Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH Imalfa
MAKALAH Imalfa
Disusun Oleh :
2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja serta puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, Atas berkat Rahmat dan karunia-Nya lah kita dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“SEJARAH PERKEMBANGAN HADIST”
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah HADIST, oleh Dr. H. Syamsu
Syauqani, Lc., M.A. yang telah memberikan tugas ini terhadap kami untuk semakin
menambah wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para
pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah kami jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan, semoga makalah ini berguna bagi saya dan rekan-rekan
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................................
iii
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
• Bagaimana Perkembangan Ilmu Hadist Pada Zaman Rasulullah SAW?
• Bagaimana Sejarah Pembukuan Hadist ?
• Bagaimana Perkembangan Ilmu Hadist DI Era Modern ?
C. TUJUAN
• Mengetahui Sejarah Ilmu Hadist Pada Masa Rasulullah SAW
• Mengetahui Sejarah Pembukuan Hadist
• Mengetahui Perkembangan Hadist Pada Era Modern
iv
BAB ll
PEMBAHASAN
Artinya: “ Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan
apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah”.(Al-Hasyr :7).
1
Farida, U. (2012). Penulisan dan Kodifikasi Hadis Menurut Muhammad Mustafa Al-
Azami. Jurnal Hermeneutik Jurnal Tafsir dan Hadis, Vol. 8, No.
1
Dalam masa penyebaran ini, Rasulullah SAW menyampaikan Hadits
mempunyai beberapa metode, yaitu:
1. METODE LISAN
Melalui para jama’ah pada pusat pembinaannya yang disebut
majelis al-‘ilmy. Rasulullah mengutus guru-guru pergi ke luar
Madinah, salah satunya adalah Malik bin Huwayrith. Terkadang
juga kepala-kepala suku dari luar Madinah juga mengirim
utusannya untuk belajar kepada Nabi dan kemudian disebarkan
kepada kabilahnya. Sebagaimana Sabda Nabi yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Ibn Amr ibn Ash:
َ بَلِّغُ ْوا
عنِّ ْي َولَ ْواَيَة
Artinya : “Sampaikanlah dariku, walaupun hanya satu
ayat”.(H.R.Bukhari)
2. PERANTARA SAHABAT
Rasulullah menyampaikan melalui sahabat-sahabat tertentu,
kemudian disebarkan kepada yang lain. Sabda Nabi yang
diriwayatkan oleh Ibn Abdi al-Barr dari Abu Bakrah :
َ شاهدُ م ْن ُك ُم ْالغَائ
ب َّ اَلَ ليُبَلِّ ُغ ال
Artinya: “Ketahuilah, hendaklah orang yang hadir
menyampaikan kepada orang yang tidak hadir.2
3. MELALUI CERAMAH
Biasanya, Rasulullah memberikan ceramah tiap-tiap hari
Jum’at dan waktu-waktu yang tidak ditentukan. Sebagaimana
sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dari ibn Mas’ud :
َ سأ َ َمة
علَ ْينَا َ كَا نَ النَّبي – يَتَخ ََّو ْلونَا ب ْال َم ْوع
َ ْ ظ ة فى
َّ اليَّام ك ََرا َهةَ ال
2
Subhi As-Shalih Dr. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Pustaka Firdaus, Jakarta 2007
2
Terhitung sejak beliau menerima wahyu, segala perilaku,
ucapan, persetujuan, dan peragaan praktis dianggap sebagi
Hadits. Rasul memperagakan cara wudlu, shalat, haji dan lain-
lain. Dlam setiap segi kehidupan, Rasul memberi pelajaran
praktis disertai perintah yang jelas untuk mengikutinya. Contoh:
صلِّى
َ ُ صل ْوا َك َما َرا َ ْيت ُ ُم ْوان ْي ا
َ صلِّى
َ ُ صل ْوا َك َما َراَ ْيت ُ ُم ْوان ْي ا
َ
Pada masa Nabi, hadis belum dikodifikasi secara resmi sebagaimana yang
terjadi pada beberapa tahun berikutnya. Rasulullah tidak pernah memerintah
sahabat tertentu untuk menulis hadis dan membukukannya sebagaimana Al-Qur’an
yang ditulis secara resmi oleh Zayd Ibn Tsabit, sekretaris pribadi beliau. Bahkan,
dalam suatu kesempatan Nabi pernah melarang menulis hadis sebagaimana
diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudzri bahwa Nabi bersabda:
3
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Prof. Dr. Sejarah dan pengantar Ilmu Hadits, Pustaka
Rizki Putra, Semarang 2005
4
Darmalaksana, W. (2004). Hadis di Mata Orientalis. Bandung: Benang Merah Press.
3
B. SEJARAH PEMBUKUAN HADIST
Ketika pada pertengahan abad kedua Hijriyah sampai abad ketiga Hijriyah,
ilmu hadis mulai di tulis dan dikodifikasi dalam bentuk yang sederhana, belum
terpisah dari ilmu-ilmu lain, belum berdiri sendiri, masih campur dengan ilmu-ilmu
lain atau berbagai buku atau berdiri secara terpisah. Tetapi pada dasarnya, penulisan
hadis baru dimulai pada abad kedua Hijriyah.
5
Subhi As-Shalih Dr. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Pustaka Firdaus, Jakarta 2007
4
C. PERKEMBANGAN ILMU HADIST PADA ERA MODERN
6
Darmalaksana, W. (2004). Hadis di Mata Orientalis. Bandung: Benang Merah Press
5
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA