You are on page 1of 7

0

Pertanyaan.
1. Salah satu tugas pokok TNI sesuai UU RI nomor 34 pasal 7 ayat 2 poin ke 8 adalah
memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai
dengan sistem pertahanan semesta, Menurut pendapat Pasis Bagaimana strategi TNI
dalam melaksanakan tugas tersebut ? jelaskan !
Jawab :
Ketahanan wilayah yang kuat dan tangguh yang tersusun di dalam konsep
pertahanan negara sesuai Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang pertahanan
negara sebagai Deteren Effect menghadapi ancaman terhadap upaya merongrong
kedaulatan NKRI. Ketahanan Wilayah diperoleh apabila penyiapan wilayah pertahanan
darat yang menjadi tanggung jawab TNI dilaksanakan secara terprogram dan
berkelanjutan.
Pemberdayaan wilayah dalam rangka pertahanan dan keamanan nasional
dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan kekuatan penangkal awal dalam menghadapi
ancaman dan gangguan yang dapat menghambat pembangunan nasional. Penyiapan
wilayah pertahanan dan keamanan dilakukan oleh pemerintah secara dini meliputi ruang
juang, alat juang dan kondisi juang. Penyiapan tata ruang wilayah dalam rangka
pembangunan nasional di daerah tidak boleh mengabaikan kepentingan pertahanan dan
keamanan sebagai ruang juang karena mengandung kerawanan di kemudian hari,
keduanya haruslah dilaksanakan secara sinergis agar aspek pertahanan dan keamanan
terakomodir dalam perencanaan pembangunan di daerah. Di sisi lain penataan ruang
diselenggarakan dengan tetap memperhatikan kondisi fisik wilayah NKRI yang rentan
terhadap bencana, kondisi potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber
daya alam, sumber daya buatan, serta kondisi geostrategi, geopolitik dan geoekonomi.
Kodim sebagai satuan kewilayahan dalam penyelenggaraan pembinaan bertujuan
mewujudkan wilayah pertahanan yang memiliki kesiapan menghadapi ancaman,
menyiapkan komponen cadangan dan pendukung yang memiliki jiwa yang tangguh dan
ulet dalam menghadapi setiap pengaruh negatif lingkungan. Potensi kewilayahan yang
terdapat pada suatu daerah atau kawasan akan sangat mendukung apabila dikelola
dengan baik. Potensi tersebut adalah sumber daya manusia maupun sumber daya alam
serta faktor pendukung maupun peluang yang ada didaerah. Maka indikator keberhasilan
Kodim dalam melaksanakan pembinaan teritorial adalah mampu memelihara integritas
bangsa dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk dapat melaksanakan
tugas yang berat ini Kodim dituntut mampu menerapkan metode pembinaan teritorial
dengan optimal, dengan berbagai upaya agar pelaksanaan kegiatan pembinaan
1

memberikan hasil yang diinginkan.


Strategi TNI yang ingin dicapai dalam penerapan metode Binter untuk menyiapkan
wilayah pertahanan adalah:
a. Bakti TNI sebagai salah satu metode Pembinaan Teritorial merupakan
sarana yang efektif untuk mendukung tugas pemberdayaan wilayah pertahanan
darat sehingga penyelenggaraannya lebih dioptimalkan. Bakti TNI juga dapat
dijadikan sebagai sarana untuk melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan
yang menjadi salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh TNI AD. Komando
Kewilayahan sebagai ujung tombak TNI AD dalam melaksanakan pembinaan
teritorial melalui pemberdayaan wilayah pertahanan yang implementasinya di
lapangan diwujudkan dengan kegiatan Bakti TNI baik berupa kegiatan Karya Bakti
maupun Operasi Bakti ditujukan untuk membantu pemerintah dalam menggali
potensi yang ada di wilayah guna kepentingan pertahanan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dan dalam lingkup internal TNI AD sendiri melalui Bakti
TNI diharapkan akan terwujud kemanunggalan TNI – Rakyat. Implementasi metode
Bhakti TNI yang sudah berjalan selama ini lebih banyak berorientasi untuk
kepentingan kesejahteraan masyarakat, meskipun kepentingan pertahanan juga
sudah terakomodir secara tidak langsung, karena kegiatan-kegiatan fisik yang
dilaksanakan pada dasarnya juga memberikan manfaat untuk kepentingan taktis
militer.
b. Pemberdayaan Wilayah Pertahanan. Terlaksananya pemberdayaan
wilayah pertahanan oleh Kodim dalam mewujudkan RAK Juang yang tangguh
dengan membina seluruh potensi di wilayah secara maksimal sehingga dapat
memberdayakan masyarakat untuk turut serta dalam sistem pertahanan negara.
c. Kemampuan Insan Teritorial. Terbentuknya profesionalisme penguasaan
kemampuan 5 (lima) kemampuan Teritorial personel Kodim secara baik dan terukur
untuk diterapkan dalam kegiatan pembinaan Teritorial kepada komponen
masyarakat, potensi wilayah dengan memanfaatkan unsur pendukung lainnya.
d. Kinerja Satuan Kodim. Terwujudnya kinerja satuan Kodim yang sinergis
dengan instansi terkait di daerah dalam menyiapkan wilayah pertahanan, sesuai
aturan perundang-undangan yang berlaku dan mematangkan regulasi yang masih
belum terinci penjabarannya.
2

