You are on page 1of 20

Tanggal Praktikum : Rabu, 15 November 2023

Dosen Pembimbing : Prof. Drh. Ekowati Handharyani, MS, PhD, APVet.


Kelompok Praktikum : P3

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGU KE-12


(Pengamatan Lesio Patologi Anatomi Organ Urogenital dan Neurologi)

Oleh :

Pintan Nur Fallah B0401211066


Abrar Fasya Haryanto B0401211067
Diva Humaira Putri Sunaldi B0401211068
Nahlan Qadra Dimieka B0401211069
Alifia Tul Fitriani B0401211070

DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI


PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
SEKOLAH KEDOKTERAN HEWAN DAN BIOMEDIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEMESTER GANJIL
2023
No Nama Lesio Foto Penjelasan (Definisi, penyebab, pengobatan, Histopatologi / mikroskopis
makroskopis/patologi anatomic)

1 Urogenital 5: Definisi:
Urolithiasis Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan adanya urolit (batu),
Cystitis kalkuli, kristal ataupun sedimen yang berlebihan dalam saluran
urinaria (Rumapea et al. 2023). Terdapatnya batu akan mengganggu
saluran urinaria dan mengakibatkan kesulitan membuang urin, rasa
sakit pada saluran urinaria, serta distensi pada abdomen.

Cystitis merupakan infeksi pada saluran kemih bagian bawah atau Gambar 2. Urolithiasis cystitis
lebih khusus lagi pada kandung kemih. Hal ini dapat dikategorikan (pathologyoutlines.com).
sebagai akut dan tidak akut. Cystitis tidak akut mengacu pada infeksi
saluran kemih bagian bawah. Sebaliknya Cystitis akut biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri pada kandung kemih. Cystitis akut
memiliki faktor resiko yang meningkatkan virulensi atau potensi
kegagalan terapi antibiotik. Sistitis akut biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri pada kandung kemih (Goldman dan Julian 2019).

Penyebab:
Urolithiasis disebabkan oleh urolit (batu), kalkuli, kristal yang
berlebihan dalam saluran urinaria (Rumapea et al. 2023). Selain itu,
urolithiasis juga diakibatkan dari diet atau makanan, frekuensi urinasi,
genetik, dan infeksi pada saluran urinaria (Men et al. 2018).

Pengobatan:
Penanganan berupa tindakan cystotomy untuk mengeluarkan urolith
pada vesika urinaria. Eksplorasi VU dilakukan untuk mencari urolith,
setelah itu urolith dikeluarkan dari VU. Penutupan VU dilakukan
setelah dipastikan tidak adanya urolith yang tersisa. Pengamatan
pasca operasi meliputi pemeriksaan temperatur, makan, defekasi,
urinasi, minum, dan kondisi jahitan setiap hari. Pengobatan
diberikan penstrep secara IM dan anti-inflamasi dexamethasone
secara SC. Pembersihan luka dilakukan setiap hari dengan
menggunakan NaCl 0.9% dan kasa steril (Rumapea et al. 2023).

Makroskopik/patologi anatomic:
Terlihat adanya penebalan pada dinding vesika urinaria menyeluruh
dan merata serta permukaannya bergelombang. Peradangan berupa
akumulasi sel-sel radang, bentukan fibrin, sampai terbentuknya
jaringan ikat dalam lumen VU. Kombinasi dari kondisi ini
membentuk semacam perkejuan yang berupa garis-garis menyerupai
jaring laba-laba tak beraturan ( Soesatyoratih 2016).

Gambar 1. Urolithiasis cystitis


(onlinelibrary.wiley.com)
2 Urogenital 6: Definisi:
Hiperplasia Hiperplasia prostat adalah kondisi proliferasi sel stroma dan epitelial
Prostat prostat yang mengakibatkan membesarnya kelenjar prostat. Prostat
Cystitis yang membesar menghasilkan dampak berupa penekanan pada uretra
Hemorghika pars prostat dan mengganggu aliran urin dari kandung kemih.titi
(Harun 2019).

