Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH Ulumul Qur'an KLP 2 Rasm
MAKALAH Ulumul Qur'an KLP 2 Rasm
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Segala puji bagi Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan mata kuliah Ulumul Qur'an yang
diberikan oleh Dosen Nur Aini, S.Pd., M.Pd dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam. semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang kita
nanti- nantikan svafaatnya di vammul akhir nanti.
Dalam penulisan makalah yang berjudul Rasm il Al-Qur'an ini kami susun
dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan Rasm ilmu Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca pada umumnya
dan dari dosen pada khususnya yang telah membimbing kami dalam mata kuliah
Ulumul Our'an ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasm Al-Qur’an......................................................................3
B. Macam-macam Rasm Al-Qur’an..............................................................4
C. Kaidah-kaidah Rasm Utsmani...................................................................6
D. Pendapat Ulama tentang Rasm Al-Qur’an................................................9
E. Kaitan Rasm Al-Qur’an dengan Qira’at Al-Qur’an .................................10
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran–Saran...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
2. Apa saja Macam – macam Rasm Al-Qur’an ?
3. Apa saja Kaidah – kaidah Rasm Utsmani ?
4. Bagaimana Pendapat Ulama tentang Rasm Al-Qur’an ?
5. Bagaimana Kaitan Rasm Al-Qur’an dengan Qira’ah Al-Qur’an ?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Rasmul Qur`an terdiri dari dua kata yaitu Rasm dan Al-Qur`an.
Kata rasm berarti bentuk tulisan. Sedangkan Al-Qur`an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat jibril,
ditulis dalam mushaf-mushaf berbahasa arab dan disampaikan kepada umat
manusia secara mutawatir (oleh banyak orang) dan mempelajarinya merupakan
suatu ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatiha dan diakhiri dengan surat An-Nas.
3
terdapat dalam mushaf-mushafyang dikirim ke berbagai daerah dan kota serta
mushaf Al-Imam yang berada ditangan khalifah Utsman bin Affan itu sendiri.
4
keberadaannya tidak boleh hilang dari masyarakat Islam. Sementara jumlah
ummat Islam dewasa ini cukup besar yang tidak menguasai rasm Utsmani.
Bahkan, tidak sedikit jumlah ummat Islam untuk mampu membaca aksara arab.
Mereka membutuhkan tulisan lain untuk membantu mereka agar dapat membaca
ayat-ayat Al-Qur’an, seperti tulisan latin. Namun demikian Rasm Utsmani harus
dipelihara sebagai standar rujukan ketika dibutuhkan.
2. Rasm ‘Arudi
وليل كموج البحر ار خي سدو لهsepotong sya’ir Imri’il qais tersebut jika ditulis
akan berbentuk:
وllدو لهllوج البح ر ار خي سll وليلن كمsesuai dengan ا عيلنllولن مفllا عيلن فعllو لن مفllفع
sebagai timbangan sya’ir yang mempunyai “ bahar tawil.”
3. Rasm Utsmani
Rasmul Utsmani adalah pola penulisan Al-Qur’an pada masa Utsman dan
disetujui oleh Utsman. Rasm utsmani menjadi salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang bernama Ilmu Rasm Utsmani. Ilmu ini didefinisikan sebagai
ilmu untuk mengetahui segi-segi perbedaan antara Rasm utsmani dan untuk
mengetahui segi perbedaan antara rasm utsmani dan kaidah-kaidah rasm istilahi
(rasm yang biasa selalu memperhatikan kecocokan antara tulisan dan ucapan)
sebagai berikut contoh antara rasm utsmani dengan rasm istilahi.
5
a. lafadz ( )اليستوونditulis ()اليستون
b. Lafadz ( )الصالةditulis ()الصلوة
c. Lafadz ( )الزكاةditulis ()الزكوة
d. Lafadz ( )الحياةditulis ()الحيوة
1. Dengan demikian perlu kita amati adalah bahwa rasm atau tulisan Al-qur’an
yang telah dipergunakan pada masa sahabat usman mempunyai beberapa nilai
diantaranya:
a. Rasm usmani memberikan kontribusi yang sangat besar karena rasm
usmani merupakan sejarah dan kebudayaan arab masa lalu
b. Dengan adanya rasm usmani maka erat sekali persamaan kita saat ini
dengan para sahabat yang hidup pada kurun abad pertama hijriyah
c. Salah satu syarat bacaan yang diterima qiraat qur’an dari berbagai versi
bacaan adalah jika sesuai dengan rasm usmani
d. Terjaganya kemurnian Alqur’an
Rasm bisa diartikan atsar (bekas), khat (tulisan) atau metode penulisan.
