You are on page 1of 90

FISIOLOGI GINJAL DAN

CAIR TUBUH
dr. Adelia Handoko, M.Si

DEPARTEMEN FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS
JEMBER
2021
Pokok Bahasan
• Kompartemen cairan tubuh
1. Cairan intrasel dan ekstrasel
2. Udema
• Anatomi dan fisiologi ginjal
1. Anatomi ginjal
2. Pembentukan urin oleh ginjal I (filtrasi glomerulus,
renal blood flow dan regulasinya)
3. Pembentukan urin oleh ginjal II ( reabsorbsi dan
sekresi tubular)
4. Regulasi ginjal terhadap keseimbangan ion kalium,
calcium, magnesium, fosfat
5. Mekanisme ginjal terhadap pengaturan volume cairan
intrasel dan ekstrasel
6. Regulasi asam-basa
CAIRAN INTRASEL DAN
EKSTRASEL
KOMPARTEMEN CAIRAN
• Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua
kompartemen utama, yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS)
2. Cairan ekstra selular (CES)
Pada orang dewasa 60% dari berat badan adalah air
(cairan dan elektrolit).
BODY FLUID VOLUME
Body fluid
60% water

Intracelluler extracelluler
2/3(40%) 1/3(20%)
(28 lt in 70 kg (14 lt in 70 kg
young adult) young adult)
Transcelluler
Plasma
Interstitial 1-3%
5% (3.5 lt in
15% (10.5 lt in 70 kg (Cerebrospinal)
70 kg young
young adult) (aqueous
adult)
humor)
PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH
DIBANDINGKAN BERAT BADAN
Umur Total cairan tubuh (%)
terhadap BB
Bayi BL 77
6 Bulan 72
2 Tahun 60
16 Tahun 60
20-39 Tahun:
Pria/Wanita 60/50
40-59 Tahun:
Pria/Wanita 55/47
Electrolyte Composition of Body Fluid
Electolyte Plasma(mEq/L Interstetiel Intracelluler
(mEq/KgH2o) (mEq/KgH2o)
Cation:
Na+ 142 145 10
K+ 4 4 159
Ca2+ 5 3 1
Mg2+ 2 2 40
Total 153 154 210
Anion:
Cl- 103 117 3

HCO3- 25 28 7
Protein 17 - 45
Others 8 9 155
Total 153 154 210
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
• Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut,
substansi terlarut (zat terlarut):
1. Air adalah senyawa utama dari tubuh
manusia.
Rata-rata pria dewasa hampir 60% dari berat
badannya adalah air dan rata-rata wanita
mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
• Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis
substansi terlarut (zat terlarut): elektrolit dan
non-elektrolit.
• (a) Elektrolit:Substansi yang berdiasosiasi
(terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan
positif dalam larutan. Kation ekstraselular
utama adalah natrium (Na+), sedangkan
kation intraselular utama adalah kalium
(K+).
• Anion :
ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam
larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida (
Cl¯ ), sedangkan anion intraselular utama adalah
ion fosfat(PO4-).

• (b).Non-elektrolit : Substansi seperti


glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan. Non- elektrolit lainnya yang
secara klinis penting mencakup
kreatinin dan bilirubin.
FUNGSI CAIRAN TUBUH
❑ Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke
sel-sel
❑ Mengeluarkan buangan-buangan sel
❑ Membantu dalam metabolisme sel
❑ Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
❑ Membantu memelihara suhu tubuh
❑ Membantu pencernaan
❑ Mempemudah eliminasi
❑ Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP,
SDM)
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR
TUBUH YANG UTAMA

Intake (Range) Output (range)


AIR (ml) 1.Urine = 1400 – 1.800
Air minum = 1400 – 1800 2.Faeces = 100
Airdalam makanan= 700 – 1000
3.Kulit = 300 - 500
Air hasil oksidasi = 300 - 400
4.Paru-paru = 600 - 800

TOTAL = 2400 -3200 TOTAL = 2400 – 3200


• Cairan ditambahkan ke
dalam tubuh dari dua
sumber utama :
• Asupan cairan (makan
dan minum) 🡺 2100
ml/hari
• Sintesis tubuh (oks
karbohidrat) 🡺 200
ml/hari
• TOTAL 🡺 2300 ml/ hari
Intake (range) Output (range)

Natrium(mEq)=70 (50-100) ❑ Urine = 65 (50-100)


❑ Faeces = 5 (2-20)
Kalium (mEq) = 100 (50-120) ❑Urine = 90 (50-120)
❑ Faeces = 10 (2-40)
Magnesium (mEq) = 30 (5-60) ❑ Urine = 10 (2-20)
❑ Faeces = 20 (2-50)
Kalsium (mEq) = 15 (2-50) ❑ Urine = 3(0-10)
❑ Faeces = 12 (2-30)
Protein (g) = 55 (30-80)
Nitrogen (g) = 8 (4-12)
Kalori = 1800-3000
Insensible Loss (IWL)
❑ Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit
(difusi) & paru
❑ Untuk mengetahui “Insensible Loss (IWL)”
dapat menggunakan penghitungan sebagai
berikut :
o DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
o ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari

Jika ada kenaikan suhu :


o IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
Pengaturan keseimbangan / volume vaskular
dan osmolalitas cairan ekstraselular (CES)

1. Rasa Dahaga
2. Anti Diuretik Hormon (ADH)
3. Aldosteron
4. Prostaglandin
5. Glukokortikoid
KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT
DIPERTAHANKAN MELALUI INTEGRASI DARI
FUNGSI :

•∙ GINJAL
•∙ HORMONAL
•∙ SARAF
ANATOMI GINJAL

Dua ginjal terletak di dinding posterior abdomen, diluar rongga


peritoneal (retroperitoneal)
Setiap ginjal 150 gram (sekepalan tangan)
Tdd dr dua bagian utama (korteks dan medula)
SUPLAI DARAH GINJAL
Menerima 21% curah
jantung (1200 ml/menir)
A. renalis 🡺 A. interlobaris 🡺
A. arkuata 🡺 A.
interlobularis (A. radialis) 🡺
A. aferen 🡺 kapiler
glomerulus 🡺 A. eferen 🡺
kapiler peritubular 🡺 V.
interlobularis 🡺 V. arkuata 🡺
V. interlobaris 🡺 V. radialis
FUNGSI GINJAL:
Mengatur:
1. Jumlah cairan tubuh
2. Osmolaritas cairan ekstrasel
3. Konsentrasi ion-ion penting dalam cair
tubuh
4. Keseimbangan asam-basa
5. Alat endokrin (Renin: Erytropoietin)

1 s/d 4 🡺 FUNGSI HOMEOSTASIS


Fungsi ekskresi ginjal: 🡺NEFRON

Unit fungsional ginjal


Masing masing ginjal 1 juta nefron
Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru
Nefron memiliki 2 komponen:
❖ Komponen vascular
❖ Glomerulus
• Memfilter sebagian besar cairan dari darah
❖ Tubulus
❖ Tubulus Proksimal,
❖ Ansa Henle (Desenden & Asenden),
❖ Tubulus Distal
❖ Tubulus Koligentes
• Mengubah cairan yang sudah difiltrasi menjadi urine
Tipe Nefron:
1. Cortical nephron
2. Juxta medulary nephron (±15%) (Juxta = dekat)
1. GLOMERULUS
Filter Glomerulus:
1. Endotelium kapiler
2. Lamina basalis
3. Epitelium pars viseralis
kapsula Bowman (Podocyt)

Pori endotel = 100 nm


Celah podocyt = 25 nm
Lamina Basalis = 8 nm
Luas area filtrasi = 0,8 nm²
Ultrafiltrat = Plasma – Protein
2. TUBULUS PROKSIMALIS:
Panjang = 15 mm
• Tight junction
• Lateral intercelluler space
• Brush border
3. LENGKUNG HENLE:
• pars Descendens : 2 – 14 mm
• pars Ascendens :
- banyak mitokondria
- berakhir di macula densa (pembatas)
- sel juxtaglomerular :
vas afferent 🡺Renin
4. TUBULUS DISTALIS:
Panjang : 5 mm
▪ Epitel lebih pipih dari epitel tubulus proksimalis
▪ Tak ada brush border

5. DUCTUS COLLIGENTES:
Panjang : 20mm
▪ Menampung beberapa tubulus distalis
▪ Bermuara di papilla renalis

PANJANG SELURUH NEFRON: 45 – 65 MM


ALIRAN DARAH GINJAL
Renal Blood Flow (RBF) = 1200 ml/menit
Cardiac Output (CO) = 5000 ml/menit

RENAL FRACTION:
= Bagian dari Cardiac Output Total yang melewati ginjal
= kecepatan aliran darah melalui kedua ren X 100%
cardiac output
KECEPATAN ALIRAN DARAH
TIAP 100g JARINGAN:
ORGAN BLOOD FLOW ( ml / menit )
Otot skelet 3
Otak 54
Hati 58
Otot jantung 84
Ginjal 420
Pentingnya Renal Fraction:
1. Membersihkan cair tubuh dari sisa metabolisme
2. Mengatur jumlah cair tubuh
3. Mengatur keseimbangan elektrolit & asam basa cair
tubuh
Renal Plasma Flow (RPF) = plasma yang mengalir ke
ginjal = 650 ml/menit
Tekanan darah 90 mmHg – 200 mmHg : Renal Blood
Flow konstan
Autoregulasi:
▪ Tetap ada pada denervasi
▪ Hilang pada pemberian obat yang melumpuhkan
otot polos vaskuler
Kesimpulan:
Ada respon kontraktil langsung otot polos arteriol
afferent terhadap regangan
Grafik : Autoregulasi aliran darah ginjal
G F R ( Glomerular Filtration Rate):
Jumlah filtrat yang disaring dari plasma dalam satu
menit
Normal : ±125 ml/ menit
• 1 jam dibentuk : 7,5 l
• 1 hari dibentuk : 180 l
Lebih dari 99% di reabsorpsi 🡺 Produksi urina = ± 1 l/hari
Filtration Fraction :
G F R = 125 ml/menit
R P F = 650 ml/menit
Aparatus Jukstaglomerular
Reabsorbsi & Sekresi Oleh Tubulus Ginjal
• Filtrat glomerulus masuk ke tubulus : tub proksimal – loop
of henle – tub distal – tub kolektivus – duktus kolektivus
urine
• Zat-zat secara selektif direabsorbsi ke dalam darah & yg
lain disekresi dari darah ke tubulus.
• Reabsorbsi tubulus terjadi secara selektif & dalam jumlah
besar.
Filtrasi = GFR x konsentrasi plasma
Mekanisme reabsorbsi tubulus

• Zat yg direabsorbsi hrs ditransport dalam 2 tahap :


1. Melalui membran epitel tubulus ke dalam cairan
interstitial dg transport aktif atau pasif (jalur
transeluler atau paraseluler).
2. Melalui membran kapiler peritubuler ke dalam
darah dg ultrafiltrasi yg diperantarai kekuatan
hidrostatik atau osmotik koloid.
Transepithelial Transport
MEKANISME TRANSPORT :

Transport Pasif : sll dr gaya tinggi 🡺 rendah (down–hill)


1. Selisih konsentrasi (Ureum)
2. Selisih muatan listrik (Cl )
3. Selisih tekanan ( Filtrasi )

Transport Aktif :
4. Butuh energi
5. Melalui jalur transeluler dan atau paraseluler
6. Melawan electro chemical gradient (Up- hill)
7. Butuh carrier system
Reabsorbsi air secara pasif dg osmosis terutama
bersamaan dg reabsorbsi Na.
Reabsorbsi Cl, urea dan solut lain secara difusi pasif.
Cl juga direabsorbsi secara transport aktif sekunder.
Reabsorbsi & Sekresi Sepanjang Nefron

