Professional Documents
Culture Documents
Pembuatan Media - Mikrobiologi Pertanian
Pembuatan Media - Mikrobiologi Pertanian
MIKROBIOLOGI PERTANIAN
(PNA1314)
ACARA 2
PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN
Oleh:
Ariska Febrilianti
NIM.A1H023011
Rombongan 11
A. Latar Belakang
1
Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
laboratorium seperti bakteri adalah media nutrient agar, sedangkan media untuk
menumbuhkan jamur adalah saboroud agar, oatmeal agar dan PDA (Potato
Dextrose Agar). Bakto agar merupakan agar-agar yang telah dimurnikan dengan
mereduksi kandungan pigmen-pigmen pengotor dan kandungan baha-bahan asing
(organik dan anorganik) serendah mungkin, sehingga dapat mendukung
pertumbuhan mikroba secara umum (Gelrited, 2003 dalam Santika et.al, 2019).
Dalam dunia mikrobiologi, terdapat istilah lainnya yang perlu diketahui dan
dipahami yaitu sterilisasi. Sterilisasi penting dilakukan dalam sebuah proses kerja
di laboratorium. Sterilisasai merupakan sebuah proses pemusnahan atau eliminasi
semua mikrooragnisme yang mempunyai sifat resisten. Mikroorganisme tersebut
dapat berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora. Mikroorganisme tersebut
dapat berupa kuman, virus, ricketsia maupun jamur (Nurtekto, 2022).
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikroorganisme
B. Medium
3
Media yang baik mampu menyuplai makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme, maka harus mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan
mikroba. Hal ini sama dengan pernyataan Shen et al., (2017), bahwa media harus
mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba. Pada umunya medium
yang digunakan dalam menumbuhkan bakteri adalah agar-agar (Hartanto, 2018).
Media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari buah dan sayuran. Selain
dari biji-bijian, sayuran, maupun buah, media pertumbuhan bakteri juga dapat
dibuat dari berbagai jenis umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat. Sumber
karbohidrat lain yang dapat ditemui dengan mudah adalah dari jenis umbi-umbian
seperti ganyong, gembili, dan garut. Umbi-umbi tersebut memiliki kadar
karbohidrat yang cukup banyak serta mengandung protein dan berbagai mineral
yang cukup sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri (Sulaiman, 2015).
C. Sterilisasi
4
berbagai mecam jenis makanan dan minuman. Penggunaan plastic sebagai bahan
pengemas mempunyai keunggulan dibanding bahan pengemas lain karena bersifat
ringan, transparan, kuat, murah, mudah didapat di toko plastik (Susanti & A.H,
2022).
Sterilisasi harus dapat membunuh mikroorganisme yang paling tahan panas
yaitu spora bakteri. Sterillisasi basah biasanya dilakukan dengan alat autoklaf uap
dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121℃ selama 15 menit. Penggunaan
suhu 121℃ itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut.
Autoklaf merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi,
ruang sterilliasi dirumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk
sterill. Waktu yang diperlukan untuk sterillisasi tergantung pada sifat bahan yang
akan disterilkan, tipe wadah dan volume bahan (Alkadhim, 2018).
5
III. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker glass 250 ml, botol
schoot, timbangan analitik, cawan petri, batang pengaduk, aluminium foil,
autoclave, panci, kompor. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Kentang 50 gr, tauge 50 gr, agar bubuk 20 gr, aquades 500 ml.
B. Prosedur Kerja
6
gukosa, 5 gram agar (untuk media Potato Dextrose Agar), Akuades 250
ml.
c. Kentang direbus dalam panci menggunakan akuades, hingga lunak.
d. Kentang dipisahkan dari air rebusan.
e. Air rebusan kemudian diambahkan glukosa dan agar
f. Campuran diaduk hingga homogen.
g. Media yang sudah homogen dimasukkan kedalam labu erlenmeyer.
h. Labu erlenmeyer diututp degan menggunakan alumunium foil .
i. Labu erlenmeyer yang telah ditutup dengan alumunium foil dimasukkan
kedalam autoklaf untuk disterilkan. Suhu yang digunakan 121oC dengan
tekanan 15 lbs selama 30 menit.
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
8
No Dokumentasi Prosedur kerja
7 Setelah api dimatikan, larutan PDA
. dimasukkin ke dalam wadah kaca tahan
panas.
9
No Dokumentasi Prosedur kerja
3 Air sebanyak 150 ml dididihkan dalam
panci. Tauge 50 gr dicuci lalu dimasukkin
ke dalam panci.
10
No Dokumentasi Prosedur kerja
9. Tabung reaksi yang sudah disealer
dimasukkin ke dalam palstik dengan
tabung reaksi yang berisi NA.
Plastik tersebut selanjutnya dimasukkin ke
dala autoklaf yang telah diisi air.
10. Autoklaf ditutup dengan sempurna dan
ditunggu hingga ± 20 menit untuk
menggsterilkan media.
B. Pembahasan
11
2021). Nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya
mencakup karbon, nitrogen, serta unsur non-logam seperti sulfur dan fosfor, unsur
logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Yang
et al., 2023).
Berikut adalah cara membuat media Nutrient Agar yang menggunakan
kecambah dan glukosa (Darwin et al., 2021), bahan-bahan ; 50 g kecambah, 10 g
glukosa, 1 g bubuk agar, dan 250 mL air suling. Langkah-langkah:
1. Potong kecambah menjadi bagian kecil sekitar 1 cm.
2. Cuci kecambah dengan air bersih.
3. Timbang glukosa dan bubuk agar.
4. Campurkan kecambah, glukosa, dan bakto agar ke dalam 250 mL air suling.
5. Aduk rata dan masak hingga mendidih.
6. Setelah mendidih, tuang campuran ke dalam cawan petri steril.
7. Biarkan campuran mengeras dan sterilkan dengan menggunakan oven atau
autoclave.
