You are on page 1of 10

MAKALAH

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI (PAK)

NAMA : RENDY JOHNY MALU


NIM : 225427116064
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Denny Karwur S.H., M. Si
MATA KULIAH : ANTI KORUPSI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Berkat dan HikmatNya lah saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pendidikan Anti Korupsi (PAK)”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
dalam mata kuliah. Anti Korupsi selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Ilmu Pertanian.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Mner selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini sehingga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
study yang saya pilih. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Rendy J. Malu

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Peninjauan dan Perumusan Kurikulum PAK dalam Pendidikan Formal, Informal, dan Nonformal2
2.2 Penguatan Aspek Pengetahuan, Metode, Media, dan Strategi Pembelajaran PAK..........................2
2.3 Perumusan Hierarki Nilai-Nilai PAK Berdasarkan Usia..................................................................3
2.4 Gerakan Literasi Antikorupsi untuk Semua Masyarakat..................................................................3
2.5 Penguatan Sinergi Antara Sekolah, Keluarga, Masyarakat, Instansi Pemerintah, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat dalam PAK...........................................................................................................4
2.6 PAK dalam Bidang Keilmuan...........................................................................................................5
2.7 Reformasi Budaya.............................................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................6
3.2 Saran..................................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................7

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga menciderai moralitas, menghancurkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi publik, serta menyebabkan ketidakadilan
sosial. Oleh karena itu, penguatan PAK menjadi sangat penting untuk mengubah paradigma dan
perilaku masyarakat dalam menghadapi korupsi.

Dalam konteks ini, latar belakang PAK mencakup pemahaman akan urgensi dan dampak negatif
korupsi terhadap berbagai aspek kehidupan. Pendidikan formal, informal, dan nonformal memiliki
peran krusial dalam membentuk kesadaran dan nilai-nilai antikorupsi pada individu sejak dini.
Melalui PAK, diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa korupsi bukanlah hal yang dapat
dibiarkan atau dianggap sepele, melainkan merupakan kejahatan yang harus diberantas.

Selain itu, penguatan PAK juga penting dalam perspektif esensialisme, yang menekankan
pentingnya membangun karakter dan integritas sebagai bagian fundamental dari pendidikan. Dengan
memasukkan PAK ke dalam kurikulum pendidikan, diharapkan generasi muda dapat dibekali
dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghindari godaan
korupsi dan menjadi agen perubahan yang memerangi korupsi.

1.2 Tujuan

Penguatan PAK dalam perspektif esensialisme memiliki tujuan yang perlu dipahami. Tujuan
pertama adalah menjelaskan pentingnya penguatan PAK sebagai upaya mewujudkan manusia
Indonesia yang memiliki kesadaran antikorupsi. Selain itu, tujuan kedua adalah mengidentifikasi
alternatif penguatan PAK yang dapat dilakukan agar dapat mencapai tujuan tersebut.

1
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Peninjauan dan Perumusan Kurikulum PAK dalam Pendidikan Formal, Informal, dan
Nonformal

Dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal, penting untuk memastikan adanya kesamaan
persepsi tentang Pendidikan Antikorupsi (PAK). Hal ini berarti semua pihak yang terlibat dalam
pendidikan, termasuk guru, pengelola pendidikan, dan lembaga pendidikan, memiliki pemahaman
yang sama tentang tujuan, nilai, dan prinsip PAK. Kesamaan persepsi ini penting agar tercipta
kesinambungan pola pikir dan pola tindak yang mencerminkan nilai-nilai antikorupsi di semua
ranah pendidikan.

Dalam upaya memperkuat PAK, perumusan kurikulum yang terintegrasi menjadi sangat penting.
Kurikulum PAK harus dirumuskan secara sistematis dengan mempertimbangkan berbagai aspek,
seperti materi pembelajaran, metode pengajaran, media pembelajaran, dan perangkat evaluasi yang
relevan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang komprehensif dan
efektif dalam mengajarkan nilai-nilai antikorupsi kepada peserta didik.

