You are on page 1of 2

Perkembangan Kerajaan Hindu & Buddha di Indonesia

● Teori menyebarnya agama Hindu di Nusantara:


1. Teori Brahmana: kaum Brahmana menyebarkan agama Hindu berdasarkan bahas dantulisan
(Pallava dan Sansekerta).
- Didukung oleh J.C. Van Leur.
- Kelemahannya: pantangan bagi kaum Brahmana menyebarangi lautan.
2. Teori Ksatria: kaum Ksatria membangun koloni-koloni baru di Nusantara.
- Didukung oleh C.C. Berg.
- Kelemahannya: tidak ada catatan apapun baik di Indonesia maupun India.
3. Teori Waisya: hubungan perdangangan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu.
- Didukung oleh Crome.
- Kelemahannya: kaum Waisya tidak menguasai ajaran agama Hindu, Bahasa Sansekerta
dan huruf Pallawa.

A. Kerajaan Sriwijaya
● Kerajaan Buddha, berdiri pada abad ke-7 (dibuktikan prasasti Kedukan Bukit di Palembang.
● Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai raja pertama dan
mencapai kejayaan pada masa Balaputra Dewa.
● Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha: prasasti Nalanda,
prasasti Talang Tuo, dan prasasti Kota Kapur
● Kejayaan Kerajaan Sriwijaya, dengan cara:
- Menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara
- Mengenakan bea cukai kepada setiap kapal yang lewat
- Jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India.
● Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya:
- Kerajaan Colamandala menyerang dua kali dan berhasil merebut kota Sriwijaya →
disebabkan persaingan pada bidang perdagangan & pelayaran.
- Ekonomi Kerajaan Sriwijaya semakin melemah karena para pedagang yang biasanya
berdagang di Kerajaan Sriwijaya terus berkurang.
- Kekuatan militer Sriwijaya semakin melemah sehingga banyak daerah bawahannya
melepaskan diri.
● Berbagai faktor yang menyebabkan kemajuan di Kerajaan Sriwijaya:
1. Posisi strategis Sriwijaya yang berada di jalur perdagangan internasional
2. Mempunyai kapal-kapal dagang yang besar jumlahnya
3. Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat
4. Mundurnya Kerajaan Funan
5. Menjalin hubungan perdagangan dengan Benggala dan Colamandala di India, lalu lintas
perdagangan Sriwijaya makin ramai

B. Kerajaan Sriwijaya
● Raja yang pernah memerintah:
1. Raden Wijaya: bergelar Sri Rajasa Jayawardhana, peletak dasar-dasar kerajaan
2. Jayanegara: penuh dengan pemberontakan, salah satunya pemberontakan Kuti yang
berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Jayanegara dibunuh oleh tabib istana, dan tidak
meninggalkan keturunan
3. Tribuwana Tunggadewi (Bhre Khuripan): ekspedisi hingga seluruh Nusantara. Maha
Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa untuk menyatukan Nusantara
4. Hayam Wuruk (Kertajasa Jayawardhana):
- Gajah Mada mewujudkan sumpahnya, Majapahit di puncak Kejayaan.
- Kerajaan runtuh karena perang saudara (Perang Paregreg) antara
Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.
- Kekuasaan Majapahit melemah, banyak wilayah yang melepaskan diri. Selain itu
terdapat serangan dari Kerajaan Demak.
● Kitab peninggalan Kerajaan Majapahit:
1. Kitab Negara Kertagama: karangan Empu Prapanca, menceritakan tentang keadaan kota
Trowulan, Kerajaan Majapahit, serta daerah jajahannya.
2. Kitab Sutasoma: dikarang oleh Empu Tantular, terdapat ungkapan ”Bhinekka Tunggal Ika,
Tan Hana Dharma Mangrawa“
3. Kitab Arjuna Wiwaha: karangan Empu Kanwa, menceritakan Arjuna Sasrabahu yang
berhasil mengalahkan raksasa jahat dan kejam.
4. Kitab Kunjarakarna: menceritakan tentang raksasa yang berkeinginan menjadi manusia.
5. Kitab Sudayana: tentang Peristiwa Bubat (rencana pernikahan antara Raja Hayam Wuruk &
Dyah Pitaloka).
● Sebab keruntuhan kerajaan Majapahit:
1. Sebab utama: Perang Paregreg yang berlangsung berkepanjangan dan
menyebabkanMajapahit menjadi lemah
2. Tidak ada tokoh pengganti yang berwibawa sesudah Hayam Wuruk (1389
M) dan Gadjah Mada (1364 M)
3. Banyak negeri bawahan Majapahit yang berusaha melepaskan diri.
4. Berkembangnya agama Islam di pesisir pantai utara Pulau Jawa telah
mengurangi dukungan terhadap Kerajaan Majapahit.
5. Munculnya Kerajaan Islam, Demak

Akulturasi Hindu, Buddha & Islam


● Seni Bangunan
- Makam: bangunan kijing atau jirat (terbuat dari tembok batu bata) yang disertai
bangunan rumah (cungkup) di atasnya. Pintu gerbangnya berbentuk gapura
seperti candi.
- Masjid: bentuknya seperti pendopo dengan komposisi ruang yang berbentuk
persegi dan beratap tumpang. Penempatan masjid sesuai dengan komposisi
mocopat (yaitu masjid ditempatkan di sebelah barat alun-alun), dan dekat
dengan istana (keraton).
● Sistem pemerintahan: Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan
julukan sultan atau sunan (susuhunan), panembahan, dan maulana. Pada umumnya
nama raja disesuaikan dengan nama Islam (Arab).
● Sistem politik: konsep dewa raja dimana raja merupakan titisan dewa, disembah
seperti dewa, namun pada masa Islam konsep dewa raja menjadi khalifah yaitu wakil
Tuhan untuk memimpin umat Islam di dunia.
● Sistem kalender: Sistem kalender Jawa atau Tarikh Jawa. Sistem kalender tersebut
diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau 1643 M.
● Tradisi Sekaten sebagai tradisi dari Majapahit Hindu-Mataram Islam berupa
kenduri gunungan yang berisikan makanan dan buah buahan hasil bumi diarak
dan kemudian diperebutkan masyarakat yang masih ada sampai saat ini.
● Grebeg Maulid Nabi merupakan salah satu budaya Hindu yang digunakan untuk
memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di Jawa.
● Kesenian berupa :
a. Seni rupa, berupa kaligrafi
b. Seni musik, musik qasidah, dengan menggunakan alat musik seperti
gendang atau gambusdengan syair-syair Islami berbahasa Arab.
c. Seni sastra, tari (contohnya Tari Saman), seni ukir.

You might also like