You are on page 1of 17

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pancasila

Dosen Pengampu : Siti Syarifah Walkiah Wardah, S.H., M.H

Oleh :

1. Alya Salsabila Yusuf 230108501040


2. Nurul Iffah Amalia 230108501022
3. Nur Annisa 230108502006
4. Zahrah 230108500008

Kelas Sains B

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL .....................................................................................................................1

DAFTAR ISI .................................................................................................................................ii

KATA
PENGANTAR ...................................................................................................................iii

BAB I ..........................................................................................................................................1-
2

PENDAHULUAN ......................................................................................................................1-
2

A. LATARBELAKANG ........................................................................................................
1
B. RUMUSAN
MASALAH ...................................................................................................2
C. TUJUAN ............................................................................................................................

2 BAB II .............................................................................................................................. .

3-10

PEMBAHASAN .................................................................................................................... . 3-
10

a. Menelusuri Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara ...................... 3-4
b. Penjabaran pancasiladalam pasal pasal UUD 1945.........................................................4-7
c. Hubungan Pancasila dengan pembukaan ............................................................................8
d. Implementasi Pancasila dalam kebijakan negara............................................................8-
10
BAB III .................................................................................................................................. 11-
12

PENUTUP .............................................................................................................................. 11

a.

Kesimpulan .........................................................................................................................11

b. Saran ..................................................................................................................................12

Daftar

Pustaka ..............................................................................................................................13
ii

KATA PENGANTAR

Pertama – tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Siti Syarifah Walkiah Wardah S.H.,M.H. pada mata kuliah Pancasila, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Syarifah, selaku dosen mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami
pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terima kasih.
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, “Panca” yang artinya adalah
lima, dan “Syla” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila juga merupakan buah pikiran,
musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada masa perjuangan
kemerdekaan.

Dalam pancasila, ada lima sila atau pedoman yang perlu diketahui. Kelima prinsip yang
ada dalam Pancasila tersebut kali pertama dicetuskan oleh Presiden RI, Soekarno, pada 1 Juni
1945. Adapun lima prinsip yang dijadikan sila dalam Pancasila tersebut ialah Ketuhanan yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mempunyai arti bahwa Pancasila
menjadi sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala peraturan hukum dan perundang-undangan
yang dibuat dan berlaku di Indonesia. Hal itu berarti peraturan dan hukum yang berlaku harus
bersumber pada Pancasila. Baik yang tertulis (UUD) maupun yang tak tertulis (konvensi).
Sebagai dasar negara, secara hukum Pancasila memiliki kekuatan mengikat semua Warga
negaranya. Pengertian mengikat ialah bahwa ketentuan mengenai pembuatan segala peraturan
dan hukum untuk bersumber pada Pancasila bersifat wajib dan imperatif. Dengan kata lain, tidak
boleh ada satu pun peraturan atau hukum di Indonesia yang bertentangan dengan Pancasila.

Dari mempelajari bab ini, diharapkan para mahasiswa dapat mengetahui atau memahami
konsep, hakikat, dan pentingnya pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar
filsafat negara Republik Indonesia dalam kehidupan bernegara. Kita sebagai generasi muda
seharusnya berpartisipasi atau berjuang untuk mewujudkan tujuan negara berdasarkan pancasila.
Agar partisipasi kita di masa yang akan datang efektif, maka perlu perluasan dan pendalaman
wawasan akademik mengenai dasar negara melalui mata kuliah pendidikan pancasila.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Setelah menyusun latar belakang makalah, kami memiliki beberapa rumusan masalah yang
relevan untuk dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Memahami Bagaimana Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara ?
2. Mengapa Pancasila Diperlukan dalam Kajian sebagai Dasar Negara ?
3. Hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD 1945?
4. Penjabaran Pancasila dalam pasal pasal UUD 1945?
5. Implementasi pancasiladalam kebijakan negara?