e. Tercapai Visi dan Misi Binter.


1) Visi Binter. Terwujudnya kesamaan pandangan dan tekad oleh
seluruh komponen bangsa dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta keselamatan segenap bangsa,
yang didukung oleh TNI AD yang solid, profesional, tangguh, berwawasan
kebangsaan dan dicintai rakyat.
2) Misi Binter.
a) Mensosialisasikan pemahaman tentang Pembinaan Teritorial
TNI AD keseluruh lapisan masyarakat dalam rangka mendukung
sistem pertahanan negara.
b) Mentransformasikan potensi kewilayahan menjadi kekuatan
sebagai komponen cadangan dan pendukung untuk memperkuat TNI
AD sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan negara.
c) Mengoptimalkan kegiatan TNI AD yang dapat merebut hati
rakyat, mengadakan pembinaan kedalam tubuh TNI AD agar memiliki
rasa kebersamaan serta profesional dan disiplin yang tinggi.

2. Berbagai konflik dalam negeri masih terjadi khususnya di wilayah Papua yang
banyak menimbulkan korban militer maupun sipil. Menurut Pendapat Pasis Bagaimana
strategi TNI menyelesaikan konflik tersebut ? Jelaskan !
Jawab :
Sejatinya, sinergi atau harmonisasi upaya penyelesaian masalah dan
pembangunan wilayah Papua merupakan frasa yang telah lama digaungkan untuk segera
menuntaskan persoalan yang telah berlangsung lebih dari setengah abad serta masih
menyimpan potensi besar terjadinya disintegrasi. Namun demikian, realisasi dari upaya
tersebut hingga saat ini masih belum terlihat secara nyata dan menghasilkan perubahan
yang signifikan. Ego sektoral dan mindset para aparat ditugaskan di wilayah Papua masih
disinyalir menjadi salah satu kendala utamanya, disamping berbagai kendala yang berasal
dari masyarakat Papua sendiri terkait dengan keterbelakangan kualitas SDM dan berbagai
persoalan kultural lainnya. Papua juga masih dipersepsikan identik dengan kekerasan dan
terror, sehingga menimbulkan ketakutan bagi para aparatur sipil Negara untuk bertugas
disana, dan disisi yang lain mendorong aparat keamanan untuk cenderung berpikir,
bersikap dan bertindak represif dengan mengedepankan langkah kekerasan.
3