Cystitis adalah peradangan pada VU akibat infeksi pada saluran


urinaria. Cystitis ditandai dengan nyeri di perut, disuria, dan
hematuria. Gejala klinis cystitis yang mengalami hematuria (adanya Gambar 4. Histologi Hiperplasia
darah dalam urin), disuria (hewan menunjukkan tanda-tanda nyeri Prostat
pada setiap buang air kecil, dan poliuria (urin sedikit-sedikit dan (Sara Moscovita Falzarano, MD,
sering). Ph.D.)
Penyebab:
Hiperplasia prostat disebabkan oleh stimulasi androgenik atau
perubahan rasio androgen. Seiring bertambahnya usia, ketika rasio
estrogen/testosteron meningkat, prostat menjadi lebih responsif
terhadap kerja androgen. Proses penuaan ini disebabkan oleh kondisi
hormonal fisiologis yang hanya ada pada manusia, anjing, dan
simpanse (Cunto et al. 2022).

Pengobatan:
Pengobatan hiperplasia prostat dapat dilakukan dengan pemberian 5
alfa reductase inhibitor untuk mengkatalisis konversi testosteron
menjadi DHT, perberian alfa-blockers guna mengurangi tekanan otot
polos prostat, dan kombinasi. Selain itu dapat dilakukan pembedahan
yaitu transurethral resection of prostate (TURP) dan transurethral
incision of prostate (TUIP) dan prostatektomi terbuka adalah pilihan
pembedahan konvensional (Harun 2019).
Makroskopik/patologi anatomic:
Ditemukannnya nodul-nodul pada prostat dan kekakuan yang
disebabkan oleh infeksi sehingga bentuk prostat tidak simetris. Selain
itu, terdapat penambahan pada lebar, panjang, dan ketebalan prostat.
Pada vesika urinaria didapatkan perubahan ukuran tebal akibat sel-sel
radang yang bertambah banyak sehingga VU menjadi menebal
(Harun 2019).

Gambar 3. Pembesaran pada vesika urinaria akibat penyumbatan jalan


keluar urin dari kantung kemih
(Riesta dan Batan 2020)

3 Urogenital 7: Definisi:
Hidronefrosis Hidronefrosis adalah penumpukan urin pada bagian pervik okaliks
ginjal berupa dilatasi pada perubahanan atomis ginjal. Hidronefrosis
merupakan suatu keadaan dimana pelvis ginjal dan kalises mengalami
pelebaran (Fadilah et al. 2020). Selain itu hidronefrosis dapat
didefinisikan juga sebagai dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu Gambar 6. Hidronefrosis
atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin microscopic
menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan di ginjal (Kanodia et al. 2015).
meningkat. BSK pada ginjal (nefrolithiasis) merupakan faktor
pencetus awal terjadinya hidronefrosis. Dimana nefrolithiasis dapat
menimbulkan obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung
kemih yang dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan
dalam pelviks ginjal dan ureter sehingga mengakibatkan absorbsi
hebat pada parenkim ginjal (Hall 2009).

Penyebab:
Hidronefrosis adalah penumpukan urin pada bagian pervik okaliks
ginjal berupa dilatasi pada perubahanan atomis ginjal. Hidronefrosis
merupakan suatu keadaan dimana pelvis ginjal dan kalises mengalami
pelebaran (Fadilah et al. 2020). Selain itu hidronefrosis dapat
didefinisikan juga sebagai dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu
atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin
menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan di ginjal
meningkat. BSK pada ginjal (nefrolithiasis) merupakan faktor
pencetus awal terjadinya hidronefrosis. Dimana nefrolithiasis dapat
menimbulkan obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung
kemih yang dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan
dalam pelviks ginjal dan ureter sehingga mengakibatkan absorbsi
hebat pada parenkim ginjal (Hall 2009).

Pengobatan:
Pada kasus ini penatalaksanaan yang diberikan di rumah sakit ialah
terapi konservatif dengan rencana terapi operatif (stelah ISK atas pada
pasien diatasi). Terapi konservatif yang diberikan eberupa rehidrasi
cairan maintenance dengan infus ringer laktat 20 tetes/menit, selain
itu juga diberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi, yaitu cefotaxim
injeksi 2 x 1 vial/hari. Adapun rencana terapi operatif yang dilakukan
dengan teknik ESWL ginjal kiri untuk mengangkat batu pada kasus
ini (Nahdi 2013).
Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 5. Hidronefrosis
(pathology.or.jp)

