Professional Documents
Culture Documents
Universal Service Obligation
Universal Service Obligation
UNIVERSAL SERVICE
INTRODUCTION
Artikel ini akan membahas mengenai salah satu dari prinsip kebijakan komunikasi,
yaitu universal service. Universal Service atau Universal Service Obligation (USO)
merupakan salah satu istilah yang berkaitan dengan kebijakan telekomunikasi. Istilah
Universal Sevice pertama kali muncul dan berkembang dari Undang-Undang Komunikasi
Amerika Serikat tahun 1934 (Communications Act of 1934). Pemerintah Amerika Serikat
mengijinkan AT&T Inc dibandingkan dengan provider atau perusahaan penyedia layanan
komunikasi yang sering melakukan tindak monopoli untuk memegang kebijakan untuk
beroperasi di sebagian besar wilayah negara dengan imbalan peraturan federal dan
pemerintah negara bagian mengenai harga dan kualitas layanan telekomunikasi.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi dan di dalam peraturan Menteri komunikasi dan informatika Republik
Indonesia nomor 25 tahun 2015 tentang pelaksanaan kewajiban pelayanan universal
telekomunikasi dan informatika disebutkan mengenai pelayanan universal ini. Untuk
implementasinya sendiri di Indonesia sangat beragam seperti pengadaan aplikasi e-
learning Rumah Belajar yang bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, pembangunan infrastruktur telekomunikasi, pengadaan jaringan selular 4G
dan lain sebagainya. Namun di dalam implementasinya ini juga terdapat kendala yang
dialami seperti pengadaan jaringan selular 4G yang sulit untuk dilakukan di seluruh
wilayah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kondisi geografis Indonesia yang tidak
mendukung. Selanjutnya artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai pelayanan
1
kewajiban universal yang ada di Indonesia dan di beberapa negara lain mulai dari
implementasinya hingga kekurangan di dalamnya.
2
pengertian dan tujuan sebagai berikut“available…to all the people of the United
States…a rapid, efficient, Nation-wide, and world-wide wire and radio
communication service with adequate facilities at reasonable charges."
Pengertian tersebut dapat diartiakn bahwa pelayanan universal menurut Undang-
Undang Komunikasi Amerika Serikat tahun 1934 adalah layanan komunikasi kabel
dan radio yang cepat, efisien, berskala nasional, tersedia untuk seluruh rakyat
Amerika Serikat dan di seluruh dunia dengan fasilitas yang memadai dengan biaya
yang wajar. Pemerintah Amerika Serikat mengijinkan AT&T Inc dibandingkan
dengan provider atau perusahaan penyedia layanan komunikasi yang sering
melakukan tindak monopoli untuk memegang kebijakan untuk beroperasi di sebagian
besar wilayah negara dengan imbalan peraturan federal dan pemerintah negara bagian
mengenai harga dan kualitas layanan telekomunikasi. AT&T Inc ini sendiri
merupakan perusahaan internasional dalam bidang telekomunikasi yang bermarkas di
San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
3. Universal service (US) atau Universal Service Obligation (USO) di deskripsikan
ketika setiap individua tau setiap rumah tangga dapat memiliki layanan komunikasi
dan dapat menggunakannya secara pribadi, baik di dalam rumah maupun dibawa
secara terus menerus oleh individu tersebut dengan menggunakan perangkat nirkabel
(Haryadi, 2018, p.1). Dalam jurnalnya, Haryadi memberikan catatan khusus dalam
kaitannya dengan kewajiban pelayanan universal ini, yaitu tujuan dari pelayanan
universal ini dapat terkesan terlalu ambisius jika diterapkan di negara berkembang,
karena pelayanannya haruslah yang terjangkau dan tersedia dengan mudah. Sehingga
tujuan dari pelayanan universal ini dapat disesuaikan dengan proporsi populasi yang
memang mampu membeli layanan ini. Hal ini terkait dengan target penetrasi
pelanggan.
3
Menurut undang-undang tersebut, universal service adalah salah satu layanan
komunikasi yang terus berkembang yang akan ditetapkan oleh Komisi secara
berskala dengan mempertimbangkan kemajuan dalam teknologi dan layanan
telekomunikasi dan informasi. Setelah penulisan undang-undang pertama tahun
1934, dilakukan penyempurnaan di dalam undang-undang Telekomunikasi 1996
(Telecommunications Act, 1996). Dalam undang-undang ini mengadopsi
beberapa prinsip untuk memberi panduan pada kebijakan layanan universal.
Kebijakan yang ada di dalamnya meliputi meningkatkan akses nasional ke
layanan telekomunikasi yang lebih maju, mempromosikan ketersediaan
pelayanan yang berkualitas dengan harga yang masuk akal dan terjangkau,
meningkatkan akses telekomunikasi dan layanan yang lebih maju di sekolah,
perpustakaan, dan fasilitas perawatan kesehatan pedesaan, meningkatkan
ketersediaan layanan universal tersebut untuk semua konsumen, termasuk mereka
yang berpenghasilan rendah, pedesaan, terpencil, dan daerah berbiaya tinggi,
dengan tarif yang sebanding dengan yang dikenakan di daerah perkotaan.
