Professional Documents
Culture Documents
PDF Laporan Kasus Skabies Chaerunnisa Salinan - Compress
PDF Laporan Kasus Skabies Chaerunnisa Salinan - Compress
SKABIES
Disusun Oleh:
Pembimbing:
dr.Sandra L. Dunggio
KOTA GORONTALO
PROVINSI GORONTALO
1
PENDAHULUAN
Skabies atau dikenal juga dengan kudis, gudig, dan budug, adalah penyakit
kulit yang disebabkan oleh infeksi kutu Sarcoptes scabiei varietas hominis.
Skabies sering diabaikan oleh masyarakat, sehingga penyakit ini menjadi salah
satu masalah di seluruh dunia. Penyakit ini lebih banyak terjadi di
negara berkembang, terutama di daerah endemis dengan iklim tropis dan
1
subtropis, seperti Afrika, Amerika Selatan, dan Indonesia.
seluruh dunia dengan angka prevalensi yang bervariasi, skabies diperkirakan lebih
2
umum terjadi pada anak-anak dan remaja, meskipun pada suatu penelitian
menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi pada orang dewasa.
Berikut ini dilaporkan satu kasus skabies pada seorang perempuan. Kasus
ini dilaporkan karena masih adanya pasien yang didiagnosis dengan skabies pada
Puskesmas Dungingi sehingga perlu pengetahuan untuk mencegah dan
mengatasinya.
KASUS
dengan keluhan gatal-gatal dan timbul bercak kemerahan. Awalnya timbul pada
sela-sela jari kedua tangan, kemudian menjalar ke lengan, dan kedua paha hingga
bagian bokong. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan gatal
dirasakan sangat mengganggu terutama saat malam hari, sampai terkadang pasien
tidak tertidur. Pasien belum pernah berobat sebelumnya, dikarenakan masih bias
ditahan, namun sekarang sudah sangat mengganggu. Saat ini pasien tinggal di
rumah pribadi bersama suami dan kedua anaknya. Pasien mengatakan suami dan
kedua anaknya juga mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Pasien
mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan-
4
Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Skabies. Penatalaksanaan yang diberikan
pada pasien ini meliputi pengobatan topikal dan sistemik. Pengobatan topikal
yang diberikan yaitu Permetrin 5% cream dioleskan 1 kali pada seluruh tubuh
dimulai dari leher hingga kebawah. dan dikonsentrasikan pada daerah yang gatal
dan terdapat lesi. Sedangkan pengobatan sistemik yang diberikan yaitu berupa
antihitamin tablet 3x1 tablet sehari setelah makan. Prognosis pada pasien
ini adalah dubius ad bonam. Pada tanggal 22 Agustus 2022 pasien datang kembali
ke poli umum Puskesmas Dungingi dengan keluhan masih gatal namun sudah
sedikit membaik, sehingga diberikan kembali Permetrin 5% cream untuk
dioleskan kembali pada seluruh badan dan diberikan antihistamin 3x1 tablet.
5
DISKUSI
semua kelompok usia, ras, dan kelas sosial. Skabies ditularkan melalui kontak
fisik langsung. (skin-to-skin) ataupun tak langsung (pakaian, tempat tidur yang
6
dipakai bersama).
cara penularan skabies yang paling sering adalah melalui kontak langsung
antar individu saat tungau sedang berjalan di permukaan kulit. Kontak langsung
adalah kontak kulit ke kulit yang cukup lama misalnya pada saat tidur bersama.
Kontak langsung jangka pendek misalnya berjabat tangan dan berpelukan singkat
tidak menularkan tungau. Skabies lebih mudah menular secara kontak langsung
dari orang ke orang yang tinggal di lingkungan padat dan berdekatan seperti di
panti jompo, panti asuhan, pesantren dan institusi lain dimana penghuninya
7
tinggal dalam jangka waktu lama.
hari pada suhu ruangan dengan kelembaban 30%. Semakin tinggi kelembaban
6
7
semakin lama tungau bertahan. Skabies menjadi masalah utama pada
6
daerah yang padat dengan masalah sosial, sanitasi yang buruk, dan negara miskin.
Penyakit skabies ini sangat mudah sekali menular dan sangat gatal
terutama pada malam hari. Predileksi dari skabies ialah biasanya pada axilla,
areola mammae, sekitar umbilikus, genital, bokong, pergelangan tangan bagian
8
volar, sela-sela jari tangan, siku flexor, telapak tangan dan telapak kaki.