4 Urogenital 8: Definisi:
Hipoplasia Hipoplasia testis adalah suatu kondisi bawaan dan umumnya
testis diturunkan, dapat bersifat unilateral atau bilateral, total atau parsial.
Selain itu, testis biasanya lebih kecil dari biasanya dan menghasilkan
sel sperma yang relatif sedikit dengan kualitas yang rendah.
Hipoplasia biasanya terjadi pada sisi kiri saja (sekitar 88%) tetapi bisa Gambar 8. Hipoplasia testis
juga berada di sisi kanan (sekitar 4%) atau bilateral (sekitar 8%). (Borel 2008)
Lebih jauh lagi, hal ini bisa bersifat parsial atau total. Investigasi
histologis menunjukkan, bahwa hal tersebut tidak memiliki sel
germinal di seluruh testis atau sebagian darinya (Settergren dan
MvEntee 1992).

Penyebab:
Hipoplasia disebabkan oleh gen resesif yang tidak lengkap.
Hipoplasia juga daapt terjadi apabila pertumbuhan testikel dan serabut
tidak cukup. Hipoplasia testis secara teoritis dapat terjadi ketika
jumlah atau panjang tubulus seminiferus berkurang atau ketika sel
germinal tidak ada atau tidak mencukupi. Biasanya sebelum pubertas,
tubulus seminiferus hanya memiliki sel Sertoli dan spermatogonia.
Saat pubertas, tubulus testis yang hipoplastik mengalami sklerosis
progresif yang tidak teratur dan menjadi kolagen, mungkin akibat
degenerasi yang terjadi bersamaan. Sel endokrin interstisial tampak
lebih banyak dan bergerombol. Selain itu juga hipoplasia testis baru
terlihat setelah masa pubertas (Settergren dan MvEntee 1992).

Pengobatan:
Terapi hormon adalah pengobatan awal terbaik dalam banyak kasus,
dengan beberapa pengecualian. Jika hal ini tidak berhasil,
pembedahan harus dilakukan tanpa penundaan. Keberhasilan
pengobatan tergantung pada posisi awal testis. Pengobatan tidak
mengurangi risiko keganasan (Mathers et al. 2009).

Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 7. Hipoplasia Testis


(Gemeda 2017)

5 Urogenital 9: Definisi:
Nefritis Lupus nefritis merupakan komplikasi serius dari systemic lupus
anjing erythematosus (SLE) dan menyerang organ ginjal. Lupus nefritis
adalah penyakit autoimun yang awalnya dimediasi oleh autoantibodi
kemudian membentuk ikatan antara kompleks imun dengan jaringan
sehingga menyebabkan organ dan sel mengalami kerusakan Lupus Gambar 10. Nefritis anjing
nefritis ditandai dengan munculnya proteinuria yang persisten (0,5 g (Challagundla et al. 2012)
per hari atau lebih besar dari 3+ bila menggunkan dipstick) dan/atau
terdapat sel darah merah, granular, tubular, atau campuran. Kriteria
tambahan yang dapat digunakan adalah sampel biopsi ginjal yang
menunjukkan glomerulonefritis. Hal itu dikarenakan tingkat
keparahan nefritis tidak selalu berkorelasi dengan keparahan tanda
dan gejala klinis, tetapi jarang dilakukan pada praktik klinis (Inayah et
al. 2022).

Penyebab:
Hafnia alvei merupakan bakteri yang dapat menyebabkan
pyelonefritis (Amri et al. 2019). Infeksi dapat dimulai di dalam
kandung kemih, kemudian berpindah ke ureter dan sampai akhirnya
masuk ke dalam ginjal. Glomerulonefritis dapat terjadi secara
tiba-tiba (akut) atau berkembang secara bertahap (kronis), nefropati
IgA dapat terjadi ketika IgA terbentuk di dalam ginjal sehingga
menyebabkan peradangan lokal, dan lupus nefritis disebabkan oleh
sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan organ tubuh sendiri. Selain
itu juga Jaringan yang ada pada ginjal, termasuk pembuluh darah dan
membran yang mengelilinginya mengalami pembengkakan dan
menyimpan bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh yang seharusnya
dikeluarkan oleh ginjal. Hal ini menyebabkan ginjal tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya (Wahyuni dan Farziani 2023).

