Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
D3 TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Tujuan:........................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
DASAR TEORI........................................................................................................................3
2.1 Pengertian DWDM.......................................................................................................3
2.2 Keunggulan DWDM.....................................................................................................3
2.3 Teknik Oprasional DWDM...........................................................................................3
2.4 Kompoonen penting pada DWDM.................................................................................4
2.5 Topologi Jaringan.........................................................................................................4
BAB III.....................................................................................................................................7
PENUTUP................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................7
BAB IV.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan:
● Memberikan pemahaman yang mendalam tentang teknologi Dense Wavelength
Division Multiplexing (DWDM) kepada pembaca.
● Mengidentifikasi Komponen penting pada DWDM
2
● Menjelaskan secara rinci bagaimana perancangan DWDM beroperasi dan mengapa
itu dianggap sebagai solusi yang efektif untuk pengoptimalan kapasitas jaringan optik.
● Menyajikan studi kasus atau contoh implementasi DWDM.
BAB II
DASAR TEORI
3
panjang gelombang yang sesuai dengan panjang gelombang yang tersedia pada kabel
serat optik kemudian dimultipleksikan pada satu serat. Dengan teknologi DWDM ini,
pada satu kabel serat optik dapat tersedia beberapa panjang gelombang yang berbeda
sebagai media transmisi yang biasa disebut dengan kanal.
4
kedua jenis toplogi ini bisa diterapkan pada teknologi DWDM. Karena topologi
jaringan tipe Ring dapat mengantisipasi dan meminimalisasi jika terjadi kerusakan
sehingga informasi yang dikirimkan dapat berjalan dengan lancar, maka topologi Ring
cocok digunakan. Berikut ini adalah konfigurasi menggunakan topologi Ring pada
area Pekanbaru.
Topologi jaringan dengan sistem ring pada area Pekanbaru pada gambar 3.1
dapat dijelaskan bahwa dari sembilan sentral lokal (STO) terhubung menggunakan
ring serat optik dan menggunakan ONU ( optical network unit). Kemudahan yang
diberikan dengan topologi ring ini terlihat dari mengantisipasi kerusakan jaringan
sehingga mengakibatkan komunikasi tetap berjalan. Misalnya terjadi kerusakan
jaringan antara PBM ( Pekanbaru Mall) dengan PBRC (Pekanbaru Centrum) maka
pelanggan tetap bisa melakukan komunikasi dengan menerapkan sistem berputar arah
(kontingensi) menuju PMC (Pekanbaru Mall Ciputra) dan sampai TBS ( Tambusai)
dan akhirnya menuju ke PBRC (Pekanbaru Centrum), sistem ini akan diterapkan sama
pada sentral lokal STO yang lain pada konfigurasi area Pekanbaru. Setiap serat optik
yang terpasang memiliki suatu kabel backup yang berfungsi untuk mengganti setiap
kabel serat optik yang putus.
5
Jumlah pemasangan core pada konfigurasi topologi jaringan ring pada gambar
3.1 adalah dipasang sebanyak 12 core dengan kapasitas bandwith masing-masing core
adalah 10 GHz. Pemasangan core akan berbeda pada setiap STO karena setiap STO
yang memiliki kapasitas bandwidth yang besar akan memerlukan core yang banyak
dan sebaliknya.
Pada sistem transmisi dapat dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan jenis
serat optiknya. Pertama dengan menerapkan sistem End to end pada jenis serat optik
yang dipakai adalah multi mode. Kedua dengan menerapkan sistem point to point
pada komunikasi jenis kabel single mode. Dari kedua sistem transmisi tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya pada sistem point to point memiliki
kelebihan III-3 menghubungkan langsung kepada STO yang dituju sehingga
komunikasi lebih cepat. Namun sistem point to point juga memiliki kekurangan yaitu
efisiensi penggunaan core yang berhubungan dengan bandwith akan lebih kecil
dibanding dengan sistem End to end.
Dengan sistem End to end bahwa setiap STO akan terhubung pada setiap STO
yang didekatnya sehingga mengakibatkan komunikasi akan lambat, akan tetapi
efisiensi pemakaian core akan lebih besar disebabkan penggunaan yang efisien. Pada
masing- masing STO akan diberikan backup daya seperti mesin genset yang bertujuan
agar untuk menghindari pemutusan arus listrik dari masing-masing STO sehingga
komunikasi yang dilakukan tetap berjalan normal. Pemakaian sistem ini kontingensi
terbagi menjadi 2 pertama dengan mengganti secara manual pada switch STO terputus
dengan meghubungkan pada STO berbeda. Sedangakan yang kedua dengan sistem
otomatis yakni melakukan shut down pada STO terputus dan melakukan up pada STO
yang diinginkan dan sistem ini dikenal dengan Iddle.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) merupakan solusi
inovatif untuk mengoptimalkan kapasitas jaringan optik dan mewakili evolusi signifikan
dalam domain telekomunikasi. Dengan memahami komponen kritis pada DWDM, seperti
Optical Supervisory Channel (OSC) dan topologi jaringan, pembaca dapat memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang bagaimana DWDM diimplementasikan. Komponen
penting, seperti Transmitter, Receiver, dan Terminal Multiplexer, menyatukan kekuatan
DWDM dalam mentransmisikan dan menerima sinyal informasi dengan efisiensi tinggi.
Penggunaan topologi Ring pada area Pekanbaru, sebagai studi kasus, menyoroti
fleksibilitas DWDM dalam mengatasi potensi gangguan dengan mengimplementasikan
kontingensi yang cermat. Konfigurasi ini memerlukan pemasangan core yang disesuaikan
dengan kebutuhan bandwidth, backup daya, dan strategi kontingensi sebagai elemen-elemen
kunci dalam rancangan operasional DWDM. Dengan demikian, DWDM tidak hanya
memberikan kapasitas transmisi yang besar, tetapi juga menjadi solusi yang efektif dan andal
dalam memenuhi tuntutan jaringan optik yang terus berkembang.
Melalui studi kasus ini, pembaca dapat melihat secara konkret bagaimana DWDM
dapat diimplementasikan dengan sukses dalam menghadapi tantangan kapasitas. Konfigurasi
topologi Ring memberikan gambaran nyata tentang kemampuan DWDM untuk menjaga
kelancaran komunikasi meskipun terjadi gangguan, dengan konsep kontingensi yang cermat
dan backup daya yang terencana. Penerapan DWDM juga terbukti dapat mengoptimalkan
penggunaan core dengan pemasangan yang disesuaikan dengan kebutuhan bandwidth,
memastikan efisiensi dan keandalan jaringan. Keseluruhan, DWDM bukan hanya sekadar
teknologi transmisi, melainkan fondasi yang kuat untuk mendukung pertumbuhan layanan
voice, data, dan internet dengan keandalan dan efisiensi yang tinggi.
7
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Yamato, Y., & Wismiana, E. (2013). Teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing
(Dwdm) Pada Jaringan Optik. Jurnal Teknik| Majalah Ilmiah Fakultas Teknik
UNPAK, 14(2).
Masih, A., & Kaur, G. (2023). Machine learning‐based regression models for predicting
signal quality of dense wavelength division multiplexing (DWDM) optical
communication network. International Journal of Communication Systems, 36(13),
e5518.
Sakib, K. H. B. (2023). Design and Performance Analysis of DWDM Based Optical
Communication System with Different Channels (Doctoral dissertation, Department of
Electronic and Telecommunication Engineering).
Hidayatullah, D., Hambali, A., & Pamukti, B. (2023). Perancangan dan Analisis Sistem
Komunikasi Serat Optik Link Samarinda-Penajam Paser Utara Menggunakan
Teknologi DWDM. eProceedings of Engineering, 9(6).