7
1. Pruritus nokturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan
karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok
Gejala dari penyakit skabies yaitu penderita mengeluh gatal, yang secara
khas terasa sekali diwaktu malam. Hal tersebut memicu penderitanya menggaruk
bagian tubuh yang terasa gatal, dan jika dilihat dari kebersihan kuku penderita,
mereka cenderung memiliki kuku yang panjang dan tidak terawat, hal tersebut
akan membuat tungau Sarcoptes scabiei hidup dan berkembang disana, dan karena
tangan merupakan bagian yang paling aktif, dengan tangan tersebut penularan
skabies akan lebih mudah, baik ke bagian tubuh lain saat melakukan aktifitas
9
seperti makan atau bekerja.
Uji tetrasiklin dan burrow ink test (uji tinta) jarang dilakukan
karena sering menghasilkan negatif palsu. Hal ini terjadi karena biasanya pasien
datang
dalam keadaan penyakit yang lanjut dan kebanyakan telah terjadi infeksi
8
sekunder, sehingga terowongan tertutup oleh krusta dan tidak dapat dimasuki tinta
atau salep. Uji diagnositik skabies lainnya adalah dermoskopi yang
10
memiliki tingkat sensitivitas 95%.
Obat Dosis
P ermeth rin 5% (krim ) G un akan selama 8 jam, ulan gi dalam 7
hari Lindane 1% (los ion) Gunakan selama 8 jam, ulangi dalam 7
har i Krota miton 10% (kr im) Gunakan selama 8 jam pada hari 1,2,3
&8
Sulfur pre sipitatum 5-10% Guna kan s elama 8 jam pada hari 1,2,3
Benzyl Benzoate 10% (losion) Gunakan selama 24 jam
Pemakaian pada wanita hamil, ibu menyusui, anak usia di bawah 2 tahun dibatasi
menjadi dua kali aplikasi (diberi jarak 1 minggu) dan segera dibersihkan setelah 2
1
jam aplikasi.
kulit. Hal ini akan mengurangi proses penularan tungau skabies ke orang lain.
10
Kurangnya ventilasi kamar berpengaruh besar terhadap kejadian skabies, karena
tung au skabies akan semakin mu dah b erkemb ang p ada ruang an y
11
ang kelembabannya tinggi dan tidak terkena sinar matahari.
RINGKASAN
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei var, hominis dan produknya. Dari anamnesa
didapatkan keluhan gatal-gatal dan timbul bercak kemerahan. Awalnya timbul
pada sela-sela jari kedua tangan, kemudian menjalar ke lengan, dan kedua paha
hingga bagian bokong. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan
gatal dirasakan sangat mengganggu terutama saat malam hari, sampai terkadang
pasien tidak tertidur. Pasien belum pernah berobat sebelumnya, dikarenakan
masih bias ditahan, namun sekarang sudah sangat mengganggu. Saat ini pasien
tinggal di rumah pribadi bersama suami dan kedua anaknya. Pasien mengatakan
suami dan kedua anaknya juga mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
12
cream 30 gram dioleskan 2 kali sehari pada seluruh tubuh dan dikonsentrasikan
pada daerah yang gatal dan terdapat lesi. Pasien juga mendapat pengobatan
sistemik yaitu antihistamin tablet (Cetirizine) 3x1 tablet sehari setelah makan.
Pemberian KIE sangat penting dalam kasus ini, hal ini disebabkan
karena penyakit ini angka kekambuhannya cukup tinggi. Dari segi perilaku
kesehatan
pasien masih mengutamakan kuratif dari pada preventif dan kurang memiliki
pengetahuan tentang penyakit yang diderita. Oleh karena itu perlu diberikan
edukasi pada keluarga, sehingga pasien dan keluarga dapat mengetahui penyebab
dari penyakit yang dialami, penyebaran dan penularan skabies, serta personal
hygiene yang masih kurang.
DAFTAR PUSTAKA
4. Hong MY, Lee CC, Chuang MC, Chao SC, Tsai MC, Chi CH. Factors
related to missed diagnosis of incidental scabies infestations in patients
admitted through the emergency department to inpatient services. Acad
Emerg Med. 2010;17(9):958-964. doi:10.1111/j.1553-2712.2010.00811.x
5. Gutri C, Ked S. Scabies Management of Patient Children 5 Years Old. J
Medula Unila. 2014;3(September):8-14.
6. Tan ST, Angelina J, Krisnataligan. Scabies: terapi berdasarkan siklus
hidup. Cermin Dunia Kedokt. 2017;44(7):507-510.
7. Hafner C. Skabies. Vol 60. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
13
8. Prasetyo GNS. Skabies beserta penatalaksanaannya. Fak Kedokt Univ
Udayana. Published online 2017:1-14.
9. Nurohmah PI. Kondisi Fisik Lingkungan dan Keberadaan Sarcoptes
14