Pengobatan:
Pengobatan dapat dilakukan dengan melakukan terapi imunosupresan
dengan kombinasi glukokortikoid, mikofenolat mofetil (MMF) dan
juga klorokuin. Glukokortikoid (GC) dapat memberikan meredakan
gejala dengan cepat, tetapi tujuan jangka menengah dan panjang
adalah meminimalkan dosis harian hingga ≤7,5 mg / hari setara
prednisone atau untuk menghentikannya. Pemberian paling banyak
adalah metilprednisolon 1x1000 mg iv yang merupakan pemberian
dosis sangat tinggi menggunakan syringe pump. Pemberian dosis
sangat tinggi tersebut adalah upaya dalam mencegah progresifitas
penyakit yang cukup cepat. Efek metilprednisolon dengan dosis
sangat tinggi mampu menekan kerja dari imunitas tubuh yang
berlebih. Pemberian dosis metilprednisolon yaitu lebih dari 250 mg
per hari selama tidak lebih dari 5 hari. Pasien yang telah memperoleh
metilprednisolon dosis tinggi umumnya akan dilanjutkan dengan
pemberian prednisone oral dosis tinggi sebagai terapi pemeliharaan
dan bertujuan mencegah terjadinya kekambuhan/relaps. Pemberian
terapi imunosupresan pada penyakit lupus sering kali diberikan
dengan kombinasi imunosupresan lainnya, seperti MMF maupun
klorokuin (Inayah et al. 2022).

Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 9. Nefritis anjing


(Donovan et al. 2016)
6 Neuro 1: Definisi:
Meningitis Peradangan pada meningen (meningitis), dan peradangan otak
Encephalitis (ensefalitis) sering terlihat secara bersamaan (meningoensefalitis),
meskipun keduanya dapat berkembang secara terpisah. Penyakit ini
dapat menyebabkan septikemia akut, seringkali fatal, yang melibatkan
sistem pernapasan, kardiovaskular, muskuloskeletal, atau saraf, baik Gambar 12. Meningen cerebelar,
secara tunggal maupun kombinasi. Hewan yang menderita meningitis mesencephalic, talamus, dan
akan menunjukkan tanda-tanda penyakit sistem saraf pusat yang dasar otak menebal secara intens
mungkin berbeda-beda tergantung lokasi, luasnya, dan tingkat dan menunjukkan peradangan
keparahan kerusakan. Tanda-tandanya mungkin termasuk kepala supuratif yang parah
miring, berputar-putar, ataksia, hiperestesi, kekakuan leher, kebutaan, (Camara et al. 2023).
kejang, koma, dan kematian (Suwanruengsri et al. 2017).

Penyebab:
Penyebab meningitis, ensefalitis, dan meningoensefalitis antara lain
infeksi bakteri, virus, jamur, protozoa, rickettsia, atau parasit. Dalam
beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh juga dapat terlibat (Camara et
al. 2023).

Pengobatan:
Glukokortikoid biasanya dikontraindikasikan pada hewan dengan
meningitis atau meningoensefalitis dengan etiologi menular; namun,
pemberian deksametason atau metilprednisolon dosis tinggi dan
jangka pendek dapat mengendalikan komplikasi yang mengancam
jiwa seperti edema serebral akut dan herniasi otak yang akan terjadi.
Dosis kortikosteroid imunosupresif diperlukan untuk keberhasilan
terapi peradangan SSP idiopatik yang terlihat pada anjing. Perawatan
suportif harus spesifik untuk kebutuhan masing-masing hewan dan
mungkin termasuk analgesik, antikonvulsan, cairan, suplemen nutrisi,
dan terapi fisik.
Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 11. Meningoencephalatis pada sapi


(Camara et al. 2023)

7 Neuro 2: Definisi: Vasa injectio otak atau sering disebut aneursia merupakan
Vasa Injectio pembesaran pembuluh darah yang terjadi pada titik lemah pada
Otak Anjing sirkulasi arteri di otak (Jersey dan Foster 2023).

Penyebab: Gambar .14 Adanya peradangan


Aneurisma dapat terjadi karena tingginya tekanan darah akibat adanya pada tunika intima tunika media,
trauma atau infeksi (Murata et al. 2015). Penyebab vasa injectio pada peradangan endotelium, nekrosis
otak anjing dapat berupa trauma kepala, tumor otak, kelainan pada tunia intima dan perbesaran
pembuluh darah dan pendarahan didalam otak. Indikasi adanya dari isi lumen
hiperemi atau peningkatan aliran darah pada selaput otak. Hal ini (Murata et al. 2015)
dapat terjadi akibat infeksi radang pada selaput otak atau kondisi lain
yang mempengaruhi aliran darah pada otak anjing.

