You are on page 1of 25

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Studi Literatur


2.1.1. Sejarah
1
Perawatan nyeri untuk masalah musculoskeletal kronik pada bagian lutut
dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis. Pengobatan nonfarmakologi
sangat efektif dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri sendi yang muncul salah
satu contohnya yaitu dengan menghangatkan sendi yang sedang sakit.
Mekanisme menghangatkan sendi sama dengan metode terapi pijat yang
menggunakan terapi kontrol gerbang. Beberapa cara untuk menghangatkan sendi
yaitu kompres hangat dengan handuk, berjemur dibawa sinar matahari dan lain-
lain. Penggunaan panas memiliki keuntungan untuk meningkatkan peredaran
darah ke suatu daerah dan mungkin membantu mengurangi rasa sakit, panas
lembab dapat meringankan rasa kekakuan pagi karena arthritis.
Berdasarkan hasil studi, kompres hangat merupakan salah satu terapi
yang dapat digunakan untuk memberikan rasa nyaman pada lansia yang sedang
menderita nyeri sendi. Instrumen untuk kompres hangat adalah buli-buli karet
untuk menyimpan air hangat dengan suhu 40-420C. Pemberian kompres hangat ini
dapat dilakukan selama 20-30 menit.
2
Knee support terbuat dari bahan elastis bahan dengan penyangga medial
dan lateral terbuat dari logam. Bahan elastis yang memiliki kemampuan melar dan
kembali ke keadaan semula dengan cepat agar dapat berfungsi sebagai fiksasi
pada lutut penderita nyeri lutut. Dengan fiksasi pada lutut serta dukungan dan
stabilizer pada sendi lutut akan menghilangkan rasa sakit pada pasien dengan
nyeri lutut sehingga diharapkan dapat mengurangi nyeri.

1
Nugroho, H. A., & Sunarsih, S. (2022). Terapi Kompres Hangat untuk Menurunkan Nyeri Sendi
pada Lansia. Holistic Nursing Care Approach. 2(1). 35-40.
2
Rachmat, N., & Putra, A. (2022). The Effect Of The Use Of Knee Support To Knee Pain Of
Skateboard Players In Singaraja Bali. Journal Of Prosthetics Orthotics And Science
Technology. 1(1). 34-38.
2.1.2. Proses Produksi
2.1.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat Therapy Knee Brace adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.1. Bahan untuk Membuat Therapy Knee Brace
No Nama
Gambar Fungsi
. Bahan

Spandek Digunakan untuk melapisi


1.
Nylon kerangka knee brace agar tahan air

Digunakan untuk membuat


2. Busa EVA kerangka knee brace dan
melindungi lutut dari benturan

Digunakan sebagai bahan alami


Tourmaline
3. untuk membantu penyembuhan
Magnetic
nyeri sendi lutut
Digunakan sebagai wadah untuk
Papan PCBA menghubungkan komponen-
4. Motherboar komponen elektronika agar saling
d terhubung melalui lapisan jalur
konduktor
Digunakan untuk melakukan
Modul
5. pengisian ulang (charge) baterai
Charger
dari input USB
Port USB Digunakan untuk menghubungkan
6.
Type-C kabel USB type-C
Digunakan untuk menghubungkan
Tombol
7. listrik dan terminal dengan
sakelar
perangkat elektronik dan sebaliknya

Vibration Digunakan untuk mengubah energi


8.
Motor listrik menjadi getaran
Tabel 2.1. Bahan untuk Membuat Therapy Knee Brace (Lanjutan)
No Nama
Gambar Fungsi
. Bahan
Digunakan untuk sumber daya
Baterai listrik yang dapat digunakan
9.
Sekunder berulang kali dengan menggunakan
sistem charge

Infrared Digunakan untuk menghasilkan


10.
LED cahaya Infrared

Digunakan sebagai perekat untuk


11. Velcro
menghubung dua sisi kain

Sumber: Pengumpulan Data

2.1.2.2. Alat
Alat yang digunakan untuk membuat Therapy Knee Brace adalah sebagai
berikut.
Tabel 2.2. Alat untuk Membuat Therapy Knee Brace
No Nama
Gambar Fungsi
. Bahan

