You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA kepada kami sehingga makalah

ini selesai tanpa ada halangan sesuatu apapun. Makalah ini dibuat sebagai wujud rasa peduli kami pada dunia pendidikan dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Landasan Pendidikan. Dalam proses pendalaman materi pengantar pendidikan ini, tentunya kami mendapat mendapatkan bimbingan, arahan dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalamdalamnya kami sampaikan kepada : 1. Ayah bunda tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada anak anaknya. Sungguh segala darma baktiku tidak layak disejajarkan dengan ketulusan mereka berdua 2. Dosen pembimbing bapak Dede Anwar,S.Pd 3. Teman-teman di kampus FKIP PJKR Universitas Siliwangi terimakasih atas saran dan diskusinya 4. Kepada teman-teman dan adik-adik saya di lingkungan sekitar kami terimakasih juga. Adanya kalian memberi semangat disetiap langkah kami. 5. Dan kepada teman-teman yang tak mungkin bisa saya sebutkan satu persatu saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Semoga Allah SWT membalas amal perbuatan kita semua dan mengampuni dosa-dosa yang sudah kita perbuat. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan. Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat. Tasikmalaya, 4 Oktober 2011

Penulis,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN 1..............................................................................................................................Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1 2..............................................................................................................................Rumu san Masalah............................................................................................................ 1 3..............................................................................................................................Tujua n Penelitian............................................................................................................. 2 4..............................................................................................................................Meto de Penelitian........................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 1..............................................................................................................................Penge rtian Inovasi Pendidikan......................................................................................... 3 2..............................................................................................................................Tujua n Inovasi Pendidikan.............................................................................................. 4 3..............................................................................................................................Sasar an Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan................................. 4 4..............................................................................................................................Inova si pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia.............................................. 6 BAB III PENUTUP

ii

1..............................................................................................................................Kesi mpulan.................................................................................................................... 12 2..............................................................................................................................Saran ................................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 13

iii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan lingkungan lokal, regional, dan internasional saat ini berimplikasi terhadap penanganan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang ada. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan meningkatkan mutu pendidikan sangat mendesak terutama dengan ketatnya kompetitif antar bangsa di dunia dalam saaat ini. Sehubungan dengan hal ini, paling sedikit ada tiga fokus utama yang perlu diatasi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, yaitu: (i) upaya peningkatan mutu pendidikan; (ii) relevansi yang tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan, dan (iii) tata kelola pendidikan yang kuat. Dalam dunia pendidikan Inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi akan terjadi kemandekan pada dunia pendidikan yang kemudian berimbas pada pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti politik, ekonomi, social dan lain-lain. Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu. 2. Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada makalah ini adalah: 1) 2) 3) 4) Apa Pengertian inovasi pendidikan? Apa Tujuan Inovasi Pendidikan? Apa Sasaran Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan? Apa saja Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia?

iv

3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari Penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui: 1) 2) 3) 4) Untuk mengetahui Pengertian inovasi pendidikan Untuk mengetahui Tujuan Inovasi Pendidikan Untuk mengetahui Bagaimana Sasaran Program Pembaruan (Inovasi) dalam Untuk mengetahui model pembelajaran inovasi di Indonesia.

Bidang Pendidikan tersebut.

4. Metode Penulisan Metode yang digunakan untuk penyusunan makalah ini adalah metode pustaka, yaitu penulis mengambil data-data dari beberapa sumber seperti buku dan internet.

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Inovasi Pendidikan Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Maka dapat ditarik kesimpulan Ibahwa Inovasi pendidikan adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi dunia pendidkan. Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi, dan Kurikulum. Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau suatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi. Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, daat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi. Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.

vi

Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada. 2. Tujuan Inovasi Pendidikan Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi adalah, yakni meningkatkan sumbersumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunana), dengan menggunakan sumber, tenga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. Tahap demi tahap arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia: 1) Mengajar ketinggalan-ketinggala yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajara dengan kemjuan tersebut 2) Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. 3. Sasaran Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan Sasaran yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen apa saja dalam bidang pendidikan yang dapat menciptakan inovasi. Pendidkan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional. Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, seperti yang dikutip oleh Ibrahim (1988) : vii