Pengobatan:
Pengobatan Vasa Injectio Otak Anjing tergantung pada tingkat
keparahannya. Jika kondisi ini tidak terlalu parah, maka pengobatan
yang diberikan adalah berupa obat-obatan untuk mengurangi
peradangan dan mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut. Jika
kondisi ini sudah parah, maka pengobatan yang diberikan adalah
berupa operasi untuk menghentikan perdarahan dan membersihkan
area otak yang rusak.
Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 13. Permukaan punggung otak, dengan panah merah


menandai perdarahan subarachnoid yang terdapat di sulkus
(Gevorgyan et al. 2012)

8 Neuro 3: Definisi:
Vasa Injectio Vasa injectio merupakan keadaan pembesaran pada pembuluh darah
Meningitis atau dilatasi dari pembuluh darah. Pada otak, vasa injectio akan
terlihat jelas yaitu dengan adanya warna kemerahan yang jelas pada
sulcus otak disebabkan oleh pembuluh darah otak yang membesar.
Selain mengalami vasa injectio, otak juga mengalami meningitis.
Berdasarkan Fitrianti dan Gibran (2021), meningitis merupakan
penyakit radang pada piamater selaput otak dan infeksi dari cairan
otak. Gambar 16. Histopatologi plexus
choroideus pada badak yang
Penyebab: mengalami
Meningitis sering kali disebabkan oleh bakteri maupun virus akan meningoencephalomyelitis,
tetapi infeksi bakteri seringkali menyebabkan infeksi yang lebih trophozoites berikatan dengan
serius, antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, antibodi Naegleria fowleri yang
Listeria monocytogenes, Klebsiella penuomoniae, dan Streptococcus ditunjukkan dengan sel yang
agalactiae (Rochester 2023). berwarna merah
(Yaw et al. 2019).
Pengobatan:
Pada kasus meningoencephalomyelitis badak Yaw et al. (2019),
terjadi gejala klinis yaitu lethargy akut, ataxia, dan penurunan makan.
Berdasarkan pcr yang dilakukan, dikonfirmasi bahwa badak terinfeksi
virus Naegleria fowleri. Akibat dari infeksi virus tersebut adalah
peradangan pada meningen otak (menjadi keruh berwarna krem dan
sebagian opaq.
Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 15. Gross pathology otak badak. Terdapat pembengkakan


pada gyrus yang ditunjukkan oleh panah berwarna hitam pada
cerebrum dan cerebellum, meningen berwarna opaq atau solid, serta
terdapat vasa injectio pada otak
(Yaw et al. 2019)

9 Urogenital 1: Definisi:
Nefritis Nefritis interstitial kronis/chronic interstitial nephritis (CIN) adalah
Interstisial infeksi yang mengakibatkan peradangan bagian antara nefron yang
Kronis disebut interstitium ginjal. Gambaran kondisi nefritis interstisial
kronik terlihat ukuran ginjal mengecil; korteks terlihat lebih
hyperechoic; batas antara korteks, medula dan sinus tidak terlihat
dengan jelas (Setiawan 2015). Pengecilan ukuran pada ginjal
mengindikasikan gangguan ginjal telah berlangsung dalam waktu
lama, dengan kata lain ginjal sudah mengalami gangguan kronis
(Jayasumana et al. 2017).

Penyebab:
Pemicu awal nefritis interstisial dapat melibatkan inflamasi yang Gambar 18. Histopatologi
disebabkan oleh reaksi autoimun atau paparan zat nefrotoksik yang chronic interstitial nephritis,
merusak ginjal. Selain itu, Diabetes melitus dapat menjadi penyebab tampak fibrosis interstisial
gagal ginjal kronis (GGK) melalui tiga mekanisme utama, termasuk menonjol dan atrofi tubulus
peningkatan faktor pertumbuhan, angiotensin II, endotelin, dan tanpa perubahan glomerulus.
produk akhir glikasi lanjutan, yang semuanya dapat berkontribusi Interstisial berisi limfosit, sel
pada efek hiperfiltrasi. Proses glomerulonefritis dapat menyebabkan plasma, dan makrof
nefritis interstisial melalui mekanisme yang melibatkan deposit (Schreurs et al. 2023).
kompleks imun dalam membran basal glomerulus. Ini (Paueksakon
dan Fogo 2014) (Vervaet et al. 2020) memicu peradangan dan
kerusakan, menyebabkan nefritis interstisial, peningkatan tekanan
darah (hipertensi), dan aktivasi sistem renin-angiotensin (Novita dan
Hariyono 2023).

