melawan sekutu di Surabaya, yaitu ;
1. suasana pertempuran Surabaya oleh Bung Tomo 10 Nopember
1945,
2. suasana pejuang arek-arek Surabaya waktu menghadapi Tentara
Sekutu,

18
3. Panglima Divisi Mayor Jenderal Sungkono saat melapor kepada
Panlima Jenderal Soedirman tentang Peristiwa Gencatan Senjata di
Surabaya,
4. upacara pemberian Ijazah lulusan Militer Akademi Yogyakarta
oleh Presiden Soekarno di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
n. Panil Dinding 6
Disajikan sebuah bagan Struktur Organisasi PETA Wilayah Jawa
Tengah.
o. Panil Dinding 7
Disajikan sebuah bagan Struktur Organisasi Bdan Keamanan Rakyat
(BKR).
p. Panil Dinding 8
Disajikan sebuh bagab Struktu Oraganisasi Tentara Keamanan Rakyat
(TKR).

D. Tebing Breksi

1. Tentang Tebing Breksit


Hadirnya wisata Tebing Breksi menjadi alternatif wisata yang
menambah referensi tempat wisata di Jogja dan tentu saja membuat banyak
orang datang untuk menyaksikan keindahan tebing ini. Suguhan utama yang
ada di Tebing Breksi adalah deretan tebing batu breksi yang menjulang
gagah sepanjang puluhan meter. Tebing ini sudah ada sejak jutaan tahun

19
yang lalu yang kemudian dimanfaatkan sebagai tempat penambangan
hingga ditutup saat ini.
Pada awalnya Tebing Breksi mereupakan tebing biasa yang
kemudian dimanfaatkan bebatuannya untuk ditambang. Setelah beberapa
waktu, aktivitas penambangan pun berhenti dan lokasi ini pun ditinggal
begitu saja. Karena tempatnya yang unik dan menarik banyak wisatawan
yang mampir ke tempat ini hingga akhirnya oleh pemerintah daerah
kawasan ini ditata dan dijadikan sebagai kawasan wisata yang di buka pada
tanggal 30 mei 2015.
Oleh kerena itu masih tampak ornamen-ornamen pahatan bekas
penambangan yang ada membuat tebing tampak sepertidinding-dinding
bebatuan yang rata dan ada juga yang berbentuk seperti kue lapis. Hal itu
tentu saja menjadi daya tarik para wisatawan karena daya tariknya yang unik
dan artistik. Banyak para penggunjung yang berselfie karena latar
pemandangannya yang beda dan tentu saja menghasilkan foto yang luar
biasa. Selain itu banyak fotografer amatir dan profesional yang datang ke
objek wisata ini untuk hunting foto dan bahkan untuk pre wedding.

2. Lokasi
Lokasi objek wisata ini berada tidak jauh dan sejalur dengan
Candi Ijo, tepatnya berada di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman. Rute menuju Tebing Breksi mudah
dijangkau karena terletak di jalur utama jalan Prambanan-Piyungan sekitar
1 km sebelum Candi Ijo. Jika dari arah Jogja langsung menuju arah Candi
Prambanan kemudian di pertigaan pasar Prambanan belok kanan arah ke
Piyungan. Cari petunjuk arah ke Candi Ijo kemudian ambil kiri (pertigaan
sebelum SDN Sambirejo). Dari sini perjalanan masih sekitar 1 km lagi.
Berhati-hatilah saat berkendara kerena jalannya menanjak dan juga tidak
terlalu mulus.

20
3. Pesona Keindahan Tebing Breksi
Masyarakat yang sebelumnya bermata pencaharian di lokasi
tambang batu breksi initentunya merasa kehilangan. Akan tetapi, rasa
kehilangan itu tidak diluapkan pada sesuatu yang negatif. Akan tetapi
mereka melihat potensi lain dari bekas tambang batu itu yang punya pesona
keindahan yang sangat terpendam. Oleh sebab itu, masyarakat dengan
kreatifitas mereka mengubah bekas lokasi tambang menjadi tempat yang
indah yang sangatlah menarik para wisatawan untuk dikunjungi.
Pesona keindahan wisata jogja dari bekas tambang ini yaitu
berupa guratan – guratan tebing batu yang mempesona mengingatkan kita
pada tempat wisata Garuda Wisnu Kencana Bali yang termasuk bekas
tambang juga. Tak hanya tebingnya yang indah, akan tetapi kita juga bisa
naik ke atas tebing lewat anak tangga dari batu yang sudah dibuat oleh
warga masyarakat sekitar. Kita dapat menyaksikan keindahan Kota Jogja
dari ketinggian di atas tebing ini. Selain itu juga pemandangan Gunung
Merapi yang bisa tampak jelas bila cuaca sedang cerah. Terlebih apabila
kita berkunjung pada saat malam hari, kita bisa menyaksikan indahnya kelip
– kelip lampu yang tersebar di Kota Jogja.