Rasm Utsmani atau disebut juga Rasmul Qur’an adalah tata cara penulisan Al-
Qur’an yang ditetapkan pada masa khlalifah Utsman bin Affan. Istilah Rasmul
Qur’an diartikan sebagai pola penulisan al-Qur’an yang digunakan Ustman bin
Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an. Yaitu
mushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari Mus bin zubair, Said bin
Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-harits. Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah -
kaidah tertentu , para ulama meringkas kaidah-kaidah itu menjadi enam istilah 3,
yaitu:
3
Anshori, Ulumul Quran Kaidak-kaidah Memahami Rasm Al-Qur’an (Cet. III; Jakarta: Rajawali
Pers, 2016), h. 155.
6
a. menghilangkan huruf alif pada yaa` nida`, seperti يَا ّيها الّناسmenurut
kaidah imlak ()ياْايها الناس
b. membuang huruf yaa’ , huruf yaa’ dibuang dari manqushah munawwan
(bertanwin), baik berharakat rafa’ maupun jarr, seperti باغaslnya با ِغ ى
c. membuang huruf wawu, dibuang apabila bergandengan dengan wawu
yang lain. Seperti َال َيْسَتْو َنasalnya ال َيْسَتُوْو َن
d. membuang huruf lam, dihilangkan apabila dalam keadaan idhghom .
seperti اَّلْيُلdan اّلذىasal keduanya الَّلْيُلdan الَّلذى
2. Al-Ziyadah ( penambahan)
Contohnya :
a. menambahkan huruf alif setelah wawu pada akhir isim jama’ seperti
ungkapan ُاوُلوا اَاللبابdan ُم ال ُقواَر ِّبهم
b. menambah alif setelah hamzah marsumah (hamzah yang terletak di atas
tulisan wawu) ( ) ؤseperti : َتا هللا َتْفَتُؤاasalnya َتا هللا َتفَتُأ
c. Penambahan huruf “yaa’ pada kata-kata ِم ْن ِتْلَقاِئ َنْفِس ىdan ِح َج اٍبمن ورائ
d. Penambahan huruf “wawu”, pada kata-kata tertentu اولوا, الئك, اوالت اوالء
dan ساوريكم.
3. Al-Hamzah
Apabila hamzah berharakat sukun, ditulis dengan huruf berharakat yang
sebelumnya. Seperti : “I’dzan” اْئذْن
Al-Hamzah al-Sakinah yang aslinya ditulis di atas huruf yang sesuai dengan
harakat sebelumnya, baik di awal, tengah, maupun akhir, seperti , هيء
)(اقرأ,)(جئنك kecuali dalam kata-kata tertentu, seperti ( )فادارءثمdan ()ورءيا
maka kedua kata tersebut hurufnya dihilangkan dan hamzah ditulis
menyendiri.
Al-Hamzah al-Mutaharrikah apabila berada di awal kata atau digabungkan
dengan huruf tambahan, hamzah tersebut ditulis dengan alif secara pasti
(mutlak, baik dalam keadaan fatah, dammah maupun kasrah, seperti kata (
)اولوا.()اذا,()أيوب,()فيأئ,()سأصرفkecuali di tempat-tempat tertentu seperti قل
أئنكم لثكفرونdi dalam surah fushilat.
4. Badal (penggantian),
7
Contohnya :
a. Alif di tulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata : الّز كوّة, الّصلوَة
b. Alif di tulis dengan yaa’ pada kata : إلى, على, أّنىyang berarti , متى, كيف
لدى,بلى
c. Alif di gantindengan huruf nun taukid khafifah pada kata إًذ اpada
ungkapan ()وكأين من نبي, maka ditulis dengan nun’.
d. Ha’ at-Ta’nis ( ) ةditulis dengan huruf ta ( )ث.seperti kata رحمة menjadi
رحمت.
5. Washal (penyambungan) dan Fashl (pemisahan)
Metode penyambungan kata yang mengakibatkan hilang atau dibuangnya
huruf tertentu.
Contoh :
a. ( ) منmin bersambng dengan maa ( ) ماpenulisannya di sambung dan
huruf nun pada mim tidak ditulis. Seperti : مّم َاkecuali pada من ما ملكت أْيما نكم
b. ( ) ِإْنin disusul dengan maa ( ) ماditulis bersambung dengan meniadakan
nun sehingga imma ( ) إَّم ا, kecuali pada تو عُدون إْن َم ا
c. ( ) ِم نmin disusul dengan man ( ) َم ْنditulis bersambung dengan
menghilangkan huruf nun sehingga menjadi mimman ( ) مَّم ْنbukan ِم ْن َم ْن
6. Kata yang dapat dibaca dua bunyi
Suatu kata yang boleh dibaca dengan dua cara tapi penulisannya
disesuaikan dengan salah satu bunyinya. Tetapi yang kita maksudkan bukan
bacaan yang janggal (syaddzah).