1) Pembinaan Personalia Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari sistem. Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan mutu guru, sistem kenaikanpangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan sebagainya. 2) Banyaknya Personal dan Wilayah Kerja Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah. 3) Fasilitas Fisik Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video. 4) Penggunaan Waktu Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran. 5) Perumusan Tujuan Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovas iyang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional. 6) Prosedur Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.

viii

7) Peran yang Diperlukan Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya peran guru sebagai pemakai media, peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai team teaching. 4. Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia 1) Top Down Inovation Inovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik ntuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk menolak elaksanaannya.Contoh adalah yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Seperti penerapan kurikulum, kebijakan desentralisasi pendidikan dan lainlain. 2) Bttom up Inovation Yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Biasanya dilakukan oleh para guru. 3) Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang demokratis kalau tidak dapat disebut liberal-ketika pada saat ini otonomisasi pendidikan melalui berbagai instrument kebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, privatisasi perguruan tinggi negeri-dengan status baru yaitu Badan Hukum Milik Negara (BHMN) melalui PP No. 60 tahun 2000, sampai UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang mengatur konsep, ix

sistem dan pola pendidikan, pembiayaan pendidikan, juga kewenangan di sektor pendidikan yang digariskan bagi pusat maupun daerah. Dalam konteks ini pula, pendidikan berusaha dikembalikan untuk melahirkan insan-insan akademis dan intelektual yang diharapkan dapat membangun bangsa secara demokratis, bukan menghancurkan bangsa dengan budaya-budaya korupsi kolusi dan nepotisme, dimana peran pendidikan (agama, moral dan kenegaraan) yang didapat dibangku sekolah dengan tidak semestinya. Jika kita merujuk pada undang-undang Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi pemerintahan daerah maka Desentralisasi pendidikan bisa diartikan sebagai pemberian kewenangan untuk mengatur pendidikan di daerah. Ada dua konsep esentralisasi pendidikan: Pertama, desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan. Desentralisasi lebih kepada kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Kedua, desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar di tingkat sekolah. Konsep pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi. Konsep kedua lebih fokus mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing. Pedoman penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik mengacu pada SKL yang meliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. x

Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 4) Quantum learning Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yangdapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu prosesyang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakanteknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun,Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untukmembantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan danperubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dariupaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yangdisebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pastimempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid didalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebihjauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampildalam seni pengajaran sugestif bermunculan. Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai interaksiinteraksiyang mengubah energi menjadi cahaya. Mereka mengasumsikan kekuatan energi sebagaibagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2,mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang secara fisikadalahmateri. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi,hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Pada kaitan inilah, quantumlearning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar 5) Contextual Teaching and Learning /CTL xi

Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkandengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuanyang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluargadan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagisiswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja danmengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebihdipentingkan daripada hasil Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya.Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukansesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukansendiri bukan dari apa kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola denganpendekatan kontekstual 6) Cooperative Learning Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran CooperativeLearning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yangtermasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitusaling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlianbekerja sama, dan proses kelompok. Falsafah yang mendasari pembelajaran Cooperative Learning (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antarasesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orangatau lebih.

xii

Pembelajaran

kooperatif

adalah

salah

satu

bentuk

pembelajaran

yang

berdasarkanfaham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlahsiswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalammenyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus salingbekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajarankooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belummenguasai bahan pelajaran. 7) Active learning Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapatmencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang merekamiliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untukmenjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. 8) PAKEM Adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasanasedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakangagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalammembangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramahguru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatankepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan denganhakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehinggamemenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh padabelajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginyawaktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan xiii

menyenangkantidaklahcukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yangharusdikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memilikisejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktifdanmenyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya sepertibermain biasa.

xiv

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas. 2. Saran Dalam mengembangkan inovasi pembelajaran sebaiknya dilihat keadaan individu dan lingkungan. Masing-masing individu mempunyai kapasitas otak yang berbeda-beda.

xv

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Fuad Ihsan, dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta, 1997 www.Google.com www.anakciremai.com sumber : Ersis Warmansyah Abbas Magister Pengembangan Kurikulum http://makalah-inovasipendidikan.blogspot.com/ Jensen, Eric, Brain-Based Learning. (2008). Yogyakarta: Pustaka Belajar Udin Syaefudin, 2009, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta. http://www.penadenikurniawan.com http://www.widanarto.wordpress.com

xvi

xvii

You might also like