You are on page 1of 11

Menjaga Warisan Budaya Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

Ai Nuraiman, Fania Komalasari, Herfian Muhammad Nur Fattah Putra Setya Aji, Legira
Putri Alina Sidik, Reza Putra Ramadhan, Rizal Aglal Faozi

Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus di


Purwakarta

ABSTRAK

Warisan budaya merupakan kumpulan pencapaian berharga manusia yang mencerminkan


nilai sejarah, artistik, dan budaya tinggi. Warisan budaya bukan hanya artefak sejarah,
melainkan cerminan mendalam terhadap identitas suatu masyarakat. Globalisasi, kapitalisme,
krisis kesejahteraan masyarakat, dan pengaruh budaya asing menyebabkan degradasi dan
terkikisnya nilai-nilai kearifan lokal. Pendidikan kewarganegaraan, sebagai alat untuk
menjaga warisan budaya, juga dihadapkan pada dilema integrasi teknologi dan globalisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak globalisasi terhadap kebudayaan
Indonesia dan menggali peran kunci pendidikan kewarganegaraan dalam menjaga keutuhan
warisan budaya. Analisis dilakukan terhadap degradasi nilai-nilai lokal dan tantangan
pendidikan kewarganegaraan di tengah dinamika global. Penelitian ini mencari solusi dengan
menyoroti pentingnya memperkenalkan budaya lokal ke kancah internasional sebagai respons
positif terhadap globalisasi. Pendidikan kewarganegaraan, jika diarahkan dengan baik, dapat
menjadi solusi dalam pelestarian warisan budaya. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai
kearifan lokal, menciptakan program pembelajaran yang menarik, dan mendorong partisipasi
masyarakat, kita dapat menjaga keberlanjutan warisan budaya dalam era globalisasi. Dengan
cara ini, generasi mendatang dapat tetap menghargai, melestarikan, dan mewarisi warisan
budaya yang membentuk identitas bangsa

Kata Kunci : Warisan Budaya, Globalisasi, Pendidikan Kewarganegaraan, Pelestarian


Budaya, Kebudayaan Indonesia.
1. Pendahuluan
Kebudayaan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Budaya adalah
istilah yang menggambarkan cara sekelompok orang hidup atau melakukan sesuatu. Belajar
adalah cara mewariskan budaya, seperti bahasa, agama, masakan, adat istiadat sosial, musik,
dan seni kepada generasi berikutnya. Menurut Antropolog Indonesia (Koentjaraningrat:
2002), pengertian kebudayaan adalah suatu sistem gagasan, perasaan, tindakan dan karya
yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Namun seiring berjalannya
waktu, kebudayaan Indonesia sendiri mulai tergerus oleh globalisasi. Globalisasi merupakan
fenomena khusus peradaban manusia yang terus mengalami kemajuan dalam masyarakat
global dan merupakan bagian dari proses kemanusiaan global.
Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi mempercepat proses globalisasi
ini. Dengan demikian, globalisasi telah membawa berbagai permasalahan di bidang
kebudayaan, seperti hilangnya keunikan budaya daerah, merosotnya nilai-nilai budaya,
merosotnya nasionalisme dan patriotisme, hilangnya rasa kekeluargaan dan gotong royong,
serta hilangnya nilai-nilai budaya yang menyebabkan tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Oleh karena itu, perubahan akibat globalisasi mempunyai dampak yang kuat
terhadap banyak orang (secara regional, lintas negara, dan lintas budaya) dan secara tidak
langsung dapat mempengaruhi selera, lingkungan, dan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Kebudayaan asing telah menyerbu Indonesia dengan sangat dalam dan tidak terbatas.
Namun, dunia terus berubah dan globalisasi adalah dunia yang saling terhubung dan seolah
tidak mengenal batas negara atau berdasarkan istilah McLuhan “desa global” (McLuhan,
1994). Melalui media yang semakin terbuka dan terjangkau, masyarakat menerima beragam
informasi mengenai peradaban baru dari seluruh dunia. Faktanya, kami menyadari bahwa
tidak semua warga mampu menilai informasi yang diterima melalui penyaringan dan
kategorisasi ini. Misalnya saja, banyaknya informasi dan budaya baru yang dibawa oleh
media cetak dan elektronik seringkali sangat berbeda dengan sikap dan norma yang berlaku
di Indonesia.
Globalisasi mempunyai banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Beberapa
orang mengartikan globalisasi sebagai suatu proses dimana dunia menjadi lebih kecil atau
menjadi lebih seperti sebuah desa kecil. Ada pula yang mengatakan bahwa globalisasi
merupakan upaya menyatukan masyarakat dunia dalam hal gaya hidup, orientasi, dan
budaya. Penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modern, dan penguatan
kesadaran dunia lebih dipahami sebagai refleksi budaya. Identitas adalah suatu ciri, simbol,
atau tanda yang ada pada diri seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan orang
lain.
Identitas nasional adalah identitas yang ada dalam kelompok yang lebih besar.
Sedangkan identitas nasional bangsa Indonesia adalah identitas bangsa seperti bahasa,
budaya, seni, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan identitas nasional, menurut Kaelan
(2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah perwujudan nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek-aspek kehidupan berbangsa yang mempunyai ciri-ciri
khusus, dan bahwa suatu bangsa itu memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara lain
dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, kebudayaan mempengaruhi identitas bangsa
Indonesia.

2. Metode
Dalam Penelitian ini sepenuhnya adalah penelitian kepustakaan (library research)
yang mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam studi literatur, proses penelitian
didasarkan pada pengumpulan sumber bacaan yang relevan dengan fokus penelitian.
Sumber bacaan yang dimanfaatkan bisa berupa buku atau karya ilmiah. Metode ini
bertujuan untuk menghimpun beragam literatur yang terkait dengan isu yang sedang diteliti
sebagai referensi utama dalam penelitian.

3. Hasil dan Pembahasan


Konsep dan Warisan Budaya
Warisan budaya adalah pencapaian berharga manusia yang menampilkan nilai
sejarah, artistik, dan budaya yang tinggi. Warisan ini diartikan sebagai warisan yang
berasal dari masa lalu, diwariskan kepada generasi saat ini, dan akan diwariskan kepada
generasi mendatang. Dalam esensinya, warisan budaya mencerminkan pencapaian
kolektif manusia yang membawa keberlanjutan nilai-nilai dan kekayaan kultural dari
masa lalu hingga masa yang akan datang.
Warisan budaya memiliki dua dimensi utama, yang pertama warisan budaya
benda yang mencakup entitas fisik seperti bangunan, situs, dan benda cagar budaya. Dan
yang kedua warisan budaya nonbenda yang melibatkan aspek tak berwujud seperti adat
istiadat, kesenian, bahasa, dan lainnya. Keduanya merupakan aset berharga bangsa yang
memerlukan pelestarian dan pemeliharaan. Warisan budaya benda, berupa bangunan,
karya seni, dan benda bersejarah, menghadirkan keberadaan fisik yang mencerminkan
sejarah dan identitas masyarakat. Di sisi lain, warisan budaya nonbenda, berupa tradisi,
adat istiadat, serta pengetahuan dan keterampilan yang diwariskan, menjadi pondasi tak
terlihat yang membentuk karakter dan keunikan suatu komunitas. Pemeliharaan warisan
budaya menjadi suatu keharusan karena hal ini menciptakan dan memperkuat identitas
kolektif masyarakat, menandai warisan yang diwariskan dari masa lalu, untuk masa kini,
dan ke masa depan.
Warisan budaya bukan sekadar artefak sejarah, ia menciptakan cerminan
mendalam terhadap identitas sebuah masyarakat. Terlahir dari nilai-nilai dan norma-
norma yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari, warisan budaya memainkan peran
krusial dalam membentuk jati diri suatu komunitas. Sebagai contoh, batik adalah salah
satu warisan budaya Indonesia, bukan hanya karya seni dengan nilai estetika tinggi,
tetapi juga sebuah simbol budaya yang telah merambah ke tingkat internasional. Namun,
kekayaan identitas Indonesia tidak hanya terbatas pada batik, melainkan terwujud dalam
beragam bentuk seperti wayang, gamelan, tarian tradisional, dan upacara adat. Contoh
lain ialah warisan budaya, baik dalam bentuk benda seperti Candi Borobudur atau
nonbenda seperti tradisi wayang, kedua hal tersebut bukan hanya menjadi simbol
identitas, tetapi juga fondasi dari keberagaman nilai, norma, dan kepercayaan
masyarakat. Dengan memahami dan melestarikan warisan budaya, suatu masyarakat
dapat menjaga akar-akarnya, menghargai keunikannya, dan merangkul warisan yang
diberikan oleh nenek moyang untuk dilestarikan, disukai, dan diwariskan ke generasi
mendatang.
Pentingnya pelestarian warisan budaya tidak hanya terletak pada pengenalan
nilai-nilai dan kepercayaan yang dipegang oleh masyarakat, melainkan juga pada
keberlanjutan identitas kolektif. Dalam konteks ini, pelestarian warisan budaya berperan
penting dalam menjaga nilai-nilai dan kepercayaan yang terkandung di dalamnya, yang
pada gilirannya menjadi pedoman bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, pemahaman dan pelestarian warisan budaya menjadi landasan
untuk memastikan keutuhan dan keberlanjutan identitas masyarakat dalam era
globalisasi

Permasalahan Warisan Budaya


Budaya atau kearifan lokal seringkali diabaikan, dan dianggap tidak ada
relevansinya dengan zaman sekarang maupun masa depan. Mengakibatkan banyak
warisan budaya yang terlantar, lapuk, bahkan hampir punah keberadaannya. Di masa
sekarang yang serba modern ini budaya lokal menghadapi tantangan global di kota -
kota besar maupun di kota kecil sekalipun.
Pada era globalisasi ini banyak budaya asing yang masuk dan memengaruhi
Indonesia hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kebudayaan lokal, yang dimana
banyak orang lebih menyukai budaya luar dibandingkan budaya sendiri dan bahkan
menganggap budaya luar lebih baik dari pada budaya lokal. Hal ini tentunya berakibat
besar bagi bagsa Indonesia, karena dapat mengakibatkan hilang budaya asli suatu
daerah, terjadinya erosi nilai - nilai budaya, menurunnya sifat nasionalisme, serta
perubahan gaya hidup yang tidak sesuai dengan kultur Indonesia.
Sebagai generasi muda, yang akan melanjutkan pelestarian budaya Indonesia
tentu seharusnya kita lebih peduli dengan warisan budaya, namun sekali lagi globalisasi
yang terjadi telah memengaruhi generasi muda untuk lebih menyukai budaya luar.
Contohnya pada kesenian tradisional, generasi muda yang memiliki pola yang
yang lebih modern membuat sebagian dari mereka berpikir bahwa sesuatu yang
tradisional seperti kesenian tradisional itu sesuatu yang kuno dan tidak sesuai dengan
kondisi yang terjadi saat ini, sedangkan kesenian yang modern lebih cocok dan menarik
bagi mereka. Hal ini tentunya menjadi ancaman besar bagi warisan budaya.
Maka dari itu untuk menghindari hilangnya warisan budaya kita, maka sangatlah
penting bagi generasi muda untuk lebih memahami budaya yang dimiliki bangsa ini
dengan mencintainya, memahami nilai - nilai yang terkandung serta melestarikannya.

Peran Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran krusial dalam pelestarian warisan
budaya, memungkinkan generasi muda untuk belajar dan menghargai nilai-nilai, tradisi,
serta kekayaan budaya yang membentuk identitas bangsanya. Dalam konteks ini,
integrasi materi warisan budaya ke dalam kurikulum sekolah menjadi langkah efektif.
Program pembelajaran yang mencakup sejarah, seni, dan budaya lokal tidak hanya
membuka wawasan siswa, tetapi juga memperdalam penghargaan terhadap
keberagaman warisan budaya mereka. Melibatkan siswa dalam kegiatan praktis, seperti
kunjungan ke situs bersejarah atau partisipasi dalam upacara adat, dapat memperkuat
rasa kebanggaan terhadap warisan budaya.
Contoh konkret dari keberhasilan inisiatif pendidikan kewarganegaraan dalam
merawat warisan budaya dapat ditemukan di Jepang. Di sana, program pendidikan
kewarganegaraan mencakup kunjungan ke kuil-kuil bersejarah, pelajaran seni
tradisional, dan partisipasi dalam festival lokal. Implementasi serupa terjadi di
Indonesia, di mana program pembelajaran menekankan keberagaman budaya daerah,
seperti mengenalkan seni wayang atau tarian tradisional, telah menjadi contoh nyata
bagaimana pendidikan kewarganegaraan berperan aktif dalam merawat warisan budaya
lokal.
Meskipun demikian, tantangan muncul di era globalisasi ini. Bagaimana
pendidikan kewarganegaraan dapat tetap relevan sambil menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi dan globalisasi? Upaya seperti memasukkan unsur-unsur
warisan budaya dalam platform pembelajaran digital atau melibatkan komunitas lokal
dalam proses pendidikan bisa menjadi solusi. Pertanyaan krusial tentang bagaimana
mengintegrasikan teknologi dan globalisasi ke dalam upaya pelestarian warisan budaya
perlu terus dijelajahi dan dijawab oleh para pendidik dan pengambil kebijakan.
Pendidikan kewarganegaraan dapat secara konkret meningkatkan kesadaran dan
pemahaman peserta didik tentang pentingnya warisan budaya, mengembangkan rasa
cinta dan penghargaan terhadap keragaman budaya, serta memperkuat keterampilan
dalam melestarikan warisan budaya. Inisiatif seperti program "Belajar di Museum" di
Indonesia atau "Kemah Budaya" yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mendalami budaya bangsa telah terbukti berhasil. Sementara itu, program
"Pemberdayaan Masyarakat Peduli Warisan Budaya" di tingkat daerah menunjukkan
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelestarian warisan budaya.
Secara keseluruhan, pendidikan kewarganegaraan membuka jalan bagi
pelestarian warisan budaya dengan meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan
keterampilan peserta didik. Melalui berbagai program dan inisiatif, pendidikan
kewarganegaraan dapat terus berperan sebagai pilar utama dalam menjaga keberlanjutan
warisan budaya dalam konteks dinamika global.

Integrasi Pembelajaran PKn terhadap Nilai-Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa


Pendidikan di Indonesia menunjukkan gejala degradasi yang mengkhawatirkan,
dengan nilai-nilai kearifan lokal yang terkikis oleh arus globalisasi pendidikan.
Dampaknya meliputi penipisan tata krama, etika, dan kreativitas generasi muda serta
kurangnya lulusan berkualitas yang merepresentasikan masyarakat Indonesia
sepenuhnya. Penurunan nilai moral dalam kehidupan bersama disebabkan oleh
kurangnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, nilai-nilai
kearifan lokal menjadi penting dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn).
Di Surakarta, nilai-nilai kearifan lokal tercermin dalam budaya Jawa, yang
menjadi panduan dalam pandangan hidup masyarakatnya. Konsep hidup mereka terkait
erat dengan budaya, menunjukkan arah dan tujuan kehidupan mereka serta nilai-nilai
kebaikan yang mereka anut. Konsep hidup ini juga menekankan pentingnya sikap
tenggang rasa dan kesadaran bahwa tindakan mereka berdampak pada hasil yang
mereka peroleh.
Budaya Jawa menitikberatkan rasa, kreasi, dan kontribusi dalam kehidupan,
dengan nilai-nilai inti seperti hormat, rukun, dan tolong-menolong. Nilai-nilai ini terus
berkembang dalam masyarakat, mencerminkan nilai-nilai utama yang kemudian
bertransformasi menjadi pandangan hidup yang lebih luas.
Pendidikan berbasis kearifan lokal memberikan relevansi yang tinggi dengan
mengembangkan keterampilan dan potensi setempat. Kurikulum disesuaikan dengan
lingkungan, minat, dan kendala sosial serta budaya yang dihadapi peserta didik.
Pendidikan karakter melalui PKn harus dimulai sejak dini, mengintegrasikan nilai
kebangsaan, cinta tanah air, dan nilai-nilai Pancasila.
Integrasi nilai-nilai kearifan lokal Jawa dalam PKn tidak hanya menambah nilai
pelajaran tetapi juga membuat pembelajaran lebih bermakna. Dengan pendekatan ini,
siswa lebih aktif dalam menemukan dan memahami nilai-nilai yang relevan dengan
kehidupan mereka.

