You are on page 1of 16

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


AKUNTANSI PEMERINTAHAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

ANDI SINTIA ANGRAENI (C30223013)

AISYAH KEMALA LOLO (C30223014)

SASKIA ISLAMAY FAIZAL (C30223015)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
“PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH” sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintahan tahun ajaran 2024.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis dengan hati terbuka mengharapkan saran-
saran dan kritikan-kritikan yang membangun (konstruktif) demi kesempurnaan tugas
akhir di masa yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan dan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang memerlukannya.

PALU, 26 FEBRUARI 2024


HORMAT KAMI

PENULIS

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................2


BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keuangan Negara....................................................3

2.2 Undang - Undang yang mengatur Keuangan Negara................3


2.3 Mekanisme Pengelolaan Keuangan Negara..............................5

2.4 Sumber Keuangan Negara........................................................5


2.5 Pengertian Keuangan Daerah....................................................7

2.6 Undang - Undang yang mengatur Keuangan Daerah................8


2.7 Mekanisme Pengelolaan Keuangan Daerah..............................9

2.8 Sumber Keuangan Daerah.......................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR ISI
Hlm
COVER………………………..…………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………..…………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………..………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……..………………………………………………... 3
1.3 Tujuan .................………………………………………………............. 3
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Sejarah keberlanjutan/Sustainability......................................................... 4
2.2 Pandangan Eksekutif tentang Keberlanjutan............................................ 5
2.3 Pandangan Eksekutif pada Pelaporan Keberlanjutan................................ 7
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 10
3.2 Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan merupakan salah satu pemain penting dalam perekonomian
masyarakat luas. Pengungkapan informasi perusahaan sangat penting bagi pemangku
DAFTAR ISI
Hlm
COVER………………………..…………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………..…………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………..………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……..………………………………………………... 3
1.3 Tujuan .................………………………………………………............. 3
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Sejarah keberlanjutan/Sustainability......................................................... 4
2.2 Pandangan Eksekutif tentang Keberlanjutan............................................ 5
2.3 Pandangan Eksekutif pada Pelaporan Keberlanjutan................................ 7
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 10
3.2 Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan merupakan salah satu pemain penting dalam perekonomian
masyarakat luas. Pengungkapan informasi perusahaan sangat penting bagi pemangku
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1
Pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
kehidupan perekonomian suatu negara, karena berkaitan erat dengan mampu dan
tidaknya negara dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita negara serta menciptakan
kesejahteraan. Pengelolaan keuangan merupakan penggunaan terhadap fungsifungsi
keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana
(raising of fund), bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund) dan
penyaluran serta penganggaran dana keuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setiap negara mempunyai berbagai macam kebutuhan untuk mensejahterakan
rakyatnya. Akan tetapi, tidak semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi sendiri. Negara
pun memerlukan bantuan negara lain untuk memenuhinya. Untuk mewujudkan hal
tersebut, negara memerlukan pembiayaan. Istilah pembiayaan ini sangat erat kaitannya
dengan keuangan negara.
Semua pengelolaan keuangan negara kesatuan republik indonesia tentang
pemasukan, penggunaan untuk negara, pengeluaraan, dasar keuangan dan lain lain yang
mengangkut pengelolaan keuangan di negara kesatuan republik indonesia.
Keuangan negara merupakan komponen yang amat penting dalam
penyelenggaraan negara. Proses pembangunan tidak akan berjalan dengan lancar, apabila
keuangan negara tidak stabil atau terganggu
Pengelolaan Keuangan Daerah diwujudkan dalam APBD yang ditetapkan dengan
Perda. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungiawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah.
Pengelolaan dan pelaporan keuangan daerah harus mencerminkan adanya
kemandirian entitas, yang berarti bahwa pemerintahan daerah sebagai entitas pelaporan
dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban
untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit
pemerintahan dalam pelaporan keuangan.
Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya entitas untuk menyusun
anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas juga bertanggung
jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi
tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya
dimaksud, begitu juga dengan utang piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta
terlaksana atau tidaknya program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

2
Untuk itu setiap entitas akuntansi mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-
upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan.

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penulisan makalah
ini adalah :
1. Bagaimana Pengelolaan keuangan negara?
2. Bagaimana Pengelolaan keuangan Daerah?

1.3 Tujuan

Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :


1. Dapat memahami pengelolaan keuangan Negara
2. Dapat memahami pengelolaan keuangan Daerah

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Keuangan Negara

Menurut UU RI Nomor 17 tahun 2003, keuangan negara adalah semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang /
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
Menurut para ahli keuangan negara adalah :
1. Menurut Van Der Kamp
Keuangan Negara adalah semua hak yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala
sesuatu baik berupa uang atau barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan
dengan hak-hak tersebut

2. Menurut M. Ichwan
Keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif (dengan angka-angka
diantaranya diwujudkan dalam jumlah mata uang), yang akan dijalankan untuk masa
mendatang lazimnya atu rahun mendatang.

1.2 Undang – Undang yang Mengatur Keuangan Negara

Keuangan negara diatur dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 Bab VII. sebagaimana dapat Kita pelajari dalam tabel di bawah ini.

Pasal 23
1. Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesarbesarnya
kemakmuran rakyat.
2. Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan
oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.

4
3. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran
pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah
menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.

Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
dengan undang-undang

Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang

Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang

Pasal 23D
Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.

Dan dapat disimpulkan bahwa :


a. Mekanisme penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) menuntut
akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Hal ini
dikarenakan APBN merupakan salah satu unsur penting untuk kepentingan
pembangunan nasional dan ada bagian-bagian yang berkaitan dengan
pembangunan daerah, pembahasannya dilakukan dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
b. APBN merupakan gambaran utuh tentang pelaksanaan dan tanggung jawab
pengelolaan keuangan negara yang ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat .
c. Pemerintah tidak boleh memaksakan berlakunya ketentuan bersifat kewajiban
material yang mengikat dan membebani rakyat tanpa disetujui terlebih dahulu oleh
rakyat itu sendiri melalui wakil-wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat. Berkaitan
dengan pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa, diharapkan DPR

5
memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat dan agar kepentingan dan
aspirasi rakyat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan.
d. Peredaran dan nilai mata uang harus berada di dalam kontrol pemerintah.
e. Permasalahan keuangan negara tidak hanya diatur dalam undang-undang dasar
saja, tetapi diatur pula dalam peraturan perundang-undangan yang derajatnya di
bawah undang-undang dasar. Misalnya, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, dan sebagainya.
f. Negara mempunyai bank sentral yang mempunyai tugas dan kewenangan tertentu
yang ditetapkan oleh undang-undang.

1.3 Mekanisme Pengelolaan Keuangan Negara

Berdasarkan ketentuan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun


2003 tentang Keuangan Negara terutama Pasal 6 Ayat (1) disebutkan bahwa Presiden
selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara
sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Ketentuan pasal tersebut menunjukkan
bahwa Presiden Republik Indonesia bertanggung jawab atas kegiatan pengelolaan
keuangan negara yang dilakukan untuk mencapai tujuan negara.
Dalam Pasal 6 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara diuraikan bahwa Kekuasaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1):
 dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil
Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
 dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
 diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah
untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan
 tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain
mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undangundang

6
1.4 Sumber Keuangan Negara

Keuangan Negara meliputi:


a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
c. Penerimaan Negara;
d. Pengeluaran Negara;
e. Penerimaan Daerah;
f. Pengeluaran Daerah;
g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan
daerah;
h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah

dan ada juga yang meliputi :


a. Pajak
Pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap wajib pajak
tertentu berdasarkan undang-undang, tanpa ada imbalan langsung bagi
pembayarnya.
Contoh: PPh, PBB, cukai, bea materai, dll.

b. Retribusi
Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan
undang-undang, di mana pemerintah memberikan imbalan langsung bagi
pembayarnya.
Contoh: retribusi pasar, parkir, pelayanan medis, pembayaran uang sekolah, dll.

c. BUMN/BUMD

7
Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak memperoleh bagian laba yang
diperoleh BUMN. Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai
pemilik BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD

d. Denda Dan Sita


Pemerintah berhak memungut denda atau menyita asset milik masyarakat, apabila
masyarakat diketahui telah melanggar peraturan pemerintah.
Contoh: denda pelanggaran lalulintas, penyitaan jaminan atas hutang yang tidak
tertagih, dll
e. Pencetakan Uang
Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah dalam rangka menutup defisit
anggaran. Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak harus dilakukan dengan
cermat, agar pencetakan uang tidak menimbulkan inflasi.

f. Pinjaman
Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan negara, yang dilakukan
apabila terjadi defisit anggaran. Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar
negeri. .Sumber pinjaman bisa berasal pemerintah, institusi perbankan, institusi
non bank, maupun individu

g. Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah


Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri.
Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan sumbangan, hadiah, atau
hibah.

h. Penyelenggaraan Undian Berhadiah


Pemerintah dapat menyelenggarakan undian berhadiah dengan menunjuk suatu
institusi tertentu sebagai penyelenggara. Jumlah yang diterima pemerintah adalah
selisih dari penerimaan uang undian dikurangi dengan biaya operasi dan besarnya
hadiah yang dibagikan.

1.5 Pengertian Keuangan Daerah

8
Pengelolaan keuangan daerah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang
mengatur tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk penatausahaan
keuangan daerah diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008.
Penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah di Indonesia telah banyak mengalami
perubahan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan pemerintah untuk
mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya paket
peraturan perundangan di bidang keuangan negara beserta peraturan-peraturan
turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan.
Dalam permendagri nomor 13 tahun 2006 pengelolaan keuangan daerah yang
telah dirubah ke permendagri nomor 21 tahun 2011 diatur meliputi penyusunan
rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah
yang belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas,
penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah,
kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.

1.6 Undang – Undang yang mengatur Keuangan Daerah

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman


Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi RKPD Tahun 2015
2. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
15/PMK.07/2014 dan 10 Tahun 2014 Tentang Tahapan Persiapan dan Pelaksanaan
Pengalihan PBB Perkotaan dan Pedesaan Sebagai Pajak Daerah
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Pemeerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
6. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah
7. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor
13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
9. Permendagri Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Belanja Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

9
10. Permendagri Nomor 21 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor
12 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
11. Permendagri Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat
Milik Pemerintah Daerah
12. Permendagri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum Pada PDAM
13. Permendagri Nomor 44 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Belanja
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
14. Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 TentangPedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
15. Permendagri Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
16. Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.
17. Permendagri Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Dana Alokasi Khusus
18. Permendagri Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pemberian dan
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
19. Permendagri Nomor 71 Tahun 2011 Tentang Koordinasi Penyusunan Petunjuk
Teknis Dana Alokasi Khusus
20. Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari APBD
21. Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor
32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari APBD
22. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah
23. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Hibah Daerah
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pengelolaan Investasi Daerah
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penyerahanan Sarana, Prasarana, dan Utilitas Perumahan dan Pemukiman di
Daerah

2.7 Mekanisme Pengelolaan Keuangan Daerah

Mekanisme perencanaan keuangan daerah diawali dengan adanya perencanaan


pembangunan daerah dimana perencanaan pembangunan yang terdiri dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPDaerah), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), kemudian RKPD. Dimana RPJPD adalah perencanaan
pembangunan jangka 20 tahunan, yang kemudian dijabarkan menjadi RPJMD yaitu
perencanaan jangka 5 tahunan, kemudian dijabarkan kembali kedalam perencanaan jangka

10
satu tahunan yaitu RKPD, dari RKPD inilah akan dihasilkan suatu Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) sebagai dasar dari
penyusunan Anggaran. Untuk mewujudkan Pola Perencanaan Keuangan Daerah Yang
Partisipatif Guna Mewujudkan Akuntabitas Publik itulah tentunya tidak terlepas dari prinsip-
prinsip pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan untuk mengontrol kebijakan keuangan
daerah.

2.8 Sumber Keuangan Daerah

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33


Tahun 2004, keuangan daerah bersumber dari berbagai penerimaan atau pendapatan daerah.
Adapun sumber pendapatan keuangan daerah adalah sebagai berikut:
 Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi pajak, retribusi, laba BUMD, hasil
kerja sama dengan pihak ketiga, dan PAD yang sah lainnya
 Dana perimbangan
 Sisa anggaran daerah
 Dana cadangan
 Hasil dari penjualan kekayaan daerah
 Pendapatan daerah lainnya yang sah

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baikberupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban tersebut.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan
secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan
pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang,
dan melakukan pinjaman; kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas
layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga.
.

12
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah

Mizkan, Hendra., Kamaliah, & Agusti, Restu. (2015). Analisis Kinerja Pengelolaan

Keuangan Daerah Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jota Pekanbaru.

Jurnal Sorot, Vol.10 (No.1), pp. 1-142.

Rotberg , Robert I. (2014). Good Governance Means Performance and Results. Vol.27, Issue

3, pp. 511-518.

Safi’., Winrawati, Indien., & Rusdiana, Ema. (2015). Partisipasi Masyarakat Dalam

Perencanaan Dan Penganggaran APBD Di Kabupaten Bangkalan. Jurnal Yustisia, Vol. 4,

(No.2), pp.1-19.

13

You might also like