Pengobatan:
Penggunaan terapi cairan crystaloid yang mengandung Na, K, Ca,
asetat, dan Cl sebagai penstabil elektrolit. Selain itu dapat juga
memberia natrium bikarbonat. Berikutnya ada Phospat binder yang
berfungsi menghambat penyerapan fosfat. Upaya lainnya adalah
pemberian terapi antihipersensitive (Setiawan 2015).
Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 17. Kerusakan ginjal akibat chronic interstitial nephritis


dalam jangka panjang
(Mitchell et al. 2018).
10 Urogenital 2: Definisi:
Polycystic Penyakit ginjal polikistik (PKD) adalah kelainan bawaan yang
Ginjal ditandai dengan perluasan kistik pada ginjal yang menyebabkan
pembesaran ginjal progresif dan insufisiensi ginjal.

Penyebab:
Secara khusus, PKD diperkirakandisebabkan oleh cacat pada cilium
primer, suatu organel seluler mirip rambut yang tidak bergerak dan
terdapat pada permukaan sebagian besar sel dalam tubuh, yang
melekat pada badan sel melalui badan basal. Gambar 20. Polycystic Ginjal
(Rajanna et al. 2013)
Pengobatan:
Sebagai respons terhadap aliran cairan di atas epitel ginjal, silia
primer membengkok, mengakibatkan peningkatan kalsium
intraseluler yang dipicu oleh aliran (Halvorson et al. 2010).

Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 19. Polycystic Ginjal


(Rajanna et al. 2013)
11 Urogenital 3: Definisi:
Tumor Tumor cervix pada hewan termasuk tumor yang jarang ditemukan,
Cervix dan hanya pada beberapa kasus saja. Secara umum, tumor cervix identik
Kista Ovary dengan neoplasma pada rahim, seperti fibroma, leiomyoma, sarcoma,
dan tumor yang tidak terklasifikasi.

Penyebab:
Tumor biasanya terjadi pada usia betina yang cukup tua. Terjadinya
tumor dikaitkan dengan kista folikel ovarium dan juga dengan
hiperplasia endometrium, hiperplasia kelenjar mamae, dan neoplasma
kelenjar mamae. Kista pada ovarium menyebabkan sel-sel pada
lapisan mengalami degenerasi dan dapat dikategorikan menjadi kista
folikel de graaf, kista luteinisasi, kista korpus luteum, dan kista
tubulus rate.

Pengobatan: Gambar 22. Tumor Cervix dan


Hipotesis yang paling banyak diterima untuk menjelaskan Kista Ovary
pembentukan kista ovarium adalah bahwa pelepasan hormon (BorŞ SI & BorŞ A 2020)
luteinizing (LH) oleh aksis hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG)
mengalami perubahan. Pelepasan LH yang tidak normal diduga
disebabkan oleh mekanisme perubahan umpan balik dari estrogen
pada hipotalamus-hipofisis axis.

Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 21. Tumor Cervix dan Kista Ovary


(BorŞ SI & BorŞ A 2020)
12 Urogenital 4: Definisi:
Renal Cell Renal Cell Carcinoma (RCC) merupakan kanker yang paling umum
Carcinoma terjadi pada ginjal dan terdiri dari berbagai subtipe dengan
karakteristik yang unik (Montero et al 2020). RCC terbagi atas clear
cell carcinoma dan papillary carcinoma. Carcinoma akan terlihat
menunjukkan fibrosis, pembuluh darah kecil bermunculan,
colagenous, dan otot polos melemah (Zhao dan Eyzaguirre 2019).
Gambar 24. Ginjal anjing yang
Penyebab: mengalami renal cell carcinoma
RCC sering kali disebabkan oleh sel tumor atau sel kanker yang berbentuk tubular lumina dan
bermunculan akibat terjadinya mutasi gen atau penghapusan mengandung material basofilik
kromosom tertentu pada gen (Zhao dan Eyzaguirre 2019). dan debris cellular
(Edmondson et al. 2015)
Pengobatan:
Pada kasus renal cell carcinoma anjing Edmondson et al. (2014),
terapi yang diberikan pada anjing adalah chemotherapy dengan
menggunakan carboplatin, doxorubicin, cyclophosphamide, cisplatin,
palladia, dan lainnya.

Makroskopik/patologi anatomic:

Gambar 23. Renal Cell Carcinoma


(Zhao dan Eyzaguirre 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Amri I, Ramadani F, Adawiyah R. 2019. Identification of bacteria variation at polyclinic of


Tadulako General Hospital in 2018. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 6(3): 38-47.
Borel N, Janett F, Teankum K, Zlinszky, Iten C, Hilbe M. 2007. Testicular hypoplasia in a
bull persistently infected with Bovine Diarrhoea Virus. Elsevier. J. Comp. Path. 137:
169-173.
BorŞ SI, BorŞ A. 2020. Ovarian cysts, an anovulatory condition in dairy cattle. The Journal
of Veterinary Medical Science. 82(10): 1515–1522.
Camara ACL, Sousa DER, Macedo IL, Soares KL, Borges JRJ, Martis CF, Mesquita AQ,
Dutra V, Castro MB. 2023. Suppurative Meningoencephalitis by pseudomonas
aeruginosa from direct extension of chronic otitis in a gir cow. Veterinary Sciences.
10(6):398.
Challagundla, SR, Knox D, Hawkins A, Hamilton D, Flynn RWV, Robertson S, Isles C.
2012. Renal impairment after high-dose flucloxacillin and single-dose gentamicin
prophylaxis in patients undergoing elective hip and knee replacement. Nephrol Dial
Transplant. 0:1-7.
Cunto M, Ballotta G, Zambelli D. 2022. Benign prostatic hyperplasia in the dog. Animal
Reproduction Science. 247(3): 235-246.
https://doi.org/10.1016/j.anireprosci.2022.107096
Donovan T, Fox PR, Balakrishnan N, Ericson ME, Hooker V, Breitschwerdt EB. 2016.
Pyogranulomataous pancarditis with intramyocardial bartonella henselae san antonio
2 (bhsa2) in a dog. Journal of Veterinary Internal Medicine. 1-7.
Edmoson EF, HEss AM, Powers BE. 2015. Prognostic significance of histologic features in
canine renal cell carcinomas: 70 nephrectomies. Veterinary Pathology.
52(2):260-268.
Fadilah CCH, Adi SSG, Vioneery D. 2020. Asuhan keperawatan hidronefrosis dalam
pemenuhan kebutuhan fisiologi [disertasi]. Surakarta : Universitas Kusuma Husada.
Fitrianti D, Gibran I. 2021. Sistem pakar diagnosis penyakit meningitis menggunakan metode
forward chaining. Jurnal IT: Jurnal Sistem Informasi, Teknologi dan Komputer.
12(1):46-50.
Gemeda AE. 2017. Gross testicular abnormalities in indigenous breeds of bulls in Eastern
Ethiopia. Journal of Advanced Veterinary and Animal Research. 4(2): 200-206.
Gevorgyan T, Graber HL, Pfeil DS, Mangla S. 2012. Near infrared spectroscopic tomography
for cerebral monitoring of stroke and intracranial hemorrhage. Journal of The
American College of Surgeons. 215(3): 59-60.
Goldman JD, Julian K. 2019. Urinary tract infections in solid organ transplant recipients:
guidelines from the American society of transplantation infectious diseases
community of practice. Clin Transplant. 9:13507.
Hall PM. 2009. Kidney stones: formation, treatment, and prevention. Journal Cleveland
Clinic. 76:583–591.
Halvorson CR, Bremmer MS, Jacobs SC. 2010. Polycystic kidney disease: inheritance,
pathophysiology, prognosis, and treatment. International Journal of Nephrology and
Renovascular Disease. 3: 69-83.
Harun H. 2019. Aspek laboratorium benign prostatic hyperplasia. Medika Tadulako: Jurnal
Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. 6(3): 1-27.
Inayah FA, Yusetyani L, Purnama AP, Utari N. 2022. Profil terapi imunosupresan pada pasien
anak dengan lupus nefritis. MOTORIK Journal Kesehatan. 8-12.
Jayasumana C, Orantes C, Herrera R, Almaguer M, Lopez L, Silva LC, Ordunez P,
Siribaddana S, Gunatilake S, De Broe ME. 2016. Chronic interstitial nephritis in
agricultural communities: a worldwide epidemic with social, occupational and
environmental determinants. Nephrol Dial Transplant. 32: 234-24.
Jersey AM, Foster DM. 2023. Cerebral Aneurysm. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing.
Kanodia KV, Vanikar AV, Patel RD, Nigam LK, Trivedi HL. 2015. Rare co-existence of
squamous cell carcinoma with infiltration of renal vein and xanthogranulomatous
pyelonephritis. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 9(12): 15-16.
Mathers JM, Sperling H, Rubben H, Roth S. 2009. The undescended testis : diagnosis,
treatment and long-term consequences. Deutsches Arzteblatt International.
106(33):527-532.
Men YV, Arjentina IPGY. 2018. Laporan kasus: urolithiasis pada anjing mix rottweiller.
Indonesia Medicus Veterinus. 7(3): 211-218.
Mitchell EP, Prozesky L, Lawrence J. 2018. A new perspective on the pathogenesis of
chronic renal disease in captive cheetahs (Acinonyx jubatus). PLoS ONE. 13(3):1-16.
Murata Y, Chambers JK, Uchida K, Nakashima K, Hanafusa Y, Ikezawa M, Sugita T,
Nakayama H. 2015. Mycotic aneurysm caused by Graphium species in a dog. The
Journal of veterinary medical science. 77(10): 1285–1288.
Nahdi TF. Nefrolithiasis dan hidronefrosis sinistra dengan infeksi saluran kemih atas.
[Disertasi]. Lampung : Universitas Lampung.
Rajanna DK, Reddy A, Srinivas NS, Aneja A. 2013. Autosomal recessive polycystic kidney
disease: antenatal diagnosis and histopathological correlation. J Clin Imaging Sci.
3(13).
Riesta BDA dan Batan IW. 2020. Laporan Kasus: Cystitis Hemoragika dan Urolithiasis pada
Kucing Lokal Jantan Peliharaan. Indonesia Medicus Veteriner. 9(6) : 1010-1023.
Rumapea S, Jayawardhita AAG, Gorda IW. 2023. Penghapusan Kalkuli Silika pada Golden
Retriever Berumur 11 Tahun. Jurnal Ilmu dan Kedokteran Hewan. 87-97.
Schreurs G, Maudsley S, Nast S, Praet M, Fernandes SDS, Boor P, D’HaeseL P, De Broe1
ME, Vervaet BA. 2023. Chronic dehydration induces injury pathways in rats, but
does not mimic histopathology of chronic interstitial nephritis in agricultural
communities. Scientific Reports. 13:18119
Setiawan AA. 2015. Nefritis pada anjing english bulldog [tesis]. Malang (ID): Universitas
Brawijaya.
Settergen I, McEntee K. 1992. Germ cell weakness as a cause of testicular hypoplasia in
bulls. Acta Veteriner Scand. 33:273-282.
Soesatyoratih R. 2016. Pencitraan Ultrasonografi (USG) Vesica Urinaria pada kasus Cystitis
Kronis Kucing Timi. Di dalam Zoa, J.H. Prosiding Kivnas ke-14, ICE-BSD City,
Tangerang. Hemera Zoa. Hlm : 253-255.
Suwanruengsri M, Uemura R, Izzati UD, Kanda T, Fuke N, Yasuda M, Hirai T, Yamaguchi
R. Mycoplasma bovis may travel along the eustachian tube to cause meningitis in
Japanese black cattle. J. Comp. Path. 188(1): 13–20.
Wahyuni W, Farziani H. 2023. SLE dengan manifestasi gangguan ginjal dan nefritis lupus.
Jurnal Anestesi: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran. 1(3):191-202.
Yaw TJ, O’neil P, Gary JM, Ali IK, Cowart JR, Wallace RS. 2019. Primaryh amebic
meningoencephalomyelitis caused by Naegleria fowleri in a south central black
rhinoceros (Diceros bicornis minor). Journal of the American Veterinary Medical
Association. 225(2):219-223.
Zhao J, Eyzaguirre E. 2019. Clear cell papillary renal cell carcinoma. Archives of pathology
& laboratory medicine. 143(9): 1154-1158.

You might also like