You are on page 1of 8

HILANGNYA PERMAINAN TRADISIONAL DI KALANGAN ANAK

GENERASI ALPHA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Budaya
Doses Pengampu: Mohammad Khasan.S.Psi, M.Si.

Disusun Oleh:
OKTAFIA FARID ZAKARIA
(NIM 202260132)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Generasi Alpha atau yang dikenal juga sebagai ‘anak-anak milenium’ merupakan
generasi termuda saat ini. Mereka adalah individu yang lahir pada tahun 2011-2025. Sama
seperti dengan Gen Z, Generasi Alpha juga menjadi generasi yang melek teknologi dan lebih
cerdas secara digital dari generasi sebelum mereka.

Banyak teknologi canggih yang telah diciptakan membuat perubahan yang begitu besar
dalam kehidupan manusia di berbagai bidang. Sepertinya gadget dapat memberikan dampak
yang begitu besar pada nilai-nilai kebudayaan. Sekarang ini setiap orang di seluruh dunia pasti
sudah memiliki gadget. Tak jarang kalau sekarang ini banyak orang yang memiliki lebih dari
satu gadget. Tetapi hampir semua kalangan termasuk anak dan balita sudah memanfaatkan
gadget dalam aktifitas yang mereka lakukan setiap hari. Hampir setiap orang yang
memanfaatkan gadget menghabiskan banyak waktu mereka dalam sehari untuk menggunakan
gadget.

Namun, dengan berkembangnya teknologi dan masuknya permainan berbasis teknologi


dari luar negeri, permainan tradisional mulai tergeser. Anak-anak lebih tertarik bermain
permainan digital yang menarik dan canggih daripada bermain dengan alat-alat sederhana.
Perubahan zaman dan gaya hidup modern membawa perubahan dalam preferensi permainan
anak-anak.(saputra, 2017)

Menurut data Indonesia menduduki peringkat tiga di Asia dengan 94,5% pengguna
internet memainkan game online, dan pasar game online ini di dominasi oleh anak-anak dan
remaja, dengan permainan yang sering di mainkan seperti free fire, mobile legends, among us,
dan hungry shark. Hal ini menjadi pemicu ditinggalnya permainan teradisional, ini mungkin
dipelopori karna adanya penyebaran internet yang sangat cepet.

Permainan tradisional telah menjadi bagian penting dari budaya Indonesia sejak zaman
dahulu. Sebelum teknologi masuk ke Indonesia, anak-anak dan masyarakat umumnya bermain
dengan menggunakan alat-alat yang sederhana dan bahan-bahan yang mudah ditemukan di
sekitar mereka. Permainan seperti lompat tali, kelereng, gundu, dan masih banyak lagi menjadi
bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kita mungkin tidak lagi melihat anak-anak
bermain di luar rumah seperti dulu. Gadget dan perangkat lainnya, termasuk permainan online
atau offline, telah mengubah cara kita bermain.

Hal ini membuat permainan tradisional semakin terlupakan. Permainan seperti petak umpet,
gobak sodor, dan lainnya, seolah-olah menjadi bagian dari masa lalu yang tak terlihat lagi di
tengah masyarakat. Anak-anak lebih suka bermain permainan digital di perangkat tablet atau
ponsel mereka daripada bermain di lapangan dengan teman-teman. Akibatnya, karakteristik
dan pesona permainan tradisional mulai memudar seiring berjalannya waktu.