Digunakan untuk menjahit


1. Mesin Jahit
kerangka dengan kain

Digunakan untuk
Solder
2. menghubungkan komponen
Listrik
elektronika

Digunakan untuk memotong


3. Gunting
bahan yang tidak digunakan

Sumber: Pengumpulan Data


2.1.2.3. Cara Pembuatan
Cara pembuatan produk Therapy Knee Brace adalah sebagai berikut.
1. Perangkaian komponen listrik dalam sistem DC pada papan PCB
motherboard yang menggunakan sumber daya baterai A4 E96.
2. Perangkaian magnetic wireless charging dengan penghubung port dan USB
Type-C sebagai sumber arusnya.
3. Pemasangan semua komponen listrik yang telah dirangkai ke motherboard ke
casing produk.
4. Pembuatan kerangka dengan busa EVA sesuai dengan bentuk yang telah
ditentukan kemudian dibungkus menggunakan kain spandek nylon.
5. Pemasangan tourmaline magnetic ke seluruh sisi dalam kerangka dan
infrared LED ke sekeliling sisi dalam tepi kerangka.
6. Pemasangan velcro pada kerangka yang telah selesai dijahit.

2.1.3. Inovasi Produk


Inovasi yang dilakukan pada produk Therapy Knee Brace adalah sebagai
berikut.
1. Tourmaline Magnetic berfungsi untuk memberikan efek panas seperti
kompres panas pada penggunanya
2. Vibrating Massager berfungsi untuk memberikan getaran-getaran untuk
memperlancar peredaran darah pada area nyeri sendi.
3. InfraRed (IR) berfungsi untuk mencegah dan menangani permasalahan
berupa mengurangi efek nyeri pada lutut serta meningkatkan kekuatan otot
sehingga dapat membantu penderita untuk sembuh seoktimal mungkin.

2.2. Perancangan Produk


3
Perancangan Produk adalah proses yang digunakan desainer untuk
memadukan kebutuhan pengguna dengan tujuan bisnis untuk membantu merek
membuat produk yang sukses dengan konsisten. Perancangan produk terdiri dari
membayangkan dan membuat objek yang dimaksudkan untuk produksi massal.

3
Rosnani Ginting. 2022. Metode Perancangan Produk. Medan: USU Press. Hlm. 5
Definisi tersebut mencakup aspek fisik serta fungsuinalitas yang harus dimiliki
produk.

2.2.1. Fase-Fase dalam Perancangan Produk


4
Perancangan terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan, karena itu
perancangan kemudian disebut sebagai proses perancangan yang mencakup
seluruh kegiatan yang terdapat dalam perancangan tersebut. Kegiatan-kegiatan
dalam proses perancangan dinamakan fase. Fase-fase dalam proses perancangan
bisa berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap fase terdiri dari beberapa kegiatan
yang dinamakan langkah-langkah dalam fase. Salah satu deskripsi perancangan
adalah deskripsi yang menyebutkan bahwa proses perancangan terdiri dari fase-
fase berikut:
1. Langkah Pra-Perancangan Produk
Langkah-langkah dalam pra-perancangan produk adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Asumsi Perancangan
b. Orientasi Produk yang meliputi:
1) Analisa kelayakan produk
2) Uraian kegiatan perancangan produk
3) Jaringan kerja perancangan produk
4) Perhitungan maju dan mundur waktu kegiatan
5) Penentuan jalur kritis
6) Perhitungan waktu penyelesaian proyek
2. Langkah Perancangan Produk
a. Fase Informasi
Fase ini bertujuan untuk memahami seluruh aspek yang berkaitan dengan
produk yang hendak dikembangkan dengan cara mengumpulkan
informasi-informasi yang dibutuhkan antara lain:
1) Gambar produk awal dan spesifikasi
2) Kriteria keinginan konsumen terhadap produk
3) Kriteria kepentingan relatif konsumen

4
Ibid, hal 29-32.
4) Kriteria manufaktur yang mencakup diagram mekanisme pembuatan
dan struktur fungsi
5) Kriteria buying
6) Kriteria finance produk awal
b. Fase Kreatif
Fase ini bertujuan untuk menampilkan alternatif yang dapat memenuhi
fungsi yang dibutuhkan. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1) Penentuan kriteria atribut produk dengan menggunakan diagram
pohon
2) Penentuan prioritas perancangan dengan menggunakan matriks
Quality Function Deployment (QFD)
3) Pembuatan alternatif model produk
4) Perhitungan biaya alternatif model
c. Fase Analisa
Fase ini bertujuan untuk menganalisa alternatif-alternatif yang dihasilkan
pada fase kreatif dan memberikan rekomendasi terhadap alternatif-
alternatif terbaik. Analisa yang dilakukan antara lain:
1) Analisa kriteria atribut yang akan dikembangkan
2) Penilaian kriteria atribut antar model dengan matriks zero one
3) Pembobotan kriteria atribut produk
4) Matrix Combinex
5) Value Analysis
d. Evaluasi Hasil Perancangan Produk
Sebelum produk dibuat berdasarkan gambar perancangan produk, maka
produk tersebut harus dievaluasi terlebih dahulu terhadap karakteristik-
karakteristik atau spesifikasi produk yang dihasilkan pada fase pertama
dari proses perancangan.
e. Fase Pengembangan
Fase ini bertujuan memilih salah satu alternatif tunggal dari beberapa
alternatif yang ada yang merupakan alternatif terbaik dan merupakan
output dari fase analisa. Data-data tentang alternatif yang terpilih:
1) Alternatif terpilih
2) Gambar produk terpilih dan spesifikasinya
f. Fase Presentasi
Fase ini bertujuan untuk mengkomunikasikan secara baik dan menarik
terhadap hasil pengembangan produk.

2.2.2. Model Perancangan Produk


5
Model perancangan produk dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu
model deskritif dan model preskriptif. Penjelasan singkat tentang model tersebut
dipaparkan di bawah ini:
1. Model Deskriptif
Model ini menekankan pada pentingnya menghasilkan suatu konsep solusi
sejak dini dalam proses perancangan. Model ini fokus pada solusi, heuristic
(pengalaman sebelumnya), bersifat umum, rule of thumb. Model perancangan
produk deskriptif dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber: Rosnani Ginting. 2022. Metode Perancangan Produk. Medan: USU Press. Hlm. 5
Gambar 2.1. Model Perancangan Produk Deskriptif

5
Ibid, hal 33-38.
2. Model Preskriptif Archer
Model ini menekankan pada kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang lebih
analitik sebelum aktivitas pembangkitan alternatif-alternatif konsep solusi.
Model ini bersifat algoritmik, prosedur sistematik. Kebanyakan model
perskriptif menekankan perlunya cara kerja yang lebih analitik untuk
membentuk konsep solusi. Maksudnya adalah untuk meyakinkan bahwa
masalah perancangan benar-benar dimengerti, bahwa tidak ada elemen
penting yang dilupakan dan bahwa masalah yang sebenarnya yang
diidentifikasi. Terdapat banyak contoh solusi yang sangat bagus untuk
masalah yang salah. Oleh karena itu model ini cenderung menyarankan
struktur dasar untuk proses perancangan yaitu analisis sintesis evaluasi.
Model proses perancangan perspektif archer dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Sumber: Rosnani Ginting. 2022. Metode Perancangan Produk. Medan: USU Press. Hlm. 5
Gambar 2.2. Model Proses Perancangan Perskriptif Archer

Dari proses perancangan tersebut, Archer mengidentifikasi enam jenis


kegiatan yaitu sebagai berikut:
1. Programming menetapkan isu yang penting; mengajukan tindakan
pengumpulan data.
2. Pengumpulan data; mengklasifikasi dan menyimpan data.
3. Analisis mengidentifikasi sup-masalah; menyediakan spesifikasi perfomansi
(atau rancangan); menaksi ulang program yang diajukan dan memperkirakan.
4. Sintesis menyiapkan garis besar proposal rancangan.
5. Pengembangan prototype rancangan, menyiapkan dan menjalankan studi
validitas.
6. Komunikasi menyiapkan dokumen manufaktur.

2.2.3. Metode Perancangan Produk


Adapun 2 metode yang dapat digunakan dalam melalukan aktivitas
perancangan suatu produk. Metode-metode tersebut adalah metode kreatif dan
metode rasional adalah sebagai berikut:
1. Metode kreatif adalah metode perancangan yang bertujuan untuk membantu
merangsang pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi gagasan,
menyisihkan hambatan mental terhadap kreativitas, atau dengan cara
memperluas area pencarian solusi. Terdapat 2 jenis metode kreatif yang
sering digunakan yaitu brainstorming dan synectics.
6
2. Metode Rasional menggunakan pendekatan yang sistematik dalam
merancang. Namun, metode rasional sering memiliki tujuan yang sama
dengan metode kreatif, seperti memperluas daerah penelitian untuk solusi
potensial, atau menjadi fasilitator tim kerja dan kelompok pengambil
keputusan.

2.2.4. Mind Map


7
Mind Mapping (Pemetaan Pikiran) adalah yaitu suatu metode untuk
memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan
otak kiri secara simultan. Mind Mapping adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi ke luar otak.
Mind Map adalah suatu cara berfikir kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran kita.

6
Op.Cit, hal 33-38
7
Arif, Muhammad. 2016. Bahan Ajar Rancangan Teknik Industri. Yogyakarta: Deepublish. 21-
23
Prinsipnya sederhana, cukup anda ikuti kemana otak berpikir, apa yang
terlintas, apa yang teringat, dan tuliskan di atas kertas dalam bentuk coretan yang
berkait-kaitan. Coretan terscbut dimulai dari tengah kertas sebagai pusat,
kemudian mengembang keluar ke arah tepi kertas.
Fungsinya untuk membuat representasi visual dari hal-hal sederhana mulai
dari rencana akhir pekan, sampai teknik pengembangan software, perusahaan,
teknik presentasi, bahkan mindmap mampu menjabarkan representasi visual dari
brainstorming, metode membuat pesawat, kilang, atau apapun (selama bisa
dikerjakan oleh manusia).
Secara lebih spesifik, kegunaan Mind Map dapat dilihat pada poin-poin
berikut:
1. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas.
2. Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan
mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada,
3. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.
4. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan
terobasan kreatif baru.
5. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.
Contoh Mind Map sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Sumber: Rosnani Ginting. 2022. Metode Perancangan Produk. Medan: USU Press. Hlm. 5
Gambar 2.3. Mind Map Sederhana
2.3. Problem Solving
8
Dalam pemecahan ataupun penyelesaian suatu masalah ada 8 langkah
yang dapat ditempuh yang merupakan penjabaran dari Skilus Plan, Co, Check,
Action (PDCA) yang disebut dengan delapan langkah penyelesaian masalah,
yaitu:
1. Tentukan Objektif/Tema
Objektif/tema diambil sesuai dengan prioritas masalah problema yang ada
diperusahaan dan yang akan diselesaikan. Pengajuan usul ataupun saran tema
dapat berasal dari atas, unit kerja lain, dari unit kerja atau kelompok kerja itu
sendiri. Kemudian tentukan tema yang sudah terarah sehingga penyelesaian
dapat dilakukan lebih baik, jelas, dan tidak terlalu luas.
2. Tentukan Problemanya
Analisa yang dilakukan adalah:
a. Ukuran apa yang dapat dipakai untuk menunjukkan ada problema dan
kumpulkan data yang diperlukan.
b. Stratfikasi data yang ada dari berbagai segi dan buat diagram, grafik
sehingga dapat diberikan gambaran yang jelas.
c. Tentukan problema pada data yang sudah distratifikasikan.
d. Kelompokkan problema kedalam 2 kelompok, yaitu:
1) Problema yang sudah diketahui penyebabnya.
2) Problema yang belum diketahui penyebabnya yang merupakan
analisis sebab akibat.
3. Cari penyebabnya, terdiri atas:
a. Daftarkan semua sebab yang mungkin.
b. Teliti dan pastikan sebab yang paling mungkin dan paling berpengaruh.
4. Rencanakan penaggulangannya, terdiri atas:
a. Bagaimana cara penanggulangan yang mungkin.
b. Pelajari dan pilih cara penanggulangan yang paling efektif terhadap
penyebab utama.

8
Rosnani Ginting. 2012. Sistem Produksi. Medan: Graha Ilmu. Hlm. 302-304
Untuk meneliti kelengkapan rencana penanggulangan yang akan
dilaksanakan, ajukan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
1) Mengapa penanggulangan itu perlu (Why)
2) Apa tujuan penanggulangan itu dilaksanakan (What)
3) Dimana penanggulangan akan dilaksanakan (Where)
4) Kapan penanggulangan akan dilaksanakan (When)
5) Siapa yang akan melaksanakan (Who)
6) Bagaimana pelaksanaannya (How)
Siapkan rencana pelaksanaannya dan berithau mereka yang ada
kaitannya rencana ini.
5. Laksanakan
Pelaksanaan penanggulangan harus sesuai dengan rencana penangulangan
6. Teliti Hasilnya terdiri atas:
a. Teliti hasil yang diperoleh, bandingkan dengan keadaan.
b. Teliti apakah ada alat lain.
c. Kembali ke langkah 3 bila tidak terlihat pengaruhnya.
7. Standarisasi
Digunakan untuk mencegah timbulnya persoalan yang sama. Setelah hasil
yang telah dicapai haruslah dibuat standar masing-masing.
8. Masalah yang Masih Ada
Bila masih terdapat masalah, kembalilah kepada langkah yang pertama lagi
untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan disamping itu pikirkan perbaikan
yang masih dapat dilakukan terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