Tantangan dan Solusi


Tantangan warisan budaya melalui pendidikan kewarganegaraan :
a. Kapitalisme
Kaum kapitalis berperan aktif dalam menghambat jalannya suatu
kebudayaan. Hal ini didasara oleh watak dasar mereka yang tidak mau menerima
sebuah kemajuan selama hal tersebut tidak menguntungkan mereka. Mereka
tidak akan mengijinkan suatu kebudayaan menjalankan aktivitas budayanya
karena dianggap akan menghalangi kemajuan perekonomian mereka, tidak
cukup hanya itu golongan ini akan melakukan berbagai cara untuk
menghentikan aktivitas-aktivitas yang tidak menguntungkan mereka.
b. Bangsa yang multicultural
Dalam konteks itu pula maka ratusan suku-suku bangsa yang terdapat di Indonesia
perlu dilihat sebagai aset negara berkat pemahaman akan lingkungan
alamnya, tradisinya, serta potensi-potensi budaya yang dimilikinya, yang
keseluruhannya perlu dapat di daya gunakan bagi pembangunan nasional. Di
pihak lain, setiap suku bangsa juga memiliki hambatan budayanya masing-
masing, yang berbeda antara suku bangsayang satu dengan yang lainnya.
Maka menjadi tugas negaralah untuk memahami, selanjutnya mengatasi
hambatan-hambatan budaya masing-masing suku bangsa, dan secara aktif
memberi dorongan dan peluang bagi munculnya potensi budaya baru sebagai
kekuatan bangsa.
c. Krisis kesejahteraan masyarakat
Krisis kesejahteraan yang dialami masyarakat Indonesia sangat berpengaruh
padajalannya kebudayaan. Semakin sejahtera maka akan semakin lancar
jalannya suatu kebudayaan. Sebaliknya semakin rendah kesejahteraan suatu
masyarakat maka akan memberi hambatan pada jalannya aktivitas-aktivitas budaya
(cultural activity). Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya unsur
kesejahteraan di Indonesia.

Solusi warisan budaya melalui pendidikan kewarganegaraan :


a. Mendorong Kesadaran Melestarikan Budaya Nasional
Generasi muda harus diberi motivasi untuk memperkenalkan dan melestarikan
budaya nasional sedini mungkin. Budaya nasional sendiri terdiri dari rumah
tradisional, pakaian adat, tarian daerah, hingga kebiasaan masyarakatnya. Jadi,
dengan mengenal budaya sendiri pasti tidak akan mudah digeser dengan budaya
lain, sehingga melahirkan kesadaran untuk melestarikannya.
b. Memahami Budaya Sendiri
Untuk mengenal dan memahami budaya nasional, generasi muda bisa
mengetahuinya melalui pelajaran di sekolah. Selain itu, budaya nasional juga bisa
diperkenalkan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
c. Menyaring Budaya dari Luar
Akibat globalisasi, kita lebih mudah mendapatkan berbagai macam informasi dari
berbagai tempat dengan cepat. Globalisasi dan modernitas juga menciptakan
budaya baru yang lebih disukai oleh generasi muda. Namun, kita tidak boleh
melupakan budaya nasional hingga melupakannya. Oleh karena itu, budaya asing
yang masuk harus disaring agar lebih sesuai dengan kepribadian bangsa.
d. Mengenalkan Budaya Nasional ke Kancah Internasional
Globalisasi dan modernisasi tidak selalu negatif, bahkan dengan adanya kedua hal
tersebut kita bisa memperkenalkan budaya nasional ke kancah internasional.
Misalnya, melalui kerja sama kebudayaan yang dapat membantu generasi muda
untuk memperkenalkan budaya nasional ke mancanegara. Selain itu, modernitas
yang menghasilkan peralatan canggih, membuat kita bisa merekam dan
mengunggah segala informasi tentang budaya nasional ke internet.