2.2 Penguatan Aspek Pengetahuan, Metode, Media, dan Strategi Pembelajaran PAK

Dalam penguatan Pendidikan Antikorupsi (PAK), peran guru memiliki peranan yang sangat penting
dalam keberhasilan siswa. Oleh karena itu, diperlukan penguatan kompetensi guru dalam PAK.
Guru perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang korupsi, dampak negatifnya, dan strategi
pencegahannya. Mereka juga harus memahami nilai-nilai antikorupsi dan dapat
mengkomunikasikan secara efektif kepada siswa.
Selain pengetahuan, guru juga perlu diperkuat dalam aspek metode, media, dan strategi
pembelajaran PAK. Guru harus mampu mengembangkan metode pengajaran yang inovatif dan
bervariasi agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang dapat
digunakan meliputi diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, proyek kolaboratif, atau penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Selanjutnya, penggunaan media pembelajaran yang relevan dan menarik juga penting untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran PAK. Guru dapat menggunakan buku teks, materi
audiovisual, presentasi multimedia, sumber informasi daring, atau permainan interaktif yang
berhubungan dengan PAK. Media pembelajaran yang variatif dan menarik akan membantu
mempertahankan minat siswa dan memfasilitasi pemahaman mereka tentang nilai-nilai antikorupsi.

Selain itu, strategi pembelajaran yang tepat juga perlu diterapkan. Guru harus mampu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang inklusif, yang mendorong diskusi terbuka, pemikiran kritis, dan
partisipasi aktif siswa. Mereka juga harus mampu menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan
gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Dengan mengadopsi strategi pembelajaran yang efektif, guru

2
dapat menciptakan pengalaman belajar yang positif dan mendorong perkembangan sikap dan
tindakan antikorupsi pada siswa.

2.3 Perumusan Hierarki Nilai-Nilai PAK Berdasarkan Usia

Dalam penguatan Pendidikan Antikorupsi (PAK), perumusan hierarki nilai-nilai antikorupsi


berdasarkan usia siswa menjadi hal yang penting. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa
perkembangan kognitif dan moral siswa berbeda pada setiap tahap usia.

Pertama-tama, penting untuk memulai pendidikan antikorupsi dengan memperkenalkan nilai-nilai


konkrit yang dapat dipahami oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, nilai-
nilai seperti kejujuran, integritas, saling menghargai, dan tanggung jawab dapat ditanamkan dalam
konteks yang lebih sederhana dan konkret. Anak-anak pada usia ini cenderung memahami konsep-
konsep ini dengan contoh-contoh nyata dan pengalaman langsung dalam lingkungan mereka.

Kemudian, seiring dengan perkembangan siswa ke tahap usia yang lebih tua, pendidikan antikorupsi
perlu memperluas hierarki nilai-nilai untuk mencakup aspek yang lebih kompleks dan abstrak.
Misalnya, pada usia remaja, nilai-nilai seperti transparansi, akuntabilitas, keadilan, dan
keberlanjutan dapat diperkenalkan. Pada tahap ini, siswa memiliki kemampuan untuk memahami
konsep-konsep ini secara lebih mendalam dan dapat melihat implikasi moral yang lebih kompleks
dalam konteks korupsi.

Dengan memperumum hierarki nilai-nilai antikorupsi berdasarkan tingkat perkembangan siswa,


pendidikan antikorupsi dapat menjadi lebih relevan dan efektif. Siswa akan lebih mampu memahami
dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut dengan mempertimbangkan konteks dan tingkat
pemahaman yang sesuai dengan usia mereka. Proses pembelajaran akan didukung dengan
pendekatan dan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa pada
setiap tahap usia.

2.4 Gerakan Literasi Antikorupsi untuk Semua Masyarakat

Gerakan literasi antikorupsi untuk semua masyarakat merupakan upaya penting dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang korupsi. Salah satu langkah yang dapat dilakukan
adalah memperkenalkan literasi antikorupsi di sekolah-sekolah. Dalam konteks ini, kegiatan
membaca materi terkait korupsi secara berkala menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang dampak negatif korupsi dan pentingnya integritas dalam kehidupan
sehari-hari.

Melalui kegiatan membaca, siswa akan terpapar dengan berbagai informasi, contoh kasus, dan
analisis terkait korupsi. Mereka akan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang
konsep, jenis, dan akibat dari tindakan korupsi. Selain itu, dengan membaca materi terkait korupsi

3
secara berkala, siswa juga akan memperluas wawasan mereka tentang upaya pencegahan dan
penindakan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah, lembaga anti-korupsi, dan masyarakat.

Selanjutnya, hasil membaca tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan menulis, di mana siswa
diharapkan untuk mengekspresikan pemahaman dan pandangan mereka terhadap korupsi dalam
bentuk karya tulis, seperti opini, cerita, buku, puisi, atau karya ilmiah. Melalui proses menulis, siswa
akan mengasah kemampuan berpikir kritis, menganalisis persoalan, dan menyampaikan gagasan
dengan jelas. Selain itu, kegiatan menulis juga dapat meningkatkan pemahaman dan refleksi pribadi
siswa tentang konsep dan nilai-nilai antikorupsi.

2.5 Penguatan Sinergi Antara Sekolah, Keluarga, Masyarakat, Instansi Pemerintah, dan
Lembaga Swadaya Masyarakat dalam PAK

Penguatan sinergi antara sekolah, keluarga, masyarakat, instansi pemerintah, dan lembaga swadaya
masyarakat dalam mendukung Pendidikan Antikorupsi (PAK) menjadi faktor kunci dalam
pencegahan korupsi. Kolaborasi yang efektif antara semua komponen masyarakat ini diperlukan
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat PAK.

Sekolah memainkan peran sentral dalam memberikan pendidikan antikorupsi kepada siswa. Namun,
peran keluarga juga sangat penting dalam melengkapi pendidikan yang diberikan oleh sekolah.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memiliki tanggung jawab untuk membentuk sikap
dan nilai-nilai antikorupsi pada anak-anak sejak dini. Kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam
memberikan pemahaman yang konsisten tentang pentingnya integritas dan menghindari perilaku
koruptif akan memberikan dampak yang lebih kuat pada pembentukan karakter yang berintegritas
pada generasi muda.

Selain itu, peran masyarakat juga sangat penting dalam penguatan PAK. Masyarakat dapat berperan
sebagai pengawas sosial, mengawasi perilaku koruptif, dan memberikan dukungan dalam upaya
pencegahan dan penindakan korupsi. Melalui partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan-kegiatan
sosial, seperti seminar, diskusi, dan kampanye anti-korupsi, kesadaran dan kesepahaman tentang
pentingnya antikorupsi dapat ditingkatkan.

Instansi pemerintah juga memiliki peran penting dalam penguatan PAK. Mereka dapat
mengintegrasikan PAK dalam kebijakan pendidikan dan memastikan implementasi yang efektif di
sekolah-sekolah. Selain itu, lembaga swadaya masyarakat juga dapat memberikan kontribusi yang
berharga dalam penguatan PAK melalui program-program edukasi dan advokasi yang mereka
lakukan.

Selanjutnya, lembaga penyiaran memiliki peran yang signifikan dalam menyebarkan pesan dan
informasi tentang PAK kepada masyarakat secara luas. Melalui penayangan media PAK secara
rutin, baik dalam bentuk program televisi, radio, atau iklan, kesadaran masyarakat tentang korupsi
dapat ditingkatkan. Lembaga penyiaran juga dapat berkolaborasi dengan sekolah, keluarga,

4
masyarakat, dan lembaga lainnya dalam menghasilkan konten yang relevan dan informatif tentang
PAK.

2.6 PAK dalam Bidang Keilmuan

Pendidikan Antikorupsi (PAK) juga perlu diimplementasikan dalam setiap bidang keilmuan untuk
mengaitkan nilai-nilai antikorupsi dengan persoalan nyata yang relevan dalam masing-masing
bidang tersebut. Dalam konteks ini, PAK tidak hanya menjadi domain pendidikan moral atau etika,
tetapi juga dapat diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, ilmu ekonomi, dan
berbagai disiplin ilmu lainnya.

Dalam bidang keilmuan, implementasi PAK dapat dilakukan dengan mengaitkan konsep-konsep
antikorupsi dengan studi kasus nyata yang berkaitan dengan bidang tersebut. Misalnya, dalam ilmu
ekonomi, siswa dapat mempelajari dampak korupsi terhadap pembangunan ekonomi suatu negara
atau mengkaji strategi pencegahan korupsi dalam pengelolaan keuangan publik. Dengan cara ini,
siswa akan dapat melihat hubungan antara nilai-nilai antikorupsi dengan masalah-masalah nyata
yang terjadi di masyarakat.

