Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
1 Urogenital 5: Definisi:
Urolithiasis Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan adanya urolit (batu),
Cystitis kalkuli, kristal ataupun sedimen yang berlebihan dalam saluran
urinaria (Rumapea et al. 2023). Terdapatnya batu akan mengganggu
saluran urinaria dan mengakibatkan kesulitan membuang urin, rasa
sakit pada saluran urinaria, serta distensi pada abdomen.
Cystitis merupakan infeksi pada saluran kemih bagian bawah atau Gambar 2. Urolithiasis cystitis
lebih khusus lagi pada kandung kemih. Hal ini dapat dikategorikan (pathologyoutlines.com).
sebagai akut dan tidak akut. Cystitis tidak akut mengacu pada infeksi
saluran kemih bagian bawah. Sebaliknya Cystitis akut biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri pada kandung kemih. Cystitis akut
memiliki faktor resiko yang meningkatkan virulensi atau potensi
kegagalan terapi antibiotik. Sistitis akut biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri pada kandung kemih (Goldman dan Julian 2019).
Penyebab:
Urolithiasis disebabkan oleh urolit (batu), kalkuli, kristal yang
berlebihan dalam saluran urinaria (Rumapea et al. 2023). Selain itu,
urolithiasis juga diakibatkan dari diet atau makanan, frekuensi urinasi,
genetik, dan infeksi pada saluran urinaria (Men et al. 2018).
Pengobatan:
Penanganan berupa tindakan cystotomy untuk mengeluarkan urolith
pada vesika urinaria. Eksplorasi VU dilakukan untuk mencari urolith,
setelah itu urolith dikeluarkan dari VU. Penutupan VU dilakukan
setelah dipastikan tidak adanya urolith yang tersisa. Pengamatan
pasca operasi meliputi pemeriksaan temperatur, makan, defekasi,
urinasi, minum, dan kondisi jahitan setiap hari. Pengobatan
diberikan penstrep secara IM dan anti-inflamasi dexamethasone
secara SC. Pembersihan luka dilakukan setiap hari dengan
menggunakan NaCl 0.9% dan kasa steril (Rumapea et al. 2023).
Makroskopik/patologi anatomic:
Terlihat adanya penebalan pada dinding vesika urinaria menyeluruh
dan merata serta permukaannya bergelombang. Peradangan berupa
akumulasi sel-sel radang, bentukan fibrin, sampai terbentuknya
jaringan ikat dalam lumen VU. Kombinasi dari kondisi ini
membentuk semacam perkejuan yang berupa garis-garis menyerupai
jaring laba-laba tak beraturan ( Soesatyoratih 2016).
Pengobatan:
Pengobatan hiperplasia prostat dapat dilakukan dengan pemberian 5
alfa reductase inhibitor untuk mengkatalisis konversi testosteron
menjadi DHT, perberian alfa-blockers guna mengurangi tekanan otot
polos prostat, dan kombinasi. Selain itu dapat dilakukan pembedahan
yaitu transurethral resection of prostate (TURP) dan transurethral
incision of prostate (TUIP) dan prostatektomi terbuka adalah pilihan
pembedahan konvensional (Harun 2019).
Makroskopik/patologi anatomic:
Ditemukannnya nodul-nodul pada prostat dan kekakuan yang
disebabkan oleh infeksi sehingga bentuk prostat tidak simetris. Selain
itu, terdapat penambahan pada lebar, panjang, dan ketebalan prostat.
Pada vesika urinaria didapatkan perubahan ukuran tebal akibat sel-sel
radang yang bertambah banyak sehingga VU menjadi menebal
(Harun 2019).
3 Urogenital 7: Definisi:
Hidronefrosis Hidronefrosis adalah penumpukan urin pada bagian pervik okaliks
ginjal berupa dilatasi pada perubahanan atomis ginjal. Hidronefrosis
merupakan suatu keadaan dimana pelvis ginjal dan kalises mengalami
pelebaran (Fadilah et al. 2020). Selain itu hidronefrosis dapat
didefinisikan juga sebagai dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu Gambar 6. Hidronefrosis
atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin microscopic
menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan di ginjal (Kanodia et al. 2015).
meningkat. BSK pada ginjal (nefrolithiasis) merupakan faktor
pencetus awal terjadinya hidronefrosis. Dimana nefrolithiasis dapat
menimbulkan obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung
kemih yang dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan
dalam pelviks ginjal dan ureter sehingga mengakibatkan absorbsi
hebat pada parenkim ginjal (Hall 2009).