Jika kita ingin menyelesaikan masalah dan membangun Papua dengan


harmonisasi aspek kesejahteraan dan keamanan, maka diperlukan komitmen yang kuat
dan selaras antar kementerian dan lembaga, termasuk TNI, serta diimplementasikan
secara nyata. Anggaran pembangunan daerah dan masyarakat tentu saja berada pada
kementerian dan lembaga melalui dinas-dinas dan badan yang ada di daerah, sedangkan
TNI memiliki tenaga para prajurit yang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan
maupun pada Babinsa yang tersebar hingga ke wilayah-wilayah terpencil yang seringkali
tidak terjangkau oleh petugas dari dinas maupun badan terkait. Jika semuanya memiliki
komitmen yang sama, maka kondisi tersebut dapat diintegrasikan menjadi sebuah upaya
terpadu yang harmonis dengan sasaran untuk meningkatkan
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan pihaknya menggunakan tiga
strategi pendekatan dalam menangani situasi keamanan di Papua. TNI masih tetap
melaksanakan operasi di sana dalam rangka tertib sipil dan membackup tugas-tugas
kepolisian karena memang lebih mengedepankan pada penegakan hukum khususnya
yang terjadi di wilayah Papua.
Strategi TNI menyelesaikan konflik tersebut adalah :
Pertama ialah menggunakan soft approach yakni pendekatan melalui pembinaan
teritorial dan komunikasi sosial.
Kedua, pendekatan ialah menggunakan culture approach yakni pendekatan
kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh kepemudaan. Seperti
melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti pengobatan, bakti sosial, dan sebagainya.
Ketiga. pendekatan menggunakan hard approach yakni pendekatan melalui
operasi tegas yang digunakan pada daerah-daerah dengan tingkat kerawanan tinggi saat
berhadapan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) maupun kelompok separatis
teroris. TNI melaksanakan dengan tegas, dengan bersenjata; karena memang kami
pasukan militer yang menghadapi kontak tembak. Tetapi tetap, apabila tertangkap, TNI
serahkan kepada polisi untuk diproses hukum. Perlunya memetakan tingkat kerawanan
daerah-daerah di Papua untuk menyesuaikan dengan pendekatan yang akan digunakan
TNI di daerah tersebut, sehingga para prajurit TNI bisa atur mana yang melaksanakan
soft, culture, maupun mana prajurit-prajurit yang melaksanakan hard approach. 1

1
https://www.merdeka.com/peristiwa/3-strategi-panglima-tni-untuk-menangani-situasi-keamanan-
papua.html, Diakses : 06/03/2023.
4

3. Dihadapkan dengan luasnya wilayah nusantara, maka kondisi kekuatan Alutsista


militer Indonesia tentu belum bisa ideal untuk menjaga keamanan dan pertahanan secara
nyata/fisik, sementara kebijakan politik luar negeri Indonesia bukanlah penganut aliansi,
Menurut Pendapat Pasis Bagaimana strategi militer yang bisa diterapkan agar mampu
menjaga kodunsifitas pertahanan negara di kawasan maupun secara internasional ?
Jelaskan !
Jawab :
Strategi Militer didefinisikan sebagai ilmu siasat untuk mencapai suatu maksud.
Menurut Clausewitz, strategi adalah ajaran tentang penggunaan pertempuran untuk
mencapai tujuan perang. Sedangkan menurut Liddel Hart, strategi seharusnya berarti seni
menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh kebijaksanaan
politik. Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa strategi adalah suatu siasat atau ajaran
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut lebih banyak
ditentukan oleh kebijaksanaan politik.
Dalam kenyataannya banyak negara menerapkan operasi garis dalam sebagai
strategi Hanneg pada masa damai, karena penerapan Operasi Garis Dalam pada masa ini
bagi negara-negara tertentu merupakan strategi yang cukup efektif untuk menghindari
terjadinya konflik secara terbuka, dimana dalam pelaksanannya dititikberatkan pada
penentuan kebijakan politik dengan mengusahakan agar tekanan dari negara-negara lain
tidak terlalu berat, dan berupaya untuk mengikat musuh dilain tempat melalui berbagai
cara seperti ketergantungan persenjataan. Kebijaksanaan dan pertimbangan keadaan
dan kondisi mempertimbangkan alat-alat politik apa atau kekuatan-kekuatan apa yang
akan dipergunakan untuk menyerang di suatu tempat dan mengikat di lain tempat.
Perjanjian saling tidak menyerang perundingan-perundingan dan lain sebagainya lazim
juga dipergunakan untuk mengikat suatu negara terhadap negara lainnya untuk mencegah
terjadinya peperangan diantara negara-negara tersebut.
Strategi militer yang bisa diterapkan agar mampu menjaga kodunsifitas
pertahanan negara di kawasan maupun secara internasional antara lain :
a. Strategi Raya dan strategi militer saling berhubung an dengan erat, tapi
masing-masing mempunyai arti yang berbeda, strategi militer dipersiapkan untuk
menghadapi ancaman kekerasan yang bersifat fisik, ia mencari kemenangan
melalui kekuatan bersenjata. Sebaliknya strategi raya apabila berhasil maka tidak
memerlukan penggunaan kekuatan senjata, yang lebih penting daripada itu ialah
strategi raya menjangkau lebih jauh daripada hanya mencapai kemenangan di
medan perang yaitu keadaan damai yang abadi. Dengan demikian strategi raya
5

