You are on page 1of 12

MAKALAH

HUBUNGAN FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN


Dosen Pengampu :Ropiko, M Pd. I

Laras Wati : 201220086

Putri Helsa : 201220090

Rajib Pratama : 20122031

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN THAHA SAIFUDIN

JAMBI 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Hubungan filsafat, manusia, dan
pendidikan “ Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas
pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan karena penulis juga hanya manusia biasa. Oleh
karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari
isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari Dosen pengajar bahkan semua
pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Jambi 09 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................

A. Pengertian Filsafat, Manusia, Dan Pendidikan.................................................................


B. Hubungan filsafat dan manusia.........................................................................................
C. Kedudukan filsafat dalam ilmu pendidikan......................................................................
D. Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia.................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................

A. KESIMPULAN.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial. Yang lahir kedunia ini untuk menjalani
kehiduan sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari banyak membutuhkan
bantuan dari orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Memerlukan orang lain baik dalam menjalankan proses pendidikan serta proses dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.

Dalam mengembangkan proses pendidikan butuh pola pikir yang menunjang dan
baik. Manusia memiliki akaldan pikiran untuk memecahkan problem-problem dalam
mengembangkan proses pendidikan yaitu proses mencerdaskan manusia dalam
kebodohan. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari memiliki sifat primitif dalam berpikir
sekarang sudah terfikir kearah yang medern, serta manusiabutuh filsafat dalam proses
pendidikan.

Dalam hal ini manusia berhubungan dengan filsafat dalam proses pendidikan.
Manusia harus mampu berfilsafat dalam dunia pendidikan. Mampu menjalankan proses
pendidikan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Agar
proses pendidikan dapat berjalan dengan baik mampu berfilsafat dalam mengatasi
masalah-masalah yang muncul dalam proses pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat, pendidikan dan manusia?
2. Bagaimana hubungan filsafat dan manusia?
3. Bagaimana hubungan filsafat dan pendidikan
4. Bagaimana hubungan antara filsafat, manusia dan endidikan?
5. Bagaimana kedudukan filsafat dalam ilmu pendidikan?
6. Bagaimana kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat, manusia dan pendidikan
2. Untuk mengetahui hubungan filsafat dan manusia
3. Untuk mengetahui hubungan filsafat dan ilmu pendidikan
4. Untuk mengetahui hubungan antara filsafat, manusia dan pendidikan
5. Untuk mengetahui kedudukan filsafat dalam ilmu pendidikan
6. Untuk mengetahui kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat, Manusia, Dan Pendidikan

Filsafat memiliki makna yang cukup dalam sehingga melahirkan defenisi atau
pengertian yang banyak dan beragam dari ahli. Luas dan dalamnya makna serta rumitnya
kerja filsafat sehingga terasa sulit memberikan defenisi filsafat secara mapan. Hal
tersebut, sehingga Muhammad Hatta menyatakan bahwa bila orang telah banyak
membaca atau mempelajari filsafat orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa
filsafat itu menurut konotasi filsafat yang ditangkapnya.Kemudian Langeveld
menyatakan bahwa setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa filsafat itu;
dan makin dalam ia berfilsafat, akan makin mengerti ia apa filsafat itu.Pernyataan ini
mengindikasikan bahwa filsafat merupakan term yang cukup rumit dan unik untuk
didefinisikan .

Secara utuh.Kata filsafat berasal dari kata Yunani yaitu philosophia merupakan
kata majemuk yang terdiri atas philo dan shopia Philo artinya cinta dalam arti yang luas,
yaitu ingin, dank arena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; shopia bermakna
kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Dengan nama filsafat
menunjukkan makna ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.Pengertian ini
menunjukkan suatu usaha massif untuk mengetahui sesuatu, usaha massif tersebut
berbentuk melibatkan semua potensi yang
dimiliki sehingga dapat mencapai pengetahuan yang pasti. Dengan demikian, filsafat
dapat berarti pengetahuan mengenai pengetahuan, atau sebagai akar pengetahuan atau
pengetahuan mendalam.Filsafat sebagai wacana pengetahuan untuk membangun
paradigma pengetahuan yang kuat, tidak ada keraguan, dan penuh kepastian.

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang
atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-
citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas
dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin), yang berarti
berpikir, berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok atau seorang individu. Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan
dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati dan seterusnya, serta terkait dan
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif
maupun negatif.