2.4. Brainstorming
2.4.1. Tahapan Brainstorming
9
Brainstorming adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan
10
jumlah tertinggi ide dari sekelompok orang. Terdapat empat hal yang harus

9
Nasution, Nora L. Rida. 2020. Langkah Brainstorming Perancangan Produk Alat Bantu.
TALENTA Conference Series: Energy & Engineering (EE).
10
Zahra Nurhadi, dkk. 2020. “Penerapan Metode Brainstorming dalam Perancangan Produk
Alat Bantu Duduk Disabilitas”. TALENTA Conference Series: Energy & Engineering (EE).
diperhatikan dalam penggunaan teknik brainstorming yaitu:
1. Tidak diperbolehkan ada kritik maupun komentar negatif dari tiap anggota
dalam kelompok.
2. Situasi bebas dan tidak terkekang.
3. Banyaknya ide sangat diinginkan dalam brainstorming, semakin banyak ide
akan semakin baik.
4. Gagasan dari orang lain dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan
dihasilkannya gagasan baru.

2.5. Survei Pasar


11
Survei adalah salah satu cara yang sangat efektif dan efisien dilakukan
karena dapat menjangkau pasar yang luas. Langkah-langkah dalam survei pasar
yaitu, membuat kuesioner, menyebarkan kuesioner, melakukan uji validitas dan
uji reliabilitas, dan menyesuaikan produk dengan hasil uji yang valid dan reliabel.

2.5.1. Strategi Pemasaran


12
Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, pemasar pertama kali
harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan dijual.
Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian
tertentu; bisa berdasar pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan
pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis). Setelah segmentasi
atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan
targeting atau membidik target market yang telah dipilih dalam analisa
segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang
dilakukan harus sesuai dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak dituju.
Langkah-langkah dalam penyusunan strategi pemasaran adalah sebagai berikut.
1. Segmentation

11
Alda, Tania, dkk. 2022. Penerapan Metode Nigel Cross pada Desain Produk Rompi Pemanas
Akupuntur (Heating Acupuncture Vest). Medan: TALENTA Conference Series. Vol. 5. No. 2.
Hlm. 48.
12
Hari Wijaya & Hani Sirine. 2016. “Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Serta Strategi
Harga Pada Perusahaan Kecap Blekok Di Cilacap”. AJIE - Asian Journal of Innovation and
Entrepreneurship. Vol. 01. No. 03
Segmentasi pasar adalah suatu proses untuk membagi-bagi atau
mengelompok kelompokkan konsumen ke dalam kotakkotak yang lebih
homogen (Kasali, 2001). Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai usaha
untuk membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang dapat dibedakan
satu sama lain dalam hal kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang
mungkin akan memerlukan produk-produk dan strategi pemasaran tertentu
untuk menjangkaunya (Kotler dan Amstrong, 2001).
2. Targetting
Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses
pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada sebuah
negara, propinsi, atau sekelompok orang yang memiliki potensi untuk
memberikan respon. Target pasar dapat juga diartikan sebagai kegiatan yang
berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki oleh suatu perusahaan.
Ada lima faktor yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan target pasar
yaitu (Rismiati dan Suratno, 2001):
a. Ukuran segmen
Perkiraan besarnya/ ukuran segmen yang akan dituju merupakan faktor
penting untuk memutuskan apakah segmen pasar tersebut cukup berharga
untuk ditindak lanjuti. perusahaan yang besar akan memilih segmen
dengan volume penjualan besar dan menghindari segmen kecil dan
sebaliknya.
b. Pertumbuhan segmen
Walaupun ukuran segmen saat ini kecil bukan tidak mungkin akan
berkembang atau diharapkan dapat berkembang untuk masa mendatang.
c. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapai segmen tersebut
Suatu segmen yang tidak cocok dengan kegiatan pemasaran perusahaan
seharusnya tidak "dikejar".
d. Kesesuaian dengan tujuan dan sumber-sumber/ kemampuan perusahaan
Target yang dituju haruslah sesuai dengan tujuan dan sumber-sumber/
kemampuan yang dimiliki perusahaan
e. Posisi persaingan
Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang baik
tetapi mempunyai potensi lemah dalam hal laba. Lebih sedikit persaingan
lebih aktratif/ menariklah segmen tersebut untuk dimasuki.
3. Positioning
Penempatan produk (positioning) mencakup kegiatan merumuskan
penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran
yang terperinci. Kotler (1997) menjelaskan beberapa cara product positioning
yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen
yang dituju, antara lain:
a. Penentuan posisi menurut atribut
Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan
atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran,
lama keberadaannya, dan seterusnya. Misalnya Disneyland dapat
mengiklankan diri sebagai taman hiburan terbesar di dunia.
b. Penentuan posisi menurut manfaat Dalam pengertian ini produk
diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu.
c. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan Seperangkat nilai-
nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur
yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park
memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh
hiburan singkat.
d. Penentuan posisi menurut pemakai
Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah
kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada
sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti
luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman
hiburan untuk ‘pencari tantangan’.
e. Penentuan posisi menurut pesaing
Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara
utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion
Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika
dibandingkan dengan Japanese Deer Park.
f. Penentuan posisi menurut kategori produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori
produk.
g. Penentuan posisi harga atau kualitas
Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya
Busch Gardens dapat memposisikan din sebagai nilai terbaik untuk
harga.