adalah dunia profesi bagi para negarawan. Strategi raya membimbing dan
mengendalikan strategi militer dan ini hanyalah merupakan salah satu unsur dari
strategi raya. 2
b. Strategi nasional adalah upaya yang menyatupadukan segenap kekuatan
nasional (suatu negara) dalam masa damai dan masa perang untuk mencapai
kepentingan dan tujuan nasional. Dalam lingkup strategi nasional tersebut terdapat
strategi politik secara menyeluruh yang meliputi masalah hubungan luar negeri dan
dalam negeri, strategi ekonomi untuk luar negeri dan dalam negeri. Setiap
komponen mempengaruhi politik langsung maupun tidak langsung. 3
c. Berdasarkan Perpres RI No. 7 Tahun 2008 tentang Kebijakan Umum
Pertahanan negara, bahwa doktrin Pertahanan dan Strategi Pertahanan disusun
untuk mensinergikan kinerja komponen Militer dan Nir Militer dalam rangka
menjaga, melindungi dan memelihara kepentingan nasional Indonesia. Doktrin
pertahanan merupakan keterpaduan komponen militer dan Nir Militer bersifat
Dwiwarna Nusantara. Doktrin Militer bersifat Trimatra Nusantara (AD, AL, AU)
sedangkan Doktrin Nir Militer bersifat Dwidarma Nusantara dari komponen
cadangan dan komponen pendukung. Berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi ditingkat global, regional, dan nasional disusun strategi pertahanan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berupa strategi Penangkalan yaitu:
1) Pertahanan multilapis dengan pusat gravitasi dukungan rakyat atas
peran TNI sebagai kekuatan utama yang menentukan di darat, di laut dan di
udara.
2) Merupakan pertahanan total secara terpadu antara komponen Militer
dan Nir Militer untuk menghadapi setiap bentuk ancaman.
3) Di tingkat nasional berupa jaringan terpadu Ketahanan Nasional di
daerah termasuk di wilayah perbatasan dan daerah terpencil didasari
semangat bela negara.
4) Di tingkat regional berupa jaringan kerjasama antara negara-negara
Association of South East Asia Nations (ASEAN) dengan menggunakan
komponen Militer dan Nir-Militer (ekonomi, budaya, identitas) secara terpadu
dalam rangka menjaga, melindungi dan memelihara kepentingan Nsional
Indonesia.

2
Naskah Hanjar BK. Strategi Militer, Seskoad, Desember 2022, Hal. 287.
3
Ibid
6

d. Strategi Militer dalam pertahanan negara Indonesia adalah menangkal serta


mencegah perang dalam segala bentuk dan perwujudannya dengan :
1) Mengembangkan kemampuan TNI sebagai inti dalam wujud bala siap
dan bala cadangan agar memiliki kesiap – siagaan dan ketanggap –
segeraan serta mobilitas yang tinggi. Hal ini juga lebih merupakan
perwujudan nilai – nilai operasi garis dalam dalam rangka menyiapkan
potensi perlawanan kita terhadap ancaman musuh;
2) Membangun kemampuan dan prosuktivitas rakyat dalam usaha bela
negara hingga memiliki kesemestaan dan keserbagunaan yang tinggi serta
mampu melaksanakan ketertiban umum, perlindungan masyarakat dan
perlawanan rakyat secara berlanjut. Hal ini lebih merupakan perwujudan nilai
– nilai pendekatan tidak langsung kepada pihak – pihak di dalam maupun
luar negeri yang mungkin berpotensi untuk menjadi lawan, dimana dengan
menunjukan kepada mereka bahwa sistim pertahanan rakyat semesta di
Indonesia sudah terwujud, maka kita telah mengalahkan mereka bahkan
jauh sebelum pertempuran dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Naskah Hanjar BK. Startegi Militer, 30 Desember 2022.


2. https://www.merdeka.com/peristiwa/3-strategi-panglima-tni-untuk-menangani-
situasi-keamanan-papua.html, Diakses : 06/03/2023.
3. https://tniad.mil.id/menyelesaikan-konflik-papua-keberanian/, Diakses : 06/03/2023
4. Naskah Petunjuk TNI tentang Pemberdayaan Wilayah Pertahanan, 2005:9
5. Perpres RI No. 7 Tahun 2008 tentang Kebijakan Umum Pertahanan negara

You might also like