Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama NPM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengukuran dan Penentuan Biaya”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Pringsewu, 29 februari2024
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengukuran dan Penentuan biaya..............................................3
1.2 Penentuan Biaya Proses............................................................11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penentuan biaya produk merupakan suatu proses pembebanan biaya produksi
terhadap produk yang dibuat. Manajer perlu memahami proses ataupun cara-cara
dalam menentukan kos suatu produk yang akan berpengaruh terhadap laha bersih
yang akan dilaporisan oleh Perusahaan Proses penentuan biaya produk bertujuan
untuk menghasilkan informasi mengenai biaya yang dapat membantu para
manajer dalam hal perencanaan, pengendalian, pengarahan perusahaan dan
membuat keputusan. Biaya produk terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik Terdapat beberapa metode penentuan
biaya produk, diantaranya yaitu metode biaya pesanan (job-order costing method)
dan metode biaya proses (process costing method). Penggunaan kedua metode
tersebut sangat bergantung pada karakteristik kegiatan perusahaan. Apabila
perusahaan membuat produk atas dasar pesanan, maka metode yang cocok
digunakan adalah metode biaya pesanan. Namun, jika perusahaan memproduksi
produk secara masal berdasarkan peramalan penjualan (sales forecast), maka
metode yang cocok digunakan adalah metode kos proses.
Tidak hanya mengadopsi salah satu metode sasa, suatu dapat mengadapat
kedua metode tersebut sekaligus sepanjang karakteristik kegiatan perusahaan
dianggap cocok dengan kedus metinde tersebut. Seperti contoh perusahaan mebel.
Perusahaan jena ini selain membuat mebel sejenis secara masal, juga menerima
pesana khusus sesuai dengan model yang diminati oleh pembeli. Bab ini akan
menjelaskan mengenai sistem penentuan biaya dan penerapannya pada
Perusahaan perusahaan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengukuran biaya
2. Untuk menegetahui pengertian dari penentuan biaya
3. Untuk mengetahui metode-metode penentuan dan pengukuran biaya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
menghentikan pembuatan sebuah produk juga dapat membutuhkan informasi
mengenai biaya merupakan hal yang penting bagi seorang manajer.
Untuk tujuan pelaporan keuangan ,informasi mengenai biaya harus mencakup
seluruh biaya per unit. Apabila perusahaan neroperasi dibawah kapasitas penuh,
maka informasi biaya yang disajikan hanya informasi kos incremental saja untuk
memutuskan apakah perusahaan akan menerima atau menolak sebuah pesanan
khusus. Dengan demikian, kandungan informasi biaya yang disajikan tergantung
pada tujuannya. Hal ini dikenal dengan istilah different costs for different
purposes.
Perusahaan jasa dan organisasi nirlaba juga membutuhkan informasi biaya per
unit. Langkah yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi ini adalah
dengan mengidentifikasi unit jasa yang dihasilkan Seperti contoh, rumah sakit
akan mengumpulkan biaya per unit pasien, hari pasien dan jenis perawatan.
Perusahaan jasa akan menggunakan data biaya untuk kepentingan sama dengan
Perusahaan manufaktur, yaitu untuk menentukan kemampulabaan, kelayakan
peluncuran produk (jasa) baru dan sebagainya. Namun demikian, karena
perusahaan jasa tidak menghasilkan produk fisik (barang). tentunya perusahaan
jasa tidak perlu menilai persediaan barang dalam proses dan persediaan produk
jadi. Namun, karena Perusahaan Jasa memiliki suplais, tentunya persediaan
suplais tersebut perlu dinilai meskipun menggunakan biaya historis.
Pembebanan biaya dapat dilakukan dengan metode penentuan biaya
pesanan (job-order-costing), dan penentuan biaya proses (process casting).
Pengukuran biaya dapat dilakukan dengan menggunakan sistem penentuan biaya
sesungguhnya (actual costing), dan penentuan kos normal (normal costing).