2.7 Reformasi Budaya

Reformasi budaya adalah suatu upaya untuk mengubah kebiasaan, norma, dan nilai-nilai yang ada
dalam suatu masyarakat agar lebih sesuai dengan prinsip-prinsip integritas, transparansi, dan
akuntabilitas. Dalam konteks pencegahan korupsi, reformasi budaya menjadi sangat penting karena
korupsi sering kali terkait erat dengan norma-norma yang mendukung perilaku koruptif.

Pendidikan Antikorupsi (PAK) memainkan peran penting dalam upaya reformasi budaya. Melalui
PAK, nilai-nilai antikorupsi dapat ditanamkan pada individu sejak usia dini, sehingga mereka
tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang pentingnya integritas, kejujuran, dan keadilan. PAK
dapat membentuk pola pikir, pola hati, dan pola tindak yang mencerminkan nilai-nilai antikorupsi,
sehingga individu memiliki kesadaran yang tinggi terhadap bahaya korupsi dan siap untuk menolak
serta melawan praktik-praktik koruptif.

Reformasi budaya juga melibatkan perubahan sistem nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.
Melalui PAK, individu dapat memahami bahwa korupsi tidak dapat diterima dan bertentangan
dengan prinsip-prinsip kebaikan dan keadilan. PAK juga dapat membantu mengidentifikasi dan
mengkritisi praktik-praktik koruptif yang ada dalam masyarakat, serta mendorong individu untuk
mengambil sikap yang tegas dan berani dalam menolak korupsi.

5
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan Antikorupsi (PAK) memiliki peran penting dalam menciptakan sosok manusia Indonesia
yang berjiwa antikorupsi. PAK membentuk pola pikir, pola hati, dan pola tindak yang
mencerminkan nilai-nilai antikorupsi.

Kesamaan persepsi tentang PAK di semua jenis pendidikan dan penguatan kompetensi guru dalam
PAK diperlukan untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Pengembangan hierarki nilai-nilai
antikorupsi berdasarkan tingkat perkembangan siswa akan meningkatkan pemahaman mereka.

Gerakan literasi antikorupsi di sekolah dan sinergi antara sekolah, keluarga, masyarakat, instansi
pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat menjadi penting untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang korupsi.

PAK juga perlu diimplementasikan dalam bidang keilmuan untuk mengaitkan nilai-nilai antikorupsi
dengan persoalan nyata dan menguatkan pemahaman ilmuwan terkait perilaku koruptif.

Reformasi budaya melalui PAK diperlukan untuk mengubah kebiasaan dan norma yang dapat
menjadi bibit perilaku korupsi, serta menciptakan lingkungan yang mendorong integritas,
transparansi, dan akuntabilitas.

Dengan upaya yang terintegrasi dan komprehensif dalam penguatan PAK, diharapkan dapat
memerangi korupsi secara efektif dan menciptakan masyarakat yang berintegritas.

3.2 Saran

1. Koordinasi dan Kolaborasi Antarlembaga

 Tingkatkan sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah, keluarga, masyarakat, dan


lembaga swadaya masyarakat dalam program PAK.

 Perkuat kerjasama antara lembaga penyiaran dan pendidikan untuk menayangkan konten
media PAK secara rutin.

2. Penguatan Kompetensi Guru dalam PAK

 Berikan pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dalam PAK.

 Kembangkan kurikulum PAK yang memberikan panduan dan sumber daya bagi guru.

3. Kurikulum PAK yang Terintegrasi

6
 Susun kurikulum PAK terintegrasi di semua jenjang pendidikan.

 Sertakan nilai-nilai antikorupsi yang relevan dengan persoalan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Sumaryati, S. M., & Maharani, S. D. (2020, Juny 30). Penguatan Pendidikan Antikorupsi (Perspektif
Esensialisme). INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi, VI, 1-14. doi:https://doi.org/10.32697/integritas.v6i1.408

You might also like