Reabsorbsi tubulus proksimal


- Normalnya 65% Na & air setelah difilter direabsorbsi
di tub proksimal.
- Tubulus proksimal mempunyai kapasitas yg tinggi
untuk reabsorbsi aktif & pasif krn sifat epitelnya
metabolisme tinggi, mitokondria banyak, brush
border luas.
- Bahan yg direabsorbsi :
I : Na, glukosa, asam amino, bikarbonat.
II : Na, Cl
Sekresi tubulus proksimal
- Sekresi asam & basa organik : garam empedu, oksalat,
urat & katekolamin.
- Sekresi produk metabolisme obat & toksin berbahaya.
- 90% PAH (para-amonihippuric acid) 🡺 sebagai salah
satu indeks laju plasma ginjal
Transport zat terlarut & air di ansa henle
• Ada 3 segmen : Thin descending segment, Thin
ascending segment & Thick ascending segment.
• Descending :
• sangat permeabel terhadap air, cukup permeabel thd
sebagian besar solut (urea & Na) 🡺 difusi sederhana
• 20% air yg difilter direabsorbsi disini.
• Ascending :
• tidak permeabel thd air 🡺mengkonsentrasi urine.
• Segmen tebal :
• ativitas metabolik tinggi, dpt transport aktif Na, Cl, K 🡺
mereabsorbsi 25% yg difilter.
Tubulus distal
• Bagian I : kompleks juxtaglomerular, pengatur feedback
GFR & aliran darah.
• Bagian II : sangat berliku & sifat absorbsinya seperti
segmen tebal ascending LOH merebasorbsi sebagian
besar ion tp impermeabel thd air & urea.
• Segmen dilusi : mengencerkan cairan tubular.
• Tubulus distal akhir & tub kolektivus kortikal : secara
anatomi mempunyai 2 sel yg berbeda, sel prinsipal &
interkalated.
• Sel prinsipal : reabsorbsi Na & air , mensekresi K.
• Sel interkalated : reabsorbsi K & mensekresi ion H.
Tubulus koligentes medular
- Reabsorbsi 10% air & Na yg difilter.
- Tahap akhir pemrosesan urine, sangat penting dalam
menentukan output air & zat terlarut dlm urine.
- Permeabilitas terhadap air ditentukan oleh kadar ADH
jika ADH tinggi air direabsorbsi sehingga volume urine
menurun.
- Permeabel thd urea (beda dg tub koligentes kortikal).
- Mampu mensekresi ioh H melawan gradien
konsentrasi (serupa dg tub koligentes kortikal 🡺
menjaga keseimbangan asam basa)
• Kapan solut terkonsentrasi dalam cairan tubular
ditentukan oleh derajat relatif reabsorbsi solut
melawan reabsorbsi air.
• Jika persentase air direabsorbsi lebih besar, substrat
akan terkonsentrasi, sebaliknya.
• PAH, kreatinin, inulin, urea sangat terkonsentrasi
dalam urine.
• Glukosa, asam amino direabsorbsi, hampir tidak ada
dalam urine.
Pengaturan Reabsorbsi Tubular
a. Pengaturan lokal
• Keseimbangan glomerulotubular kemampuan tubulus
utk meningkatkan kecepata reabsorbsi sebagai respon
terhadap peningkatan beban tubular.
• Kekuatan fisik kapiler peritubuler & cairan interstitial
ginjal tekanan hidrostatik & osmotik.
• Tekanan arteri (mekanisme tekanan natriuresis &
tekanan diuresis). Sedikit peningkatan tekanan arteri
sangat menaikkan ekskresi Na & air dalam urine.
b. Pengaturan hormonal
• Aldosteron meningkatkan reabsorbsi Na &
meningkatkan sekresi K.
• Angiotensin II meningkatkan reabsorbsi Na & air, dg
cara ;
1. Merangsang sekresi aldosteron.
2. Mengkonstriksi arteriol efferen.
3. Merangsang reabsorbsi Na di tub prok, Loof of
henle & tub distal secara langsung.
• ADH meningkatkan reabsorbsi air
• Atrial natriuretic peptide menurunkan reabsorbsi Na
& air.
• Hormon paratiroid meningkatkan reabsorbsi Ca
Hormon Site of action effect

Aldosteron Tub kolektivus reabsorbsi NaCl, air,


sekresi K

Angiotensin II Tub proks, thick segment reabsorbsi NaCl, air,


ascending LOH/tub distal sekresi K

ADH Tub distal/tub & duktus kolektivus Reabsorbsi air


Tub distal/tub & duktus kolektivus
Atrial natriuretic peptide Reabsorbsi NaCl
Tub proks, thick segment
Hormon paratiroid ascending LOH/tub distal
Reabsorbsi PO4,
reabsorbsi Ca
c. Pengaturan saraf
• Aktivasi sistem saraf simpatis
• Meningkatkan reabsorbsi Na di tub proksimal & thick
segment ascending LOH
• Menurunkan ekskresi Na & air dg mengkonstriksi
arteriol afferens dan eferen
• Meningkatkan pelepasan renin & pembentukan
angiotensin II.
Syarat-syarat zat untuk mengukur G F R :
• Molekul kecil
• Tidak direabsorpsi / disekresi
• Tidak dimetabolisir
• Tidak beracun
• Tidak terikat pada plasma protein
• Tidak disimpan pada ginjal
• Tidak mempengaruhi kecepatan filtrasi
• Mudah dianalisa
Cara mengukur G F R :

