You are on page 1of 17
PENERJEMAHAN SUBTITLE Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Honyakuron Dosen Pengampu: Rosi Novisa Syarani, M. Pd. Disusun oleh: Annisa Aulia Alya Putri Devina Sarah A. Dhiya Devina Farras Haidar R Ferdiansyah Athar Restuhita Dharmmesti KELAS A PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING JIA 2023 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerjemahan Subtitle”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Honyakuron, Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca dan penulis mengenai penerjemahan subtitle Pada kesempatan ini, tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Ibu Rosi Novisa Syarani, M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Honyakuron yang telah membantu memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bekasi, 20 Desember 2023 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang 1,2 Rumusan Masalah. 1,3 Tujuan Penelitian. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Penerjemahan Subtitle 2.2 Sejarah Penerjemahan Subtitle. 2.3 Jenis Subtitle 2.3.1 Intralingual Subtitle. 2.3.2 Interlingual Subtitle 2.3.3 Bilingual Subtitle 2.4 Standardisasi Subtitling. 2.5 Kompetensi Penerjemah dalam Penerjemahan .. 2.6 Kendala Penerjemahan Subtitle 2.6.1 Kendala Teknis 2.6.2 Kendala Tekstual.. 2.6.3 Kendala Linguistik.. 2.7 Elemen Pada Penerjemahan Subtitle... 2.7.1 Elemen yang diperlukan harus diterjemahkan. 2.7.2 Blemen yang dapat dipadatkan . 2.7.3 Elemen yang dapat dihilangkan 2,8 Strategi Penerjemahan Subtitle. 2.8.1 Expansion 2.8.2 Transfer. 2.8.3 Paraphrase. 2.8.4 Imitation... 2.8.5 Transcription. 2.8.6 Dislocation 2.8.7 Condensation... 2.8.8 Decimation. 2.8.9 Resignation . BAB II PENUTUP. 3.1 Kesimpulan... DAFTAR PUSTAKA.. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan bahasa sumber ke bahasa sasaran tanpa mengubah makna dengan menggunakan padanan terdekat. Saat ini, beberapa negara dapat ‘menjalin komunikasi tanpa batas melalui proses penerjemahan. Penerjemahan itu sendiri bertujuan untuk saling tukar-menukar informasi dengan satu sama lain di setiap negara Dalam proses penerjemahan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda saja, tetapi juga melibatkan latar belakang budaya yang berbeda pula. Seiring dengan perkembangannya, kemajuan dalam bidang teknologi yang merubah seluruh alur informasi, kebudayaan, dan hidup masyarakatnya membuat permintaan akan penerjemahan semakin meningkat, sehingga banyaknya hasil terjemahan masa kini menjadikan pengetahuan semakin Iuas dan batas budaya semakin terbuka. Hasil dari perkembangan zaman ini, penerjemahan tidak hanya menjadi jembatan antara penutur bahasa asing dan bahasa lokal di suatu tempat dan kebudayaan tertentu melainkan juga mendorong dan memfasilitasi orang asing untuk menerima dan ‘mempelajari bahasa dan kebudayaan yang baru tersebut, Dalam kasus ini, misalnya subtitle dalam berbagai penerjemahan media sekarang, mampu menambah pengetahuan pembaca dan penonton secara umum tentang bahasa asing dan kebudayaannya, Tantangan dalam penerjemahan subtitle ini adalah keterbatasan waktu yang ditentukan dan jumlah karakter yang ditentukan untuk menampilkan tulisan/ subtitle di dalam layer. Dari uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk membahas penerjemahan subtitle khususnya strategi penerjemahannya untuk menambah wawasan dan pemahaman dalam membuat terjemahan subtitle. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, berikut adalah beberapa rumusan masalah, 1) Apa itu penerjemahan subtitle? 2) Bagaimana sejarah penerjemahan subtitle? 3) Apa saja jenis subtitle? 4) Apa saja standardisasi subtitle? 5) Apa saja kompetensi penerjemah dalam penerjemahan? 6) Apa saja kendala penerjemahan subtitle? 7) Apa saja elemen penerjemahan subtitle? 8) Apa saja proses penerjemahan subtitle? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui definisi penerjemahan subtitle 2) Untuk mengetahui sejarah penerjemahan subtitle 3) Untuk mengetahui jenis subtitle 4) Untuk mengetahui apa itu standardisasi subtitle dan aturan-aturannya 5) Untuk mengetahui apa saja kompetensi penerjemah dalam penerjemahan 6) Untuk mengetahui kendala yang kerap muncul saat penerjemahan subtitle 7) Untuk mengetahui apa saja elemen dalam penerjemahan subtitle 8) Untuk mengetahui apa saja proses penerjemahan subtitle? BABII PEMBAHASAN 2.1 Definisi Penerjemahan Subtitle Penerjemahan subtitle dalam bahasa Indonesia disebut takarir, merupakan salah satu dari kajian penerjemahan audiovisual, Terjemahan audiovisual adalah istilah akademis yang mencakup pengelihan linguistik dan semiotik seperti sulih suara dan subtitle Berikut ini adalah contoh pengertian penerjemahan subtitle menurut para ahli © Menurut Luyken (1991) Subtitle adalah terjemahan padat atas dialog yang muncul sebagai teks tertulis yang umumnya terletak di bawah layer. * Menurut Diaz Cintas dan Remael (2007) Subtitling adalah proses menerjemahkan dan menampilkan dialog film atau program televisi di layar, dalam bahasa kedua, dengan cara yang sesuai dengan aslinya dan dapat dipahami oleh audiens sasaran. © Memurut Baker (2011) Subtitling adalah jenis terjemahan audiovisual yang melibatkan penerjemahan uucapan dari satu bahasa ke bahasa lain, dengan terjemahan tersebut muncul di layar dalam bentuk subtitle + Menurut Shuttleworth dan Cowie (2020) Subtitling sebagai proses membuat terjemahan dialog yang tersinkronisasi dengan dialog film dan tayangan televisi aslinya. Dari beberapa definisi yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa penerjemahan subtitle adalah proses penerjemahan dialog dari satu bahasa ke bahasa lain yang ditampilkan secara sinkron di layar film, televisi, atau video. Penerjemahan subtitle memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri yang mengharuskan penerjemah untuk memiliki keterampilan khusus. 2.2 Sejarah Penerjemahan Subtitle Sejarah penerjemahan subtitle dimulai pada awal abad ke-20. Pada saat itu, film- film bisu mulai populer di seluruh dunia, Untuk menjangkau penonton yang tidak memahami bahasa aslinya, film-film bisu tersebut dilengkapi dengan teks yang ditampilkan di layar. Teks ini biasanya disebut sebagai “caption” atau “legend”. Pada awalnya, caption biasanya hanya berisi informasi dasar, seperti nama karakter dan dialog singkat. Namun, seiring berjalannya waktu, caption menjadi lebih kompleks dan ‘mencakup lebih banyak informasi, seperti dialog yang lebih panjang, latar belakang cerita, dan bahkan humor. Pada tahun 1930-an, teknologi subtitle mulai berkembang. Pada saat itu, film-film bersuara mulai populer dan subtitle mulai ditampilkan secara sinkron dengan dialog. Hal ini membuat subtitle menjadi lebih efektif dan lebih mudah dipahami oleh penonton. Pada tahun 1950-an, subtitle mulai digunakan di televisi. Hal ini memungkinkan penonton televisi dari berbagai negara untuk menikmati program-program dari negara lain, Pada tahun 1970-an, subtitle mulai menjadi standar untuk film dan televisi internasional. Hal ini didorong oleh meningkatnya perdagangan dan pariwisata internasional. Pada saat ini, subtitle telah menjadi metode yang paling umum untuk menerjemahkan dialog film dan televisi ke bahasa lain. Subtitle digunakan di seluruh dunia, dari bioskop hingga televisi hingga video online. Berikut adalah beberapa perkembangan penting dalam sejarah penerjemahan subtitle: + Awal abad ke-20: Penerjemahan subtitle dimulai dengan film bisu + 1930-an: Teknologi subtitle mulai berkembang dan subtitle mulai ditampilkan secara sinkron dengan dialog. + 1950-an: Subtitle mulai digunakan di televisi.. + 1970-an: Subtitle menjadi standar untuk film dan televisi internasional. + Saat ini: Subtitle telah menjadi metode yang paling umum untuk menerjemahkan dialog film dan televisi ke bahasa lain. 2.3 Jenis Subtitle Dalam perspektif linguistik, subtitle dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 2.3.1 Intralingual Subtitle Intralingual subtitle adalah mentransfer bahasa dari bentuk lisan ke bentuk tulisan namun masih dalam bahasa yang sama. Subtitle jenis ini digunakan dalam beberapa bentuk, yaitu: subtitle bagi mereka yang tuli dan sulit mendengar (SDH), subtitle untuk tujuan pembelajaran bahasa, subtitle untuk karaoke, subtitle untuk dialeg bahasa yang sama, dan subtitle untuk catatan atau pengumuman. 2.3.2 Interlingual Subtitle Interlingual subtitle adalah mentransfer bahasa dari bentuk lisan ke bentuk tulisan dari satu bahasa ke bahasa lainnya. 