Kombinasi atau gabungan antara metode pengukuran dan pembebanan biaya akan
membentuk sebuah system akuntansi biaya. Secara keseluruhan, kombinasi antara
keduanya akan membentuk 4 (empat) alternatif sistem akuntansi biaya yang
digambarkan pada matriks berikut:
Gambar 3.1
Empat Kemungkinan Sistem Akuntansi Biaya
Pembebanan Pengukuran Biaya
3
Biaya
Pesanan – Sesungguhnya Pesanan - Normal
Proses – Seungguhnya Proses - Normal
4
Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan menghasilkan produk
yang sangat bervariasi satu sama lainnya Setiap pana menghendaki spesifikasi
produk yang unik sesuai dengan selers pemesan. Contoh perusahaan yang
berproduksi atas dasar pemanas antara lain perusahaan percetakan,
perusahaan konstruks perusahaan mebel, bengkel dan salon. Pada perusahaan
manufaktur selruah pesanan dapat terdiri atas 1 (satu) unit produk (contohnya
mobil dan rumah) atau dapat juga terdiri atas beberapa produk.
Sistem biaya pesanan dapat juga digunakan untuk menghasilkan
barang yang akan disimpan sebagai persediaan dan kemudian dijual ke pasar.
Sistem biaya pesanan seringkali dikaitkan dengan pesanan (order) dari
seorang pelanggan. Untuk dapat memahami metode ini, hendaknya dilakukan
penelusuran secara terpisah antara satu pekerjaan (job) dengan pekerjaan
lainnya. Pada sistem produksi berbasis pesanan, biaya produksi dikumpulkan
per pekerjaan yang akan menghasilkan informasi penting bagi manajemen.
Apabila proses produksi telah selesai, maka kos per unit dapat dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang
diproduksi (untuk pesanan atau pekerjaan tertentu).
Sebagai contoh, apabila total biaya produksi untuk mencetak 100
eksemplar buku sebesar Rp 5.000.000,00, maka biaya per unit buku adalah
Rp 50.000,00. Melalui informasi tersebut, manajer dapat menentukan marjin
laba tertentu dengan jumlah yang layak jika harga jual yang ditetapkan tidak
menghasilkan laba yang layak, maka hal tersebut merupakan tanda bagi
manajer bahwa biaya produksi terlalu besar, sehingga manajer dapat
mengambil tindakan untuk mengurangi biaya produksi apabila
menguntungkan .Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah Perusahaan
hanya memfokuskan pembuatan produk yang dapat menghasilkan marjin laba
yang memadai.
B. Produksi Masal dan Penentuan Biaya Proses
Perusahaan yang melaksanakan produksi secara masal umumnya
membuat produk dalam jumlah hanyak dan bersifat homogen. Setiap produk
tidak mudah dibedakan satu sama lainnya, Contoh produksi yang dihasilkan
5
dari produksi masal yaitu produk makan minuman, alat tulis, fashion, semen,
dan lain-lain. Perusahaan yang menggunakan metode ini akan mengumpulkan
biaya produksi berdasarkan proses atau per departemen produksi untuk satu
periode tertentu. Biaya per unit dapat dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk satu periode dengan output pada periode yang sama.
6
yang secara tidak langsung berhubungan dengan produk, sehingga
biaya overhead per unit harus dihitung dengan rata-rata.
1.5 Penentuan Biaya Normal (Normal Costing)
Sistem penentuan biaya produk berdasarkan hiaya normal
merupakan kombinasi antara biaya yang sesungguhnya terjadi untuk
biaya bahan haku dan biaya tenaga kerja langsung dengan biaya yang
jumlahnya ditaksir (untuk biaya overhead pabrik). Sistem ini
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada sistem
penentuan biaya sesunggulinya, jika kesalahan pengukuran jumlahnya
kecit, maka selisih antara biaya normal dan biaya sesungguhnya tidak
signifikan. Contohnya, tarif yang ditentukan dimuka adalah Rp
5.000,00 per unit sedangkan biaya yang sesungguhnya terjadi adalah
Rp 5.150,00. Selisih antara kedua angka tersebut tidak signifikan.
1.6 Penentuan Biaya Pesanan
Metode penentuan biaya pesanan adalah metode pengumpulan
biaya produk berdasarkan pesanan. Metode ini digunakan oleh
Perusahaan pemanufakturan yang membuat barang berdasarkan
spesifikasi tertentu dari pelanggan. Perusahaan percetakan yang
membuat kartu undangan dan kalender dengan ukuran dan fitur sesuai
keinginan konsumen adalah contoh perusahaan yang menggunakan
metoda penentuan biaya pesanan. Metoda penentuan biaya pesanan
mengumpulkan setiap elemen biaya produk berdasar pada pesanan.