C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas, kami memiliki beberapa tujuan yang kami muat, yaitu:
- Mengetahui konsep negara, tujuan negara dan urgensi pancasila
- Memahami pentingnya pancasila sebagai dasar negara
- Mengetahui hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD 1945
- Mengetahui Pancasila dalam pasal pasal UUD 1945
- Mengetahui implementasi dalam kebijakan negara

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Menelusuri Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara

1. Menelusuri Konsep Negara

Apakah Anda pernah mendengar istilah Homo Faber, Homo Socius, Homo Economicus , dan
istilah Zoon Politicon? Istilah-istilah tersebut mengisyaratkan bahwa interaksi antarmanusia
dapat dimotivasi oleh sudut pandang, kebutuhan, atau kepentingan masing-masing. Akibatnya,
pergaulan manusia dapat bersamaan (sejalan), berbeda, atau bertentangan satu sama lain, bahkan
meminjam istilah Thomas Hobbes manusia yang satu dapat menjadi serigala bagi yang lain
(homo homini lupus). Oleh karena itu, agar tercipta kondisi yang harmonis dan tertib dalam
memenuhi kebutuhannya, dalam memperjuangkan kesejahteraannya, manusia membutuhkan
negara.

Apakah negara itu? Menurut Diponolo (1975: 23-25) negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu
umat di suatu daerah tertentu. Sejalan dengan pengertian negara tersebut, Diponolo
menyimpulkan 3 (tiga) unsur yang lazim disebut sebagai unsur konstitutif, yaitu:

a. Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territoir


b. Unsur manusia, atau umat (baca: masyarakat), rakyat atau bangsa
c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.

Berbicara tentang negara dari perspektif tata negara paling tidak dapat dilihat dari 2 (dua)
pendekatan, yaitu:

a. Negara dalam keadaan diam, yang fokus pengkajiannya terutama kepada bentuk dan
struktur organisasi negara
b. Negara dalam keadaan bergerak, yang fokus pengkajiannya terutama kepada mekanisme
penyelenggaraan lembaga-lembaga negara, baik di pusat maupun di daerah. Pendekatan
ini juga meliputi bentuk pemerintahan seperti apa yang dianggap paling tepat untuk
sebuah Negara.

Dasar negara akan menentukan bentuk negara, bentuk dan sistem pemerintahan, dan tujuan

negara yang ingin dicapai, serta jalan apa yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan suatu negara.

2. Menelusuri Konsep Tujuan Negara

Para ahli berpendapat bahwa amuba atau binatang bersel satu pun hidupnya memiliki tujuan,
apalagi manusia pasti memiliki tujuan hidup. Demikian pula, suatu bangsa mendirikan negara,
pasti ada tujuan untuk apa negara itu diidirikan. Secara teoretik, ada beberapa tujuan negara
diantaranya:

3
1. Kekuatan, kekuasaan dan kebesaran/keagungan
2. Kepastian hidup, keamanan, dan ketertiban
3. Kemerdekaan
4. Keadilan
5. Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup

Tujuan negara Republik Indonesia apabila disederhanakan dapat dibagi 2 (dua), yaitu
mewujudkan kesejahteraan umum dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh wilayah
negara. Oleh karena itu, pendekatan dalam mewujudkan tujuan negara tersebut dapat dilakukan
dengan 2 (dua) pendekatan yaitu:

a. Pendekatan kesejahteraan (prosperity approach)


b. Pendekatan keamanan (security approach

B. Penjabaran Pancasila dalam pasal UUD 1945

NO Nilai Pasal dalam UUD 1945)


Dasar(Pancasila)
1 Nilai Sila 1 Pasal 28E Ayat(1),Pasal 29,
2 Nilai Sila 2 Psal 1 ayat(3),pasal 27 ayat(1)dan
ayat(2)pasal 27ayat(1)dan ayat(2)

3 Nilai Sila 3 Pasal 25A,pasal 27 ayat(3),pasal


30 ayat(1)sampai(5)
4 Nilai Sila 4 Pasal 1 ayat(1)dan ayat(2),pasal 2
pasal 3,pasal 4,pasal 7,pasal
19,pasal 22C,pasal 22E

Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan UUD NRI 1945. Pancasila merupakan hasil perumusan dan penyempurnaan dari
nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Pancasila
mengandung lima sila yang saling berkaitan dan menyatu, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara berarti merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Pancasila juga merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia, yang dijabarkan
lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD NRI 1945, yang meliputi suasana
kebatinan UUD NRI 1945, yang pada akhirnya dijabarkan dalam pasal-pasal UUD NRI 1945.

4
Dengan demikian, pasal-pasal UUD NRI 1945 harus selaras dan sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

Penjabaran Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti pengakuan dan
penghormatan terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber segala kebenaran dan
keadilan. Sila ini juga mengandung makna toleransi dan kerukunan antar umat beragama, serta
kewajiban menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Pasal-pasal UUD NRI 1945 yang berkaitan dengan sila pertama Pancasila antara lain adalah:

Pasal 29 ayat (1) dan (2), yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama dan beribadah menurut agamanya, serta mengatur bahwa negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Pasal 30 ayat (1) dan (2), yang mengatur tentang kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara, serta menghormati pahlawan yang gugur dalam
membela negara.
Pasal 31 ayat (1) sampai (5), yang mengatur tentang hak dan kewajiban warga negara untuk
mendapatkan pendidikan, serta peranan negara dalam menyelenggarakan sistem pendidikan
nasional.
Pasal 32 ayat (1) dan (2), yang mengatur tentang perlindungan dan pengembangan kebudayaan
nasional sebagai salah satu wujud pengamalan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Penjabaran Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua Pancasila adalah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang berarti sikap hormat-
menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. Sila ini juga mengandung makna persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia, tanpa membedakan suku, ras, agama, jenis kelamin, atau golongan. Sila ini juga
menuntut adanya sikap saling membantu dan bekerja sama antara sesama manusia demi
kesejahteraan bersama.

Pasal-pasal UUD NRI 1945 yang berkaitan dengan sila kedua Pancasila antara lain adalah:

Pasal 27 ayat (1) sampai (3), yang mengatur tentang persamaan kedudukan warga negara dalam
hukum dan pemerintahan, serta hak dan kewajiban untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan
kemampuan dan bakatnya.

5
Pasal 28 ayat (1) sampai (3), yang mengatur tentang hak asasi manusia yang dijamin oleh negara,
seperti hak hidup, hak mengemukakan pendapat, hak berserikat dan berkumpul, hak beragama,
dan sebagainya.
Pasal 28A sampai 28J, yang merupakan penjelasan lebih lanjut tentang hak asasi manusia yang
dijamin oleh negara, seperti hak atas perlindungan diri, hak atas keadilan, hak atas kesehatan,
hak atas pendidikan, dan sebagainya.
Pasal 33 ayat (1) sampai (5), yang mengatur tentang perekonomian nasional yang
diselenggarakan berdasarkan asas kekeluargaan, dengan tujuan untuk kesejahteraan rakyat. Pasal
ini juga mengatur tentang pengelolaan sumber daya alam dan cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara.
Penjabaran Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ketiga Pancasila adalah Persatuan Indonesia, yang berarti kesadaran dan kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat, agama, dan
kebudayaan. Sila ini juga mengandung makna persatuan dan kesatuan wilayah negara Indonesia
yang terdiri dari berbagai pulau dan daerah. Sila ini juga menuntut adanya sikap cinta tanah air,
menjaga keutuhan NKRI, serta menghargai keragaman dan kekayaan bangsa.

Pasal-pasal UUD NRI 1945 yang berkaitan dengan sila ketiga Pancasila antara lain adalah:

Pasal 1 ayat (1) dan (2), yang mengatur tentang bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan
yang berbentuk republik, serta kedaulatan rakyat sebagai sumber kekuasaan negara.
Pasal 18 ayat (1) sampai (7), yang mengatur tentang pembagian wilayah negara Indonesia
menjadi provinsi, kabupaten/kota, dan desa atau daerah tingkat lainnya. Pasal ini juga mengatur
tentang otonomi daerah, serta perwakilan daerah dalam sistem pemerintahan.
Pasal 25A, yang mengatur tentang lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Pasal 36A sampai 36C, yang mengatur tentang bendera negara Indonesia yaitu Sang Merah
Putih, lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya, dan bahasa negara Indonesia yaitu
Bahasa Indonesia.
Penjabaran Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat Pancasila adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, yang berarti pemerintahan negara Indonesia dilaksanakan oleh
rakyat melalui perwakilan-perwakilannya yang dipilih secara demokratis. Sila ini juga
mengandung makna penghargaan terhadap hak-hak politik rakyat, seperti hak memilih dan
dipilih dalam pemilu. Sila ini juga menuntut adanya sikap saling menghormati dan menghargai
pendapat antara pemerintah dan rakyat, serta antara sesama anggota masyarakat.

Pasal-pasal UUD NRI 1945 yang berkaitan dengan sila keempat Pancasila antara lain adalah:

6
Pasal 6A ayat (1) sampai (4), yang mengatur tentang syarat-syarat calon presiden dan wakil
presiden Republik Indonesia, serta mekanisme pemilihan presiden dan wakil presiden secara
langsung oleh rakyat.
Pasal 22 ayat (1) sampai (3), yang mengatur tentang penyelenggaraan pemilihan umum untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta mekanisme pengawasan dan penyelesaian
sengketa pemilu.
Pasal 23 ayat (1) sampai (5), yang mengatur tentang fungsi, kedudukan, dan keanggotaan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai lembaga tertinggi negara yang berwenang mengubah
dan menetapkan UUD NRI 1945, serta menyelenggarakan sidang tahunan.
Pasal 24 ayat (1) sampai (3), yang mengatur tentang kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, serta
pembentukan Mahkamah Agung dan lembaga peradilan lainnya.
Penjabaran Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima Pancasila adalah Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang berarti
pemerataan hak dan kewajiban, serta kesempatan dan kemampuan bagi seluruh rakyat Indonesia
tanpa diskriminasi. Sila ini juga mengandung makna perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar
rakyat, seperti hak atas kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup yang baik.
Sila ini juga menuntut adanya sikap saling menghargai dan menghormati antara sesama anggota
masyarakat, serta menjaga keharmonisan dan keseimbangan antara individu, masyarakat, dan
negara.

Pasal-pasal UUD NRI 1945 yang berkaitan dengan sila kelima Pancasila antara lain adalah:

Pasal 28D ayat (1) sampai (4), yang mengatur tentang hak setiap orang untuk mendapatkan
perlindungan hukum yang sama di depan hukum, serta hak untuk mendapatkan pelayanan publik
yang baik, profesional, dan tidak diskriminatif.
Pasal 28H ayat (1) sampai (4), yang mengatur tentang hak setiap orang untuk hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta
hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan fasilitas sosial.
Pasal 34 ayat (1) sampai (4), yang mengatur tentang tanggung jawab negara untuk menjamin
kesejahteraan sosial bagi rakyat Indonesia, khususnya bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar,
serta perlindungan bagi kaum lanjut usia dan penyandang cacat.
Penutup

Demikianlah penjelasan tentang penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD NRI 1945. Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan pasal-pasal UUD NRI 1945 sebagai
konstitusi negara. Pasal-pasal UUD NRI 1945 merupakan perwujudan dari nilai-nilai Pancasila

7
dalam bentuk norma-norma hukum yang mengatur tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia wajib menjunjung tinggi Pancasila dan UUD NRI
1945 sebagai landasan ideologis dan konstitusional negara.
C. Hubungan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945
Notonagoro(1982:24-26) menegaskan bahwa Undang-Undang Dasar tidak merupakan
peraturan hokum yang tinggi. Diatasnya masih ada dasar-dasar pokok bagi undang-undang
dasar,yang dinamakan pokok-pokok kaidah neggara yang fundamental(staatsfundementalnorm).
Secara ilmiah kaidah negara fundamental mengandung unsur mutlak yang dilihat dari dua
segi ,sebagai berikut

Pembukaan UUD 1945 memenuhu syarat sebagai status Fundementalnorm  Dari


segi Terjadinya
1. Ditentukan oleh PPKI sebagai bentuk negara
2. Dalam alinea ketiga dinyatakan “…maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya

Istilah Pancasila diperkenalkan oleh Bung Karno saat sidang BPUPKI I.


Pancasila kemudian menjadi sebuah landasan berdirinya negara Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia semua orang harus bisa memahami dan
mengimplementasikan makna Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan
sehari-hari.

Pancasila digunakan sebagai dasar dan juga ideologi negara. Pancasila juga
sekaligus sebagai filosofis berbangsa maupun bernegara, sehingga setiap materi
peraturan perundang–undangan sangat tidak boleh bertentangan dengan nilai–nilai
yang ada di dalam pancasila itu sendiri.

D. Implementasi Pancasila dalam kebijakan negara


Bidang politik
1. Sektor Suprestuktur Politik
2. Sektor Masyarakat
 Bidang Ekonomi
Berikut adalah pandangan Mubyarto dalam Oesman dan Alfian(1993:240-241)
1. Sila pertama,roda perekoomian digrakkan oleh rangsangan-
rangsangan ekonomi,social dan moral
2. Sila ke dua,ada kehendak kuat dari seluruh masyarakat untuk mewujudkan
pemerataan social,(egalitarian),sesuai asa-asas kemanusiaan
3. Sila ke tiga,prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan perekonomian
nasional yang Tangguh.
4. Sila ke empat,koperasi merupakan sokoguru perekonomian dan merupakan
bentuk saling konkrit dari usaha Bersama.
5. Sila ke lima,adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat
nasisonal dan konsentralisasiuntuk mencapai keadilan ekonomi dan keadilan
social.

8
 Bidang social Budaya
Kebhinnekaan masayarakat sebagai kekuatan bukan lemehan,apalagi anggap
sebagai factor desentegratif,tanpa menghilangkan kewaspadaan upaya pecah belah dari
pihak asing.Strategi yang harus dilakukan pemerintah untuk memperkokoh kesatuan dan
persatuan melalui pembangunan social budaya di tentukan dalam pasal 31 ayat(5)dan
pasal 2 UUD 1945.
Nilai-nilai instrumental Pancasila dalam memperkokoh keutuhan/integrase
nasional,sejalan dengan pandangan ahli sosiologi dan antropologi ;Selo Soemardjan
dalam Oesman dan Alfin(1993:172) bahwa kebudayaan suatu masyrakata dapat
berkembang walaupun lambat seperti yang terjadi di masyarakat pedesaan yang kurang
interaksidengan masyarakat lain.
Semua kebijakan social budaya yang harus dikembangkan dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan berneggara harus menekan kan rasa kebersamaan,dan
semangat gotongroyong.

 Bidang Hankam
Prinsip-prinsip yang mmerupakan nilai instrumental Pancasila dalam bidang pertahanan
dan kemanan yang terkandung dalam pasal 30 UUD 1945;
1. Kedukukan warga negara dalam pertahanan dan keamanan berdasarkan 30
ayat(1)UUD 1945”tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”
2. Sitem pertahanan dan keaman
Yang dianut adalah system pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang lazim
disingkat Sishankamrata.
3. Tugas pokok TNI
TNI terdiri atas Angkatan Darat,Angkatan Laut dan Angkatan udara ,sebagai alat
negara dan tugas pokok mempertahankan,melindungi,dan memelihara keutuhan
kedaulatan negara
4. Tugas Pokok POLRI
Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakkat, tugas pokok
melindungi,mengayomi melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara diupayakan agar tidak mengakibatkan perpecahan yang merugikan setiap
orang bahkan dapat merugikan Negara Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa
terdapat nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sekitar. Tanpa nilai-nilai
Pancasila tersebut, masyarakat Indonesia tidak akan memiliki pandangan atau pedoman
untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam negara yang memiliki
budaya beragam.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara:

9
1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hokum
Indonesia.
2. Meliputi suasana kebatinan(Geislichenhitergrund)dari UUD 1945
3. Mewujudkan cita-cita hokum bagi dasar negara (baik tertulis maupun tidak tertulis)
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara (termasuk penyelenggara partai dab golongan
fungsional)memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur
5. Meruppakan sumber seangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan negara,para
pelaksana pemerintahanHubungan Pancasila dan kesimpulannya sebagai berikut;

1. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak sebagai staatsfundementalnorm.


2. Pancasila merupakan asas kerohanian dari pembukaan UUD 1945 sebagai sebagai
staatsfundementalnorm.

3. Sektor Suprestuktur Politik

4. Sektor Masyarakat

10
BAB III

PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
memiliki arti bahwa Pancasila menjadi sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala
peraturan hukum dan perundang-undangan yang dibuat dan berlaku di Indonesia, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Pancasila dapat dijadikan wadah untuk
mempersatukan segala kebudayaan, suku, ras, Bahasa, dan agama yang beraneka ragam
yang ada di Indonesia. Hal ini yang menjadikan Pancasila sebagai norma dasar dalam
mencapai cita-cita bangsa. Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat
penting dalam mengatur segala kegiatan kehidupan bangsa dan negara yaitu untuk
mewujudkan kehidupan yang berdasarkan nilai-nilai agar tercipta negara yang bersatu,
berdaulat, adil dan makmur seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Di dalam Pancasila
terkandung lima nilai yang menjadi pedoman kehidupan bagi rakyat Indonesia.
Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” Sila ini mengandung arti
bahwa pengakuan atas keberadaannya Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta
isinya. Di negara Indonesia terdapat perbedaan kepercayaan, tetapi semua kepercayaan
tersebut mengakui bahwa Tuhan sebagai pencipta alam beserta isinya. Sila pertama ini
sangat diamalkan di Indonesia seperti toleransi beragama yang sangat erat di Indonesia.
Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” Sila ini mengandung
arti bahwa setiap manusia adalah makhluk yang sama. Masyarakat Indonesia memiliki
hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
Sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia” Sila ini mengandung arti bahwa kita
sebagai warga negara Indonesia harus Bersatu dan mengutamakan kepentingan bangsa
diatas kepentingan perseorangan.
Sila keempat berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan” Sila ini mengandung arti bahwa segala perbedaan
pendapat dapat diselesaikan dengan kepala dingin secara musyawarah. Musyawarah
merupakan suatu system pengambilan keputusan yang melibatkan banyak orang dengan
mengakomodasi semua kepentingan sehingga tercipta satu keputusan yang disepakati
Bersama.
Sila kelima berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Sila ini
mengandung arti bahwa keadilan yang didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia
seacara adil tidak dibeda-bedakan. Jika seseorang melanggar peraturan akan diberikan
sanksi yang adil sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya. Dengan adanya keadilan ini
masyarakat akan merasakan kesetaraan dan tidak ada yang merasa dirugikan.

11
Dengan demikian, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memegang
peranan penting dalam negara kita. Kita sebagai warga negara harus mengamalkan
silasila Pancasila dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya
masyarakat yang adil, makmur dan berdaulat.

b. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan
makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca

DAFTAR PUSTAKA
Diponolo.G.S. 1975. Ilmu Negara Jilid 1. Jakarta: PN Balai Pustaka.

12
Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila (Bimbingan ke Arah Penghayatan dan Pengamalan bagi
Remaja). Jakarta: Golden Terayon Press.

Notonagoro.1994. Pancasila Secara ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara.

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014. (2013). Empat Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta : Sekretariat Jenderal MPR RI.

Bahar, Saafroedin, Ananda B. Kusuma, dan Nannie Hudawati (peny.). 1995,Risalah Sidang
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 --22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik
Indonesia, Jakarta.

Mahfud, M D. 2009. “Pancasila Hasil Karya dan Milik Bersama”. Makalah pada Kongres
Pancasila di UGM tanggal 30 Mei 2009

Hatta, Mohammad. 1977. Pengertian Pancasila. Jakarta: Idayu Press.

Oetojo Oesman dan Alfian (Eds). 1991. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat,.

Kaelan, 2013, Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan
Aktualisasinya. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.

13

You might also like