You are on page 1of 29
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN pk) PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120, Telepon: (021) 85910031 (Hunting) Faksimile: (021) 85810302, E-mail: deputippkd@bpkp.go.id, Website: wivw.bpkp.90.id ‘Nomor $755 7030472021 ‘Juni 2021 Lampiran Satu Berkas Perihal Undangan Sosialisasi Panduan Program Kerja Audit (PKA) Kinerja Tematik Pembangunan Destinasi Pariwisata Yth. Para Kepala Perwakilan BPKP di Seluruh Indonesia Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengawasan KF-1 yang bersumber dari dana ABT Tahun 2021, kami telah menyusun panduan program kerja audit kinerja tematik Pembangunan destinasi pariwisata yang dapat digunakan sebagai acuan dan panduan langkah kerja minimal yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP dan APIP Daerah dalam melaksanakan audit kinerja tematik tersebut Sehubungan dengan itu, kami mengundang Bapak/ibu Korwas Bidang P3A/pegawai terkait untuk mengikuti sosialisasi panduan PKA kinerja tematik tersebut yang akan dilaksanakan pada Hari Selasa, 8 Juni 2021 Waktu: 09.00 WB sd. 11.00 WB Sarana_ : Aplikasi Zoom (ID meeting 8134004065; Password: watakeda) ‘Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih Tembusan Yth. Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Cou Panduan Program Kerja Audi Kinerja Tematik Pembangi ran estinasi Pariwis4 Y, NOMOR $-361/D3/04/2021 TANGGAL 28 MEI 2021 f DEPUTL BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH / 2021 BAB | PENDAHULUAN...... A D. E. Daftar Isi Latar Belakang. Dasar Hukum.. Tujuan Panduan Program Kerja Audit Ruang Lingkup Panduan Program Kerja Audit. Sistematika Panduan Program Kerja Audit BAB II GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA. A B. c. D. BAB 3 PROGRAM KERJA AUDIT Gambaran UMUM,......0.00 Arah Kebijakan dan Strategi.. Stakeholders Terkait. Eats Peraturan/Regulasi Terkait Pembangunan Pariwisata..... BAB 4 PENUTUP. DAFTAR PUSTAKA PENYUSUN Daftar Tabel Tabel 31 Faktor Risiko 32 Gradasi Capaian Kinerja 33 Penilaian dan Penyimpulan Skor Capaian Kinerja 13 19 Daftar Gambar Gambar 3.1 Faktor Risiko BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, pariwisata dapat dianggap sebagai aset strategis untuk mendorong pembangunan di daerah yang mempunyai potensi wisata. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan meliputi empat aspek yaitu industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan, Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS) dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPAKDA) Provinsi/Kabupaten/Kota, Adapun salah satu. sasaran pembangunan kepariwisataan adalah peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, salah satu yang perlu mendapat pethatian adalah aspek pembangunan destinasi pariwisata baik secara kuantitas ‘maupun kualitasnya, Berdasarkan laporan The Travel and Tourism Competitiveness Report yang dirilis World Economic Forum Tahun 2019, indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di peringkat 40 dari 140 negara di seluruh dunia, sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara Indonesia berada di peringkat 4. Hal tersebut menunjukkan potensi pariwisata Indonesia perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, Indonesia memiliki potensi destinasi pariwisata yang tersebar di seluruh nusantara. Namun demikian, sampai dengan saat ini kunjungan \wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara masih didominasi oleh destinasi unggulan seperti Bali, Hal ini antara lain disebabkan karena masih belum optimalnya pembangunan destinasi pariwisata di daerah lain, Pembangunan destinasi pariwisata merupakan program yang bersifat lintas sektoral dengan melibatkan banyak stakeholders terkait, Oleh karena itulah, perlunya koordinasi dan sinergi para stakeholders yang terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata. Tahun 2020 seluruh dunia dilanda pandemi Covid-19, ketercapaian sasaran pembangunan kepariwisataan sangatlah berat dikarenakan sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak. Berbagai upaya dalam pemulihan sektor pariwisata dilakukan baik di tingkat pusat_maupun daerah, Sejalan dengan upaya tersebut, pemulihan sektor pariwisata dan pembangunan kepariwisataan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan, dilakukan melalui 1 pembangunan destinasi pariwisata sebagaimana tertuang di dalam aturan yang berlaku mengenai pembangunan kepariwisataan Sesuai dengan Perpres Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, BPKP selaku Pembina APIP mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah, Pembinaan kapabilitas APIP dilaksanakan melalui pembuatan Panduan Program Kerja Audit Kinerja Berbasis Risiko ‘Tematik Pembangunan Destinasi Pariwisata yang memuat substansi-substansi minimal yang harus terpenuhi dalam melaksanakan audit kinerja. APIP daerah dapat mengembangkan program kerja tersebut agar lebih komprehensif sesuai dengan kondisi lingkungan organisasi dan penugasan di lapangan. Schingga, diharapkan APIP daerah dapat memberikan value kepada organisasi melalui rekomendasi-rekomendasi strategis yang dapat meningkatkan pembangunan destinasi pariwisata dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah. B. Dasar Hukum Dasar hukum dalam penyusunan Panduan Program Kerja Audit Kinerja Berbasis Risiko Tematik Pembangunan Destinasi Pariwisata oleh APIP Daerah adalah: 1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pasal 11 terkait peran APIP yang efektif, 2) Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPIMN 2020-2024; 3) Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Pasal 3 butir (j) menyatakan BPKP menyelenggarakan fungsi pembinaan kapabililitas pengawasan intern pemerintah; 4) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Inter dan Keandalan Penyelenggaran Fungsi Pengawasan Intern dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat poin kedua yang menginstruksikan pimpinan ‘Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk mengintensifkan peran APIP dalam rangka meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan keuangan negarwdaerah dan pembangunan nasional serta meningkatkan upaya pencegahan korupsi; 5) Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara; C. Tujuan Panduan Program Kerja Audit Penyusunan Panduan Program Kerja Audit Kinerja Berbasis Risiko Tematik Pembangunan Destinasi Pariwisata bertujuan untuk memberikan acuan dan panduan langkah kerja minimal yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP dan APIP Daerah dalam melaksanakan audit kinerja tematik pembangunan destinasi pariwisata yang bersumber dari APBD. D.Ruang Lingkup Panduan Program Kerja Audit 1) Gambaran Umum Pembangunan Destinasi Pariwisata 2) Program Kerja Audit Kinerja Tematik Pembangunan Destinasi Pariwisata E, Sistematika Panduan Program Kerja Audit Panduan Program Kerja Audit disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut: Bab Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang, dasar hukum, tujuan penyusunan PKA, ruang lingkup PKA, dan sistematika PKA. Bab II Gambaran Umum Proses Bisnis Pariwisata Bab ini secara umum menguraikan pembangunan destinasi pariwisata yang mencakup pengertian pembangunan destinasi pariwisata, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, stakeholders dan regulasi terkait. Bab IIT Program Kerja Audit Bab ini menguraikan prosedur dan langkah kerja dalam melaksanakan audit kinerja tematik pembangunan destinasi pariwisata yang bersumber dari dana APBD Bab IV. Penutup BAB II GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA. ‘A.Gambaran Umum Sektor pariwisata merupakan urusan sektor pilihan di dalam Pemerintah Daerah, namun terdapat Pemerintah Daerah yang memang mempunyai potensi pariwisata sehingga menjadikan sektor pariwisata menjadi prioritas. Hal tersebut dikarenakan sektor pariwisata dapat ‘mempengaruhi/menggerakkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sehingga kemandirian fiskal daerah dapat tercapai. Pengertian prioritas pembangunan daerah berdasarkan Permendagri 86 Tahun 2017 adalah fokus penyelenggaraan pemerintah daerah yang dilaksanakan secara bertahap untuk mencapai sasaran RPJMD. Tidak semua program prioritas dapat menjadi prioritas pembangunan daerah sehingga, yang dapat menjadi prioritas adalah program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah, tingkat kemendesakan dan daya ungkit bagi peningkatan kinerja pembangunan daerah. Secara umum, tujuan pembangunan kepariwisataan dalam aspek pembangunan destinasi pariwisata yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang mencakup destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan meningkatkan pendapatan nasional dan masyarakat. Sehingga sasaran strategis peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusatara dapat tercapai yang diharapkan dapat terjadi ‘multiplier effect terhadap perekonomian suatu daerah. Arah pembangunan destinasi pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang RIPPARNAS meliputi 1) Prinsip pembangunan dan pengembangan berkelanjutan 2) Orientasi pada upaya pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, dan pelestarian lingkungan 3) Dilaksanakan dengan tata kelola yang baik 4) Dilaksanakan secara terpadu secara lintas sektoral/lintas pelaku yang terlibat 5) Dilaksanakan dengan mendorong kemitraan sektor publik dan privat Sedangkan pembangunan destinasi pariwisata meliputi: 1) Perwilayahan Destinasi Pariwisata 2) Pembangunan Daya Tarik Wisata 3) Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata 4) Pembangunan prasarana umum dan fasilitas 5) Pemberdayaan masyarakat

You might also like