B. KAJIAN TEORI

Masyarakat manusia memiliki warisan-warisan genetik yang berbeda dari jenis


makhluk lainnya. Warisan-warisan genetik manusia memberikan kemampuan kepada manusia
untuk mengembangkan warisan-warisan budaya yang sangat beragam, yang sejak semula
meliputi dimensi-dimensi sosial dan budaya, yang kemudian membangun sistem sosial-
budaya, bagi kelangsungan dan pengembangan kehidupannya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa, sistem sosial-budaya merupakan sistem paduan dari sistem sosial dan sistem budaya
sehingga menjadi suatu sistem kemasyarakatan yang meliputi hubungan-hubungan sosial yang
dengannya manusia dalam masyarakat menghasilkan dan mengembangkan unsur-unsur
budaya, untuk memenuhi hajat-hajat sosial dan budaya suatu masyarakat dalam
melangsungkan dan mengembangkan kehidupan sosial-budayanya. Pembahasan mengenai
dinamika dan perkembangan sistem sosial-budaya, sangat berhubungan dengan keadaan
wilayah dan kewilayahan sosial dan budaya. (Kistanto, n.d.)
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN
Generasi Alpha, yang merupakan anak-anak dari tahun 2010-an hingga pertengahan
2020-an, menunjukkan tren meninggalkan permainan tradisional dan beralih ke permainan
modern, terutama game online. Beberapa faktor mempengaruhi perubahan ini, di antaranya
adalah perkembangan zaman, pandemi COVID-19, budaya penggunaan gadget oleh orang tua,
dan lingkungan tempat tinggal anak.
Pertama-tama, perkembangan zaman memberikan akses yang lebih mudah dan cepat
kepada teknologi, termasuk game online yang menarik. Anak-anak generasi Alpha tumbuh
dalam era di mana teknologi informasi merajalela, dan permainan modern memberikan
pengalaman yang lebih interaktif dan grafis yang menarik dibandingkan permainan tradisional
yang sederhana.
Kemudian, pandemi COVID-19 pada tahun 2020 memainkan peran signifikan dalam
mengubah pola perilaku anak-anak. Pembatasan keluar dan interaksi fisik memaksa banyak
anak untuk mencari hiburan di dalam rumah, dan game online menjadi salah satu solusi utama.
Keterbatasan ini mengurangi peluang anak-anak untuk bermain di luar dan mengenal
permainan tradisional.
Budaya penggunaan gadget juga memberikan dampak besar. Banyak orang tua
memberikan gadget kepada anak-anak mereka sebagai alat hiburan dan pendidikan. Hal ini
menyebabkan anak-anak lebih cenderung terlibat dalam aktivitas digital, termasuk bermain
game, daripada bermain di luar rumah. Interaksi sosial dalam game online juga menjadi
alternatif yang menarik bagi anak-anak untuk tetap terhubung dengan teman-teman mereka.
Lingkungan tempat tinggal anak juga memainkan peran penting. Anak-anak yang
tinggal di perkotaan atau apartemen cenderung memiliki ruang terbatas untuk bermain di luar
rumah. Permainan tradisional yang sering memerlukan ruang dan kelompok besar menjadi
kurang praktis di lingkungan ini. Hal ini menyebabkan anak-anak lebih memilih aktivitas yang
dapat dilakukan di dalam ruangan, seperti bermain game online.
Sikap orang tua, terutama dalam hal interaksi dan partisipasi dalam permainan anak-
anak, juga berpengaruh besar. Orang tua yang sibuk bekerja dan jarang bermain bersama anak-
anak dapat menyebabkan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan permainan
online. Interaksi keluarga yang kurang dapat memperkuat preferensi anak-anak terhadap game
online sebagai pengganti kegiatan bersama keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah Perubahan perilaku anak-anak generasi Alpha
yang cenderung meninggalkan permainan tradisional dan beralih ke game online dipengaruhi
oleh sejumlah faktor, termasuk perkembangan zaman, pandemi COVID-19, budaya
penggunaan gadget, dan lingkungan tempat tinggal. Faktor-faktor ini menciptakan dinamika
kompleks dalam sistem sosial budaya yang memandu preferensi permainan anak-anak. Saran
yang dapat saya sampaikan 1.) Memperkenalkan dan mendidik anak-anak mengenai
pentingnya permainan tradisional sebagai bagian dari warisan budaya. Sekolah dan lingkungan
masyarakat dapat menyelenggarakan kegiatan yang mempromosikan permainan tradisional.
2.) Orang tua perlu terlibat aktif dalam kehidupan anak-anak, termasuk bermain bersama
mereka. Inisiatif dari orang tua untuk mengenalkan permainan tradisional dapat membentuk
hubungan yang lebih dekat dan membangun pemahaman akan nilai-nilai budaya. 3.) Penting
untuk membatasi waktu penggunaan gadget oleh anak-anak. Orang tua perlu lebih berperan
dalam mengarahkan anak-anak untuk mengalokasikan waktu untuk bermain di luar dan
berinteraksi secara langsung. 4.) Diberikannya lahan kuhus untuk bermain permaianan
tradisional. Permainan teradisional adalah bagian dari budaya jadi penting untuk
melestarikannya kalo tidak kita yang melesterikan siapa lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantari, Tiara Syabanira. 2022. Mengenal Generasi Boomers, X, Y, Z, dan Alpha, Seperti
Apa Kepribadiannya?. Diakses pada 08 November 2023 dari
https://www.brainacademy.id/blog/karakteristik-generasi-boomers-x-y-z-alpha

Kistanto, N. H. (n.d.). SISTEM SOSIAL-BUDAYA DI INDONESIA.

saputra, setiya yunus. (2017). ELSE (Elementary School Education Journal) PERMAINAN
TRADISIONAL VS PERMAINAN MODERN DALAM PENANAMAN NILAI KARAKTER
DI SEKOLAH DASAR. 1.
LAMPIRAN

You might also like