You are on page 1of 3

‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِاَلَه ِإاَّل هللا َو ْح َد ُه ال َش ِر يك‬، ‫ َو َأْفَهَم َنا ِبَش ِر ْيَعِة الَّنِبّي الَك ريِم‬،

‫ْالَحْم ُد ِهلل ْالَحْم ُد ِهلل اّلذي َهَداَنا ُسُبَل الّس َالِم‬


‫ الّلُهَّم َص ِّل و َس ِّلْم َو باِرْك َع َلى َس ِّيِد نا‬،‫ َو َأْش َهُد َأّن َس ِّيَدَنا َو َنِبَّيَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر سوُله‬،‫ ُذ و ْالَج الِل َو اإلْك رام‬،‫َله‬
‫ أْو ُصْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْقَو ى‬،‫ َفَياُّيَها اِإل ْخ َو ان‬:‫ َأَّم ا َبْعُد‬،‫ُمَح ّمٍد َو َع َلى اِله َو أْص حاِبِه َو الَّتاِبعيَن ِبإْح ساِن إَلى َيْو ِم الِّدين‬
‫ ِبْس ِم ِهللا الَّرْح َمِن‬،}‫ َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن اَّلشْيَطاِن الَّر ِج ْيم‬: ‫ َقاَل ُهللا َتَع الَى ِفي ْالُقْر اِن ْالَك ِر يْم‬، ‫ِهللا َو َطاَع ِتِه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو ْن‬
‫ ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع هللا‬،‫ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَّتُقوا هللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬: ‫الَّر ِح ْيْم‬
. ‫َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا وقال تعالى َيا َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا اَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬
‫َص َدَق ُهللا الَعِظ يُم‬
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah
subhanahu wata’ala untuk beribadah di bulan Rajab yang mulia ini. Pada kesempatan ini kita
kembali memperingati peristiwa besar dan istimewa, yaitu peringatan Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena itu, sebagai umat Islam, kita harus mengetahui
apa makna Isra’ Mi’raj, bagaimana kisah perjalanan Nabi dalam Isra’ Mi’raj? Dan apa pelajaran
yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah subhanahu wata’ala memberikan
keistimewaan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan
mulia bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha
Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap
Allah subhanahu wata’ala sang pencipta Alam semesta. Sebagaimana firman Allah subhanahu
wata’ala dalam surat Isra’ ayat 1:

‫ُسْبَح اَن اَّلِذ ي َأْس َر ٰى ِبَع ْبِدِه َلْياًل ِم َن اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَر اِم ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد اَأْلْقَص ى اَّلِذ ي َباَر ْك َنا َح ْو َلُه ِلُنِر َيُه ِم ْن آَياِتَنا ِإَّنُه‬
‫ُهَو الَّس ِم يُع اْلَبِص يُر‬
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. Imam Bukhari mengisahkan perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52. Intisarinya
adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang
malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya, kemudian memberikannya emas yang
dipenuhi dengan iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula. Setelah itu Nabi
melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat
Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, “Siapa ini?” Jibril menjawab: “Jibril.”
“Siapa yang bersamamu?” Jibril menjawab, “Muhammad”. “Selamat datang, sungguh sebaik-
baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi.” Di langit dunia ini, Nabi bertemu
dengan Nabi Adam ‘alaihissalam, Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para
nabi. Jibril memohon kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam kepada Nabi Adam,
Nabi Muhammad mengucapkan salam kepada Nabi Adam ‘alaihissalam,
sebaliknya Nabi Adam juga membalas salam kepada Nabi Muhammad. Perjalanan dilanjutkan
menuju langit kedua, di sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga,
Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf ‘alaihissalam, di langit keempat, Nabi bertemu
dengan Nabi Idris, di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun ‘alaihissalam,
di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, Nabi Musa menangis karena
Nabi Muhammad memiliki umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari umat Nabi
Musa sendiri. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim
‘alaihissalam. Setelah itu, Nabi Muhammad menuju Sidratil Muntaha, tempat Nabi bermunajat
dan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala. Kemudian Nabi naik menuju Baitul Makmur,
yaitu baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka’bah di bumi, setiap hari ada tujuh
puluh ribu malaikat masuk untuk berthawaf di dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi dengan
arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu, Jibril mengatakan: “Susu adalah
lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya.” Di
Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala. Allah mewajibkan
kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi
menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam bertemu dengan Nabi Musa ‘alaihissalam. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat
Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa
mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk
kembali pada Allah subhanahu wata’ala, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi
menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi
Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagaimana yang
pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat
lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa
umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu
untuk kembali menghadap pada Allah. Saya ridho dan pasrah kepada Allah. Jamaah shalat
Jumat hafidhakumullah, Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa Nihayah, Sirah Nabawiyah,
Juz 2 halaman 94 menceritakan, keesokan harinya, Nabi menyampaikan peristiwa tentang Isra’
Mi’raj terhadap kaum Quraisy. Mayoritas orang Quraisy inkar terhadap kisah yang disampaikan
Nabi Muhammad, bahkan sebagian kaum muslimin ada yang kembali murtad karena tidak
percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi. Melihat hal tersebut, Abu Bakar bergegas untuk
membenarkan kisah Isra’ Mi’raj Nabi, beliau mengatakan: sungguh aku percaya terhadap berita
dari langit, apakah yang hanya tentang berita Baitul Maqdis aku tidak percaya? Sejak saat itu
sahabat Abu Bakar dijuluki oleh nabi dengan sebutan Abu Bakar As-Shiddiq, Abu Bakar yang
sangat jujur. Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra’ Mi’raj? Ali Muhammad
Shalabi dalam Sirah Nabawiyah: ‘Irdlu Waqâi’ wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan,
pertama, Isra’ Mi’raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta,
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi baru saja mengalami hal yang amat
menyedihkan, yaitu wafatnya Khodijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa,
tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta wafatnya paman tercinta yaitu Abu
Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy.
Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu
wata’ala. Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah
subhanahu wata’ala. Ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapa pun yang berjuang di
jalan Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan
majlis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan baginya.
Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba’i dalam
kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi
melakukan Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi tiap
Muslim menghadap (mi’raj) kepada Allah subhanahu wata’ala lima kali sehari dengan jiwa dan
hati yang khusyu’. Dengan shalat yang khusyu’, seseorang akan merasa diawasi oleh Allah
subhanahu wata’ala, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk
berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya
lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk
mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang
terbaik di muka bumi ini.
Ketiga, Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan
perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah
perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan
selamat. Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan
pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak
hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap
sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi
yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa. Keempat, dalam
perjalanan Isra’ Mi’raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan
Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah
bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja
dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-
masing untuk selalu berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil
Aqhsa Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan
harta. Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah dari peristiwa
Isra’ Mi’raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma Aamin

‫ أُع وُذ ِباِهلل ِم َن‬. ‫ َو أْدَخ َلَنا وِإَّياكم ِفي ُز ْمَر ِة ِعَباِدِه الُم ْؤ ِمِنْيَن‬،‫َجَع َلنا ُهللا َو إَّياكم ِم َن الَفاِئِز ين اآلِمِنين‬
‫ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬: ‫ ِبْس ِم ِهللا الَّرْح ماِن الَّر ِح يْم‬، ‫الَّش ْيطاِن الَّر ِج يْم‬
‫ إّنُه َتعَاَلى َج ّو اٌد َك ِر ْيٌم‬. ‫ َو َنَفَعِنْي َو ِإّياُك ْم ِباآلياِت وِذ ْك ِر الَحِكْيِم‬، ‫بَاَر َك ُهللا ِلْي َو لكْم ِفي الُقْر آِن الَعِظ ْيِم‬
‫َم ِلٌك َبٌّر َر ُؤ ْو ٌف َر ِح ْيٌم‬

You might also like