Di dalam mushaf `Utsmani, penulisan kata semacam itu di tulis dengan
menghilangkan alif, misalnya “maliki yaumiddin” . Ayat di atas boleh di baca
dengan menetapkan alif (yakni di baca dua alif), boleh juga hanya menurut
bunyi harakat (yakni dibaca satu alif).
Dengan demikian , perlu diketahui bahwa kaidah penulisan yang telah
disebutkan diatas tidak sepenuhnya berlaku pada penulisan Al-Qur’an , sebab
ada banyak lafadz – lafadz dalam Al-Qur’an yang pada suatu ayat ditulis
dengan pola tertentu , pola penulisan Al-Qur’an tidak bisa dijadikan pedoman
yang baku , tidak bisa pula dijadikan qiyas atau standar. Oleh karena itu , maka
8
tidak boleh seseorang membaca Al-Qur’an hanya berpedoman pada penuisan
mushaf tanpa disertai talaqqi atau berguru kepada seorang guru yang mutqin
(ahli).
1. Menurut Ibnu Mubarak rasmul Qur`an adalah tauqifi (bukan produk manusia,
tetapi sesuatu yang ditetapkan berdasarkan wahyu Allah yang nabi sendiri
tidak mempunyai otoritas untuk menyangkalnya) dan metode penulisannya
dinyatakan sendiri oleh Rasulullah saw. Pendapat ini dianut dan dipertahankan
oleh Ibnu Mubarak yang sependapat dengan gurunya Abdul Azis ad-Dabbagh.
Ia menyatakan bahwa, tidak seujung rambutpun huruf Al-Qur`an yang ditulis
atas kehendak seorang sahabat nabi atau yang lainnya.Rasmul Qur`an adalah
tauqifi dari nabi Muhammad saw, yakni atas dasar petunjuk dan tuntunan
langsung dari Rasulullah saw. Beliaulah yang menyuruh mereka (baca, para
sahabat) untuk menulis rasmul Qur`an itu dalam bentuk yang dikenal sampai
sekarang. Termasuk tambahan huruf “alif” dan pengurangannya, yaitu rahasia
yang di khususkan Allah swt, bagi kitab suci Al-Qur`an suatu kekhususan
yang tidak diberikan kepada kitab-kitab suci lainnya.
2. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa rasm ‘Utsmani bukan tauqifi, tetapi
merupakan kesepakatan cara penulisan (ishtilahi) yang disetujui ‘Utsman dan
deterima umat, sehingga wajib diikuti oleh siapapun yang menulis Al-Qur’an.
Asyhab bercerita bahwa ketika ditanya tengtang penulisan Al-Qur’an, apakah
perlu menulisnya seperti yang dipakai banyak orang sekarang, Malik
menjawab “Saya tidak berpendapat demikian, seseorang hendaklah
menulisnya sesuai dengan tulisan pertama”.4
4
Zainal Arifin Madzkur, "Urgensi Rasm Utsmani", Jurnal Khatulistiwa, vol. 1 no. 1 (Maret 2011),
h 18.
9
Imam Ahmad bin Hambal pernah berkata : “Haram hukumnya menyalahi
khath mushaf ‘Utsmani dalam soal wawu, alif, ya’, atau huruf lainnya”.
10
Sahabat-sahabat nabi terdiri dari beberapa golongan. Tiap-tiap
golongan itu mempunya lahjah (bunyi suara / sebutan) yang berlainan satu
sama lain. Memaksa mereka menyebut pembacaan atau membunyikan al-
Qur’an dengan lahjah yang tidak mereka biasakan, suatu hal menyukarkan.