Selain itu, Undang-undang Telekomunikasi tahun 1996 mengarahkan FCC
(Federal Communication Commision) untuk meresmikan layanan mengenai apa
yang harus disediakan perusahaan untuk dapat menerima dukungan dari Dana
Layanan Universal (The Universal Service Fund). Program-program ini sebagai
bentuk dari implementasi pemerintah dari undang-undang telekomunkasi yang
telah disusun. Adapun program-program yang disediakan oleh badan Dana
Layanan Universal yang berdasar dari undang-undang ini yaitu program High
Cost Support atau yang dikenal dengan Connect America Fund. Program ini
memberikan dukungan kepada perusahaan penyedia layanan telepon tertentu
yang memenuhi syarat untuk melayani daerah berbiaya tinggi. Sehingga
memastikan bahwa penduduk di daerah ini memiliki akses ke layanan yang
sebanding dengan tarif dengan daerah perkotaan. Program kedua Low-Income
Support atau Lifeline program, membantu pelanggan berpenghasilan rendah
dengan membantu membayar biaya telepon bulanan sehingga layanan telepon
dapat tetap terjangkau. Program ketiga mengenai bidang pendidikan yang
dinamakan E-Rate. Program ini menyediakan layanan telekomunikasi, akses
internet, dan koneksi internal yang berupa sebuah alat untuk dapat
4
menghubungkan layanan-layanan ini ke sekolah dan perpustakaan yang
memenuhi syarat. Program terakhir diberi nama Rural Health Care Support yang
merupakan program pada bidang Kesehatan. Dalam program ini dapat
memungkinkan penyedia layanan Kesehatan di pedesaan untuk membayar tarif
layanan telekomunikasi yang serupa dengan yang ada di perkotaan. Hal ini dapat
membuat layanan kesehatan via telekomunikasi menjadi lebih terjangkau dan
juga akan disubsidi untuk akses ke internet.
2. Korea Selatan
Istilah universal service dapat ditemukan di dalam undang-undang Korea
Selatan mengenai Telekomunikasi Bisnis no.10656 tahun 2011. Dalam pasal 4
atau article 4 undang-undang tersebut, disebutkan mengenai universal service.
Definisi dari pelayanan universal ini sendiri jika mengutip dari
Telecommunication Business act article 2, dikatakan jika layanan universal
berarti layanan telekomunikasi yang paling dasar yang dapat diterima oleh setiap
pengguna dengan biaya yang wajar kapan pun dan di mana pun.
(Telecommunication Business act, 2011). Kewajiban pelayanan universal di
Korea ini sendiri dijalankan oleh KCC (Korea Communication Commision atau
Komisi Komunikasi Korea).
Sedangkan di dalam pasal 4, dituliskan wewenang-wewenangg KCC dalam
rangka layanan universal ini. Dijelaskan bahwa untuk menyediakan layanan
universal yang efektif dan stabil, Komisi Komunikasi Korea dapat
mempertimbangkan ukuran dan kualitas layanan universal, tingkat harga dan
kemampuan teknis dari operator bisnis telekomunikasi. Komisi ini juga dapat
menunjuk operator bisnis telekomunikasi melalui metode dan prosedur yang
ditentukan dengan Keputusan Penegakan. Dalam merancang layanan universal,
dituliskan di dalam undang-undang bahwa harus memperhatikan aspek seperti
tingkat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tingkat penyebaran
layanan telekomunikasi, kepentingan dan keamanan umum, promosi
kesejahteraan sosial serta percepatan informatisasi. Ada 3 prinsip dasar yang
meliputi layanan universal ini yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan aksesibilitas
(Eun-A, 2016). Ketersediaan ini sendiri dapat meliputi bebas biaya untuk
melakukan telepon darurat serta keterjangkauan dan kemudahan aksesibilitas
5
layanan telepon, internet, jaringan telepon umum dan seluler untuk disabilitas dan
kurang mampu. Implementasi nyata dari undang-undang tersebut contohnya
adalah penyediaan layanan wifi gratis di lebih dari 10.000 titik yang tersebar
hampir di seluruh penjuru Korea Selatan. Layanan wifi gratis ini dapat diakses
tanpa melakukan registrasi. Hal ini sebagai salah satu bentuk dari implementasi
yang di lakukan pemerintah korea terhadap kewajiban layanan universal. Dengan
penyediaan layanan wifi gratis di lebih dari 10.000 titik yang tersebar hampir di
seluruh penjuru Korea Selatan, maka pemerintah berharap seluruh masyarakat
layanan komunikasinya dapat tersedia dan terjangkau di dekat diri mereka.Ki
6
kreatif, penyediaan ekosistem pita lebar, penyediaan pembiayaan KPU Telekomunikasi
dan Informatika, penyediaan dan pengembangan aplikasi e-Pemerintah, e-Pendidikan, e-
Kesehatan, e-Logistik, dan e-Pengadaan, penyediaan domain name server nasional,
penyediaan fasilitas public key infrastructure, penyediaan perangkat akses layanan
teknologi informasi dan komunikasi, dan lain sebagainya seperti yang tertuang di dalam
pasal 3 ayat 3.