Penyebab:
Hidronefrosis adalah penumpukan urin pada bagian pervik okaliks
ginjal berupa dilatasi pada perubahanan atomis ginjal. Hidronefrosis
merupakan suatu keadaan dimana pelvis ginjal dan kalises mengalami
pelebaran (Fadilah et al. 2020). Selain itu hidronefrosis dapat
didefinisikan juga sebagai dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu
atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin
menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan di ginjal
meningkat. BSK pada ginjal (nefrolithiasis) merupakan faktor
pencetus awal terjadinya hidronefrosis. Dimana nefrolithiasis dapat
menimbulkan obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung
kemih yang dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan
dalam pelviks ginjal dan ureter sehingga mengakibatkan absorbsi
hebat pada parenkim ginjal (Hall 2009).
Pengobatan:
Pada kasus ini penatalaksanaan yang diberikan di rumah sakit ialah
terapi konservatif dengan rencana terapi operatif (stelah ISK atas pada
pasien diatasi). Terapi konservatif yang diberikan eberupa rehidrasi
cairan maintenance dengan infus ringer laktat 20 tetes/menit, selain
itu juga diberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi, yaitu cefotaxim
injeksi 2 x 1 vial/hari. Adapun rencana terapi operatif yang dilakukan
dengan teknik ESWL ginjal kiri untuk mengangkat batu pada kasus
ini (Nahdi 2013).
Makroskopik/patologi anatomic:
Gambar 5. Hidronefrosis
(pathology.or.jp)
4 Urogenital 8: Definisi:
Hipoplasia Hipoplasia testis adalah suatu kondisi bawaan dan umumnya
testis diturunkan, dapat bersifat unilateral atau bilateral, total atau parsial.
Selain itu, testis biasanya lebih kecil dari biasanya dan menghasilkan
sel sperma yang relatif sedikit dengan kualitas yang rendah.
Hipoplasia biasanya terjadi pada sisi kiri saja (sekitar 88%) tetapi bisa Gambar 8. Hipoplasia testis
juga berada di sisi kanan (sekitar 4%) atau bilateral (sekitar 8%). (Borel 2008)
Lebih jauh lagi, hal ini bisa bersifat parsial atau total. Investigasi
histologis menunjukkan, bahwa hal tersebut tidak memiliki sel
germinal di seluruh testis atau sebagian darinya (Settergren dan
MvEntee 1992).
Penyebab:
Hipoplasia disebabkan oleh gen resesif yang tidak lengkap.
Hipoplasia juga daapt terjadi apabila pertumbuhan testikel dan serabut
tidak cukup. Hipoplasia testis secara teoritis dapat terjadi ketika
jumlah atau panjang tubulus seminiferus berkurang atau ketika sel
germinal tidak ada atau tidak mencukupi. Biasanya sebelum pubertas,
tubulus seminiferus hanya memiliki sel Sertoli dan spermatogonia.
Saat pubertas, tubulus testis yang hipoplastik mengalami sklerosis
progresif yang tidak teratur dan menjadi kolagen, mungkin akibat
degenerasi yang terjadi bersamaan. Sel endokrin interstisial tampak
lebih banyak dan bergerombol. Selain itu juga hipoplasia testis baru
terlihat setelah masa pubertas (Settergren dan MvEntee 1992).
Pengobatan:
Terapi hormon adalah pengobatan awal terbaik dalam banyak kasus,
dengan beberapa pengecualian. Jika hal ini tidak berhasil,
pembedahan harus dilakukan tanpa penundaan. Keberhasilan
pengobatan tergantung pada posisi awal testis. Pengobatan tidak
mengurangi risiko keganasan (Mathers et al. 2009).
Makroskopik/patologi anatomic:
5 Urogenital 9: Definisi:
Nefritis Lupus nefritis merupakan komplikasi serius dari systemic lupus
anjing erythematosus (SLE) dan menyerang organ ginjal. Lupus nefritis
adalah penyakit autoimun yang awalnya dimediasi oleh autoantibodi
kemudian membentuk ikatan antara kompleks imun dengan jaringan
sehingga menyebabkan organ dan sel mengalami kerusakan Lupus Gambar 10. Nefritis anjing
nefritis ditandai dengan munculnya proteinuria yang persisten (0,5 g (Challagundla et al. 2012)
per hari atau lebih besar dari 3+ bila menggunkan dipstick) dan/atau
terdapat sel darah merah, granular, tubular, atau campuran. Kriteria
tambahan yang dapat digunakan adalah sampel biopsi ginjal yang
menunjukkan glomerulonefritis. Hal itu dikarenakan tingkat
keparahan nefritis tidak selalu berkorelasi dengan keparahan tanda
dan gejala klinis, tetapi jarang dilakukan pada praktik klinis (Inayah et
al. 2022).
Penyebab:
Hafnia alvei merupakan bakteri yang dapat menyebabkan
pyelonefritis (Amri et al. 2019). Infeksi dapat dimulai di dalam
kandung kemih, kemudian berpindah ke ureter dan sampai akhirnya
masuk ke dalam ginjal. Glomerulonefritis dapat terjadi secara
tiba-tiba (akut) atau berkembang secara bertahap (kronis), nefropati
IgA dapat terjadi ketika IgA terbentuk di dalam ginjal sehingga
menyebabkan peradangan lokal, dan lupus nefritis disebabkan oleh
sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan organ tubuh sendiri. Selain
itu juga Jaringan yang ada pada ginjal, termasuk pembuluh darah dan
membran yang mengelilinginya mengalami pembengkakan dan
menyimpan bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh yang seharusnya
dikeluarkan oleh ginjal. Hal ini menyebabkan ginjal tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya (Wahyuni dan Farziani 2023).
Pengobatan:
Pengobatan dapat dilakukan dengan melakukan terapi imunosupresan
dengan kombinasi glukokortikoid, mikofenolat mofetil (MMF) dan
juga klorokuin. Glukokortikoid (GC) dapat memberikan meredakan
gejala dengan cepat, tetapi tujuan jangka menengah dan panjang
adalah meminimalkan dosis harian hingga ≤7,5 mg / hari setara
prednisone atau untuk menghentikannya. Pemberian paling banyak
adalah metilprednisolon 1x1000 mg iv yang merupakan pemberian
dosis sangat tinggi menggunakan syringe pump. Pemberian dosis
sangat tinggi tersebut adalah upaya dalam mencegah progresifitas
penyakit yang cukup cepat. Efek metilprednisolon dengan dosis
sangat tinggi mampu menekan kerja dari imunitas tubuh yang
berlebih. Pemberian dosis metilprednisolon yaitu lebih dari 250 mg
per hari selama tidak lebih dari 5 hari. Pasien yang telah memperoleh
metilprednisolon dosis tinggi umumnya akan dilanjutkan dengan
pemberian prednisone oral dosis tinggi sebagai terapi pemeliharaan
dan bertujuan mencegah terjadinya kekambuhan/relaps. Pemberian
terapi imunosupresan pada penyakit lupus sering kali diberikan
dengan kombinasi imunosupresan lainnya, seperti MMF maupun
klorokuin (Inayah et al. 2022).
Makroskopik/patologi anatomic:
Penyebab:
Penyebab meningitis, ensefalitis, dan meningoensefalitis antara lain
infeksi bakteri, virus, jamur, protozoa, rickettsia, atau parasit. Dalam
beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh juga dapat terlibat (Camara et
al. 2023).
Pengobatan:
Glukokortikoid biasanya dikontraindikasikan pada hewan dengan
meningitis atau meningoensefalitis dengan etiologi menular; namun,
pemberian deksametason atau metilprednisolon dosis tinggi dan
jangka pendek dapat mengendalikan komplikasi yang mengancam
jiwa seperti edema serebral akut dan herniasi otak yang akan terjadi.
Dosis kortikosteroid imunosupresif diperlukan untuk keberhasilan
terapi peradangan SSP idiopatik yang terlihat pada anjing. Perawatan
suportif harus spesifik untuk kebutuhan masing-masing hewan dan
mungkin termasuk analgesik, antikonvulsan, cairan, suplemen nutrisi,
dan terapi fisik.
Makroskopik/patologi anatomic:
7 Neuro 2: Definisi: Vasa injectio otak atau sering disebut aneursia merupakan
Vasa Injectio pembesaran pembuluh darah yang terjadi pada titik lemah pada
Otak Anjing sirkulasi arteri di otak (Jersey dan Foster 2023).
Pengobatan:
Pengobatan Vasa Injectio Otak Anjing tergantung pada tingkat
keparahannya. Jika kondisi ini tidak terlalu parah, maka pengobatan
yang diberikan adalah berupa obat-obatan untuk mengurangi
peradangan dan mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut. Jika
kondisi ini sudah parah, maka pengobatan yang diberikan adalah
berupa operasi untuk menghentikan perdarahan dan membersihkan
area otak yang rusak.
Makroskopik/patologi anatomic:
8 Neuro 3: Definisi:
Vasa Injectio Vasa injectio merupakan keadaan pembesaran pada pembuluh darah
Meningitis atau dilatasi dari pembuluh darah. Pada otak, vasa injectio akan
terlihat jelas yaitu dengan adanya warna kemerahan yang jelas pada
sulcus otak disebabkan oleh pembuluh darah otak yang membesar.
Selain mengalami vasa injectio, otak juga mengalami meningitis.
