You are on page 1of 36

E book

BEDAH BISNIS
PROPERTY
SYARIAH

@CEO Developer Property Syariah


Rasullah SAW bersabda,

"Mencari yang halal adalah


wajib hukumnya atas
setiap muslim."
(HR Thabrani)
Untuk menilai suatu bisnis apakah terkategori
halal ataukah tidak, terkategori
ataukah tidak, maka perlu parameter acuannya.

Parameter syar'ie atau tidaknya suatu bisnis,


tidak hanya dilihat dari aspek produknya saja
(sebagaimana yang dipahami kebanyakan
orang), tapi komprehensif menyangkut aspek
hulu hingga hilirnya. Artinya, input, proses
maupun output bisnis tersebut wajib terikat
dengan .
Jika itu sudah dilakukan, maka bolehlah bisnis
tersebut dilabeli dengan nama .
Jika bergerak di , maka sah
dilekatkan nama .

Hal ini penting untuk dilakukan, sehingga kita


tidak terjebak pada pelabelan nama syariah
sebagai pemanis jualan, sementara akad-akad
transaksinya ternyata tidak sesuai syariah.
Lantas, apa saja sebuah
bisnis sehingga layak dinamakan sebagai
?
Akad-akad yang terkategori meliputi
faktor-faktor produksi suatu bisnis.

Misalnya tentang permodalan, tentang bentuk


badan usaha, tentang kontrak tenaga kerja dsb.

Jika terkait dengan , maka


wajib mengetahui
seputar urusan tersebut

Misalnya :
Wajib memahami
Wajib memahami
Wajib memahami
Wajib memahami
Akad-akad yang menyangkut misalnya
tentang teknologi dan manajemen yang
digunakan, barang atau jasa yang diproduksi,
proses pemasaran dan promosinya dsb.

Jika terkait dengan , maka


wajib mengetahui
hukum syariah seputar urusan tersebut.

Misalnya :
Wajib memahami
Wajib memahami
Wajib memahami
Wajib memahami

.
Akad-akad yang menyangkut OUTPUT bisnis
diantaranya seputar profit.

Misalnya mekanisme bagi hasilnya, fiqh ijarah


(gaji atau upah), fiqh zakat dan sedekah.

Jika terkait dengan , maka


wajib mengetahui
hukum syariah seputar urusan tersebut.

Misalnya :
Wajib mengetahui
Wajib memahami
Wajib memahami
Demikianlah menurut hemat kami, parameter
suatu bisnis apakah terkategori
ataupun bukan.

Jika bergerak di , maka apakah


akad-akad yang dilakukan mulai dari input,
proses hingga outputnya apakah sudah
mematuhi aspek syar'ie ataukah tidak.
Jika tidak, maka sebaiknya jangan bawa-bawa
nama syariah.

Karena syariah bukan penglaris barang


dagangan.

Syariah pun bukan hanya sekedar pelabelan.

dengan cara yang telah dihalalkan oleh Allah


dan Rasul-Nya.
Rasulullah shallallahu 'alaihu wa sallam
bersabda,

ُ‫صدَّقَ ِب ِه أ َ ْو أ َ ْنفَقَه‬َ َ ‫ص َل ِب ِه َر ِح َمهُ أ َ ْو ت‬ َ ‫ب َم ااًل ِم ْن َمأْث َ ٍم فَ َو‬ َ َ ‫َم ِن ا ْكت‬


َ ‫س‬
َ ‫ َج َم َع ذَ ِل َك ُكلَّهُ َج ِميعاا فَقُذ‬،ِ‫سبِي ِل هللا‬
‫ِف بِ ِه‬ َ ‫فِي‬
‫فِي َج َهنَّ َم‬

“Barangsiapa mendapatkan harta dengan cara


yang berdosa lalu dengannya ia menyambung
silaturrahmi atau bersedekah dengannya atau
menginfakkannya di jalan Allah, ia lakukan itu
semuanya maka ia akan dilemparkan dengan
sebab itu ke neraka jahannam.”
(Hasan lighairihi, HR. Abu Dawud, lihat Shahih
At-Targhib, 2/148 no. 1721)
‫‪Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam‬‬
‫‪bersabda,‬‬

