Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pendidikan Anti Korupsi (PAK)
Makalah Pendidikan Anti Korupsi (PAK)
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Berkat dan HikmatNya lah saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pendidikan Anti Korupsi (PAK)”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
dalam mata kuliah. Anti Korupsi selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Ilmu Pertanian.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Mner selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini sehingga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
study yang saya pilih. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Rendy J. Malu
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Peninjauan dan Perumusan Kurikulum PAK dalam Pendidikan Formal, Informal, dan Nonformal2
2.2 Penguatan Aspek Pengetahuan, Metode, Media, dan Strategi Pembelajaran PAK..........................2
2.3 Perumusan Hierarki Nilai-Nilai PAK Berdasarkan Usia..................................................................3
2.4 Gerakan Literasi Antikorupsi untuk Semua Masyarakat..................................................................3
2.5 Penguatan Sinergi Antara Sekolah, Keluarga, Masyarakat, Instansi Pemerintah, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat dalam PAK...........................................................................................................4
2.6 PAK dalam Bidang Keilmuan...........................................................................................................5
2.7 Reformasi Budaya.............................................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................6
3.2 Saran..................................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................7
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Korupsi tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga menciderai moralitas, menghancurkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi publik, serta menyebabkan ketidakadilan
sosial. Oleh karena itu, penguatan PAK menjadi sangat penting untuk mengubah paradigma dan
perilaku masyarakat dalam menghadapi korupsi.
Dalam konteks ini, latar belakang PAK mencakup pemahaman akan urgensi dan dampak negatif
korupsi terhadap berbagai aspek kehidupan. Pendidikan formal, informal, dan nonformal memiliki
peran krusial dalam membentuk kesadaran dan nilai-nilai antikorupsi pada individu sejak dini.
Melalui PAK, diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa korupsi bukanlah hal yang dapat
dibiarkan atau dianggap sepele, melainkan merupakan kejahatan yang harus diberantas.
Selain itu, penguatan PAK juga penting dalam perspektif esensialisme, yang menekankan
pentingnya membangun karakter dan integritas sebagai bagian fundamental dari pendidikan. Dengan
memasukkan PAK ke dalam kurikulum pendidikan, diharapkan generasi muda dapat dibekali
dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghindari godaan
korupsi dan menjadi agen perubahan yang memerangi korupsi.
1.2 Tujuan
Penguatan PAK dalam perspektif esensialisme memiliki tujuan yang perlu dipahami. Tujuan
pertama adalah menjelaskan pentingnya penguatan PAK sebagai upaya mewujudkan manusia
Indonesia yang memiliki kesadaran antikorupsi. Selain itu, tujuan kedua adalah mengidentifikasi
alternatif penguatan PAK yang dapat dilakukan agar dapat mencapai tujuan tersebut.
1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Peninjauan dan Perumusan Kurikulum PAK dalam Pendidikan Formal, Informal, dan
Nonformal
Dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal, penting untuk memastikan adanya kesamaan
persepsi tentang Pendidikan Antikorupsi (PAK). Hal ini berarti semua pihak yang terlibat dalam
pendidikan, termasuk guru, pengelola pendidikan, dan lembaga pendidikan, memiliki pemahaman
yang sama tentang tujuan, nilai, dan prinsip PAK. Kesamaan persepsi ini penting agar tercipta
kesinambungan pola pikir dan pola tindak yang mencerminkan nilai-nilai antikorupsi di semua
ranah pendidikan.
Dalam upaya memperkuat PAK, perumusan kurikulum yang terintegrasi menjadi sangat penting.
Kurikulum PAK harus dirumuskan secara sistematis dengan mempertimbangkan berbagai aspek,
seperti materi pembelajaran, metode pengajaran, media pembelajaran, dan perangkat evaluasi yang
relevan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang komprehensif dan
efektif dalam mengajarkan nilai-nilai antikorupsi kepada peserta didik.
2.2 Penguatan Aspek Pengetahuan, Metode, Media, dan Strategi Pembelajaran PAK
Dalam penguatan Pendidikan Antikorupsi (PAK), peran guru memiliki peranan yang sangat penting
dalam keberhasilan siswa. Oleh karena itu, diperlukan penguatan kompetensi guru dalam PAK.
Guru perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang korupsi, dampak negatifnya, dan strategi
pencegahannya. Mereka juga harus memahami nilai-nilai antikorupsi dan dapat
mengkomunikasikan secara efektif kepada siswa.
Selain pengetahuan, guru juga perlu diperkuat dalam aspek metode, media, dan strategi
pembelajaran PAK. Guru harus mampu mengembangkan metode pengajaran yang inovatif dan
bervariasi agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang dapat
digunakan meliputi diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, proyek kolaboratif, atau penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
Selanjutnya, penggunaan media pembelajaran yang relevan dan menarik juga penting untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran PAK. Guru dapat menggunakan buku teks, materi
audiovisual, presentasi multimedia, sumber informasi daring, atau permainan interaktif yang
berhubungan dengan PAK. Media pembelajaran yang variatif dan menarik akan membantu
mempertahankan minat siswa dan memfasilitasi pemahaman mereka tentang nilai-nilai antikorupsi.
Selain itu, strategi pembelajaran yang tepat juga perlu diterapkan. Guru harus mampu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang inklusif, yang mendorong diskusi terbuka, pemikiran kritis, dan
partisipasi aktif siswa. Mereka juga harus mampu menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan
gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Dengan mengadopsi strategi pembelajaran yang efektif, guru
2
dapat menciptakan pengalaman belajar yang positif dan mendorong perkembangan sikap dan
tindakan antikorupsi pada siswa.
Kemudian, seiring dengan perkembangan siswa ke tahap usia yang lebih tua, pendidikan antikorupsi
perlu memperluas hierarki nilai-nilai untuk mencakup aspek yang lebih kompleks dan abstrak.
Misalnya, pada usia remaja, nilai-nilai seperti transparansi, akuntabilitas, keadilan, dan
keberlanjutan dapat diperkenalkan. Pada tahap ini, siswa memiliki kemampuan untuk memahami
konsep-konsep ini secara lebih mendalam dan dapat melihat implikasi moral yang lebih kompleks
dalam konteks korupsi.
Gerakan literasi antikorupsi untuk semua masyarakat merupakan upaya penting dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang korupsi. Salah satu langkah yang dapat dilakukan
adalah memperkenalkan literasi antikorupsi di sekolah-sekolah. Dalam konteks ini, kegiatan
membaca materi terkait korupsi secara berkala menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang dampak negatif korupsi dan pentingnya integritas dalam kehidupan
sehari-hari.
Melalui kegiatan membaca, siswa akan terpapar dengan berbagai informasi, contoh kasus, dan
analisis terkait korupsi. Mereka akan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang
konsep, jenis, dan akibat dari tindakan korupsi. Selain itu, dengan membaca materi terkait korupsi
3
secara berkala, siswa juga akan memperluas wawasan mereka tentang upaya pencegahan dan
penindakan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah, lembaga anti-korupsi, dan masyarakat.
Selanjutnya, hasil membaca tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan menulis, di mana siswa
diharapkan untuk mengekspresikan pemahaman dan pandangan mereka terhadap korupsi dalam
bentuk karya tulis, seperti opini, cerita, buku, puisi, atau karya ilmiah. Melalui proses menulis, siswa
akan mengasah kemampuan berpikir kritis, menganalisis persoalan, dan menyampaikan gagasan
dengan jelas. Selain itu, kegiatan menulis juga dapat meningkatkan pemahaman dan refleksi pribadi
siswa tentang konsep dan nilai-nilai antikorupsi.
2.5 Penguatan Sinergi Antara Sekolah, Keluarga, Masyarakat, Instansi Pemerintah, dan
Lembaga Swadaya Masyarakat dalam PAK
Penguatan sinergi antara sekolah, keluarga, masyarakat, instansi pemerintah, dan lembaga swadaya
masyarakat dalam mendukung Pendidikan Antikorupsi (PAK) menjadi faktor kunci dalam
pencegahan korupsi. Kolaborasi yang efektif antara semua komponen masyarakat ini diperlukan
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat PAK.
Sekolah memainkan peran sentral dalam memberikan pendidikan antikorupsi kepada siswa. Namun,
peran keluarga juga sangat penting dalam melengkapi pendidikan yang diberikan oleh sekolah.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memiliki tanggung jawab untuk membentuk sikap
dan nilai-nilai antikorupsi pada anak-anak sejak dini. Kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam
memberikan pemahaman yang konsisten tentang pentingnya integritas dan menghindari perilaku
koruptif akan memberikan dampak yang lebih kuat pada pembentukan karakter yang berintegritas
pada generasi muda.
Selain itu, peran masyarakat juga sangat penting dalam penguatan PAK. Masyarakat dapat berperan
sebagai pengawas sosial, mengawasi perilaku koruptif, dan memberikan dukungan dalam upaya
pencegahan dan penindakan korupsi. Melalui partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan-kegiatan
sosial, seperti seminar, diskusi, dan kampanye anti-korupsi, kesadaran dan kesepahaman tentang
pentingnya antikorupsi dapat ditingkatkan.
Instansi pemerintah juga memiliki peran penting dalam penguatan PAK. Mereka dapat
mengintegrasikan PAK dalam kebijakan pendidikan dan memastikan implementasi yang efektif di
sekolah-sekolah. Selain itu, lembaga swadaya masyarakat juga dapat memberikan kontribusi yang
berharga dalam penguatan PAK melalui program-program edukasi dan advokasi yang mereka
lakukan.
Selanjutnya, lembaga penyiaran memiliki peran yang signifikan dalam menyebarkan pesan dan
informasi tentang PAK kepada masyarakat secara luas. Melalui penayangan media PAK secara
rutin, baik dalam bentuk program televisi, radio, atau iklan, kesadaran masyarakat tentang korupsi
dapat ditingkatkan. Lembaga penyiaran juga dapat berkolaborasi dengan sekolah, keluarga,
4
masyarakat, dan lembaga lainnya dalam menghasilkan konten yang relevan dan informatif tentang
PAK.
Pendidikan Antikorupsi (PAK) juga perlu diimplementasikan dalam setiap bidang keilmuan untuk
mengaitkan nilai-nilai antikorupsi dengan persoalan nyata yang relevan dalam masing-masing
bidang tersebut. Dalam konteks ini, PAK tidak hanya menjadi domain pendidikan moral atau etika,
tetapi juga dapat diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, ilmu ekonomi, dan
berbagai disiplin ilmu lainnya.
Dalam bidang keilmuan, implementasi PAK dapat dilakukan dengan mengaitkan konsep-konsep
antikorupsi dengan studi kasus nyata yang berkaitan dengan bidang tersebut. Misalnya, dalam ilmu
ekonomi, siswa dapat mempelajari dampak korupsi terhadap pembangunan ekonomi suatu negara
atau mengkaji strategi pencegahan korupsi dalam pengelolaan keuangan publik. Dengan cara ini,
siswa akan dapat melihat hubungan antara nilai-nilai antikorupsi dengan masalah-masalah nyata
yang terjadi di masyarakat.
Reformasi budaya adalah suatu upaya untuk mengubah kebiasaan, norma, dan nilai-nilai yang ada
dalam suatu masyarakat agar lebih sesuai dengan prinsip-prinsip integritas, transparansi, dan
akuntabilitas. Dalam konteks pencegahan korupsi, reformasi budaya menjadi sangat penting karena
korupsi sering kali terkait erat dengan norma-norma yang mendukung perilaku koruptif.
Pendidikan Antikorupsi (PAK) memainkan peran penting dalam upaya reformasi budaya. Melalui
PAK, nilai-nilai antikorupsi dapat ditanamkan pada individu sejak usia dini, sehingga mereka
tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang pentingnya integritas, kejujuran, dan keadilan. PAK
dapat membentuk pola pikir, pola hati, dan pola tindak yang mencerminkan nilai-nilai antikorupsi,
sehingga individu memiliki kesadaran yang tinggi terhadap bahaya korupsi dan siap untuk menolak
serta melawan praktik-praktik koruptif.
Reformasi budaya juga melibatkan perubahan sistem nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.
Melalui PAK, individu dapat memahami bahwa korupsi tidak dapat diterima dan bertentangan
dengan prinsip-prinsip kebaikan dan keadilan. PAK juga dapat membantu mengidentifikasi dan
mengkritisi praktik-praktik koruptif yang ada dalam masyarakat, serta mendorong individu untuk
mengambil sikap yang tegas dan berani dalam menolak korupsi.
5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Antikorupsi (PAK) memiliki peran penting dalam menciptakan sosok manusia Indonesia
yang berjiwa antikorupsi. PAK membentuk pola pikir, pola hati, dan pola tindak yang
mencerminkan nilai-nilai antikorupsi.
Kesamaan persepsi tentang PAK di semua jenis pendidikan dan penguatan kompetensi guru dalam
PAK diperlukan untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Pengembangan hierarki nilai-nilai
antikorupsi berdasarkan tingkat perkembangan siswa akan meningkatkan pemahaman mereka.
Gerakan literasi antikorupsi di sekolah dan sinergi antara sekolah, keluarga, masyarakat, instansi
pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat menjadi penting untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang korupsi.
PAK juga perlu diimplementasikan dalam bidang keilmuan untuk mengaitkan nilai-nilai antikorupsi
dengan persoalan nyata dan menguatkan pemahaman ilmuwan terkait perilaku koruptif.
Reformasi budaya melalui PAK diperlukan untuk mengubah kebiasaan dan norma yang dapat
menjadi bibit perilaku korupsi, serta menciptakan lingkungan yang mendorong integritas,
transparansi, dan akuntabilitas.
Dengan upaya yang terintegrasi dan komprehensif dalam penguatan PAK, diharapkan dapat
memerangi korupsi secara efektif dan menciptakan masyarakat yang berintegritas.
3.2 Saran
Perkuat kerjasama antara lembaga penyiaran dan pendidikan untuk menayangkan konten
media PAK secara rutin.
Kembangkan kurikulum PAK yang memberikan panduan dan sumber daya bagi guru.
6
Susun kurikulum PAK terintegrasi di semua jenjang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumaryati, S. M., & Maharani, S. D. (2020, Juny 30). Penguatan Pendidikan Antikorupsi (Perspektif
Esensialisme). INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi, VI, 1-14. doi:https://doi.org/10.32697/integritas.v6i1.408