4. Harga Tiket Masuk


Untuk harga tiket masuk Tebing Breksi pada saat ini gratis. Akan
tetapi, para pengunjung akan dikenakan tarif parkir untuk yang membawa
kendaraan. Tapi anda angan khawatir, tarif parkirnya juga sangatlah
terjangkau yaitu sebesar Rp. 2.000,00 untuk kendaraan sepeda motor dan
sebesar Rp. 5.000,00 untuk kendaraan mobil. Dan pada saat hari libur baik
libur nasional atau liburan anak sekolah, tebing breksi ini relatif ramai. Jadi
jika anda ingin menikamati wisata ini saat sepi, hindarilah hari hari tersebut.

21
E. Museum Dirgantara

1. Sejarah Museum Dirgantara


Atas gagasan pimpinan TNI AU, maka didirikanlah Museum
Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” sebagai tempat untuk
mengabadikan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan dan peristiwa
bersejarah di lingkungan TNI AU. Museum ini telah diresmikan pada
tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana
Roesmin Noerdin. Awalnya, museum berada di Jalan Tanah Abang
Bukit, Jakarta. Akan tetapi, museum kemudian dipindahkan ke
Yogyakarta karena dianggap sebagai tempat penting lahirnya TNI AU
dan pusat kegiatan TNI AU. Dengan pertimbangan bahwa koleksi
Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”, terutama Alutsista Udara
berupa pesawat terbang yang terus berkembang sehingga gedungmuseum
di Kesatrian AKABRI Bagian Udara tidak dapat menampung dan
pertimbangan lokasi museum yang sukar dijangkau pengunjung, maka
Pimpinan TNI-AU memutuskan untuk memindahkan museum inilagi.
Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik
gula di Wonocatur Lanud Adisutjipto yang pada masa pendudukan
Jepang digunakan sebagai gudang logisitik sebagai Museum Pusat TNI-
AU Dirgantara Mandala. Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf
Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani sebuah
prasasti. Hal ini diperkuat dengan surat perintah Kepala Staf TNI-AU
No.Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung

22
ini untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI-AU
Dirgantara Mandala. Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 29
Juli 1984 Kepala Staf TNI- AUMarsekal TNI Sukardi meresmikan
penggunaan gedung yang sudah direnovasi tersebut sebagai gedung
Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” dengan luas area museum
seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya yang
digunakan 8.765 M2

2. Koleksi museum
Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta
diorama peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia. Sejumlah pesawat
tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan
berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan,
diantaranya :
 Pesawat Ki-43 buatan Jepang
 Pesawat PBY-5A (Catalina).
 Replika pesawat WEL-I RI-X (pesawat pertama hasil produksi
Indonesia)
 Pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang.
 Pesawat pembom B-25 Mitchell, B-26 Invader, TU-16 Badger.
 Helikopter Hillier 360 buatan AS.
 Pesawat P-51 Mustang buatan AS.
 Pesawat KY51 Cureng buatan Jepang.
 Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia.
 Pesawat TS-8 Dies buatan AS.
 Pesawat Lavochkin La-11, Mig-15, MiG-17 dan MiG-21 buatan
Russia.
 Rudal SA-75
Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini
mendapat tambahan koleksi berupa Prototype Bom sejumlah 9 buah
buatan Dislitbangau yang bekerjasama dengan PT. Pindad dan PT. Sari

23
Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom
tajam (BT) yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive), sebagai
senjata Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, F-5, Sky Hawk, Super Tucano
dll.