Untuk setiap pesanan disediakan kartu biaya pesanan (job-order cost
sheet). Jika dalam suatu perioda (misal bulan) tertentu terdapat 5
pesanan yang berbeda karakteristik pesanannya, disediakan 5 kartu
pesanan yang berbeda. Bahan baku dan tenaga kerja langsung diukur
dengan biaya historis, sedangkan overhead ditentukan biayanya
dengan menggunakan tarif yang ditentukan di muka (predetermined
overhead rate).
A. Kartu biaya pesanan
7
Kartu biaya pesanan digunakan untuk mengumpulkan
biaya produk pesanan. Elemen-elemen biaya dalam kartu
tersebut terdiri atas bahan baku, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik Sebagai contoh, pada 1 Februari 2015
sebuah perusahaan menerima pesanan untuk membuat
1000 buah kartu undangan dengan spesifikasi tertentu
dengan harga Rp600.000. Pada 1 Februari kartu undangan
tersebut segera dibuat dengan biaya bahan baku Rp
100.000. Pada tanggal 5 Februari dibayar tenaga kerja
langsung Rp 200.000 untuk upah sampai selesainya
seluruh kartu undangan Kartu undangan selesai pada 5
Februari. Overhead yang dibebankan ke pesanan adalah
75% dari biaya tenaga kerja langsung .Jika seluruh elemen
biaya pesanan telah dikumpulkan di kartu pesanan tersebut
akan tampak sebagai berikut.
Gambar 3.3
Kartu Biaya Pesanan
8
Biaya Total Rp 450.000
Biaya per unit(Biaya Total:Kuantitas) Rp .450
9
membebankan selisih tersebut ke masing-masing pesanan dengan cara
alokasi. Dasar alokasi mungkin adalah jumlah biaya relatif masing-
masing pesanan terhadap seluruh biaya pesanan. Contohnya sebagai
berikut, sebuah perusahaan dalam suatu bulan tertentu mengerjakan
dua pesanan yang berbeda-pesanan dengan No. A-12 dan pesanan
dengan No. A-13. Overhead sesungguhnya yang terjadi adalah
Rp315.000. Adapun biaya bahan baku sesungguhnya, tenaga kerja
langsung sesungguhnya, dan overhead yang dibebankan ke masing-
masing pesanan dengan tarif 150 persen dari biaya tenaga kerja
langsung adalah
sebagai berikut.
Pesanan No.A.12 Pesanan No. A.13
10 Unit 50 Unit
10
Setelah alokasi ini biaya sesungguhnya pesanan A-12 total tentunya Rp 230.000
(Rp 225.000+ Rp 5.000) dan biaya sesungguhnya resanan A-13 total tentunya Rp
460.000 (Rp 450.000 + Rp 10.000).
B. Unit Ekuivaien
11
Pada contoh di atas seluruh produk dapat selesai sempurna sampai akhir
perioda. Pada kasus seperti itu perhitungan biaya per unit sangatlah
mudah. Namun, jika pada akhir perioda masih terdapat produk yang belum
jadi secara sempurna, untuk menghitung biaya per unit diperlukan
perhitungan unit ekuivaien. Satu unit produk yang sudah jadi sempurna
tentunya ekuivaien atau setara dengan satu unit produk jadi. Artinya,
tingkat penyelesaiannya 100 persen. Satu unit produk yang belumjadi rçan
satu unit produk jadi dikalikan dengan tingkat mnya. Jadi, seluruh
produksi harus dihitung ekuivalensinya atau kesetaraannya.
