You are on page 1of 2

Nama : Annisa Nur Afifah

NIM : 21020120130092

PENGAMATAN RUMAH SUSUN PAKUNDEN TERHADAP UNSUR-UNSUR


DOXIADIS

Rumah Susun Pekunden merupakan rumah susun pertama se-Jawa Tengah. Rumah
susun yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1992 ini berlokasi di belakang
kompleks Balai Kota Semarang. Sebelum dibangun, daerah Rumah Susun Pekunden ini
merupakan daerah yang disebut Pekunden Utara. Maka dari itu, sebagian besar penghuni
Rusun ini dulunya merupakan warga Pekunden Utara.
1. Man (Manusia) and Society (Masyarakat)
Rumah Susun Pekunden bukan merupakan rumah susuk yang disewakan
(rusunawa) melainkan rumah susun ini menyandang status sebagai pemilik unit.
Menurut Pak Ardi, selaku ketua RT 4 mengatakan bahwa hampir sebanyak 85%
penghuni rumah susun ini merupakan pemilik pribadi. Hal ini dikarekan sebagian
besar penghuninya juga merupakan warga asli penduduk setempat. Selain itu, dalam
satu rumah rata-rata dihuni oleh 3 generasi yang sejak awal sudah tinggal di
permukiman setempat sebelum rumah susun ini dibangun.
Setiap minggunya, seluruh warga setempat melaksanakan kerja bakti untuk
membersihkan dan menjaga lingkungan rumah susun agar tetap bersih dan tertib.
Warga setempat juga melakukan iuran perbulannya untuk keperluan pemeliharaan
sarana dan prasarana rumah susun ini. Untuk kegiatan sehari-hari, permukiman rumah
susun ini ramai akan aktivitas baik di pagi hari maupun di malam hari.
2. Shells (Bangunan)
Bangunan Rumah Susun Pekunden terdiri dari 5 blok yang masing-masing terdiri
dari 4 lantai. Tiap blok dari rumah susun ini saling terhubung dengan sebuah koridor
di tiap lantainya, sehingga mempermudah warga untuk mengakses dari satu blok ke
blok lain. Berbeda dari rumah susun lain, pada rumah susun ini terdapat sebuah ruang
pertemuan di tiap lantainya yang digunakan untuk aktivitas diskusi antar warga setiap
minggunya. Fasilitas lainnya yang ada di rumah susun ini yaitu aula serbaguna,
lapangan futsal, serta PAUD atau rumah pintar sebagai sarana belajar anak-anak
setempat.
Tiap blok rumah terdapat sekitar 25 kepala keluarga dengan total 88 rumah.
Rumah-rumah tersebut terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe 21, tipe 54 dan tipe 81.
Tiap kamar terdapat setidaknya satu kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang
tengah.

3. Network (Utilitas umum)


Untuk unsur network yang meliputi utilitas umum, pada rumah susun ini terdapat
shaft sampah yang cukup jarang ditemukan pada rumah susun lainnya. Sehingga para
warga tidak perlu turun ke lantai dasar untuk membuang sampah rumah mereka.
Untuk utilitas listrik, pada setiap blok terdapat gardu listrik yang terletak di lantai
bawah tepat di bawa tangga. Selain itu, untuk penyediaan air bersih, pada setiap blok
terdapat 1 pompa air, dan para warganya dapat memakai air tersebut secara bebas dan
tidak dibatasi. Sedangkan, untuk saluran air hujan dan selokan, terdapat beberapa
masalah seperti saluran air yang terlalu kecil untuk menampung jumlah air yang
banyak, sehingga ketika hujan deras sering terjadi banjir dan genangan air yang cukup
banyak.
Pada rumah susun ini terdapat beberapa masalah yang sebagian besar masalah
tersebut sampai saat ini belum dapat terselesaikan. Beberapa masalah tersebut seperti
pemerintah yang terkadang masih tidak adil dalam memberi fasilitas. Pemerintah hanya
ingin memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada warga yang menyewa di rumah
susun tersebut, sedangkan warga asli setempat yang memiliki rumah pribadi tidak
dijadikan prioritas bantuan oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah tidak pernah
melakukan sosialisasi bantuan terlebih dahulu kepada warga setempat, sehingga bantuan
yang diberikan sering tidak tepat sasaran dan tepat guna.

You might also like