F. Malioboro
1. Sejarah Tempat Wisata Malioboro

Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris


yang menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan
Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang
dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811 - 1816 M yang bernama
Marlborough Kolonial Hindia Belanda membangunMalioboro di pusat
kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan
dan perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi
kekuasaan Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi
kawasan tersebut. Untuk menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya
Kolonial Belanda mendirikan :
 Benteng Vredeburg, ( didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng
tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang di buka untuk
wisata publik )
 Istana Keresidenan Kolonial ( sekarang menjadi Istana Presiden
Gedung Agung di tahun 1832M )
 Pasar Beringharjo, Hotel Garuda ( dahulu sebagai tempatmenginap

24
dan berkumpul para elit kolonial).
 Kawasan Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian
kolonial )
Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di kawasan
Malioboro tersebut menjadi saksi bisu perjalanan kota ini dari masa ke
masa. Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari
bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern.
Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-
menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir
dan cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajardi
sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cederamata dan
kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit,
kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya.

2. Keistimewaan Dan Keunikan Malioboro Jogja


Sepanjang jalan Malioboro ini ada banyak toko dan juga
pedagang kaki lima yang menjual batik, berbagai souvenir dan
cenderamata. Diantaranya juga ada kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain
batik, gerabah dan sebagainya. Jangan kaget kalau para pedagang kaki
lima ini bisa menawarkan harga pertama kali sangat tinggi, setelahterjadi
proses tawar-menawar barulah ada kesepakatan harga antara pembeli dan
penjual. Di Malioboro ini juga akan dapat kita temui puluhan andong dan
becak yang akan parkir di sepanjang jalan, juga ada sepeda-sepeda yang
terparkir seperti foto di bawah ini. Tidak jauh dari Malioboro para
wisatawan juga dapat mengunjungi obyek wisata lain seperti Keraton
Yogyakarta, Alun-alun Utara, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo
dan Kampung Kauman.

Kawasan Malioboro ini akan terus ramai sampai dengan dengan


malam hari dimana akan muncul warung-warung yang juga selalu penuh
dengan pengunjung, terutama setelah jam 21.00 WIB. Sambil menikmati

25
makanan sambil lesehan maka para pengunjung akan dihibur dengan
musisi jalanan yang menyanyikan lagu-lagu dengan gembira. Suasana
yang sangat khas dan hanya ada di Yogyakarta ini selalu membuat
pengunjung ingin kembali lagi ke Malioboro.

3. Ciri Khas Malioboro


Jalan Malioboro terkenal dengan para pedagang kaki lima yang
menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam
hari yang menjual kuliner Jogja seperti gudeg. Jalan ini juga terkenal
sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering
mengekspresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Yogyakarta merupakan Ibukota DIY Yogjakarta, terdapat
banyaktempat obyek wisata yang memukai para wisatawan baik dalam maupun
luar manca Negara. Seperti diantaranya, Candi Prambanan, Museum
Dirgantara, Taman Pintar, Candi Borobudur, Malioboro, Lava tour jeep
merapi dan lain sebagainya.
Selain memiliki tempat wisata sebagai hiburan, kota ini juga
sebagai kota santri, dan kota pendidikan, bahkan kotasejarah.Dengan
adanya pembuatan laporan inikami dapat memperoleh manfaat yang akan
kami jadikan bekal untuk kedepannya. Serta dalam pembuatan laporan ini
membuat kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas
yang telah kami terima.Dan dari beberapa objek yang telah kami kunjungi
maka dapat kami simpulkan bahwa objek-objek itu mempunyai potensi dan
manfaat dalam berpatisipasi pada pembangunan bangsa dewasa ini pada
masa yang akan mendatang, khususnya di bidang pendidikan, dan
kebudayaan. Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri
khas masing-masing. Sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan daya
guna yang lebih luas.

B. Saran
Saran yang kami berikan adalah Menambah waktu kunjungan disetiap objek
wisata, sehingga siswa mendapatkan data-data yang lebih lengkap dan
tidak merasa terburu-buru.
DAFTAR PUSTAKA

Diambil dari pengalaman pengamatan


langsungDitinjau langsung dari objek wisata

https://www.njogja.co.id/wisata-alam/pesona-tebing-breksi/
https://wisatabaru.com/lokasi-dan-rute-tebing-breksi-wisata-jogja-yang-
eksotis/
LAMPIRAN DOKUMENTASI
ANGGOTA KELOMPOK
LAMPIRAN DOKUMENTASI
FOTO BERSAMA

You might also like