You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN
(PNA1314)

ACARA 2
PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN

Oleh:
Ariska Febrilianti
NIM.A1H023011
Rombongan 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari organisme


yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat langsung dengan mata
telanjang melainkan harus menggunakan bantuan mikroskop. Menurut Ria et.al
(2019) mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran
sedemikian kecil, sehingga setiap sel individu tidak dapat dilihat oleh mata secara
langsung.
Mikroorganisme atau mikroba ataupun jasad renik dapat diartikan sebagai
suatu material yang mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroorganisme terdapat
dimana-mana, disetiap bagian biosfer, di dalam tubuh manusia, hewan, tanaman,
maupun di lingkungan hidup kita. Mikroba banyak ditemukan di tanah, dasar laut,
jauh tinggi di atmosfer, di dalam batu karang, lapisan kerak bumi (endolith).
Mikroba meliputi bakteri, jamur (sel ragi dan cendawan), protozoa, virus, dan
microskopik algae. Sebagian dari mikroba ada yang bersifat patogenik, dimana
dapat menyebabkan penyakit pada makhluk hidup lainnya. Sebagian besar mikroba
mempunyai peran penting dalam memecahkan masalah kehidupan. Mikroba dapat
menjaga keseimbangan makhluk hidup dan bahan kimiawi di lingkungan
(Murwani, 2015).
Dalam sejarah perkembangan mikroba tentunya tidak lepas dari
perkembangan dan kemajuan teknologi dalam pemanfaatan mikroorganisme.
Dalam dunia mikrobiologi, dibutuhkan cara-cara tertentu untuk mempelajari
mikroorganisme. Untuk mempelajarinya dibutuhkan media sebagai tempat
pertumbuhan mikrooganisme. Pengembangan media kultur bakteri memegang
peranan yang sangat penting di bidang mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu
bakteri dan menumbuhkanya dengan media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan
mempelajari sifat suatu bakteri (Fatmawati et al., 2023).

1
Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
laboratorium seperti bakteri adalah media nutrient agar, sedangkan media untuk
menumbuhkan jamur adalah saboroud agar, oatmeal agar dan PDA (Potato
Dextrose Agar). Bakto agar merupakan agar-agar yang telah dimurnikan dengan
mereduksi kandungan pigmen-pigmen pengotor dan kandungan baha-bahan asing
(organik dan anorganik) serendah mungkin, sehingga dapat mendukung
pertumbuhan mikroba secara umum (Gelrited, 2003 dalam Santika et.al, 2019).
Dalam dunia mikrobiologi, terdapat istilah lainnya yang perlu diketahui dan
dipahami yaitu sterilisasi. Sterilisasi penting dilakukan dalam sebuah proses kerja
di laboratorium. Sterilisasai merupakan sebuah proses pemusnahan atau eliminasi
semua mikrooragnisme yang mempunyai sifat resisten. Mikroorganisme tersebut
dapat berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora. Mikroorganisme tersebut
dapat berupa kuman, virus, ricketsia maupun jamur (Nurtekto, 2022).

B. Tujuan

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas praktikum ini memiliki tujuan


untuk membuat Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA) sebagai
media tumbuh mikroorganisme yang steril.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroorganisme

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.


Mikroorganisme tersebar luas di alam dan banyak dijumpai pula pada pangan yang
banyak menyebabkan penurunan mutu pangan. Namun, tidak semua
mikroorganisme berperan penting dalam semua bentuk kehidupan karena mereka
dapat memecah bahan organik kompleks dan mengembalikan unsur hara ke dalam
tubuh (Juariah, 2018).
Mikroba membutuhkan tempat hidup dan nutrisi untuk dapat bertahan di
lingkungan. Untuk pertumbuhan mikroba diperlukan sebuah medium yang akan
menjadi tempatnya berkembanng biak. Mikroorganisme terbagi ke dalam kategori
autotrof dan heterotrof. Dalam mempertahankan kehidupannya, mikroorganisme
tidak hidup sendiri atau selalu bekerja sama. Lingkungan mikroba tergantung pada
dimana keberadaan mikroba tersebut (Syauqi, 2017).