Pendidikan merupakan hal sangat urgen dalam kehidupan ini. Terjadinya


kehidupan yang baik dan nyaman merupakan kontribusi besar dari pendidikan. Jadi
pendidikan adalah sesuatu yang mesti ada dalam kehidupan ini. Ahmad Tafsir
mengatakan bahwa sulitnya merumuskan defenis pendidikan apalagi menyeragamkan
defenisi, karena disebabkan oleh dua faktor, yaitu: pertama, banyaknya jenis kegiatan
yang dapat disebut sebagai kegiatan pendidikan, kedua, luasnya aspek yang dibina oleh
pendidikan. Kesulitan memberikan defenisi pendidikan sebagai indikasi pendidikan
sebagai aktivitas kehidupan di berbagai aspek.Pengertian

pendidikan menurut istilah, terdapat beberapa pendapat oleh para ahli,


sebagaimana yang dikemukakan oleh H. Baihaqi bahwa pendidikan merupakan usaha
sadar yang dilakukan berlandaskan nilai tertentu untuk membimbing, mengajar, melatih
dan membina peserta didik agar ia dapat meningkatkan, mengembangkan dan
menyalurkan dengan benar segenap potensi jasmani, rohani, akal-pikir dan hawa
nafsunya sehingga ia dapat hidup lebih puas dan baik, produktif dan bertanggung jawab
secara moril dalam rangka memenuhi kebuthan dirinya, keluarganya dan secara luas,
masyarakat, bangsa dan negaranya. Pendidikan merupakan wujud dari proses
pemanusiaan manusia yang kreatif dan produktif agar dapat menjadi manusia yang
bermanfaat bagi dirinya maupun kepada bangsanya.

B. Hubungan filsafat dan manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang telah mencapai derajat sempurna
dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, termasuk diantaranya malaikat,
jin,binatang dan lain-lain. Diantara kesempurnaan itu terlihat dari ciri-ciri manusia yang
memiliki jasmani (fisik), ruh yang berfungsi untuk menggerakkan jasmani dan jiwa yang
didalamnya ada rasa dan perasaan. Filsafat adalah induk semua ilmu yang ada dalam
semesta ini, manusia berfilsafat guna mencari kebenaran dari sebuah ilmu.
Berbicara tentang pendidikan,berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan
manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan
masalah kependidikan. Jadi, antara manusia dan pendidikan terjalin hubungan kausalitas.
Karena manusia, pendidikan mutlak ada dan karena pendidikan, manusia semakin
menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi.
Filsafat merupakan wacana teoritis dalam mengkaji setiap permasalahan dengan
tujuan mencari kebenaran rasional. Filsafat sebagai fondasi berbagai ilmu pengetahuan,
akan membentuk nilai-nilai dasar setiap bangunan ilmu pengetahuan. Filsafat membentuk
kerangka pikir yang orisinil dan terarah, mencari sumber secara radikal dan menelaah
objek kajian secara universal dan komprehensif, sehingga tampak kebenaran sejati
walaupun bersifat relatif. Olehnya itu, tujuan umum mempelajari filsafat menurut Gabriel
Marcell adalah:
1. Dengan berfilsafat kita semakin memanusiakan diri, lebih mendidik dan
membangun diri sendiri.
2. Dapat mempertahankan sikap yang objektif dan mendasarkan pendapat atas
pengetahuan yang objektif.
3. Mengajar dan melatih kita memandang yang luas.
4. Dengan pelajaran filsafat, kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir
sendiri.

Tujuan berfilsafat menunjukkan suatu sikap membenahi potensi diri manusia agar
dapat aktual dan optimal. Proses pembenahan tersebut perlu didesain dalam proses
interaksi antara yang membenahi dengan yang dibenahi, dan disinilah dibutuhkan
pendidikan. Pendidikan secara filosopis merupakan upaya penyiapan peserta didik agar
bersikap dewasa dan 35Nunu Heriyanto, loc.cit.36Lihat Burhanuddin Salam, op.cit,
h.12.bertanggungjawab. Hal ini proses-proses pendidikan menjadi sangat signifikan
dalam mengarahkan peserta didik kepada pencapaian tujuan yang dimaksud. Proses-
proses pendidikan tersebut terjadi dalam bentuk:

1. Individualisasi atau personalisasi yakni proses yang tertuju untuk menjadi seorang
individu atau diri pribadi.
2. Sosialisasi yaitu proses yang tertuju untuk menjadi anggota masyarakat
yangdiidamkan.
3. Enkulturasi yaitu proses yang tertuju untuk memiliki cara-cara hidup yang
diharapkan oleh suatu masyarakat.
4. Profesionalisasi yaitu proses yang tertuju menjadi tenaga kerja yang professional.
5. Civilisasi yaitu proses yang tertuju untuk menjadi warga Negara yang baik;
6. Habituralisasi yaitu proses yang tertuju untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan
hidup yang tepat, dan
7. Humanisasi yaitu proses yang tertuju untuk menjadi manusia seutuhnya.

