You are on page 1of 4

RESUME DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

PILAR-PILAR PENDIDIKAN DAN IMPLEMENTASINYA

Disusun Oleh :
Hana Amira Luthfi ( 23018090 )
Hani febrianti ( 23018091 )
Rodhea Rahmania ( 23018045 )
Rosyada Alsakinah ( 23018046 )

Dosen Pengampu :
Dra. Zuliarni, M.Pd
Meldi Ade Kurnia, S. T., M.Pd.T

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023
Pilar-Pilar Pendidikan Dan Implementasinya
A. Pengertian Pilar Pendidikan
Dalam kamus umum pilar berarti tiang penyangga atau penguat. Sedangkan pendidikan
adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak didik
yang bertujuan pada pendewasaan anak it. Jadi pilar pendidikan adalah tiang atau penunjang
dari suatu kegiatan usaha, pengaruh perlindungan dan bantuan yang akan di berikan kepada
anak didik untuk pendewasaannya. M.J Langelveld mengatakan bahwa pendidikan adalah
setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan batuan yang diberikan kepada anak didik yang
bertujuan pada pendewasaan anak itu sendiri. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pilar pendidikan adalah tiang atau penunjang dari suatu kegiatan usaha,
pengaruh, perlindungan dan bantuan yang akan dan direkomendasikan oleh UNESCO.
B. Jenis-Jenis Pilar Pendidikan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations,
Educational, Scientific and Cultural Organization) telah mencanangkan lima pilar
pendidikan, yakni :
1. Learning to Know (belajar untuk mengetahui), Artinya belajar itu harus dapat
memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi harus ada pengertian
yang dalam. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa harus memiliki pemahaman yang
bermakna terhadap proses pendidikan mereka. Siswa diharapkan memahami secara
bermakna asal mula teori dan konsep, serta menggunakannya untuk menjelaskan dan
memprediksi proses-proses berikutnya. Hal yang harus digarisbawahi adalah bahwa
learning to know tidak sekadar memperoleh pengetahuan tapi juga menguasai teknik
memperoleh pengetahuan tersebut. Tidak hanya itu, siswa juga dituntut tidak sekadar
mengetahui ilmu tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang bermanfaat bagi
kehidupan
2. Learning to do (belajar melakukan sesuatu) Lebih di tekankan pada bagaimana
mengajarkan anak-anak untuk mempraktikkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya
dan dapat mengadaptasikan pengetahuanpengetahuan yang telah diperolehnya
tersebut dengan pekerjaanpekerjaan di masa depan. Memperhatikan secara cermat
kemajuan-kemajuan serta perubahan-perubahan yang terjadi, maka pendidikan tidak
cukup hanya dipandang sebagai transmisi atau melaksanakan tugas-tugas rutin, akan
tetapi harus mengarah pada pemberian kemampuan untuk berbuat menjangkau
kebutuhankebutuhan dinamis masa mendatang.
3. Learning to Be (Belajar Menjadi Sesuatu) Mengandung arti bahwa belajar adalah
proses untuk membentuk jati dirinya sendiri. Oleh karena itu, pendidik harus
berusaha memfasilitasi peserta didik agar belajar mengaktualisasikan dirinya sendiri
sebagai individu yang berkepribadian utuh dan bertanggung jawab sebagai individu
sekaligus sebagai anggota masyarakat. (Efendi, 2015). Learning to be, sebagaimana
diungkapkan secara tegas oleh komisi pendidikan, bahwa prinsip fundamental
pendidikan hendaklah mampu memberikan kontribusi untuk perkembangan
seutuhnya setiap orang, jiwa dan raga, intelegensi, kepekaan, rasa etika, tanggung
jawab pribadi dan nilainilai spiritual. Semua manusia hendaklah diberdayakan untuk
berpikir mandiri dan kritis dan mampu membuat keputusan sendiri dalam rangka
menentukan sesuatu yang diyakini yang harus dilaksanakan.
4. Learning to Live Together (Belajar Hidup Bersama) Pada dasarnya adalah
mengajarkan, melatih dan membimbing peserta didik agar mereka dapat menciptakan
hubungan melalui komunikasi yang baik, menjauhi prasangka-prasangka buruk
terhadap orang lain serta menjauhi dan menghindari terjadinya perselisihan dan
konflik. Learning to live together ini mengajarkan seseorang untuk hidup
bermasyarakat dan menjadi manusia berpendidikan yang bermanfaat baik bagi diri
sendiri dan masyarakatnya maupun bagi seluruh umat manusia.
5. Learning to Believe in God (Belajar Untuk Beriman Kepada Tuhan Yang Maha
Esa) Berdasarkan dengan teologi bahwa faktanya, Tuhan Yang Maha Esa
menciptakan manusia lengkap dengan berbagai potensi yang diberikan kepadanya,
termasuk potensi kemauan dan kehendak diri serta kemampuan memilih dan
berupaya untuk mandiri. Dengan dua potensi itu, manusia diberi ruang sepenuhnya
guna memutuskan dan bersikap. Termasuk dalam memilih untuk beriman atau tidak.
Satu pilar lagi yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan sistem pendidikan
adalah belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai
bentuk rasa syukur dan aplikasi dari nilai keagamaan dari setiap peserta didik. Yang
bertujuan untuk membentuk kepribadian dan karakter serta akhlak mulia. Konsep
pilar ini merupakan konsep yang digunakan dalam pembelajaran untuk mengajarkan
pada siswa tentang keagamaan. Bagaimanapun konsep ini konsep yang sangat
penting dan mendasar di dunia pendidikan sebagai pembentuk akhlak dan budi
pekerti luhur.

C. Implementasi Dalam Pilar Pilar Pendidikan


Implementasi 4 pilar pendidikan menurut UNESCO adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran sepanjang hayat (Learning to Know): Pendidikan harus memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar kepada individu agar mereka dapat terus belajar
sepanjang hidup mereka. Hal ini mencakup pengembangan kemampuan berpikir kritis,
kreativitas, dan pemecahan masalah.
2. Pembelajaran untuk hidup bersama (Learning to Live Together): Pendidikan harus
mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, kerjasama, dan penghargaan terhadap perbedaan.
Individu harus belajar untuk hidup dalam masyarakat yang beragam dan saling menghormati.
3. Pembelajaran untuk menjadi (Learning to Be): Pendidikan harus membantu individu
untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh. Ini mencakup pengembangan aspek
fisik, intelektual, emosional, dan spiritual individu.
4. Pembelajaran untuk pekerjaan (Learning to Do): Pendidikan harus mempersiapkan
individu untuk memasuki dunia kerja dan menjadi anggota produktif dalam masyarakat. Ini
melibatkan pengembangan keterampilan teknis dan profesional yang relevan dengan
lapangan pekerjaan yang dipilih.
5. Adapun pada proses implementasinya pilar ini sudah terdapat dengan adanya mata
pelajaran agama dan PKn yang mengajarkan budi pekerti dan kepercayaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa.
Dan sekarang dalam tujuan pembelajaranpun telah dimasukan unsur spiritual dalam
Implementasi 4 pilar pendidikan ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang holistik
dan menyeluruh, yang tidak hanya fokus pada pengetahuan akademik tetapi juga pada
pengembangan karakter dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses

You might also like