2.3.3 Bilingual Subtitle Bilingual subtitle adalah mentransfer bahasa dari bentuk lisan ke bentuk tulisan dari satu bahasa ke dalam 2 bahasa sekaligus. 2.4 Standardisasi Subtitling Karamitloglou (1998) menyatakan beberapa aturan dalam standardisasi subtitling yang mengacu pada panduan subtitling untuk produksi subtitle program televisi di Eropa. Aturan-aturan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Posisi pada layar Teks ditempatkan di bagian bawah layar sehingga tidak menutupi gambar. Baris terendah setidaknya seperduabelas dari total tinggi layar. Posisi teks di tengah bagian bawah. 2. Segmentasi dan panjang baris Penempatan baris seharusnya proporsional antara baris atas dan bawah dan diusahakan memiliki panjang yang sama karena pemirsa terbiasa membaca teks dengan bentuk segi empat daripada segitiga. 3. Jumlah baris ‘Maksimal dua baris teks per tayang dengan menempati paling tidak dua per dua belas dari total tinggi layar. Jika hanya terdiri dari satu baris, hendaknya diletakkan di bagian bawah. . Jumlah karakter per baris ‘Masing-masing baris tak lebih dari 35 karakter huruf dan tanda baca untuk meminimalisasi pengurangan pesan. Karakter yang melebihi 40 karakter akan mempengaruhi legibility teks karena kemungkinan besar font size diperkecil |. Durasi Kecepatan rata-rata penonton (umur 14-65 dari kalangan sosial menengah dan berpendidikan baik) dengan kerumitan teks rata-rata antara 150-180 kata per menit sehingga perdetik sekitar dua atau tiga kata. Ini berarti teks dua baris terdiri dari 14-16 kata yang membutuhkan waktu setidaknya 5,5 detik. Sementara itu untuk teks satu baris rata-rata terdiri dari 7-8 kata dan membutubkan sekitar 3,5 detik per tayang. Tanda baca ‘Tanda titik digunakan disetiap akhir ujaran karakter atau tokoh berbicara. Tanda tanya (2) dan seru (!) digunakan untuk menunjukkan pertanyaan dan perintah, seruan yang dikatakan oleh tokoh, Sementara itu tanda dash (-) digunakan sebelum masing- masing karakter berbicara, Biasanya ini digunakan untuk teks yang berbentuk dialog dan melibatkan lebih dari satu karakter. Selain tanda tersebut, tanda garis miring (/) juga bisa digunakan untuk tujuan yang sama, . Bahasa lisan Bahasa lisan idealnya diterjemahkan dengan gaya yang sama untuk mendapatkan efek yang sama namun penggabungan kalimat atau ujaran perlu dihindari karena bisa mengganggu pemirsa selama image reading. Kategori faktor-faktor linguistik yang bisa dihilangkan: a. Padding Expression, yaitu ekspresi yang hampir tidak memliki muatan semantik dan kemunculannya bersifat fungsional untuk mempertahankan alur ujaran yang wajar. Ekspresi ini diantaranya adalah well, you know, as I say, dan sebagainya, b. Tautological Cumulative adjective/adverbs, seperti great big, super extra, teeny weeny dimana bagian pertama memiliki peran penekanan dan bisa digabungkan menjadi satu kata yang sepadan menjadi huge, extremely dan tiny. c. Responsive Expression, seperti yes, no, ok, please, thanks, thank you, sorry bisa dihilangkan dengan asumsi ungkapan-ungkapan itu telah dikenal luas olen sebagian besar masyarakat dunia, 2.5 Kompetensi Penerjemah dalam Penerjemahan PACTE (2003) mendefinisikan kompetensi penerjemahan sebagai kemampuan untuk melakukan proses transfer dari pemahaman TSu dan pengungkapan ke dalam TSa serta kemampuan untuk menentukan tujuan penerjemahan berikut karakteristik pembaca terjemahannya, PACTE mensyaratkan enam sub-kompetensi penerjemahan sebagai berikut: a. Bilingual sub competence, yaitu kemampuan berkomunikasi melalui dua bahasa yang berbeda atau istilahnya dwibahasa. Kompetensi ini meliputi pengetahuan pragmatik, sosiolinguistik, tekstual, gramatikal dan leksikal, b. Extra linguistic sub competence, yaitu kemampuan dalam hal pengetahuan eksplisit ‘maupun implisit mengenai ilmu pada umumnya. Kompetensi ini mencakup pengetahuan budaya kedua bahasa (becoming bicultural), pengetahuan. umum, pengetahuan tentang subjek ilmu yang diterjemahkan, c. Knowledge about transtation, merupakan pengetahuan mengenai_teori-teori penerjemahan dan aspek yang berkaitan dengan penerjemahan. d. Instrumental sub competence, adalah pengetahuan dalam hal sumber-sumber

You might also like