Proses pendidikan di atas menegaskan bahwa bagaimana manusia dapat memahami


dirinya sebagai seorang individu, apa hak dan kewajiban terhadap dirinya, kemudian
refleksi dirinya dalam kehidupansosial, apa fungsi dan perannya sebagai makhluk sosial,
memahami tata cara hidup bermasyarakat dan etika sosial, dapat hidup mandiri dan
berguna bagi komunitasnya, taat dan patuh kepada norma yang berlaku, hidup normal dan
bertanggungjawab, dan selalu berupaya untuk memperbaiki hidupnya.Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa antara manusia dan pendidikan terjalin hubungan kausalitas.
Karena manusia maka pendidikan mutlak ada; dan karena pendidikan manusia semakin
menjadi dirinya sendiri sebagai manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat menemukan
hidupnya yang lebih baik dan dengan pendidikan, manusia dapat menunjukkan dirinya
sebagai manusia dewasa.

Pendidikan berkepentingan untuk membangun filsafat hidup, untuk dijadikan


pedoman dalam menjalani kehdiupan sehari-hari agar selalu dalam keteraturan.
Kemudian filsafat memberikan sumbangan berupa kesadaran menyeluruh asal-mula,
eksistensi dan tujuan kehidupan. Tanpa filsafat, pendidikan tidak bisa berbuat apa-apa,
tidak tahu apa yang harus dikerjakan, dan sebaliknya tanpa pendidikan filsafat tetap
berada dalam dunia utopianya. Dengan menguji dan menyelidiki ide-ide serta gagasan-
gagasannya, manusia akan dapat mencapai kebenaran, yang sumbernya adalah Tuhan
sendiri. Jadi, pendidikan membutuhkan konsep yang jelas dan benar, dan tentunya dari
filsafat, dan filsafatmembutuhkan pengembangan pencarian kebenaran, yang tentunya
bagian dari kerja pendidikan.Akan tetapi bila dihubungkan dengan pendidikan Islam,
menurut Zakiah Daradjat, manusia dilihat dari tiga titik saja yaitu, pertama, manusia
sebagai makhluk yang mulia, kedua sebagai khalifah Allah di muka bumi, ketiga sebagai
makhluk paedagogik.41Esensi inilah mempertemukan bahwa manusia senantiasa terjalin
hubungan mutual simbiosis dengan filsafat dan pendidikan.

Manusia dalam hidup dan kehidupan selalu ingin mengetahui segala sesuatu, rasa
ingin tersebut terefleksi kepada keinginan untuk bertanya, sikap bertanya tentu ingin
mendapatkan jawaban, dan jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang benar dan
penuh kepastian. Untuk menjawab berbagai pertanyaan dari manusia maka filsafat dapat
berperan penting sebagai bentuk kegiatan berpikir rasional, radikal, universal, tanpa
terikat oleh tradisi (budaya, norma atau agama) dalam mencari kebenaran. Filsafat dapat
menunjukkan manusia kerangka pikir yang logis, dan prosedur berpikir yang sistematis.
Kemudian, untuk mempermudah proses pencarian kebenaran dan penalaran, maka
pendidikan dapat mengarahkan proses bekerja nalar yang sistematis, terarah, teratur,
efektif, efisien dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.

Manusia adalah sosok makhluk yang unik dan kompleks, yang memiliki potensi atau
daya fisik, psikis, akal dan kalbu sehingga bereksistensi, transformasi, refleksi, proyeksi,
menuju kepada kebaikan dan kebenaran. Manusia merupakan makhluk berketuhanan,
makhluk sosial, makhluk kreatif, makhluk berbudaya, dan makhluk edukatif.Pendidikan
merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mengadakan bimbingan dan penyuluhan
agar dapat menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pelaksanakan pendidikan
dilakukan sejak lahir sampai dewasa, dan pendidikan selalu merubah kepada sikap positif
dan berjangka panjang.Filsafat mengkaji segala esensi yang ada dan mungkin ada,
dengan landasan berpikir yang rasional, sistematis, universal, radikal dan bebas dari
ikatan tradisi, norma, agama, dansebagainya, dalam mencari kebenaran. Objek dan subjek
filsafat adalah manusia sehingga saling terkait mutual simbiosis. Manusia membutuhkan
pandangan hidup, pegangan hidup yang rasional, bebas, universal, dan memahami
persoalan secara radikal, sehingga dibutuhkan filsafat. Filsafat merupakan konsep tentang
hidup dan kehidupan yang perlu diketahui oleh manusia sebagai bangunan paradigma
pikir dan sikap, maka diperlukan pendidikan untuk merancang dan melaksanakan visi
filsafat dan manusia. Pendidikan menawarkan jalan keluar bagi problem kehidupan.
Dengan demikian, filsafat, manusia dan pendidikan menjadi bagian yang saling
membutuhkan dalam menata dan membenahi kehidupan yang lebih baik dan raisonal.

C. Kedudukan filsafat dalam ilmu pendidikan

Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, asal, pokok. Karena
filsafatlah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha manusia dibidang kerohanian
untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan. Lambat laun sesuai dengan sifatnya,
manusia tidak pernah merasa puas dengan meninjau suatu hal dari sudut yang umum,
melainkan juga ingin memperhatikan hal khusus.

Bisa disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari filsafat, antara
lain:

a. Setiap ilmu pengetahuan itu mempunyai objek dan problem


b. Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu
c. Disamping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang
digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan
d. Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua
ilmu pengetahuan. Tidak mungkin tiap ilmu itu meninggalkan dirinya sebagai
ilmu pengetahuan dengan meninggalkan syarat yang telah ditentukan oleh
filsafat
e. Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan.
D. Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia

Filsafat dalam coraknya yang religius bukanlah yang berarti disamakan dengan
agama atau pengganti kedudukan agama, walaupun filsafat dapat menjawab segala
pertanyaan atau soal-soal yang diajukan. Kedudukan agama sebagai pengetahuan adalah
lebih tinggi dari pada filsafat karena di dalam agama masih ada pengetahuan yang tak
tercapai oleh budi biasa dan hanya dapat diketahui karena diwahyukan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kedudukan filsafat dalam kehidupan
manusia adalah:

a. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan


tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
b. Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan
pedoman hidup kepada manusia. Pedoman ini mengenai segala sesuatu yang
terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya
dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban
manusia meliputi akal, rasa, kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan
pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan hidup untuk
berfikir guna memperoleh pengetahuan.

Uraian mengenai filsafat sebagaimana yang telah dibahas sebelum kiranya akan
banyak memberikan gambaran dan kemudian dalam memahami lapangan pendidikan dan
filsafat pendidikan. Dan muncullah filsafat pendidikan sebagai suatu ilmu baru setelah
tahun 1900 an tiada lain adalah sebagai akibat adanya hubungan timbale balik antara
filsafat dan pendidikan, untuk memecahkan dan menjawab persoalan-persoalan
pendidikan secara filosofis.

Dengan demikian hubungan antara filsafat dalam proses pendidikan. Problematika


yang ada dan harus diselesaiakan dengan pengetahauan yang logis dan kritis. Serta
mampu mengarahkan pendidikan serta ilmu pengetahuan yang lebih maju dan mencapai
tujuan yang dicita-citakan.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Hubungan antara manusia, filsafat dan pendidikan adalah induk dari ilmu
pengetahuan yang melahirkan banyak ilmu pengetahuan yang menbahas sesuai dengan
apa yang telah dikaji dan diteliti di dalamnya. Dalam ilmu pengetahuan, filsafat
mempunyai kedudukan sentral,asal, atau pokok. Karena filsafat satu-satunya yang telah
mencapai kebenaran atau pengetahuan. Disamping itu filsafat juga memberikan dasar-
dasar yang khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan. Dasar yang
diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu penegtahuan.

Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh
pengetahuan. Antara ketiga komponen yaitu, manusia, filsafat, dan pendidikan sangat erat
hubungannya. Manusia dilahirkan sebagai bayi yang tidak bisa melakukan tanpa bantuan
orang lain. Dalam proses kehidupan, manusia akan dihadapkan dengan berbagai masalah
kehidupan. Untuk dapat memilih dan melaksanakan car hidup yang baik. Manusia yang
memerlukan pendidikan. Dengan pendidikan manusia akan menjadi lebih dewasa dan
bertanggung jawab peran filsafat dalam kehidupan manusia disini yaitu sebagai pola pikir
manusia yang bijaksana, arif dalam menjalani suatu kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. Selamet. Filsafat dan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Andi, 2006.

Prasetya. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Soegiono. Tamsil. Filsafat pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012.

Muhammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, Jilid I, (Djakarta: Tintamas, 1966),

M.J. Langeveld , Menuju ke Pemikiran Filsafat, (Djakarta: Pembangunan, 1961),

Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan -Suatu Pengantar, (Cet. III,


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

Suparlan Suhartono, op.cit,

You might also like