Berdasarkan Fitrianti dan Gibran (2021), meningitis merupakan
penyakit radang pada piamater selaput otak dan infeksi dari cairan
otak. Gambar 16. Histopatologi plexus
choroideus pada badak yang
Penyebab: mengalami
Meningitis sering kali disebabkan oleh bakteri maupun virus akan meningoencephalomyelitis,
tetapi infeksi bakteri seringkali menyebabkan infeksi yang lebih trophozoites berikatan dengan
serius, antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, antibodi Naegleria fowleri yang
Listeria monocytogenes, Klebsiella penuomoniae, dan Streptococcus ditunjukkan dengan sel yang
agalactiae (Rochester 2023). berwarna merah
(Yaw et al. 2019).
Pengobatan:
Pada kasus meningoencephalomyelitis badak Yaw et al. (2019),
terjadi gejala klinis yaitu lethargy akut, ataxia, dan penurunan makan.
Berdasarkan pcr yang dilakukan, dikonfirmasi bahwa badak terinfeksi
virus Naegleria fowleri. Akibat dari infeksi virus tersebut adalah
peradangan pada meningen otak (menjadi keruh berwarna krem dan
sebagian opaq.
Makroskopik/patologi anatomic:
9 Urogenital 1: Definisi:
Nefritis Nefritis interstitial kronis/chronic interstitial nephritis (CIN) adalah
Interstisial infeksi yang mengakibatkan peradangan bagian antara nefron yang
Kronis disebut interstitium ginjal. Gambaran kondisi nefritis interstisial
kronik terlihat ukuran ginjal mengecil; korteks terlihat lebih
hyperechoic; batas antara korteks, medula dan sinus tidak terlihat
dengan jelas (Setiawan 2015). Pengecilan ukuran pada ginjal
mengindikasikan gangguan ginjal telah berlangsung dalam waktu
lama, dengan kata lain ginjal sudah mengalami gangguan kronis
(Jayasumana et al. 2017).
Penyebab:
Pemicu awal nefritis interstisial dapat melibatkan inflamasi yang Gambar 18. Histopatologi
disebabkan oleh reaksi autoimun atau paparan zat nefrotoksik yang chronic interstitial nephritis,
merusak ginjal. Selain itu, Diabetes melitus dapat menjadi penyebab tampak fibrosis interstisial
gagal ginjal kronis (GGK) melalui tiga mekanisme utama, termasuk menonjol dan atrofi tubulus
peningkatan faktor pertumbuhan, angiotensin II, endotelin, dan tanpa perubahan glomerulus.
produk akhir glikasi lanjutan, yang semuanya dapat berkontribusi Interstisial berisi limfosit, sel
pada efek hiperfiltrasi. Proses glomerulonefritis dapat menyebabkan plasma, dan makrof
nefritis interstisial melalui mekanisme yang melibatkan deposit (Schreurs et al. 2023).
kompleks imun dalam membran basal glomerulus. Ini (Paueksakon
dan Fogo 2014) (Vervaet et al. 2020) memicu peradangan dan
kerusakan, menyebabkan nefritis interstisial, peningkatan tekanan
darah (hipertensi), dan aktivasi sistem renin-angiotensin (Novita dan
Hariyono 2023).
Pengobatan:
Penggunaan terapi cairan crystaloid yang mengandung Na, K, Ca,
asetat, dan Cl sebagai penstabil elektrolit. Selain itu dapat juga
memberia natrium bikarbonat. Berikutnya ada Phospat binder yang
berfungsi menghambat penyerapan fosfat. Upaya lainnya adalah
pemberian terapi antihipersensitive (Setiawan 2015).
Makroskopik/patologi anatomic:
Penyebab:
Secara khusus, PKD diperkirakandisebabkan oleh cacat pada cilium
primer, suatu organel seluler mirip rambut yang tidak bergerak dan
terdapat pada permukaan sebagian besar sel dalam tubuh, yang
melekat pada badan sel melalui badan basal. Gambar 20. Polycystic Ginjal
(Rajanna et al. 2013)
Pengobatan:
Sebagai respons terhadap aliran cairan di atas epitel ginjal, silia
primer membengkok, mengakibatkan peningkatan kalsium
intraseluler yang dipicu oleh aliran (Halvorson et al. 2010).
Makroskopik/patologi anatomic:
Penyebab:
Tumor biasanya terjadi pada usia betina yang cukup tua. Terjadinya
tumor dikaitkan dengan kista folikel ovarium dan juga dengan
hiperplasia endometrium, hiperplasia kelenjar mamae, dan neoplasma
kelenjar mamae. Kista pada ovarium menyebabkan sel-sel pada
lapisan mengalami degenerasi dan dapat dikategorikan menjadi kista
folikel de graaf, kista luteinisasi, kista korpus luteum, dan kista
tubulus rate.
Makroskopik/patologi anatomic:
Makroskopik/patologi anatomic: