Professional Documents
Culture Documents
Makalah 10 Fix Kesenian Cirebon III
Makalah 10 Fix Kesenian Cirebon III
Makalah ini:
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Cirebon Studies
Dosen Pengampu : Bapak Hero Prayogo, M.Pd.
KHOIRUN NUHA
2281131005
A21
https://youtu.be/rN65naqsPco?si=ff5N4IgoCpTcWMzs
1
global. Contoh motif batik Ciwaringin adalah Bunga Matahari, Bunga Melati,
Bunga Teratai, dan Bunga Mawar.
Cirebon memiliki sistem kesenian yang kompleks, yang mencerminkan
berbagai aspek dari sejarah, budaya, dan sosial masyarakat Cirebon. Oleh karena
itu, makalah ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang sistem kesenian batik
Cirebon, khususnya mengenai ukiran Cirebon, batik keraton, batik pesisiran, batik
santri:Ciwaringin. Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan, pelestarian, dan promosi batik Cirebon sebagai salah satu warisan
budaya Indonesia.
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan sejarah perkembangan sistem kesenian batik Cirebon,
khususnya ukiran Cirebon, batik keraton, batik pesisiran, batik santri, dan batik
Ciwaringin.
2. Untuk mengidentifikasi upaya pelestarian dan pengembangan sistem kesenian
batik Cirebon di era globalisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM KESENIAN DI CIREBON III
3
Ukiran Cirebon mengalami masa kebangkitan pada abad ke-20 dan ke-21,
ketika Cirebon mengalami perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya, yang
membuka peluang bagi pengembangan dan pelestarian ukiran Cirebon. Pada masa
ini, ukiran Cirebon menjadi salah satu seni yang dihidupkan kembali dan
dikembangkan oleh para pengrajin, seniman, akademisi, dan pemerintah, yang
berupaya untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan ukiran Cirebon
sebagai salah satu warisan budaya Cirebon. Ukiran Cirebon juga menjadi salah satu
seni yang diapresiasi dan dikonsumsi oleh masyarakat luas, baik lokal maupun
global, yang tertarik dengan keindahan, keunikan, dan makna ukiran Cirebon.
Batik keraton mengalami masa kebangkitan pada abad ke-20 dan ke-21,
ketika Cirebon mengalami perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya, yang
membuka peluang bagi pengembangan dan pelestarian batik keraton. Pada masa ini,
batik keraton menjadi salah satu seni yang dihidupkan kembali dan dikembangkan
oleh para pengrajin, seniman, akademisi, dan pemerintah, yang berupaya untuk
melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan batik keraton sebagai salah
satu warisan budaya Cirebon. Batik keraton juga menjadi salah satu seni yang
diapresiasi dan dikonsumsi oleh masyarakat luas, baik lokal maupun global, yang
tertarik dengan keindahan, keunikan, dan makna batik keraton.
4
2.1.3. Batik pesisiran
Batik pesisiran adalah batik yang berasal dari daerah pesisir Cirebon, yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan batik keraton. Batik pesisiran
berkembang sejak abad ke-17, ketika Cirebon menjadi salah satu pelabuhan penting
di Jawa Barat, yang berhubungan dengan berbagai bangsa dan budaya asing, seperti
Tiongkok, Arab, Persia, India, dan Eropa. Batik pesisiran memiliki motif-motif yang
bersifat dinamis, variatif, dan eksotis, yang menggambarkan kehidupan, aktivitas,
dan keanekaragaman dari masyarakat pesisir, yang berinteraksi dengan berbagai
unsur, seperti laut, kapal, perdagangan, budaya, dan agama. Contoh motif batik
pesisiran adalah Segar Sari, Naga Sakti, Burung Hong, dan Lenggang Kangkung
Batik pesisiran mengalami masa kebangkitan pada abad ke-21, ketika Cirebon
mengalami perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya, yang membuka peluang bagi
pengembangan dan pelestarian batik pesisiran. Pada masa ini, batik pesisiran menjadi
salah satu seni yang dihidupkan kembali dan dikembangkan oleh para pengrajin,
seniman, akademisi, dan pemerintah, yang berupaya untuk melestarikan,
mengembangkan, dan mempromosikan batik pesisiran sebagai salah satu warisan
budaya Cirebon. Batik pesisiran juga menjadi salah satu seni yang diapresiasi dan
dikonsumsi oleh masyarakat luas, baik lokal maupun global, yang tertarik dengan
keindahan, keunikan, dan makna batik pesisiran
6
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi batik Cirebon, dengan
menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, alat-alat yang modern, dan
teknik-teknik yang efisien
b. Menciptakan motif-motif batik Cirebon yang kreatif, inovatif, dan
kontemporer, dengan menggabungkan unsur-unsur tradisi, modernitas,
lokal, dan global, serta sesuai dengan selera dan kebutuhan pasar
c. Mempromosikan batik Cirebon melalui berbagai media, seperti pameran,
festival, bazar, internet, dan media sosial, dengan menampilkan
keindahan, keunikan, dan makna batik Cirebon, serta mengedukasi
masyarakat tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai batik Cirebon
d. Melindungi hak cipta dan merek dagang batik Cirebon, dengan
mendaftarkan motif-motif batik Cirebon ke lembaga yang berwenang,
serta menegakkan hukum terhadap pelanggaran dan pemalsuan batik
Cirebon
e. Melestarikan nilai-nilai tradisi dan budaya yang terkandung dalam batik
Cirebon, dengan mengajarkan dan mewariskan ilmu batik Cirebon kepada
generasi muda, serta mengapresiasi dan menghargai para pengrajin batik
Cirebon
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
8
pengrajin, seniman, akademisi, dan pemerintah untuk terus melestarikan dan
mengembangkan sistem kesenian batik Cirebon.
DAFTAR PUSTAKA
Batik Cirebon. (2021, November 11). Diambil dari [Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas]
Batik Ciwaringin Dalam Pesona Warna Alam. (2019, Desember 9).
Batik Pesisir: Sejarah, Ciri-ciri, dan Motif. (2019, Oktober 2).
Batik Tulis Ciwaringin Cirebon, Setia pada Pewarna Alami. (2018, Januari 16).
BINCANG BATIK: REGENERASI BATIK DI INDONESIA. (2019, Agustus 28
DEKONSTRUKSI MOTIF BATIK KERATON CIREBON: PENGARUH
RAGAM HIAS KERATON .... (2016, Juni 30).
Inilah Filosofi dan 5 Motif Batik Cirebon Paling Populer. (2018, Desember 14).
Motif Batik Ciwaringin sebagai Identitas Budaya Lokal Cirebon. (2018,
Desember).
Sejarah dan asal-usul batik Cirebon. (2019, November 18).
Ukiran Cirebon: Upaya Pelestarian dan Pengembangan. (2019, November 18).
Upaya Batik Katura Mempertahankan Batik Tradisional Cirebon di Era Modern.
(2019, November 18).
Upaya untuk Melestarikan Batik Nusantara agar Bersaing di Era Globalisasi.
(2019, November 18).
9
10