Maka untuk mewujudkan kemudahan, Allah Yang Maha Bijaksana
menurunkan al-Qur’an dengan lahjah-lahjah yang biasa dipakai oleh golongan
Quraisy dan oleh golongan-golongan yang lain di tanah Arab. Oleh karna itu
menghasilkan bacaan al-Qur’an dalam berbagai rupa atau macam bunyi
lahjah. Dan bunyi lahjah yang biasa ditanah Arab ada tujuh macam. Di
samping itu ada beberapa lahjah lagi. Sahabat-sahabat nabi menerima al-
Qur’an dari nabi menurut lahjah bahasa golonganya. Dan masing-masing
mereka meriwayatkan al-Qur’an menurut lahjah mereka sendiri. Sesudah itu
munculah segolongan ulama yang serius mendalami ilmu qira’at sehingga
mereka menjadi pemuka qira’at yang dipegangi dan dipercayai. Oleh karena
mereka semata-mata mendalami qira’at untuk mendakwahkan al-Qur’an pada
umatnya sesuai dengan lahjah tadi. Kemudian muncullah qurra-qurra yang
kian hari kian banyak. Maka ada diantara mereka yang mempunyai keteguhan
tilawahnya, lagi masyhu, mempunyai riwayah dan dirayah dan ada diantara
mereka yang hanya mempunyai sesuatu sifat saja dari sifat-sifat tersebut yang
menimbulkan perselisihan yang banyak.
11
belum mengenal adanya tanda-tanda titik pada huruf-huruf yang hampir sama
dan belum ada baris harakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
1. Rasm al-Qur’an adalah ketentuan atau pola yang digunakan oleh Utsman bin
Affan beserta sahabat lainnya dalam hal penulisan al-Qur’an berkaitan
dengan mushaf-mushaf yang di kirim ke berbagai daerah dan kota, serta
Mushaf al-Imam yang berada di tangan Utsman bin Affan sendiri.
2. Cara penulisan kalimat-kalimat arab rasm a-lqur’an dibagi menjadi tiga
macam:
a. Rasm Qiyasi (Penulisan menurut kelaziman pengucapan / pertuturan).
b. Rasm A’rudi (Cara menuliskan kalimat arab disesuaikan dengan wazan
sya’ir arab).
c. Rasm Utsmani (Pola penulisan Al-Qur’an pada masa Utsman dan
disetujui olehnya).
3. Para ulama merumuskan kaidah-kaidah Rasm Utsmani menjadi enam istilah,
yaitu:
a. Al-Hadz berarti membuang, menghilangkan atau meniadakan huruf.
b. Al-ziyadah berarti penambahan.
c. Al-Hamzah berarti hamzah berharakat sukun, ditulis dengan huruf
berharakat yang sebelumnya.
d. Badal berarti penggantian.
e. Washal dan fashal (penyambungan dan pemisahan),
f. Kata yang dapat dibaca dua bunyi
4. Dari berbagai pendapat ulama tentang Rasm Al-Qur’an , ada dua pendapat
besar ,yaitu :
a. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa Rasm Al-Qur’an bersifat
Tauqifi.
b. Sebagian besar Ulama berpendapat bahwa Rasm Al-Qur’an bukan
tauqifi , akan tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui
oleh utsman dan diterima oleh umat , sehingga wajib diikuti oleh siapapun
ketika menulis Al-Qur’an. Tidak boleh ada yang menyalahinya.
5. Hubungan antara rasmul qur’an dan qira’ah sangat erat sekali Karena
semakin lengkap petunjuk yang dapat ditangkap semakin sedikit pula
13
kesulitan untuk mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung
didalam Al-qur’an.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
AF, Hasanuddin. 1995. Anatomi Al-Qur’an Perbedaan dan Pengaruhnya
Terhadap Istimbath Hukum Dalam Al-Qur’an, Cet 1;Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Al-Qaththan, Manna’, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar, Cetakan ketujuh, Februari 2012.
Al-Qaththan Syaikh Manna.2011. Pengantar Stali mu Al-Qur'an. Jakarta: Pustaka
29 Al-Koutsar.
Anshori. Ulumul Quran Kaidak-kaidah Memahami Rasm Al-Qur’an. Jakarta:
Rajawali Pers. 2016
Anwar, Rosihan . 2010. Ulum AL-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.
Hermawan Acep.2016. Rams Al-Qur'an. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Izzan, Ahmad. 2005. Ulumul Qur’an. Bandung: Tafakkur.
Khallaf, Abdul Wahab. 1968. Ilmu Ushul Al-Fiqh [cet 1], Mesir: Maktabah al-
Dakwah al-Islamiyah.
Khalil, al-Qattan Manna, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta : PT Pustaka Antar
Nusa, Tahun 1994 .
M.Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an / Tafsir. Jakarta :
Bulan Bintang, Cetakan ketigabelas, Tahun 1990.
Madzkur Zainal Arifin. "Urgensi Rasm Utsmani". Jakarta : Jurnal Khatulistiwa.
Maret 2011
Marzuki, Kamaluddin. 1994. Ulum al-Qur’an. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Shihab, M. Quraish, dkk. 2001. Sejarah dan Ulum Al-Qur’an Cet. III; Jakarta:
Pustaka Firdaus.
15