You are on page 1of 3

RESUME NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945

NAMA : SITHI ZAHRA


NIM : 202310490311036

A. Pengertian
Kata konstitusi secara literal berasal dari bahasa Prancis “constituir”, yang berarti
membentuk. Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan dengan pembentukan
suatu negara atau menyusun dan menyatakan sebuah negara. Konstitusi juga bisa berarati
peraturan dasar (awal) mengenai pembentukan negara.3 Menurut Chairil Anwar, konstitusi
adalah “fundamental laws”. pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai fundamentalnya (Arif,
n.d.)
Konstitusi memiliki fungsi khusus untuk membatasi kekuasaan negara, serta menjamin
dan melindungi hak-hak warga negara dan hak asasi manusia (“HAM”). Kekuasaan tersebut
harus memiliki batasan yang tegas dan dengannya penguasa diharapkan tidak memanipulasi
konstitusi untuk kepentingan kekuasaannya sendiri, sehingga hak-hak warga negara akan
terlindungi.
Adapun tujuan dan fungsi konstitusi dalam sebuah negara berubah dari zaman ke zaman.
Pada masa peralihan dari negara feodal monarki atau oligarki ke demokrasi, fungsi konstitusi
sebagai benteng pemisah antara rakyat dengan penguasa yang kemudian secara bertahap
berfungsi sebagai alat rakyat dalam memperjuangkan kekuasaannya melawan golongan
penguasa.
Kemudian, seiring berkembangnya zaman, di dunia barat, fungsi konstitusi menjadi
penentu dan batas wewenang penguasa dan menjamin hak rakyat dan mengatur jalannya
pemerintahan. Kemudian, dengan kebangkitan paham kebangsaan, kekuatan pemersatu, dan
kelahiran demokrasi sebagai paham politik, konstitusi menjamin alat negara untuk
konsolidasi kedudukan hukum dan politik. Hal tersebut guna mengatur kehidupan bersama
dan untuk mencapai tujuan konstitusi, yakni cita-citanya dalam bentuk negara.

B. Sumber Historis, sosiologis, dan politik


Menurut Thomas Hobbes, orang yang berada dalam “posisi naturalistik” itu seperti
serigala. Hingga muncul pepatah homo homini lupus (manusia adalah serigala [bagi
sesamanya]), yang artinya yang kuat mengalahkan yang lemah. Kemudian muncullah
pandangan bellum omnium contra omnes (perang semua melawan semua). Hidup dalam
suasana demikian akhirnya menyadari perlunya membuat kesepakatan bersama yang dikenal
dengan istilah factum unionis. Berikutnya adalah kesepakatan bahwa rakyat menyerahkan
kekuasaannya kepada penguasa untuk menjaga kesepakatan rakyat yang dikenal dengan
istilah factum subjectionis. Dalam bukunya Leviathan (1651), ia mengemukakan komitmen
politik yang disebut kontrak sosial, yang berarti penyerahan kedaulatan kepada Primus inter
pares, yang kemudian memerintah secara absolut (absolut). Primus inter pares merupakan
kelompok yang paling penting atau orang yang paling penting dan menonjol diantara yang
sederajat. Menurut Hobbes, negara ibarat monster raksasa. Pemikiran Hobbes tidak lepas dari
pengaruh keadaan pada masanya (zeitgeist), oleh karena itu ia berusaha melindungi monarki
absolut (kerajaan absolut) melalui konsep hak ketuhanan yang mengatakan bahwa penguasa
negara adalah pilihan..
Padahal konstitusi (Konstitusi) berbeda dengan konstitusi (Grundgezets) karena
masyarakat salah memahami konstitusi negara modern, sehingga pemahaman konstitusi
disamakan dengan UUD. Pengabaian ini disebabkan oleh pengaruh ideologi yang
terkodifikasi, yang mengharuskan seluruh ketentuan hukum dituliskan. ,
untuk mencapai kesatuan hukum, kesederhanaan hukum, dan kepastian hukum. Dampak
kodifikasi begitu besar sehingga setiap ketentuan hukum yang penting harus dicatat dan
konstitusi tertulisnya BARU. Secara umum, ada dua jenis konstitusi: konstitusi tertulis dan
konstitusi tidak tertulis. (Iv & Bernegara, n.d.)

C. Dinamika dan tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Ketika kita meneliti sejarah Indonesia merdeka, tampaknya telah terjadi dinamika
ketatanegaraan, serta perubahan terhadap konstitusi atau konstitusi yang berlaku. Setelah
diadopsi satu hari setelah deklarasi kemerdekaan, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 mulai berlaku sebagai hukum dasar yang mengatur kehidupan konstitusi
Indonesia dengan semua batasannya.
Dalam perkembangannya, tuntutan untuk perubahan UUD NRI 1945 dan seterusnya
menjadi kebutuhan bersama rakyat Indonesia. Atas dasar ini, hasil MPR dari pemilihan
parlemen 1999, sesuai dengan kekuasaannya sebagaimana diatur dalam Pasal 37 UUD NRI
1945, telah membawa perubahan bertahap dan sistematis sebanyak empat kali. Perubahan
UUD NRI 1945 yang dilakukan oleh MPR, selain merupakan perwujudan dari tuntutan
reformasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. D. (n.d.). Dengan Tugas Dan Fungsi Negara. 161–169.


Iv, B. A. B., & Bernegara, B. D. A. N. (n.d.). Bab iv konstitusi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. 69–94.

You might also like