B. Medium

Medium merupakan substansi yang di dalamnya terdapat campuran zat-zat


makanan (nutrisi) yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang juga
memerlukan media tempat hidup yang terdapat nutrien di dalamnya untuk
kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme dalam pertumbuhannya membutuhkan
unsur logam seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng,
tembaga, fosfor, cobalt, hydrogen, oksigen dan sulfur (Sulaiman, 2015).
Media ini berisi campuran bahan nutrisi atau zat-zat makanan yang
dibutuhkan mikroorganisme, dimana komposisi sifat fisik dan kimiawinya dapat
terkontrol maupun tidak. Untuk menghasilkan media yang dapat menjadi tempat
mikroorganisme tumbuh dengan baik maka harus memenuhi beberapa persyaratan.

3
Media yang baik mampu menyuplai makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme, maka harus mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan
mikroba. Hal ini sama dengan pernyataan Shen et al., (2017), bahwa media harus
mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba. Pada umunya medium
yang digunakan dalam menumbuhkan bakteri adalah agar-agar (Hartanto, 2018).
Media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari buah dan sayuran. Selain
dari biji-bijian, sayuran, maupun buah, media pertumbuhan bakteri juga dapat
dibuat dari berbagai jenis umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat. Sumber
karbohidrat lain yang dapat ditemui dengan mudah adalah dari jenis umbi-umbian
seperti ganyong, gembili, dan garut. Umbi-umbi tersebut memiliki kadar
karbohidrat yang cukup banyak serta mengandung protein dan berbagai mineral
yang cukup sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri (Sulaiman, 2015).

C. Sterilisasi

Sterilisasi merupakan sebuah proses untu mematikan mikroorganisme yang


hidup. Sterilisasi juga dapat diartikan sebagai proses penghilangan atau membunuh
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) dalam benda atau
peralatan untuk menjaga peralatan dilaboratorium tetap bersih atau steril, serta
mencegah terjadinya kontaminasi. Sterilisasi diklasifikasikan menjadi dua macam
yaitu secara fisik dan secara kimia. Bahan sterilan dapat berbentuk cairan, gas, atau
radiasi elektromagnetik. Sterilisasi alat-alat dengan memakai bahan kimia banyak
dilakukan karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus, juga
tidak memerlukan pemanasan (Mardiyanto et al., 2020).
Pada peralatan laboratorium, diperlukan proses sterilisasi baik sebelum
maupun sesudah melakukan kerja. Umumnya peralatan laboratorium yang akan di
sterillisasi memerlukan bahan pengemas. Kemasan adalah suatu benda yang yang
digunakan sebagai wadah atau tempat yang dikemas dan dapat mencegah
kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta
gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan geratan. Plastik merupakan bahan
pengemas yang saat ini berkembang pesat. Plastic digunakan untuk mengemas

4
berbagai mecam jenis makanan dan minuman. Penggunaan plastic sebagai bahan
pengemas mempunyai keunggulan dibanding bahan pengemas lain karena bersifat
ringan, transparan, kuat, murah, mudah didapat di toko plastik (Susanti & A.H,
2022).
Sterilisasi harus dapat membunuh mikroorganisme yang paling tahan panas
yaitu spora bakteri. Sterillisasi basah biasanya dilakukan dengan alat autoklaf uap
dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121℃ selama 15 menit. Penggunaan
suhu 121℃ itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut.
Autoklaf merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi,
ruang sterilliasi dirumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk
sterill. Waktu yang diperlukan untuk sterillisasi tergantung pada sifat bahan yang
akan disterilkan, tipe wadah dan volume bahan (Alkadhim, 2018).

5
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker glass 250 ml, botol
schoot, timbangan analitik, cawan petri, batang pengaduk, aluminium foil,
autoclave, panci, kompor. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Kentang 50 gr, tauge 50 gr, agar bubuk 20 gr, aquades 500 ml.

B. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)/Nutrient Broth (NB):


a. Bahan dan alat disiapkan
b. Bahan yan akan digunakan ditimbang sebanyak 50 gram tauge, 5 gram
gukosa, 5 gram agar (untuk media Nuterient Agar), Akuades 250ml.
c. Tauge direbus dalam panci menggunakan akuades, hingga lunak.
d. Tauge dipisahkan dari air rebusan.
e. Air rebusan kemudian diambahkan glukosa dan agar
f. Campuran diaduk hingga homogen.
g. Media yang sudah homogen dimasukkan kedalam labu erlenmeyer.
h. Labu erlenmeyer diututp degan menggunakan alumunium foil .
i. Labu erlenmeyer yang telah ditutup dengan alumunium foil
dimasukkankedalam autoklaf untuk disterilkan. Suhu yang digunakan
121oC dengan tekanan 15 lbs selama 30 menit.

2. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)/ Potato Dextrose Broth


(PDB):
a. Bahan dan alat disiapkan
b. Bahan yan akan digunakan ditimbang sebanyak 50 gram kentang, 5 gram

6
gukosa, 5 gram agar (untuk media Potato Dextrose Agar), Akuades 250
ml.
c. Kentang direbus dalam panci menggunakan akuades, hingga lunak.
d. Kentang dipisahkan dari air rebusan.
e. Air rebusan kemudian diambahkan glukosa dan agar
f. Campuran diaduk hingga homogen.
g. Media yang sudah homogen dimasukkan kedalam labu erlenmeyer.
h. Labu erlenmeyer diututp degan menggunakan alumunium foil .
i. Labu erlenmeyer yang telah ditutup dengan alumunium foil dimasukkan
kedalam autoklaf untuk disterilkan. Suhu yang digunakan 121oC dengan
tekanan 15 lbs selama 30 menit.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 2.1. Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA)


No Dokumentasi Prosedur kerja
1 Alat dan bahan yang diperlukan untuk
praktikum disiapkan sesuai takaran.

2 Media yang digunakan adalah agar. Agar


dan glukosa dilarutkan dalam 100 ml air
dalam beaker glass. Larutann diaduk
hingga homogen.
3 Sebanyak 150 ml air disiapkan dalam
beaker glass untuk direbus Bersama
potongan kentang.
Air dituang ke dalam panic dan
dipanaskan diatas kompor.
4 Potongan kentang dimasukkin ke ala air
yang sudah mendidih, sambi diaduk.
Setelah itu, kentang dimasak hingga
didapatkan ekstraknya. Kentang yang
sudah lunak dipisahkan dengan air
rebusan.
5 Air rebusan kentang dipanaskan kembali
diatas kompor dengan api kecil, sambil
terus diaduk

6 Larutan agar dan glukosa yang sudah


. disiapkan, dicampurkan ke dalam air
rebusan kentang, lalu diaduk hingga
mendidih.

8
No Dokumentasi Prosedur kerja
7 Setelah api dimatikan, larutan PDA
. dimasukkin ke dalam wadah kaca tahan
panas.

8 Mulut tabung reaksi dan wadah larutan


PDA dipanaskan dengan api Bunsen.
Media PDA dituang ke dalam tabung
reaksi yang sudah disterilisasi. Sebelum
ditutup kapas, mulut tabung reaksi
dipanaskan kembali. Lalu tabung reaksi
dibungkus dengan plastic wrap.
9 Tabung reaksi yang sudah disealer
. dimasukkin ke dalam palstik dengan
tabung reaksi yang berisi PDA.
Plastik tersebut selanjutnya dimasukkin
ke dala autoklaf yang telah diisi air.
10. Autoklaf ditutup dengan sempurna dan
ditunggu hingga ± 20 menit untuk
menggsterilkan media.

Tabel 2.2 Pembuatan media Nutrient Agar (NA)

No Dokumentasi Prosedur kerja


1 Alat dan bahan yang digunakan untuk
pembuatan media Nutrient Agar disiapkan
sesuai takaran yang dibutuhkan.

2 Bubuk agar dan glukos di larutkan ke


dalam 100 ml air dan homogenkan.

9
No Dokumentasi Prosedur kerja
3 Air sebanyak 150 ml dididihkan dalam
panci. Tauge 50 gr dicuci lalu dimasukkin
ke dalam panci.

4 Tauge diaduk selama proses perebusan


berlangsung hingga tauge melunak.

5 Tauge yang sudah lunak ditiriskan degan


saringan. Pastikan hanya tersisa ekstrak
tauge di panci.

6. Bubuk agar dan glukosa yang telah


dilarutkan dimasukkin ke dalam panci
dengan ekstrak tauge sambil diaduk
dengan api kecil hingga mendidih.
7. Setelah mendidih, larutan NA dimasukkin
ke dalam tabung reaksi hingga tingginya 3
ruas jari kelingking.

8. Tabung reaksi yang sudah diisi larutan NA


ditutup dengan kapas dan disealer untuk
terhindar dari kontaminasi.

10
No Dokumentasi Prosedur kerja
9. Tabung reaksi yang sudah disealer
dimasukkin ke dalam palstik dengan
tabung reaksi yang berisi NA.
Plastik tersebut selanjutnya dimasukkin ke
dala autoklaf yang telah diisi air.
10. Autoklaf ditutup dengan sempurna dan
ditunggu hingga ± 20 menit untuk
menggsterilkan media.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil diatas, pembuatan media ini digunakan sebagai media


pertumbuhan dari mikroorganisme, kebanyakan mikroorganisme membutuhkan
air, bahan-bahan yang terlarut didalam air yang digunakan mikroorganisme untuk
membentuk badan dan memperoleh energi yang berasal dari nutrisi yang disediakan
oleh media. Perbedaan utama antara Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar
(PDA) adalah bahan yang digunakan dan jenis mikroorganisme yang dapat
ditumbuhkan. NA dibuat dari ekstrak beef dan digunakan untuk menumbuhkan
bakteri, sedangkan PDA dibuat dari kentang dan digunakan untuk menumbuhkan
yeast dan kapang.
Nutrient Agar (NA) adalah salah satu contoh media yang sering digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri. Media ini terbuat dari
ekstrak daging sapi, pepton, dan agar. Namun, pada praktikum ini media NA
menggunakan kecambah kacang hijau dan glukosa yang dapat dapat memberikan
nutrisi pada mikroorganisme karena kecambah dan glukosa mengandung nutrisi
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan reproduksi.
Kecambah mengandung karbohidrat, protein, dan vitamin yang dapat
digunakan sebagai sumber nutrisi oleh mikroorganisme. Sedangkan glukosa
merupakan sumber karbon yang penting bagi mikroorganisme (Akshatha S.J.,

11
2021). Nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya
mencakup karbon, nitrogen, serta unsur non-logam seperti sulfur dan fosfor, unsur
logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Yang
et al., 2023).
Berikut adalah cara membuat media Nutrient Agar yang menggunakan
kecambah dan glukosa (Darwin et al., 2021), bahan-bahan ; 50 g kecambah, 10 g
glukosa, 1 g bubuk agar, dan 250 mL air suling. Langkah-langkah:
1. Potong kecambah menjadi bagian kecil sekitar 1 cm.
2. Cuci kecambah dengan air bersih.
3. Timbang glukosa dan bubuk agar.
4. Campurkan kecambah, glukosa, dan bakto agar ke dalam 250 mL air suling.
5. Aduk rata dan masak hingga mendidih.
6. Setelah mendidih, tuang campuran ke dalam cawan petri steril.
7. Biarkan campuran mengeras dan sterilkan dengan menggunakan oven atau
autoclave.
Media Nutrient Agar yang menggunakan kecambah dan glukosa dapat
memberikan nutrisi yang cukup bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang biak. Kecambah mengandung karbohidrat, protein, vitamin, serta
unsur non-logam seperti sulfur dan fosfor yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme. Sedangkan glukosa merupakan sumber karbon yang penting bagi
mikroorganisme
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sering digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan yeast dan kapang. PDA (Potato Dextrose
Agar) merupakan salah satu media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur
Aspergillus flavus. Media PDA dapat dibuat dengan menggunakan kentang dan
glukosa yang memberikan nutrisi pada mikroorganisme karena mereka
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan
reporoduksi. Menurut jurnal yang ditulis oleh Wantini & Octavia, (2018), nutrisi
yang diberikan oleh media PDA yang menggunakan kentang dan glukosa :
karbohidrat dari kentang dan glukosa; vitamin dari kentang; unsur non-logam

12
seperti sulfur dan fosfor dari kentang; unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn,
Mg, dan Fe dari kentang; air; dan energi (Obuekwe & Odemwingie, 2023).
Kentang dan glukosa merupakan sumber nutrisi yang penting bagi
mikroorganisme untuk pertumbuhan dan reproduksi. Nutrisi lainnya seperti unsur
logam dan non-logam, vitamin, air, dan energi juga diperlukan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan yang optimal.
Berikut adalah cara membuat media PDA: Bahan-bahan; 100 g kentang, 50 g
dekstrosa, 15 g agar, 1000 mL air suling. Langkah-langkah;
1. Cuci kentang dan potong menjadi bagian kecil.
2. Rebus kentang dalam 1000 mL air suling selama 30 menit.
3. Saring campuran kentang dan air menggunakan kain kasa bersih.
4. Tambahkan dekstrosa dan agar ke dalam campuran kentang dan air.
5. Aduk rata dan masak hingga agar larut.
6. Tuang campuran ke dalam cawan petri steril.
7. Biarkan campuran mengeras dan sterilkan dengan menggunakan oven atau
autoclave.
PDA adalah media pertumbuhan yang serbaguna untuk jamur dan bakteri.
Media ini dapat digunakan untuk kultur berbagai jenis jamur dan bakteri yang
ditemukan di tanah. PDA juga dapat digunakan dengan antibiotik atau asam untuk
menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur. Media ini digunakan dalam industri
makanan untuk menguji jamur yang dapat merusak produk makanan. Selain itu,
PDA juga digunakan dalam industri farmasi untuk menyaring agen antijamur
potensial dalam obat-obatan (Brinda et al., 2021).

13
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat


disimpulkan bahwa medium merupakan substansi yang di dalamnya terdapat
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang digunakan untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam
media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme
menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Media yang digunakan dalam pertumbuhan bakteri harus menganduk nutiren yang
cukup untuk pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis media yang umum digunakan
dalam perkembangbiakan bakteri adalah NA (Nutrient Agar), dan PDA (Potato
Dextrose Agar). Media yang steril dapat dibuat dengan cara memperhatikan
kebersihan saat membuat media dan setelah media selesai dibuat, maka media
tersebut dimasukkan kedalam autoclave untuk disterilisasi.

B. Saran

Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga


pada saat praktikum tidak terjadi kesalahan, dan kepada pihak laboratorium
untuk melengkapi atau memperbanyak alat-alat laboratorium yang ada, untuk
membuat waktu praktikum yang efisien dan juga hasil yang maksimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akshatha S.J. 2021. Nutrient Agar Battery. International Journal Of Scientific


Research, 10(6).

Alkadhim, S. A. S. 2018. Autoclave Sterilization Process Guide. SSRN Electronic


Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.3340320

Brinda, G. B., Thara, S. S., & Kiran, G. V. N. S. M. 2021. Peptone supplementation


of potato dextrose agar medium proved better for mushroom mycelial
development. Journal of Krishi Vigyan, 10(1), 189–195.
https://doi.org/10.5958/2349-4433.2021.00090.8

Darwin, B., Sari, I., & Fitri, A. 2021. Analisa Jumlah Koloni Bakteri Escherichia
Coli Pada Media Nutrient Agar Dengan Pelarut Akuades Dan Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK). Masker Medika, 9(1), 455–459.
https://doi.org/10.52523/maskermedika.v9i1.457