G F R x Px =Ux x V
FUNGSI TUBULUS
I. Reabsorpsi
II. Sekresi

I. Reabsorpsi :
Ux . V < Px . GFR

Tx = jumlah zat yang


T = Px. GFR – Ux. V direabs / disekresi

II Sekresi :
Ux. V > Px. GFR
T = Ux. V – Px. GFR
Pengaturan Osmolaritas Cairan Ekstraselular &
Konsentrasi Na
1. Ginjal mengekskresi kelebihan air dg membentuk
urine encer peran hormon ADH (vasopresin).
2. Ginjal menjaga air dg mengekskresi urine pekat.
3. Mekanisme feedback osmoreseptor-ADH
4. Intake cairan mekanisme haus.
Defisit air

Osmolaritas ekstraseluler

Sekresi ADH

ADH plasma

Permebilitas air di tub distal & duktus kolektivus

Reabsorbsi air

Ekskresi air

Mekanisme feedback osmoreseptor-ADH


REGULASI GINJAL
TERHADAP KESEIMBANGAN
ION KALIUM, CALCIUM,
MAGNESIUM, FOSFAT
A. Regulasi Kalium
• Konsentrasi normal 4,2 mEq/liter ± 0,3 mEq/liter
(waspada bahaya: hypokalemia dan hiperkalemia)
• 95% didalam sel, 2% cairan ekstraseluler
• Ekskresi kalium ditentukan oleh jumlah dari ketiga
proses di ginjal :
1) Laju filtrasi kalium (GFR dikali dengan
konsentrasi kalium plasma) 756 mEq/hr (GFR,
180 liter/hari x 4,2 mEq/liter)
2) Laju reabsorbsi kalium oleh tubulus
3) Laju sekresi kalium oleh tubulus
• Laju filtrasi cenderung konstan
• Penurunan GFR yang berat (penyakit ginjal) 🡺
hiperkalemia
Tempat tempat reabsorbsi dan sekresi di tubulus ginjal
B. Regulasi Kalsium
• Nilai normal 2,4 mEq/liter (waspada hipokalsemia 🡺
tetani hipokalemi, kekakuan kontraksi otot rangka,
hyperkalemia 🡺 aritmia jantung)
• Dari total kalsium yang dikonsumsi, 10% diabsorbsi,
sebagian besar diekskresi melalui feses
• Kalsium di dalam tubuh, 99% di tulang, 1% cairan
intraseluler, 0,1% cairan ekstraseluler
• Hormon pengatur utama, Paratiroid hormone (PTH)
diproduksi oleh kelenjar paratiroid
• Merangsang resorbsi tulang (pelepasan garam dr tulang)
• Merangsang aktivasi vitamin D 🡺 ↑ resorbsi kalsium
• ↑ reabsorbsi kalsium tubulus ginjal
↑ reabsorbsi kalsium di segmen tebal asenden ansa henle dan tubulus
distal. Di tubulus proksimal reabsorbsi kalsium disertai dg Na dan H2O
C. Regulasi Fosfat
• Maksimum transport di tubulus ginjal untuk
mereabsorbsi fosfat 0,1 mM/menit, semua fosfat akan
direabsorbsi jika kurang dari nilai ini
• Peran PTH dalam regulasi fosfat :
1) ↑ resorpsi tulang 🡺 membuang sejumlah besar ion fosfat ke
dalam cairan ekstraseluler dari garam-garam tulang
2) ↓ maksimum transport untuk fosfat oleh tubulus ginjal,
sehingga sebagian besar fosfat tubulus terbuang dalam urin
D. Regulasi Magnesium
• Lebih dari setengah magnesium tubuh disimpan di
dalam tulang, sisanya di dalam sel
• Total konsentrasi magnesium plasma 1,8 mEq/liter (½
terikat protein plasma, magnesium terionisasi bebas 0,8
mEq/iter)
• 25% di reabsorbsi tub proksimal, 65% di ansa henle, 5%
di tub distal dan tub koligentes
Mekanisme Haus
• Pusat haus sama dengan pusat pengatur sekresi ADH,
nukleus preoptik anterolateral.
• Yang merangsang haus : peningkatan osmolaritas CES,
penurunan volume darah & TD, peningkatan
angiotensin II, rasa kering dalam mulut dan
membrane mukosa esophagus 🡺 sensasi haus,
• Yang menurunkan rasa haus : penurunan osmolaritas
CES, peningkatan volue darah & TD, penurunan
angiotensin II & distensi lambung.
Miksi
• Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi
• Terdiri dr 2 tahap :
1. Kandung kemih terisi secara progresif sampai
tegangannya meningkat diatas nilai ambang
(250-400 ml)
2. Refleks miksi muncul utk mengosongkan kandung
kemih, bila gagal menimbulkan keinginan sadar utk
miksi.
Terima kasih

You might also like