Media Nutrient Agar yang menggunakan kecambah dan glukosa dapat
memberikan nutrisi yang cukup bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang biak. Kecambah mengandung karbohidrat, protein, vitamin, serta
unsur non-logam seperti sulfur dan fosfor yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme. Sedangkan glukosa merupakan sumber karbon yang penting bagi
mikroorganisme
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sering digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan yeast dan kapang. PDA (Potato Dextrose
Agar) merupakan salah satu media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur
Aspergillus flavus. Media PDA dapat dibuat dengan menggunakan kentang dan
glukosa yang memberikan nutrisi pada mikroorganisme karena mereka
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan
reporoduksi. Menurut jurnal yang ditulis oleh Wantini & Octavia, (2018), nutrisi
yang diberikan oleh media PDA yang menggunakan kentang dan glukosa :
karbohidrat dari kentang dan glukosa; vitamin dari kentang; unsur non-logam
12
seperti sulfur dan fosfor dari kentang; unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn,
Mg, dan Fe dari kentang; air; dan energi (Obuekwe & Odemwingie, 2023).
Kentang dan glukosa merupakan sumber nutrisi yang penting bagi
mikroorganisme untuk pertumbuhan dan reproduksi. Nutrisi lainnya seperti unsur
logam dan non-logam, vitamin, air, dan energi juga diperlukan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan yang optimal.
Berikut adalah cara membuat media PDA: Bahan-bahan; 100 g kentang, 50 g
dekstrosa, 15 g agar, 1000 mL air suling. Langkah-langkah;
1. Cuci kentang dan potong menjadi bagian kecil.
2. Rebus kentang dalam 1000 mL air suling selama 30 menit.
3. Saring campuran kentang dan air menggunakan kain kasa bersih.
4. Tambahkan dekstrosa dan agar ke dalam campuran kentang dan air.
5. Aduk rata dan masak hingga agar larut.
6. Tuang campuran ke dalam cawan petri steril.
7. Biarkan campuran mengeras dan sterilkan dengan menggunakan oven atau
autoclave.
PDA adalah media pertumbuhan yang serbaguna untuk jamur dan bakteri.
Media ini dapat digunakan untuk kultur berbagai jenis jamur dan bakteri yang
ditemukan di tanah. PDA juga dapat digunakan dengan antibiotik atau asam untuk
menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur. Media ini digunakan dalam industri
makanan untuk menguji jamur yang dapat merusak produk makanan. Selain itu,
PDA juga digunakan dalam industri farmasi untuk menyaring agen antijamur
potensial dalam obat-obatan (Brinda et al., 2021).
13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Darwin, B., Sari, I., & Fitri, A. 2021. Analisa Jumlah Koloni Bakteri Escherichia
Coli Pada Media Nutrient Agar Dengan Pelarut Akuades Dan Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK). Masker Medika, 9(1), 455–459.
https://doi.org/10.52523/maskermedika.v9i1.457
Fatmawati, S., Purnomo, A. S., Hakim, M. L., Alkas, T. R., Asranudin, A.,
Rohmah, A. A., Pratama, S. A., Azzahra, N. F., Mayangsari, I. C., Muhammad,
F., Salsabila, Z. Y., & Abdullah, M. R. 2023. Diseminasi Media Tanam Jamur
Tiram dan Alat Sterilisasi (Autoklaf) Baglog pada Kelompok Tani “Jempolan”
Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya. Sewagati, 7(5), 821–
829. https://doi.org/10.12962/j26139960.v7i5.659
Hartanto ES, Santi A. 2018. Pembuatan Media Uji Mikrobiologi Siap Pakai dari
Bahan Baku Lokal Indonesia untuk Pengujian Parameter Angka Lempeng
Total. Journal of Agro-based Industry Vol. 35(2): 68-71
Juariah S, Wulan PS. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai
Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis Kessehatan Klinikal
Sains. Vol. 6(1).
Mardiyanto, I. R., Maridjo, & Astuti, R. 2020. Modifikasi Ruang Sterilisasi Media
Tanam Jamur Untuk Mengurangi Kegagalan Produk Jamur Tiram. Jurnal
Teknik Energi, 1(1), 1–5. https://doi.org/10.35313/energi.v1i1.1799
15
Obuekwe, & Odemwingie. 2023. The Growth of Pleurotus ostreatus Using Potato
Dextrose Agar Supplemented with Waste Human Hair Broth (WHHB).
African Scientist , 24(1), 1595–6881.
Ria, Lilik Eka R, Dewi Andriani, Mulia WA, Premi PR.2019. Mikrobiologi Dasar
Hasil Ternak. UB Press: Malang
Shen, Y., Gao, J., & Li, L. 2017. Municipal wastewater treatment via co-
immobilized microalgal-bacterial symbiosis: Microorganism growth and
nutrients removal. Bioresource Technology, 243, 905–913.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2017.07.041
Susanti, S., & A.H, K. P. 2022. Pengaruh Standar Prosedur Operasional Sterilisasi
Alat Medis Terhadap Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pegawai Di Instalasi
Central Sterile Supply Department (CSSD) RSUD Kota Bandung. Jurnal
INFOKES (Informasi Kesehatan), 6(2), 1–15.
https://doi.org/10.56689/infokes.v6i1.905
Yang, H., Yeom, W., Oh, J., Kim, H., Beuchat, L. R., & Ryu, J.-H. 2023.
Antimicrobial effects of essential oil vapors on Bacillus cereus on nutrient
agar and iceberg lettuce. Food Bioscience, 53, 102–580.
https://doi.org/10.1016/j.fbio.2023.102580
16
LAMPIRAN
17
18
19