4. Simpulan
Warisan budaya, baik berupa benda maupun nonbenda, memiliki peran penting dalam
membentuk identitas suatu masyarakat. Pemahaman dan pelestarian warisan budaya
menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan identitas kolektif, terutama dalam menghadapi
arus globalisasi yang membawa perubahan signifikan dalam gaya hidup dan nilai-nilai.
Globalisasi membawa tantangan, seperti hilangnya keunikan budaya daerah,
merosotnya nilai-nilai budaya, dan pengaruh budaya asing yang masuk secara mendalam.
Generasi muda sebagai pewaris budaya, dihadapkan pada kondisi dimana kebanyakan dari
mereka lebih menyukai budaya yang dimiliki negara asing dibandingkan dengan budaya
lokal. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran generasi muda
akan pentingnya melestarikan warisan budaya.
Pendidikan kewarganegaraan memegang peranan krusial dalam menjaga warisan
budaya. Diantaranya seperti program pembelajaran yang mencakup kunjungan ke situs
bersejarah, pelajaran seni tradisional, partisipasi dalam festival lokal dan integrasi nilai-nilai
kearifan lokal, seperti yang terlihat dalam contoh budaya Jawa, hal ini dapat menjadi
langkah efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang identitas budaya mereka.
Meskipun terdapat tantangan seperti pengaruh kapitalisme, keragaman budaya di
Indonesia, dan krisis kesejahteraan masyarakat, solusi tersebut dapat ditemukan melalui
upaya bersama. Pendidikan kewarganegaraan harus mendorong adanya kesadaran tentang
melestarikan budaya nasional, memahami budaya sendiri, menyaring budaya dari luar, dan
mengenalkan budaya nasional ke kancah internasional. Dengan demikian, dapat terciptanya
generasi muda yang memiliki rasa cinta dan kepedulian terhadap warisan budaya Indonesia,
sehingga nilai-nilai budaya tetap hidup dan relevan dalam perubahan zaman
Dengan demikian, artikel ini menegaskan perlunya upaya bersama dari berbagai
pihak, termasuk lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah, untuk menjaga
keberlanjutan dan keberagaman warisan budaya Indonesia di tengah dinamika globalisasi.

5. Daftar Pustaka
Aprianti, Muthia., Anggraeni Dewi, Dinie., Furi Furnamasari, Yayang. (2022).
Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi terhadap Identitas Nasional
Indonesia. Edumaspul - Jurnal Pendidikan, 6(1), 996-998

Irfan, Muhammad. (2023). Konsep Warisan Budaya dan Identitas Masyarakat. Jurnal
Ilmiah Pegon, 2(1), 1-10

Siburian, Bintang Panduraja dkk. (2021). Pengaruh Globalisasi Terhadap Minat


Generasi Muda dalam Meletarikan Kesenian Tradisional Indonesia. Jurnal
Global Citizen-Jurnal Ilimiah Kajian Pendidikan Kewarganwgaraan, 10(2),
31-39

Setyaningrum, Nomi Diah Budi. (2018). Budaya Lokal di Era Global. Jurnal
Ekspresi Seni, 20(2), 102-112

Arnaiz, T. (2022). Solusi Warisan Budaya Melalui Pendidkan Kewarganegaraan.


Pendidikan Kewarganegaraan, 1.

Qulub, T. (2023). Tantangan Warisan Budaya Melalui Pendidikan Kewarganegaraan.


Pendidikan Kewarganegaraan, 15.

Sumardjoko, Bambang. 2017. Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam


Pembelajaran PKn. Prosiding Konferensi Nasional Ke-6: 47-53. Sulawesi
Selatan, 8-9 September 2017: Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan
Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (APPPTMA).

You might also like