You are on page 1of 9

Tema : Relasi antara HAM dan Demokrasi

Mempertanyakan Kualitas Demokrasi di Indonesia


Terhadap Hak Beragama Bagi Kepercayaan yang Belum
Diakui

Essay ini disusun guna melengkapi tugas Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
diampu oleh
Dr. Ristina Yudhanti, S. H., M. Hum.

Disusun Oleh :
Muhammad Raihan (8111421733)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2022
MEMPERTANYAKAN KUALITAS DEMOKRASI DI INDONESIA
TERHADAP HAK BERAGAMA BAGI KEPERCAYAAN YANG BELUM
DIAKUI

Muhammad Raihan
Jurusan Ilmu Huku, Fakultas Hukum, Umiversitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Hukum merupakan suatu regulasi yang disusun oleh lembaga yang berwenang ,
berisi perintah atau larangan yang sifatnya memaksa dan terdapat sanksi bagi para
pelanggar. Hukum diterbitkan dan hidup dalam lingkungan masyarakat untuk
mengatur segala permasalahan atau kebutuhan masyarakat dalam kehidupan
bernegara. Hukum berhubungan erat dengan Hak Asasi Manusia, Hak Asasi
Manusia adalah hak dasar yang dimiliki setiap manusia sejak dia lahir, salah satu
tujuan hukum ialah keadilan dalam hal ini untuk memperjuangkan Hak Asasi
Manusia, dengan prinsip rule of law. Hak Asasi Manusia harus dijunjung tinggi
dan bersifat tetap dalam diri manusia. Hak Asasi Manusia berhubungan dengan
banyak hal salah satunya hak untuk memeluk atau memilih kepercayaan. Dengan
demikian, setiap orang dalam beragama berhak untuk mendapatkan perlindungan
dan kedudukan yang sama di depan hukum, bebas untuk beribadah dan
menjalankan ritual keagamaan. Indonesia merupakan Negara yang beragama, di
dalam Peraturan Presiden setidaknya terdapat 6 agama yang diakui ialah Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Indonesia menganut aliran
Negara yang berdemokrasi, memaknai Demokrasi ialah memberikan kebebasan
bagi masyarakat untuk memperjuangkan hak nya, menentukan masa depan nya
dan kebebasan untuk mengutarakan argumentasi.

Kata Kunci : Hukum, Hak Asasi Manusia, Kebebasan Beragama, Demokrasi

ABSTRACT

Law is a regulation prepared by an authorized institution, containing orders or


prohibitions that are forcing and there are sanctions for violators. The law is
issued and lives in the community to regulate all problems or needs of society in
the life of the state. Law is closely related to human rights, human rights are basic
rights that every human being has since he was born, one of the objectives of law
is justice in this case to fight for human rights, with the principle of rule of law.
Human rights must be upheld and fixed in humans. Human rights relate to many
things, one of which is the right to embrace or choose a belief. Thus, everyone in
religion has the right to receive protection and equal position befaore the law,
free to worship and perform religious rituals. Indonesia is a religious country, in
the Presidential Regulation there are at least 6 recognized religions, namely
Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, Buddhism, and Confucianism.
Indonesia adheres to the flow of a democratic state, interpreting democracy is
giving freedom to people to fight for their rights, determine their future and
freedom to express arguments