2.5.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


13
Bauran pemasaran adalah satu perangkat pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, tempat, promosi, orang dan proses, yang didalamnya akan
menentukan tingkat keberhasilan pemasaran. Bauran pemasaran ditujukan untuk
mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. Strategi pemasaran
terbagi atas:
1. Produk
Kesuksesan suatu produk di dalam pasar sangat tergantung pada beberapa
faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk membeli produk tersebut.
Faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan
harga menjadi tolak ukur seseorang dalam membeli suatu produk. Intensitas
kompetisi di pasar memaksa perusahaan untuk mengupayakan adaptasi
produk yang tinggi guna meraih keunggulan yang kompetitif atas pesaing.
2. Harga
Harga merupakan sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga juga
termasuk sebagai suatu layanan yang diberikan kepada pembeli. Adapun
tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan, mempertahankan

13
Christian A. D. Selang. 2013. “Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap
Loyalitas Konsumen pada Fresh Mart Bahu Mall”. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 3. Hlm. 72.
market share, mempertahankan stabilitas harga, mencapai laba maksimum
dan sebagainya.

3. Tempat
Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan perusahaan,
karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah perusahaan.
Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi
seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu
lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi
terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan
dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital
intensif, maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan dan
menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi,
budaya, dan persaingan di masa mendatang.
4. Promosi
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi
atau membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
5. Orang
Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek people yang
mempengaruhi pelanggan, yaitu:
a. Contractors, people disini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam
frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli.
b. Modifier, people tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi
cukup sering berhubungan dengan konsumen, misalnya: repsionis.
c. Influencers, people mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk
membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.
d. Isolated, people tidak secara langsung ikut serta dalam marketing mix
dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen. Misalnya: karyawan
bagian administrasi penjualan, SDM dan data processing.
2.5.3. Metode Sampling
14
Metode Sampling merupakan cara pengambilan sebagian dari populasi
sedemikian rupa sehingga walau sampel namun dapat menggeneralisasi atau
mewakili populasi.
Terdapat dua pendekatan dalam metode sampling yaitu probability
sampling dan non probability sampling. Sampel yang disusun dengan probability
sampling dapat mewakili populasi sedangkan non probability sampling tidak.
15
Probability Sampling merupakan metode pengambilan sampel yang
bersifat objektif/bukan didasarkan pada keinginan peneliti. Probability Sampling
menggunakan teori probabilitas dan teori statistika yakni setiap unit analisa dalam
populasi memiliki peluang sama terpilih menjadi anggota sampel. Jenis-jenis
teknik sampling dengan pendekatan probability sampling meliputi simple random
sampling, systematic random sampling, stratified random sampling, probability
proportional to size sampling, cluster sampling, dan multistage sampling.
Simple Random Sampling merupakan prosedur pengambilan sampel
yang paling sederhana yang dilakukan secara fair, artinya setiap unit mempunyai
kesempatan yang sama untuk dapat dipilih. Metode simple random sampling
menganggap semua unit populasi sama, tanpa memerhatikan strata yang ada.
Misalnya dari populasi berukuran N akan diambil sampel berukuran n, maka
pemilihan responden dipilih secara acak sebanyak n anggota. Metode ini sangat
cocok digunakan ketika ukuran populasi relatif kecil dan sampling frame
jelas/lengkap, up to date.

