You are on page 1of 15

LK. 2.

3 Perancangan Pembelajaran (rancangan layanan bimbingan klasikal dan rancangan


konseling individual)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Topik layanan Bijak Dalam Komponen layanan Layanan dasar


Menggunakan (Bimbingan Klasikal)
Smartphone (Phubbing)

Sasaran Siswa Kelas IX.B Bidang layanan Sosial

Metode/teknik PBL (Problem Based Fungsi layanan Pemahaman


Learning)

Tanggal Pelaksanaan Waktu 90 Menit (2 JP)


-

1. Tujuan Umum:
Peserta didik Mengendalikan diri dari perilaku Phubbing / kecanduan main HP (P3)

2. Tujuan Khusus:
- Peserta didik dapat menjelaskan tentang Phubbing (C2)
- Peserta didik dapat menganalisis tentang gejala gejala perilaku Phubbing (C4)
- Peserta didik dapat menganalisis factor penyebab terjadinya perilaku Phubbing
(C4)
- Peserta didik dapat menganalisis dampak penyebab perilaku Phubbing (C4)

SKKPD... Pengenalan Akomodasi Tindakan

LAndasan Perilaku Mengenal alas an Memahami Bertindak atas


Etis perlunya mentaati keragaman pertimbangan diri
aturan/norma aturan/patokan terhadap norma yang
berperilaku dalam berperilaku berlaku
dalam konteks
budaya
Profil Pelajar Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
Pancasila bergotong royong, bernalar kritis

ii. KEGIATAN LAYANAN

1. Tahap Awal/Pendahuluan
 Mengucapkan salam dan mengajak berdoa .
 Menanyakan kegiatan sebelumnya
 Melakukan presensi
 Mengapresiasikan kehadiran.
 Guru menyampaikan tujuan layanan
 Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan dan cakupan materi layanan
 Guru mengadakan ice breaking untuk motivasi dan mengkondisikan dinamika kelas

2. Tahap Inti
 Apersepsi : Guru menayangkan video tentang Phubbing https://youtu.be/1_Bp4-k2d- ))
 Mendiskusikan bersama peserta didik tentang video yang ditampilkan
 Menerapkan Model Problem Based Learning (PBL)
a. Mengorganisasikan peserta didik:
Peserta didik membentuk kelompok, yang terdiri dari 3-4 orang dilanjutkan memilih
satu kasus nyata Phubbing berupa sebuah gambar tentang Phubbing (tersedia di
dalam mistery box) yang akan didiskusikan bersama anggota kelompok.
b. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok:
Guru mengarahkan peserta didik untuk menganalisis kasus nyata tentang
Phubbing yang telah dipilih dari dalam mistery box dengan menggunakan pola
5W+1H untuk menentukan solusi guna mengatasi dan menghindari perlakuan
Phubbing.
c. Siswa mengerjakan tugas kelompok dalam kertas
d. Menampilkan hasil diskusi kelompok
Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisisnya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah:
 Kelompok yang lain menanggapi dari hasil analisis alternatif solusi yang
dipresentasikan.
 Kelompok lyang tampil menanggapi pertanyaan kelompok lainnya
f. Menyampaikan materi terkait masalah Phubbing
Peserta didik dapat menyimak pemaparan materi tentang Phubbing yang disajikan
dalam bentuk PPT, kemudian peserta didik menceritakan kasus Pubbing yang
pernah dialami atau dilihat langsung.

3. Tahap Penutup
 Peserta didik menyimpulkan kegiatan bersama peserta didik lain.
 Peserta didik merefleksi kegiatan.
 Guru menyampaikan pengumuman tentang tugas dan kegiatan minggu depan.
 Guru menutup pelajaran, mengajak peserta didik bersyukur dan mengucapkan salam

iii. EVALUASI

Evaluasi proses a. Keterlaksanaan program.


b. Perolehan peserta didik pasca layanan.
c. Perhatian peserta didik.
d. Kesesuaian program

Evaluasi hasil a. Pemahaman diri, sikap, dan perilaku yang diperoleh berkaitan
dengan materi/ topik/ masalah yang dibahas (understanding).
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses/topic yang dibahas
(comfortable).
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan
dalam rangka ujudkan upaya pengembangan/pengentasan
masalah (action).

Lunang (Pesisir Selatan, November 2023

ALBANI MUSPITAKARI, S.Pd

Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong

TTD TTD

Dr. NURFARHANAH, M.Pd.,Kons ROZA Z., M.Pd., Kons


LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. Materi

Bahaya Kecanduan Smartphone (Phubbing)

Generasi milineal tidak terlepas dari penggunaan ponsel pintar sebagai media
teknologi komunikasi terbaru. Perkembangan massif teknologi ponsel cerdas dari permulaan
tahun 2000an semakin menekankan penyederhanaan dalam berkomunikasi dan berinteraksi
sosial. Dampak negatif yang dirasa dari perkembangan ponsel pintar adalah lahirnya perilaku
‘phubbing’. ‘Phubbing’ berasal dari dua kata ‘phone’ dan ‘snubbing’ yang mengandung arti
tindakan mengabaikan orang lain ketika berinteraksi komunikasi sosial dengan lebih fokus
memperhatikan ponsel dari pada berbicara dengan orang-orang yang dihadapan. Pelaku
‘phubbing’ atau diistilahkan ‘phubber’ seringkali banyak menimpa generasi milineal yang
melek dengan teknologi informasi. Perilaku phubbing menjadi gejala sosial yang dapat
mengganggu kenyamanan proses komunikasi. Seorang komunikator (pengirim pesan)
ataupun komunikan (penerima pesan) akan terganggu dengan aktifitas salah satu pihak yang
seolah-olah memperhatikanya padahal ia tidak peduli dengan orang lain (melakukan perilaku
apatis). Hal ini termasuk sebuah penyimpangan dalam etika berkomunikasi dan dapat
merusak hubungan yang harmonis antara komunikator dengan komunikan.

A. Pengertian Phubbing
Istilah phubbing berasal dari kata "phone" dan "snubbing," yakni menggambarkan
tindakan mengabaikan orang lain ketika berinteraksi komunikasi sosial dengan lebih fokus
memperhatikan ponsel dari pada berbicara dengan orang-orang yang dihadapannya
(Haigh,2015).
Dalam interaksi sosial, phubber istilah yang diberikan kepada pelaku phubbing dan
phubbee adalah istilah bagi korban perilaku phubbing. Phubbing bisa diartikan sebagai
individu yang lebih memperhatikan ponselnya saat berkomunikasi dengan orang lain dan
menghindar dari komunikasi antar pribadi (Karadag et. al, 2015)
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa Pubbing merupakan sikap seseorang
yang lebih memfokuskan diri pada smartphone yang di genggamanya ketika sedang
berkomunikasi dengan orang lain, namun seakan-akan fokusnya ditujukan kepada lawan
bicaranya. Seseorang yang mengalami perilaku Phubbing cenderung mengabaikan lawan
bicaranya, karena perhatian lebih terfokus pada perangkat smartphone.

B. Gejala-Gejala Perilaku Phubbing


Berikut adalah gejala-gejala perilaku Phubbing, sebagai berikut (Reid, 2018).
1. Setiap saat selalu dekat dengan ponsel, dan tidak bisa jauh-jauh darinya. Contohnya,
sudah keluar dari rumah, memilih kembali ke rumah karena lupa membawa ponsel.
2. Berinteraksi verbal dengan orang lain berdurasi sebentar dan cenderung mengabaikan
lawan bicara, karena perhatian lebih terfokus pada perangkat smartphone masing-
masing. Memeriksa ponsel dilakukan kapan pun, tanpa jeda dalam percakapan dengan
orang lain. Cederung memilih media sosial dalam menjalin komunikasi.
3. Menjadi panik jika tidak ada handphone
4. enggunakan ponsel sebagai selingan untuk menghindari pekerjaan atau tugas sehari-
hari.
5. Jika menonton TV, lebih memeriksa ponsel ketika ada jeda iklan atau saat-saat adegan
yang dirasa membosankan.
6. Mudah teralihkan dari percakapan jika mendapat pesan teks atau notifikasi dari media
sosial.
C. Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Phubbing
Berikut adalah faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku phubbing (Lestari &
Ilawaty, 2020)
1. Faktor internal yang menjadi penyebab utama siswa kecanduan handphone adalah
faktor tingkat sensation seeking yang rendah dan kontrol diri yang rendah. asenation
seeking ini artinya adalah kebosanan, sedangkan kontrol diri berarti seseorang yang
tidak bisa mengontrol diri untuk suatu hal yang berkaitan dengan kesenangan. Jadi,
ketika dia bosan, dia butuh hal yang mengasikkan dan membuat senang. Bermain
handphone adalah salah satu cara terbaiknya.
2. Faktor eksternal yang menjadi penyebab utama siswa kecanduan handphone adalah
faktor media. Faktor ini terkait dengan tingginya paparan media tentang telepon
genggam dan berbagai fasilitasnya. Semakin tinggi paparan media tentang iklan telepon
genggam maka makin besar kemungkinan menyebabkan mobile phone addict.
3. Faktor situasional yang menjadi penyebab utama siswa kecanduan handphone adalah
faktor kejenuhan belajar. Artinya, saat mereka merasa jenuh dalam belajar, mereka
akan bermain handphone. Jika hal ini terus-terusan terjadi, maka akhirnya akan
membuat anak kecanduan bermain handphone.
4. Faktor sosial yang menjadi penyebab utama siswa kecanduan adalah handphone
adalah faktor connected presence. Connected presence sendiri diartikan sebagai
keinginan untuk berinteraksi dengan sosial yang berasal dari dalam diri sendiri. Hasrat
atau keinginan untuk menjalin interaksi sosial tanpa ada paksaan dan kharusan dari
manapun.

D. Dampak Penyebab Perilaku Phubbing


Dampak yang akan terjadi pada seseorang yang mengalami Phubbing adalah
sebagai berikut (Fanani, 2022)
1. Sulit untuk bersosialisasi: Seseorang yang mengalami phubbing cenderung sulit untuk
menjalankan fungsinya sehari-hari karena lebih fokus pada Smartphone-nya
2. Anti sosial: Seseorang yang mengalami phubbing akan merasa bahwa kebutuhan
sosialnya sudah terpenuhi dari Smartphone-nya dan pada akhirnya melepaskan
interaksi secara langsung dengan sosialnya.Orang yang kecanduan hp karena dia
merasa bahwa yang ada hanya dunia maya
3. Pola tidur tidak teratur: Dampak kecanduan gadget pada remaja yang pertama adalah
perihal rutinitas tidur. Remaja yang selalu mengutamakan gadget diatas segalanya pasti
menemukan kesulitan ketika ia hendak tidur. Pasalnya, cahaya biru buatan yang datang
dari gadget atau alat elektronik lainnya dapat mengurangi hormon melatonin yang
memicu tidur. Remaja yang enggan menaruh gadget dan memilih untuk bermain gadget
pada malam hari akan merasakan dampak kecanduan gadget ini yaitu kesulitan untuk
tidur. Hal itu tentu berdampak kurang baik bagi remaja dan akan mengurangi fokus
mereka pada siang hari
4. Gangguan penglihatan: Layar gadget yang mengandung cahaya biru buatan membuat
mata orang yang menatapnya menjadi berkurang ketajamannya. Ini merupakan dampak
kecanduan gadget pada remaja yang cukup berbahaya. Remaja yang mengalami
gangguan penglihatan terpaksa harus menggunakan kacamata supaya bisa tetap
melihat objek dengan jelas. Mata mereka menjadi kabur karena jarak pandang mereka
yang terlalu dekat dengan gadget. Penglihatan yang kabur itu juga disebabkan karena
mata yang terus menerus melihat gadget.
5. Kesehatan memburuk: Dampak kecanduan gadget pada remaja selanjutnya yang perlu
diwaspadai adalah perihal kesehatan tubuh. Remaja yang terlalu lama bermain gadget
dan akan membawa dampak ke postur tubuh dan berat badan yang tidak seimbang.
Sebagian besar kasus di dunia, banyak remaja yang mengalami sakit punggung, sakit
leher, sakit tangan, sakit kepala, dan lain sebagainya yang disebabkan karena terlalu
sering bermain gadget. Bahkan dalam kasus yang lebih parah bisa menimbulkan
diabetes, obesitas, dan kebutaan.
6. Perubahan Mental: Selain kondisi fisik yang terganggu, kondisi mental remaja yang
kecanduan gadget juga akan mengalami masalah. Salah satu dampak kecanduan
gadget ini merupakan salah satu kekhawatiran yang ditimbulkan akibat gadget. Kondisi
ini akan sangat mengubah kebiasaan remaja ketika mereka kecanduan gadget. Para
remaja yang mengalami dampak kecanduan gadget akan kehilangan minat dalam hal
lain selain dunia gadget. Ia tidak akan lagi memiliki hobi lain, lebih malas, dan akan
berdampak pada kondisi akademik mereka. Ini tentu sangat mengkhawatirkan. Satu-
satunya dunia yang mereka tekuni adalah gadget. Itu akan membuatnya tidak ingin
melepaskan diri dari gadget.
7. Mengurangi kemampuan belajar:Selanjutnya, dampak kecanduan gadget yang perlu
diwaspadai adalah kemampuan belajar yang menurun. Terlalu sering menggunakan
gadget akan mengorbankan hal-hal lain di luar dunia gadget. Ini tentu akan sangat
merugikan. Para remaja akan kesulitan dalam mengatur waktu mereka dan kecanduan
gadget ini akan membuat remaja kesulitan menyelesaikan pekerjaan mereka dengan
baik. Remaja yang terlalu sering menggunakan gadget akan merasa tidak punya waktu
untuk melakukan hal lain. Konsekuensinya, nilai akademiknya akan menurun.

E. Tips menghindari perilaku Phubbing


Berikut adalah tips menghindari perilaku kecanduan smartphone (Phubbing)
sebagai berikut (Pasya, 2016) :
1. Memperbanyak sosialisasi dengan lingkungan sekitar/ orang terdekat:
Seringlahberkumpul bersama keluarga ataupun teman-teman kalian, karena jika
selalu sendirian maka unjung-ujungya tidak bisa jauh dari smartphone. Disaat bersama
keluarga atau teman cobalah untuk tidak menggunakan smartphone, apalagi sampai
terlalu fokus terhadap smartphone hingga tidak peduli/mengabaikan kehadiran orang
lain disekitar kita.
2. Mematikan Smartphone 30 menit sebelum tidur:
Jika sebelum tidur kalian mempunyai kebiasaan memainkan smartphone, maka
mulai dari sekarang kebiasaan tersebut harus dibuang jauh-jauh, agar kita dapat
terlepas dari perilaku pubbing. Mematikan Smartphone 30 menit sebelum tidur juga
berfungsi agar kita lekas tidur dan kembali segar saat di pagi hari.
3. Gunakanlah Smartphone dengan positif
Dalam penggunaan Smartphone, utamakan menggunakan aplikasi yang
memberikan manfaat positif, hapuslahlah beberapa aplikasi yang memberikan manfaat
tidak baik/ negatif.
4. Membatasi penggunaan Smartphone:
Cobalah untuk memberikan batasan waktu saat kalian menggunakan Smartphone.
Misalnya saja kalian tidak boleh menggunakan Smartphone disaatsaat tertentu. Seperti
saat sedang berkumpul bersama keluarga, teman dan saat makan.
5. Menyimpan Smartphone saat bepergian:
Disarankan kalau memang Smartphone tidak benar-benar dibutuhkan saat
bepergian sebaiknya disimpan didalam tas atau saku.Hal ini dilakukan agar kalian tidak
sedikit -sedikit mengecek notifikasi yang ada di Smartphone dan agar tidak terus-
terusan menggunakan Smartphone.
6. Mengetahui dampak dari kecanduan Smartphone
Cobalah mencari informasi tentang bahaya Phubbing, bila kalian menegtahui
dampaknya, pasti akan berpikir ulang untuk terlalu sering bermain Smartphone
References

Fanani.(2022).6 Dampak Kecanduan Gadget pada Remaja yang Perlu Diwaspadai, Orang
Tua Wajib Tahu. Merdeka..https://www.merdeka.com/sumut/6-dampak-kecanduan-
gadget-pada-remajayang-harus-diwaspadai-kln.html
Pasya.2016.6 Tips Mudah Kurangi Kecanduan pada Gadget. Cermati.
https://www.cermati.com/artikel/6-tips-mudah-kurangi-kecanduan-pada-gadget
Haigh,A.(2015).Stop phubbing.tersedia di http://stopphubbing.com
Karadag,E.,Tosuntas,S.B.,Erzen,E.,Duru,P.,Bostan,N.,S¸ahin,B.M.,Babadag,B.(2015).
Determinants of phubbing, which is the sum of many virtual addictions: a structural
equation model.Journal of Behavioral Addictions,
http://dx.doi.org/10.1556/2006.4.2015.005
Lestari,&Ilawaty.(2020).FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA KECANDUAN HANDPHONE
STUDI DESKRIPTIF PADA SISWA DI SMP NEGERI 13 KOTA BENGKULU.
CONSILIA Jurnal Ilmiah BK, 3 (1), 2337. Retrieved from
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/j_consilia/article/viewFile/9473/6047
Reid,Alan J. (2018). The Smartphone Paradox: Our Ruinous Dependecyin The Device Age.
Conway, USA: Coastal Carolina University.
II. MEDIA:

A. Materi menggunakan Power Poin

B. Vidio pubbing
https://youtu.be/1_Bp4-k2d-

C. Gambar yang terkait Phubbing, yang tersedia di dalam ”mistery box’’.

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3

III. LKPD ( Lembar Kerja Peserta Didik / Konseli )

A. TUGAS KELOMPOK
1. Perwakilan kelompok mengambil satu masalah dari potongan berita yang sudah
disediakan terkait Kecanduan Handphone (Phubbing) yang tersedia di dalam
”Mistery Box”
2. Selanjutnya, setiap kelompok menganalisis kasus nyata mengenai kecanduan
Handphone (Phubbing) dengan menggunakan pola 5W+1H untuk menentukan
solusi guna mengatasi perilaku Kecanduan Handphone yang terjadi (Phubbing).
3. Hasil analisis kerja kelompok di tuliskan dalam ”Form Tugas Diskusi Kelompok”.
4. Kemudian Setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil analisis.
5. Selanjutnya kelompok lain menanggapi hasil dari presentasi dan seterusnya.
FORM.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama Kelompok : ........................................


Nama anggota/Absen : ........................................

Masalah Pertanyaan Analisis Hasil Analisis

1. Apa penyebab akar


masalah tersebut ?

2. Sebutkan ciri-ciri orang


yang mengalami kasus
tersebut ?

3. Mengapa seseorang
perlu menghindari
perilaku tersebut ?

4. Kapan waktu yang tepat


untuk menerapkan tips
menghindari perilaku
tersebut ?
5. Pembelajaran apa yang
bisa kamu ambil dari
kasus tersebut !

6. Apabila anda mengalami


perilaku tersebut,
bagaimana cara
mengatasinya ?

Lunang (Pesisir Selatan), November 2023


Guru Bimbingan Konseling

ALBANI MUSPITAKARI, S.Pd


IV. Lembar Evaluasi Proses

INSTRUMEN PENILAIAN PROSES


LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Komponen layanan : Layanan Dasar


Bidang layanan : Sosial
Topik layanan : Bahaya Kecanduan Smartphone (Phubbing)
Kelas / Semester : I X.B

Petunjuk : Beri tanda centang ( √) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.
HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TIDAK
Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
A 3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan, Kegiatan,
Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian
Perolehan Siswa Pasca Layanan
1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
B
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
5. Peserta didik bijak dalam menggunakan Smatphone
Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
C
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan konselor
5. Peserta didik hadir semua
Kesesuaiaan Program
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2. Materi layanan sesuaikebutuhan peserta didik
D
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta didik
4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan
Jumlah

Skor: Ya =1 Kategori Penilaian:


Tidak =0 0 - 24 = kurang paham
25 - 54 = cukup paham
Nilai = Total skor x 100 55 - 74 = paham
20 75 - 100 = sangat paham

Lunang (Pesisir Selatan), November 2023


Guru Bimbingan Konseling

ALBANI MUSPITAKARI, S.Pd


V. Lampiran Evaluasi Hasil

EVALUASI HASIL
LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Nama PD/Konseli :…………………………………………


No. Absen :…………………………………………
Kelas/Jurusan :…………………………………………

NO. PERNYATAA SKOR


N
1 2 3
4

1. Saya memahami tujuan dari materi yang di sampaikan.

2. Saya memperoleh banyak pengetahuan dari materi yang


disampaikan.

3. Saya meyakini diri akan lebih baik, apabila bersikap sesuai dengan
materi yang disampaiakn.

4. Saya dapat mengembangkan perilaku yang lebih positif


setelah mendapatkan materi yang disampaikan.

5. Saya dapat memiliki sikap berani dan tegas untuk menghindari


perilakuPhubbing

6. Saya dapat mengatasi perilakuPhubbing yang ada dalam diri saya

Keterangan :
Skor 4: sangat baik
Skor 3: baik
Skor 2: Cukup baik
Skor 1: Kurang baik

1. Skor minimal yang di capai adalah 1x6=6, dan skor tertinggi adalah 4 x 6 = 24
2. Katagori hasil

Skor Yang diperoleh Kategori


0-6 Kurang Baik
7 - 12 Cukup Baik
13 – 18 Baik
19 - 24 Sangat Baik

Lunang (Pesisir Selatan), November 2023


Guru Bimbingan Konseling

ALBANI MUSPITAKARI, S.Pd


VI. Lembar Refleksi Kegiatan Bimbingan Klasikal

1.Menanyakan pada sisiwa tentang perasaan


2. pemahaman apa yang diperoleh
3. Apa yang dilakukan agar terhindar dari Phubbing
4. Siswa mengisi stiknote dan ditempelkan di dalam kelas

You might also like