Fatmawati, S., Purnomo, A. S., Hakim, M. L., Alkas, T. R., Asranudin, A.,
Rohmah, A. A., Pratama, S. A., Azzahra, N. F., Mayangsari, I. C., Muhammad,
F., Salsabila, Z. Y., & Abdullah, M. R. 2023. Diseminasi Media Tanam Jamur
Tiram dan Alat Sterilisasi (Autoklaf) Baglog pada Kelompok Tani “Jempolan”
Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya. Sewagati, 7(5), 821–
829. https://doi.org/10.12962/j26139960.v7i5.659

Hartanto ES, Santi A. 2018. Pembuatan Media Uji Mikrobiologi Siap Pakai dari
Bahan Baku Lokal Indonesia untuk Pengujian Parameter Angka Lempeng
Total. Journal of Agro-based Industry Vol. 35(2): 68-71

Juariah S, Wulan PS. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai
Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis Kessehatan Klinikal
Sains. Vol. 6(1).

Mardiyanto, I. R., Maridjo, & Astuti, R. 2020. Modifikasi Ruang Sterilisasi Media
Tanam Jamur Untuk Mengurangi Kegagalan Produk Jamur Tiram. Jurnal
Teknik Energi, 1(1), 1–5. https://doi.org/10.35313/energi.v1i1.1799

Muwarni, Sri.2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner. UB Press: Malang

Nurtekto. 2022. Identifikasi Jenis Mikroorganisme Patogen Dan Pertumbuhan


Mikroorganisme Pada Produk Daging Sapi Segar Selama Masa Penjualan Di
Pasar Tradisional. Jurnal Agrifoodtech, 1(2), 1–9.
https://doi.org/10.56444/agrifoodtech.v1i2.223

15
Obuekwe, & Odemwingie. 2023. The Growth of Pleurotus ostreatus Using Potato
Dextrose Agar Supplemented with Waste Human Hair Broth (WHHB).
African Scientist , 24(1), 1595–6881.

Ria, Lilik Eka R, Dewi Andriani, Mulia WA, Premi PR.2019. Mikrobiologi Dasar
Hasil Ternak. UB Press: Malang

Shantika, Zachra R, Srikandi, Sutamihardja.2019. Ekstrak Rumput Laut (Gelidium


sp.) untuk Bakto Agar sebagai Pemadat Media Pertumbuhan Mikroba. Jurnal
Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 9(2): 71-79

Shen, Y., Gao, J., & Li, L. 2017. Municipal wastewater treatment via co-
immobilized microalgal-bacterial symbiosis: Microorganism growth and
nutrients removal. Bioresource Technology, 243, 905–913.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2017.07.041

Sulaiman, H. 2015. Analisa Kestabilan Lokal Dalam Pertumbuhan


Mikroorganisme Di Medium Kemostat. Euclid, 2(1).
https://doi.org/10.33603/e.v2i1.357

Susanti, S., & A.H, K. P. 2022. Pengaruh Standar Prosedur Operasional Sterilisasi
Alat Medis Terhadap Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pegawai Di Instalasi
Central Sterile Supply Department (CSSD) RSUD Kota Bandung. Jurnal
INFOKES (Informasi Kesehatan), 6(2), 1–15.
https://doi.org/10.56689/infokes.v6i1.905

Syauqi, A. 2017. Mikrobiologi Lingkungan. Penerbit ANDI: Yogyakarta

Wantini, S., & Octavia, A. 2018. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus


flavus Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar ) dan Media Alternatif dari
Singkong (Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2), 625.
https://doi.org/10.26630/jak.v6i2.788

Yang, H., Yeom, W., Oh, J., Kim, H., Beuchat, L. R., & Ryu, J.-H. 2023.
Antimicrobial effects of essential oil vapors on Bacillus cereus on nutrient
agar and iceberg lettuce. Food Bioscience, 53, 102–580.
https://doi.org/10.1016/j.fbio.2023.102580

16
LAMPIRAN

17
18
19

You might also like