2.5.4. Ukuran Sampel


16
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih melalui cara tertentu
yang mewakili karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili
populasi. Alasan pemilihan sampel antara lain adalah objek penelitian yang
homogeny, objek penelitian mudah rusak, penghematan biaya, masalah ketelitian,
14
Sumargo, Bagus. 2020. Teknik Sampling. Jakarta: UNJ Press. Hlm. 19-20, 28
15
Mufarrikoh, Zainatul. 2020. Statistika Pendidikan. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
Hlm. 36-40.
16
Arifin, Johar. 2008. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta: Elex
Media.Komputindo. Hlm. 69-72.
ukuran populasi dan faktor ekonomis. Untuk penelitian yang akan menggunakan
analisis data statistik, ukuran sampel minimal adalah 30.
Jika tujuan penelitian adalah untuk mengestimasi rata-rata populasi, besar
sampel dihitung dengan rumus berikut ini:
1. Jika jumlah anggota populasi (N) tidak diketahui

Sumber: Johar Arifin. 2007. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. hlm. 70.
Gambar 2.4. Rumus Sampel Jika Jumlah Anggota Populasi (N) Tidak
Diketahui

Keterangan:
Z = nilai tabel z pada level confidence untuk penelitian
σ = standar deviasi dari populasi
E = error estimate atau kesalahan yang dapat ditoleransi

2. Jika jumlah populasi (N) diketahui

Sumber: Johar Arifin. 2007. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. hlm. 71.
Gambar 2.5. Rumus Sampel Jika Jumlah Anggota Populasi (N) Diketahui

3. Jika penelitian ditujukan untuk mengetahui perbedaan dua kelompok data

Sumber: Johar Arifin. 2007. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. hlm. 72.
Gambar 2.6. Rumus Sampel Jika Penelitian Ditujukan untuk Mengetahui
Perbedaan Dua Kelompok Data
4. Monogram Harry King
Monogram ini hanya berlaku untuk populasi paling besar 2.000 dengan
kesalahan yang bervariasi sampai dengan 15%.

2.5.5. Kuesioner
17
Kuesioner merupakan suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan
dengan topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud
untuk memperoleh data. Kuisioner dibandingkan dari jenis instrumen yang lain,
karena dengan menggunakan cara ini dapat dikumpulkan informasi yang lebih
banyak dalam waktu yang relatif pendek, dengan biaya yang lebih rendah
dibandingan dengan apabila peneliti menggunakan wawancara atau teknik
lainnya.
18
Jenis-jenis kuisioner antara lain:
1. Kuesioner terbuka (kuesioner pendahuluan)
Kuesioner terbuka ini merupakan tahapan dalam studi pendahuluan yang
dilakukan untuk mendapatkan susunan butir-butir pertanyaan yang
merupakan isi dari kuesioner sebenarnya (kuesioner tertutup).
2. Kuesioner tertutup
Setelah kuesioner terbuka disebarkan, akan didapatkan modus dari jawaban
responden. Hasil dari modus jawaban akan disusun dalam kuesioner tertutup
yang kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan dimensi kualitas
pelayanan menjadi variabel-variabel penelitian serta menggunakan skala
interval sebagai skala penilaian.

17
Safta, Hastini. “Analisa Komponen ITSM pada E-learning Perguruan Tinggi di Kota
Palembang Menggunakan ITIL V.3”. Jurnal TEKNO KOMPAK. Vol. 15. No. 1. Hlm. 79-91
18
Chalis Fajri Hasibuan. 2020. “Perancangan Shelter Bus Mebidang Dengan Menggunakan
Quality Function Deployment (QFD)”. Hlm. 20-23
2.5.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
19
Pengujian validitas berkaitan dengan permasalahan apakah instrumen
yang dimaksud untuk mengukur sesuatu itu, memang dapat mengukur secara tepat
sesuatu yang akan diukur tersebut. Pengujian validitas atau yang dikenal dengan
telaah mutu soal dilakukan sebelum soal diujikan kepada pihak yang dijadikan
subjek penelitian.
Dari cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes,
tipe validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu content
validity (validitas isi), construct validity (validitas konstruk) dan criterion-related
validity (validitas berdasarkan kriteria). Content validity atau validitas isi
dilakukan melalui telaah kualitatif, sedangkan construct validity (validitas
konstruk) dan criterion-related validity (validitas berdasarkan kriteria) dapat
dilakukan melalui telaah kuantitatif atau teknik analisis statistika.
20
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif
sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Ada
beberapa prosedur untuk menghitung indeks reliabilitas tes, di antaranya melalui
pendekatan tes ulang (test-retest), pendekatan bentuk paralel, dan pendekatan
konsistensi internal.