Keywords: Law, Human Rights, Religious Freedom,Democracy

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan bentuk negara hukum, dimana di dalam kehidupan
masyarakat tak terlepas dari keikutsertaan hukum di dalamnya. Hukum dalam
suatu negara memiliki tujuan utama untuk mencapai keadilan bagi seluruh rakyat,
dalam membentuk suatu regulasi atau peraturan yang akan ditetapkan harus
dipertimbangkan agar sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat. Suatu regulasi
harus memenuhi klasifikasi sebagai hukum, regulasi dibentuk agar kehidupan
bernegara menjadi lebih stabil. Jika suatu negara tidak memiliki hukum atau
regulasi yang jelas di dalamnya, maka akan timbul permasalahan yang tidak bisa
diselesaikan. Hukum memberikan kepastian pada masyarakat agar segala hak dan
kewajiban sebagai warga negara dapat terjamin.
Hadirnya hukum, salah satunya di latar belakangi dengan Hak Asasi
Manusia di dunia yang berasal dari Eropa. Pada abad 17, seorang filsuf Inggris,
Jhon Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada
setiap manusia, yaitu hak untuk hidup, hak atas kebebasan dan hak atas tempat
tinggal. Sejarah perkembangan HAM ditandai dengan tiga peristiwa penting di
dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis..
Hukum berhubungan erat dengan Hak Asasi Manusia, kedua aspek ini saling
melengkapi satu sama lain. Tujuan dibentuknya hukum salah satunya untuk
memperjuangkan Hak Asasi Manusia, hukum berfungsi sebagai penjamin dan
pelindung Hak Asasi Manusia. Dari masa ke masa semua orang mulai menyadari
pentingnya Hak Asasi Manusia, karena sejatinya Hak Asasi Manusia merupakan
anugerah yang diberikan Tuhan sejak kita di dalam kandungan hingga saat ini dan
sifatnya mutlak.
Pengakuan terhadap jaminan Hak Asasi Manusia di Indonesia secara resmi
diabadikan dalam alinea pertama dan keempat Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam alinea pertama disebutkan bahwa “ sesungguhnya kemerdekaan adalah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan
karnea tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan". Dalam hal ini,
tertuang jelas bahwa suatu negara memberikan hak dan kebebasan bagi
masyarakat untuk hidup damai tanpa penindasan. Pada tanggal 23 September
1999 negara sudah membuat regulasi terkait jaminan Hak Asasi Manusia yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
Membicarakan tentang Indonesia tak terlepas dari kata “Demokrasi”,
setelah mendapat kemerdekaan, berbagai pemikiran mengenai konsep negara
Indonesia hadir dari berbagai tokoh. Jika kita melihat pada awalnya setelah
Indonesia merdeka, kemerdekaan ini diperuntukkan oleh rakyat, dari rakyat dan
untuk seluruh rakyat yang artinya konsep Demokrasi mulai terlihat disini. Pada
saat itu, terdapat konsep dualisme antara negara Liberalis-Kapitalis dan Komunis,
namun kedua ideologi tersebut tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
Maka, Indonesia memilih untuk menjadi penengah adanya dualisme antara
Liberalis-Kapitalis dan Komunis.
Dari keempat hal diatas, antara hukum, Hak Asasi Manusia, dan konsep
negara Demokrasi membawa pandangan baru terhadap hak manusia untuk
beragama. Karena hak untuk beragama telah diatur dalam regulasi Pasal 28E Ayat
(1) yang menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk menentukan agama yang
akan dipercayainya. Namun, banyak peristiwa menyimpang yang sering terjadi di
Indonesia, kasus intoleransi antar agama menjadi marak di masyarakat karena
kurangnya pemahaman terkait Hak Asasi Manusia itu sendiri. Kualitas Indonesia
sebagai negara Demokrasi menjadi dipertanyakan, hal ini harus kita kritisi agar
kita mengetahui sejauh mana kualitas Demokrasi ini berjalan dengan baik. 1 Selain
itu, bagaimana pengakuan dan perlakuan bagi agama atau kepercayaan yang
keberadaanya belum diakui di Indonesia.

BAB 2. PEMBAHASAN
Hubungan antara hukum, Hak Asasi Manusia, dan konsep negara
Demokrasi perlu untuk dipertanyakan, sudah sampai mana ketiga hal tersebut
berjalan seharusnya dalam kehidupan di Indonesia. Konsep negara hukum dan
konsep demokrasi merupakan konsep yang berbeda, namun memiliki persamaan
dan keselarasan dalam menjamin hak asasi manusia. Secara substansi pengakuan
Hak Asasi Manusia tertuang jelas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Hak
asasi manusia memiliki klasifikasi seperti hak kepribadian, hak politik, hak
ekonomi, hak sosial budaya, hak asasi manusia atas perlakuan hukum dan
administrasi, dan hak asasi manusia atas perlakuan tata cara peradilan. Hak ini
menjadi bukti jika seluruh kehidupan masyarakat dalam bernegara telah dijamin
oleh negara.
Indonesia merupakan negara besar yang memiliki kenakaragaman ras,
suku, dan agama. Sejak zaman dahulu, kita terbiasa hidup secara berdampingan
dengan perbedaan, dan perbedaan itu yang menjadikan negara Indonesia menjadi
negara kuat hingga saat ini. Perbedaan yang ada di Indonesia merupakan anugerah
yang diberikan Tuhan agar kita belajar bagaimana cara menghargai perbedaan.
Hidup dengan perbedaan menjadi tidak mudah jika kita tidak memaknai apa itu
Hak Asasi Manusia secara utuh. Kebebasan beragama di dalam Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 dijamin dalam Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 (“UUD 1945”) : “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan

1
A. Muhammad Nasrun. “Hak Asasi Manusia Dalam Kerangka Citra Negara Hukum”. Jurnal Cita
Hukum. Vol.4. No.1, Juni 2016. Hal. 139.
meninggalkannya, serta berhak kembali.2 Dan kemudian dalam Pasal 29 ayat (2)
UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduknya untuk memeluk agama.
Berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1965 dan Undang-
Undang (UU) Nomor 5 tahun 1969, agama-agama yang dianut penduduk
Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Namun,
Konghucu dipinggirkan di masa Orde Baru. Berdasar Surat Keputusan (SK)
Menteri Dalam Negeri tahun 1974, kolom agama di KTP harus diisi dengan
pilihan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu ,dan Budha. Oleh sebab itu, diluar
keenam negara tersebut hanya dianggap sebagai aliran atau kepercayaan.
Hal menimbulkan munculnuya isu keagamaan yang menjadi masalah dan
sering diperdebatkan di Indonesia, masalah ini muncul karena perdebatan mencari
mana agama yang paling benar hingga masalah penistaan antar agama. Dalam
contoh konkrit yang pernah terjadi di Indonesia ialah pembakaran tempat ibadah
hingga pengeboman yang didasari atas nama agama. Hal ini jelas bertentangan
dengan kebebasan warga negara untuk hidup damai dalam memeluk agama nya
masing-masing. Salah satu isu tentang pembungkaman hak untuk beragama ialah
masalah kepercayaan Syiah di Sampang dan agama Katolik di Bantul. Kedua
kasus ini memiliki kemiripan dimana para penganut kepercayaan Syiah dan
Agama Katolik diusir dari tempat tinggalnya atas nama agama. Pemukiman
khusus agama tertentu kian merebah di kalangan masyarakat, mereka
menganggap bahwa warga yang boleh bermukim di daerahnya haruslah beragama
sama dengan mereka, jika mereka memiliki kepercayaan lain maka akan diusir
dan dibuang dari wilayah tempat tinggalnya. Disini kita harus mempertanyakan
mana letak toleransi kita sebagai manusia, mempertanyakan hati nurani kita
sebagai manusia yang seharusnya menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Beberapa kasus kepercayaan atau agama yang masih belum mendapatkan
pengakuan dari negara dianggap sebagai malapetaka bagi penganut kepercayaan
tersebut, hal ini menjadi pertanyaan baru. Bagaimanakah peran pemerintah dalam
hal membuat regulasi atau kejelasan terkait pengakuan kepercayaan atau agama
yang ada di Indonesia. Apakah mereka tidak memiliki hak yang sama dengan
2
Jimly Asshidiqie.Komentar Atas Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
(Jakarta : Sinar Grafika, 2009). Hal. 47
kepercayaan atau agama lain untuk diakui?. Ini menjadi refleksi untuk negara dan
warga negara. Karena pada hakikatnya setiap orang bebas untuk memilih apa
yang menurutnya benar, selama hal tersebut tidak merugikan orang lain dan
keluar dari koridor yang seharusnya, maka tidak ada alasan untuk kita
memandang sebelah mata bagi mereka yang memiliki kepercayaan lain.
Democratic Governance acap dipahami atas tiga ruang yang dicakupnya :
good governance, Hak Asasi Manusia, dan Demokrasi. 3 Kualitas Demokrasi di
Indonesia dipastikan menurun. Dirilis oleh SMRC Skor indeks kebebasan
terpantau baik sejak tahun 2005 sampai 2012, namun sejak tahun 2013 sampai
saat ini dinilai terus menurus dan hanya sebagian bebas. Menurunnya indeks ini
disinyalir karena adanya penurunan kebebasan atau hak sipil ( hak berpendapat,
berbicara, berorganisasi, dan kebebasan menyatakan keyakinan agama. Hal ini
membuktikan bahwa kualitas Demokrasi di Indonesia sudah mulai menurun,
bahkan kebebasan setiap orang untuk memilih kepercayaan menjadi terancam.
Memaknai Hak Asasi Manusia dan konsep Demokrasi harus ditanamkan bagi
setiap insan di negara Indonesia, karena Hak Asasi Manusia bukan hanya soal
narasi namun implementasi yang harus diperjuangkan bagi setiap umat manusia.
Tanggung jawab moral untuk memperjuangkan setiap Hak Asasi Manusia
harus dijalankan baik dari segi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah bisa
melakukan upaya tegas dengan menindak oknum yang melakukan perbuatan
semena-mena atau melakukan kekerasan hingga pengusiran. Selain itu,
pemerintah dapat memberikan kejelasan terkait pengakuan agama atau
kepercayaan lain. Dari sisi masyarakat, menjadi tugas setiap warga negara untuk
saling membela dan menjunjung kebebasan untuk beragama. Menurunkan ego
dan menanamkan sikap toleransi menjadi cara untuk menyelamatkan Demokrasi
di negeri ini.

BAB 3. PENUTUP
Kesimpulan
Indonesia sedang diambang krisis Demokrasi. Ketakuan untuk

3
Kurniawan Kunto Yuliasro dan Nunung Prajarto, “Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia :
Menuju Democratic Governance”. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik. Vol.8. No.3, Maret 2005.
Hal.291
memperjuangkan Hak Asasi Manusia terutama dalam hal memeluk agama atau
meyakini suatu kepercayaan menjadi sulit. Rakyat Indonesia membawa tanggung
jawab yang besar akan persatuan dan kesatuan, para pahlawan bangsa telah
menitipkan seluruhnya pada kita saat ini. Demokrasi, menjadi kepercayaan dan
pedoman dalam hidup di Indonesia, makna Demokrasi artinya kebebasan bagi
warga negara untuk menentukan apa yang baik untuknya. Saling menghargai dan
menanamkan toleransi yang tinggi menjadi penting jika hidup dalam perbedaan,
setiap perbedaan yang kita miliki menunjukkan bahwa Indonesia merupakan
negara yang mampu hidup berdampingan dan dengan perbedaan itu Indonesia
bisa bergerak maju saling menguatkan.
Penegakkan Hak Asasi Manusia sudah menjadi tanggung jawab untuk
setiap warga negara, berbeda dalam pandangan keagamaan bukan berarti menjadi
musuh, berbeda dalam berpendapat bukan berarti harus berselisih. Pemerintah pun
hendaknya melakukan upaya yang tegas untuk mempertahankan kebebasan
memeluk agama di Indonesia, pemerintah memiliki kewenangan untuk mengakui
secara langsung bagi agama yang belum mendapatkan pengakuan. Karena hak itu
harus diperjuangkan, setiap orang bebas untuk beribadah dan percaya pada Tuhan
nya. Jika sinergi antara pemerintah dan masyarakat berjalan dengan baik maka
kualitas Demokrasi di Indonesia dapat diperbaiki
DAFTAR PUSTAKA

A. Muhammad Nasrun. “Hak Asasi Manusia Dalam Kerangka Citra Negara


Hukum”. Jurnal Cita Hukum. Vol.4. No.1, Juni 2016. Hal. 139.
Bobi Aswandi dan Kholis Roisah. Negara Hukum dan Demokrasi Pancasila
Dalam Kaitannya dengan Hak Asasi Manusi (HAM). Jurnal Pembangunan
Hukum Indonesia. Vol 1. No. 3, 2019. Hal 128-145
Eva iryani. Hukum Islam, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi. Vol. 17, No. 2, Tahun 2017.
Jimly Asshidiqie.Komentar Atas Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009). Hal. 47
Kurniawan Kunto Yuliasro dan Nunung Prajarto, “Hak Asasi Manusia (HAM) di
Indonesia : Menuju Democratic Governance”. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik.
Vol.8. No.3, Maret 2005. Hal.291
Sukirno. Diskriminasi Pemenuhan Hak Sipil Bagi Penganut Agama Lokal.
Administrative Law & Governance Journal. Vol.1 . 3 agustus 2018
Zunan Malaka. HAM dan Demokrasi dalam Dunia Islam. Jurnal Al Qanun. Vol
12, No. 2. Desember 2009

You might also like