‫َض َرة ٌ ُح ْل َوة ٌ ‪َ ،‬و ِإ َّن ُك َّل‬ ‫ًلَ َيأ ْ ِتى ْال َخي ُْر ِإًلَّ ِب ْال َخي ِْر ‪ِ ،‬إ َّن َهذَا ْال َما َل خ ِ‬
‫ت‬ ‫َض َر ِة ‪ ،‬أ َ َكلَ ْ‬‫طا أ َ ْو يُ ِل ُّم ‪ِ ،‬إًلَّ آ ِكلَةَ ْالخ ِ‬ ‫الر ِبي ُع َي ْقت ُ ُل َح َب ا‬
‫ت َّ‬ ‫َما أ َ ْن َب َ‬
‫ط ْ‬
‫ت‬ ‫ت َوث َلَ َ‬ ‫س ‪ ،‬فَ ْ‬
‫اجت َ َّر ْ‬ ‫ش ْم َ‬‫ت ال َّ‬‫َاص َرتَاهَا ا ْست َ ْق َبلَ ِ‬ ‫َّت خ ِ‬ ‫َحتَّى ِإذَا ْامتَد ْ‬
‫ت ‪َ ،‬و ِإ َّن َهذَا ْال َما َل ُح ْل َوة ٌ ‪َ ،‬م ْن أ َ َخذَهُ ِب َح ِقِّ ِه‬ ‫ت فَأ َ َكلَ ْ‬
‫ت ‪ ،‬ث ُ َّم َعادَ ْ‬ ‫َوبَالَ ْ‬
‫ض َعهُ فِى َح ِقِّ ِه ‪ ،‬فَنِ ْع َم ْال َمعُونَةُ ُه َو ‪َ ،‬و َم ْن أ َ َخذَهُ ِبغَي ِْر َح ِقِّ ِه ‪،‬‬ ‫َو َو َ‬
‫ْ‬
‫َكانَ الَّذِى يَأ ُك ُل َوًلَ يَ ْشبَ ُع‬
“Kebaikan itu tidaklah mendatangkan kecuali
kebaikan. Sesungguhnya harta benda ini
nampak hijau (indah) nan manis
(menggiurkan). Sungguh perumpamaannya
bagaikan rerumputan yang tumbuh di musim
semi.
Betapa banyak rerumputan yang tumbuh di
musim semi menyebabkan binatang ternak
mati kekenyangan hingga perutnya bengkak
dan akhirnya mati atau hampir mati.
Kecuali binatang yang memakan rumput hijau,
ia makan hingga ketika perutnya telah penuh,
ia segera menghadap ke arah matahari, lalu
memamahnya kembali, kemudian ia berhasil
membuang kotorannya dengan mudah dan
juga kencing.

Untuk selanjutnya kembali makan, demikianlah


seterusnya. Dan sesungguhnya harta benda ini
terasa manis.

Barang siapa yang mengambilnya dengan cara


yang benar dan membelanjakannya dengan
benar pula, maka ia adalah sebaik-baik bekal.

Sedangkan barang siapa yang


mengumpulkannya dengan cara yang tidak
benar, maka ia bagaikan binatang yang makan
rerumputan akan tetapi ia tidak pernah merasa
kenyang, (hingga akhirnya ia pun celaka
karenanya).”
(HR. Bukhari no. 6427 dan Muslim no. 1052).
Salam
Berkah Berlimpah
Dengan
Bisnis Property Syariah
Untuk Anda Yang Ingin Sukses Jadi
Pebisnis Property Syariah Dan
Raih Penghasilan Berkah
Berlimpah
Cara Efektif Membangun Properti
Syariah, Tanpa Modal Besar,
Tanpa Bank, Tanpa Riba, Tanpa
Denda

HADIR DAN IKUTI


WORKSHOP
Workshop yang akan
mengajarkan Anda Cara yang
Praktis Membangun Properti
Syariah
mulai DARI NOL dan dapatkan
Income Tambahan Pertama dari
Properti Syariah
Anda bisa mengikuti workshop
hafly day dengan investasi yang
sangat terjangkau:

Harga Normal

POTONGAN HARGA
sebesar

YESS... Anda Cukup Berinvestasi:


Pendaftaran
Hubungi :

www.developerpropertysyariah.net

You might also like