2.5.7. Peta Posisi Produk (Positioning)


21
Positioning (penetapan posisi pasar) adalah tindakan bagaimana suatu
merek atau perusahaan diposisikan atau dirasakan dalam ingatan kelompok
pelanggan yang ditargetkan. Atau positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan
pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan
(advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan
19
Idrus, Alwi. “Kriteria Empirik dalam Menentukan Ukuran Sampel pada Pengujian Hipotesis
Statistika dan Analisis Butir”. Jurnal Formatif 2(2): 140-148 ISSN: 2088-351X
20
Ginting Rosnani. 2024. Kuisioner Alat Ukur Kepuasan Konsumen Terhadap Produk. Medan:
USU Press. Hal.2.
21
Meutia, Sri, dkk. 2017. Analisis Positioning Product Kopi Gayo Berdasarkan Persepsi
Konsumen Coffee Shop Raja Kupi Aceh, Black Castle Dan Station Coffee Di Kota
Lhokseumawe. Seminar Nasional Teknik Industri. Hal. 342-343
suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran
orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti
fasilitas, program yang diberikan.
Terdapat 6 langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan
strategi positioning, yaitu :
1. Identifikasi para pesaing, proses ini membutuhkan pemikiran yang luas,
pesaing tidak hanya ada pada kelas produk yang sama dengan produk
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan juga harus mengidentifikasi pesaing
diluar kelas produknya.
2. Riset persepsi konsumen, ketika perusahaan mendefinisikan persaingan,
perusahaan harus menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap
persaingan dan harus memikirkan atribut apa saja yang dinilai penting oleh
konsumen ketika konsumen mengevaluasi produk dan merek.
3. Menentukan posisi pesaing, kita harus menentukan bagaimana tiap pesaing
termasuk atribut yang dimiliki produk kita diposisikan terhadap atribut
tersebut dan membandingkan antara pesaing satu dengan yang lain. Untuk
melakukan hal ini, perlu mengadakan riset konsumen.
4. Menganalisis preferensi konsumen, mengetahui posisi yang dikehendaki oleh
konsumen terhadap suatu produk. Tahap ini produsen perlu mengkaji kembali
apakah masih ada celah yang tersisa dalam pasar yang mencerminkan
permintaan potensial.
5. Membuat keputusan positioning, manajer perusahaan harus membuat
keputusan yang subjektif karena keputusan tidak selalu jelas dan
terdefinisikan dengan baik serta penelitian hanya memberikan masukan yang
terbatas.
6. Memantau positioning, setiap posisi yang dibangun, tentunya perusahaan
menginginkan untuk memantau bagaimana posisi itu dipelihara di pasar.
Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu konsisten
dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus
berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman
mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
2.5.8. Importance Diagram dan Performance Matrix
22
Importance-Performance Matrix merupakan metode yang biasa
diimplementasikan untuk mengetahui variabel pelayanan yang berpengaruh besar
terhadap seberapa tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan, serta variabel
pelayanan yang perlu ditingkatkan kinerjanya dikarenakan ada ketidaksesuaian
dengan persepsi pelanggan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.
Dalam metode Importance-Performance Matrix ini terdapat empat
kuadran yang mempresentasikan kondisi sebagai berikut.
1. Kuadran I, Perusahaan disarankan harus meningkatkan kinerja karena
pelanggan memiliki ekspektasi tinggi pada atribut pada kuadran ini.
2. Kuadran II, perusahaan harus mempertahankan prestasi karena perusahaan
dianggap telah menunjukkan kinerja yang baik pada atribut yang dinilai
penting/harus ada oleh pelanggan.
3. Kuadran III, kuadran ini merupakan kuadran yang memuat atribut layanan
yang tidak penting/tidak harus ada oleh pelanggan sehingga perusahaan juga
dapat mendefinisikan atribut ke dalam kelompok low priority.
4. Kuadran IV, kuadran ini merupakan kuadran yang berisi atribut tidak
penting/tidak wajib oleh pelanggan, namun demikian kinerja perusahaan
sudah baik dalam pelayanan.
Metode yang digunakan adalah Weighted Objectives (Beban Obyektif), untuk
membandingkan nilai utilitas dari proposal alternatif rancangan berdasarkan
performansi dan pembobotan yang berbeda.

22
Utami Ruli dan Atmojo Suryo. 2017. Implementasi Metode Importance-Performance Matrix
untuk Evaluasi dan Peningkatan Pelayanan Perusahaan Jasa Care Cleaners. Jurnal Kinetik.
Vol. 2. No. 3. Hal. 236-237.

You might also like