Contohnya berikut ini:
Pada bulan Januari 2021 sebuah perusahaan memroses 500 unit produk
dengan biaya total Rp920.000. Sampai akhir bulan tersebut hanya 400 unit
yang selesai, sedangkan 100 unit sisanya masih dalam proses dengan
tingkat penyelesaian 60 persen. Jumlah 400 unit yang sudah selesai jelas
setara atau ekuivalen dengan 400 unit produk selesai. Tetapi 100 unit yang
masih dalam proses dengan Tingkat penyelesaian 60 persen adalah setara
dengan 60 unit produk selesai (60% x 100 unit). Jadi, perusahaan dalam
bulan Januari 2015 telah membuat barang yang jumlahnya setara dengan
460 unit produk selesai. Dengan demikian, biaya per unit produk adalah
Rp2.000 (Rp920.000:460 unit). Biaya produk selesai sebanyak 400 unit,
oleh karena itu, adalah Rp 800.000; sedangkan biaya barang dalam proses
100 unit adalah Rp 120.000. Paparan berikut mungkin lebih jelas.
Biaya Total Unit Ekuivalen Biaya per unit
C. Rp 920.00 400 + (100x60%)=460 unit Rp 2000
Produk jadi 400 x100% x 2.000 Rp.800.000
Produk dalam proses 100 x 60% x .Rp2000 Rp.120.000
Rp.920.000
12
untuk membuat 100 unit produk. Sampai akhir bulan hanya 90 unit yang
selesai, sedangkan 10 unit iainnya belum Tingkat penyelesaian untuk
bahan adalah 100 persen. sedangkan untuk biaya konversi (tenaga kerja
langsung dan overhead) adalah 60 persen. Produk yang telah selesai
diproses di Departemen A diproses lebih lanjut di Departemen B tanpa
adanya tambahan bahan apa pun. Setiap produk dari Departemen A
menjadi satu unit produk Departemen B. Dari 90 unit yang diproses di
Departemen B hanya 50 unit yang sudah selesai, sedangkan 40 unit
sisanya masih perlu proses lanjutan. Tingkat penyelesaian untuk bahan
100 persen, sedangkan untuk biaya konversi 90 persen. Biaya bahan baku
sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya, dan biaya
overhead dibebankan untuk masing-masing departemen adalah sebagai
berikut.
Departemen A Departemen B
Bahan baku Rp 500.000 Rp-
Tenaga kerja langsung (TKL). Rp 192.000 Rp 37.000
Overhead dibebankan 50% dari TKL Rp 96.000 Rp 18.500
Dari data di atas, hitunglah biaya per unit barang jadi dan barang dalam proses
untuk masing-masing departemen. Penyelesaiannya sebagai berikut.
Biaya total Unit ekuivalen Biaya per unit
Departemen A
13
Barang dalam proses 10 unit:
Bahan baku 10 x 100% xRp.5000 Rp.50.000
TKL 10 x 60% xRp.2000 Rp.12.000
Overhead 10 x 60% x Rp.1.000 Rp.6000 6.800
Rp.788.000
14
Contoh soal:
PT.JACO adalah perusahaan pengelolaan yang dikemas dalam
kaleng ,pengolahan dilakukan melalui satu tahap pengolahan yaitu melalui
dapartemen pengolahan .Awal September perusahaan baru mulai
beroperasi ,dengan mengolah nanas sebanyak 8.000 kg .pada akhir september
produk selesai yang ditransfer ke gudang sebanyak 7.600 kg ,sedangkan yang 400
kg masih dalam proses dengan tingkat penyerepan biaya bahan baku 100%,biaya
tenaga kerja 75%,dan biaya overhaid pabrik 80%.biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah nanas tersebut adalah:
Biaya Bahan Baku Rp6.000.000
Biaya Tenaga kerja Rp4.740.000
Biaya Overhead Pabrik Rp3.168.000
Diminta:Susunlah laporan biaya produksi PT.JACO pada bulan September 2022
15
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Metode dan penerapan biaya adalah kunci dalam proses pengelolaan keuangan
perusahaan. Dengan menggunakan berbagai metode seperti Activity-Based
Costing (ABC), Job Order Costing, atau Process Costing, perusahaan dapat
mengukur dan mengelola biaya produksi, distribusi, dan penjualan dengan lebih
efektif. Penerapan metode ini memungkinkan perusahaan untuk membuat
keputusan yang lebih baik terkait alokasi sumber daya, penetapan harga produk,
dan evaluasi kinerja. Secara keseluruhan, pemahaman yang baik tentang metode
dan penerapan biaya sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan
keuangan mereka dan mempertahankan daya saing di pasar.
16
DAFTAR PUSTAKA
17