Implementasinya ini sendiri di Indonesia seperti pengadaan layanan sinyal 4G di
Indonesia. Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi
(detik, Jati, Anggoro, 20 mei) menyebutkan jika cakupan sinyal 4G di Indonesia sudah
mencapai 97,5%. Hal ini sebagai salah satu bentuk penyediaan infrastruktur TIK dalam
hal penyediaan stasiun pemancar selular yang memberikan masyarakat Indonesia layanan
selular berbasis 4G. Implementasi lainnya seperti pengadaan aplikasi Rumah Belajar.
Aplikasi ini merupakan portal pembelajaran daring yang dikembangkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Konten pembelajaran yang disediakan
di dalamnya berbasis audio, video, gambar, dan animasi yang disajikan secara interaktif.
Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan
(SMA/SMK) sederajat. Aplikasi ini sangat menunjang untuk proses pembelajaran
mandiri oleh siswa terutama di masa pandemi yang serba mengandalkan proses
pembelajaran daring ini. Dengan adanya pengadaan aplikasi e-learning Rumah Belajar
ini, menjadi salah satu bentuk implememtasi pemerintah terhadap penyediaan ekosistem
TIK.
Selain implementasi yang dilakukan oleh kementrian komunikasi dan informatika,
pemerintah daerah pun juga bisa untuk turut serta dalam pengadaan kewajiban layanan
universal. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Teluk Wondama di
Papua Barat. Meskipun terpencil, namun daerah ini meraih penghargaan Kemenkominfo
karena membangun infrastruktur telekomunikasi. Seperti dilansir dari situs pemerintah
daerah kabupaten teluk wondama (Bangun Infratruktur, Teluk Wondama Raih
Penghargaan "Universal Service Obligation" Kementrian Kominfo, 2017) Badan
Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI)
memberikan penghargaan yang diterimakan oleh Bupati Teluk Wondama, Drs. Bernadus
7
A. Imburi, M.Si sebagai Kabupaten Terbaik dalam Pembangunan Telekomunikasi
Seluler. Dalam proses realisasi pembangunan infrastuktur telekomunikasi, dibangun BTS
Blankspot di setiap kampung yang ada di Kabupaten Teluk Wondama yang berjumlah 20
site. Usaha dari pemerintah daerah Kabupaten Teluk Wondama di Papua Barat ini
merupakan salah satu bentuk dari pelaksanaan kewajiban pelayanan universal.
Pemerintah berusaha untuk menyediakan dan membangun infrastruktur telekomunikasi
yaitu stasiun pemancar selular di daerah yang terpencil yang selama ini masih susah untuk
mengakses komunikasi.
8
WiFi yang cukup populer adalah Google. Sebagai penguasa dunia internet, Google
memberikan akses internet gratis melalui program bertajuk Google Station, sebuah
layanan WiFi publik yang disediakan secara gratis oleh Google. Namun di Indonesia ini
sendiri pada akhir tahun 2020 nanti, pihak Google Station akan hengkang karena adanya
perubahan teknologi (Tirto, 2017)
9
LIST OF REFERENCES
Alleman, J., Rapporot, P., Banerjee, A. (2010). Universal Service: A New Definition?
Journal of Telecommunications Policy, 34(1):86-91. Doi 10.1016/j.telpol.2009.11.009
Berharap dari Layanan Wifi Gratis (2017, Oktober). Tirto.id. diambil dari
https://tirto.id/berharap-dari-layanan-wifi-gratis-cxxf
Eun-A, P. (2016). Korean Universal Service Obligation (USO) in the All-IP Era. Pacific
Telecommunications Council Annual Conference. University of New Haven.
Kim, Y., Kelly, T., Raja, S (2010). Building Broadband Strategies and Policies for the
developing world. The World Bank: Washington, D.C
1
Menyoal Ketersediaan Jaringan 4G (2020, mei) Detik.com. diambil dari
https://inet.detik.com/telecommunication/d-5022923/menyoal-ketersediaan-
jaringan-4g-di-indonesia
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2015. Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi Dan
Informatika. Indonesia. Jakarta.
Topohudoyo. (2011). Implementasi Program USO dalam Aspek Komunikasi. Buletin Pos
dan Telekomunikasi, 9 (1).