Professional Documents
Culture Documents
Skripsi M. Luthfi Fathurrahman
Skripsi M. Luthfi Fathurrahman
Oleh
M. LUTHFI FATHURRAHMAN
03021381621060
iv Universitas Sriwijaya
SKRIPSI
Oleh
M. LUTHFI FATHURRAHMAN
03021381621060
5 Universitas Sriwijaya
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Oleh:
M. LUTHFI FATHURRAHMAN
03021381621060
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Mukiat M.S. Dr. Hj. Rr. Harminuke E.H., S.T., M.T.
NIP 19581122198621002 NIP. 196902091997032001
Mengetahui,
KetuaJurusanTeknikPertambangan
ii Universitas Sriwijaya
HALAMAN PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
M.Luthfi Fathurrahman
NIM.03021381621060
M. Luthfi Fathurrahman
NIM. 03021381621060
iv UniversitasSriwijaya
RIWAYAT PENULIS
v UniversitasSriwijya
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur disampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya, Tugas akhir ini dapat diselesaikan. Tugas akhir ini dilaksanakan di
PT. Walie Tampas Citratama, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dari 18 Agustus sampai dengan 16 September 2019 dengan judul
“Kajian Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Bekas Penambangan Pasir Kuarsa di
PT. Walie Tampas Citratama, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ir. Mukiat, MS dan Dr. Hj. Rr.
Harminuke Eko Handayani. Selaku pembimbing pertama dan pembimbing kedua
yang telah banyak membimbing dalam penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih
juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas akhir
ini, antara lain:
1. Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE., selaku Rektor Universitas Sriwijaya
2. Prof. Ir. Subriyer Nasir, M.S., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.
3. Dr. Hj. Rr. Harminuke Eko Handayani, ST., MT. Dan Bochori, ST.,MT.
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.
4. Ir. A. Taufik Arief, MS selaku Pembimbing Akademik.
5. Iwan. selaku Kepala Teknik Tambang di PT. Walie Tampas Citratama, dan
Budi . selaku mine engineer sekaligus menjadi Pembimbing Lapangan saat
berada di lingkungan PT Walie Tampas Citratama.
6. Dosen - dosen dan karyawan administrasi Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan dan membantu selama proses penyusunanTugasakhir.
Penyelesaian tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun diharapkan guna perbaikan nanti nya. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi semua pihak,
khususnya bagi mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.
vii UniversitasSriwijaya
RINGKASAN
M. Luthfi Fathurrahman; Dibimbing oleh Ir. Mukiat, MS dan Dr. Hj. Rr.
Harminuke Eko Handayani, ST., MT. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknik, Universitas Sriwijaya.
RINGKASAN
PT. Walie Tampas Citratama merupakan salah satu perusahaan tambang pasir
kuarsa yang terletak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perusahaan tersebut
telah melakukan aktivitas penambangan sejak tahun 2018. Dengan luas wilayah
IUP 46,2 ha, di Desa Perlang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Pada area IUP PT. Walie Tampas Citratama terdapat daerah
yang sudah dilakukan eksploitasi pasir kuarsa seluas 5,03 ha, dan selanjutnya
akan dilakukan kegiatan reklamasi yang bertujuan untuk memperbaiki rona
lingkungan yang telah terganggu akibat kegiatan penambangan. Rona awal
lingkungan pada daerah rencana reklamasi merupakan lahan pohon sengon yang
telah ditanam oleh perusahaan pemilik IUP sebelumnya .Adapun tahapan
perencanaan reklamasi lahan bekas penambangan ini seperti, persiapan lahan,
penatagunaan lahan, dan revegetasi. Persiapan lahan dilakukan selama 1 hari
untuk pembongkaran sarana dan prasarana yang ada di daerah rencana reklamasi.
Penatagunaan lahan dilakukan perataan lahan dengan bulldozer dengan kapasitas
blade 3,512 m3 selama 72 hari dan meratakan 7 buah gundukan dengan volume
50.930 m3. Pembuatan saluran pembuangan air dilakukan oleh excavator dengan
kapasitas bucket 0,8 m3 dan volume saluran drainase yang direncanakan 99,31 m3.
Penyebaran tanah pucuk dilakukan dengan sistem pot dikarenakan keterbatasan
jumlah tanah pucuk yang ada pada daerah rencana reklamasi. Revegetasi
dilakukan berdasarkan rona awal lingkungan di daerah rencana reklamasi.
Tanaman yang cocok adalah pohon sengon dan LCC dengan jumlah bibit
sebanyak 2.183 bibit. Pada perencanaan reklamasi ini dilakukan perencanaan
rincian biaya yang terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya
langsung yang direncanakan sebesar Rp 375.558.050,00. Dan biaya tidak
langsung sebesar Rp 121.255.249,90 . Sehingga perencanaan total biaya yang
dibutuhkan untuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir kuarsa ini adalah
sebesar Rp. 496.813.299.90
M. Luthfi Fathurrahman; Advised by Ir. Mukiat, MS and Dr. Hj. RR. Harminuke
Eko Handayani, ST., MT. Department of Mining Engineering, Engineering
Faculty, Sriwijaya University
SUMMARY
PT. Walie Tampas Citratama is one of the quartz sand mining company in
Bangka Belitung Islands province. The company has done mining activities since
2018. With an area of IUP 46.2 ha, in Perlang village, central Bangka District,
Bangka Belitung Islands province. In the area of IUP of PT. Walie Tampas
Citratama, there is an area that has been exploited quartz sand covering 5.03 ha,
and then will be carried out reclamation activities for improving the first
environment hue that has been disrupted due to mining activities. The first hue of
environment in the Reclamation Plan area is a sengon tree land that has been
planted by the company's previous IUP owners. The stages of reclamation
planning in this former mining land such as, land preparation, land stewardship,
and revegetation. Land preparation is done for 1 day for the demolished the
facilities and infrastructures that exist in reclamation plan. Land stewardship
carried out land flattening by using bulldozer with a blade capacity of 3,512 m3
for 72 days and flatten 7 bumps with a volume of 50,930 m3. The drainage is
made by excavators with a 0.8 m3 bucket capacity and a planned drain volume is
99.31 m3. The spread of soil is done with the pot system because of the limited
number of soil shoots in the region reclamation plan. Revegetation is done based
on the first hue of environment in the Reclamation Plan area. The suitable crops
are sengon trees and LCC with a total of 2,183 seedlings. At this reclamation
planning conducted a detailed cost planning that consisted of direct costs and
indirect costs. The planned direct cost is Rp 375.558.050,00. And indirect cost is
Rp. 121.255.249,90. So that the total cost planning required for land reclamation
of the former quartz sand mining is Rp. 496.813.299.90
xi Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Pernyataan Integritas ........................................................................ iv
Riwayat Hidup ................................................................................................. v
Halaman Persembahan ..................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Ringkasan ......................................................................................................... viii
Summary........................................................................................................... ix
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Gambar .................................................................................................. xii
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3. Batasan Masalah ................................................................................... 2
1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................. 3
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
x Universitas Sriwijaya
2.3.4.3. Tumbuhan Karet ............................................................... 27
2.4. Rencana Biaya Reklamasi dan Penutupan Tambang ............................. 29
2.4.1. Biaya Langsung ........................................................................... 29
2.4.2. Biaya Tidak Langsung ................................................................. 30
2.4.3. Total Biaya ................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Jenis Penampang Saluran ...................................................................... 19
3.1. ` Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Walie Tampas Citratama ........ 32
3.2. Kerangka Penelitian ................................................................................ 36
4.1. Peta Topografi Kabupaten Bangka Tengah ............................................ 38
4.2. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bangka Tengah ......................... 42
4.3. Peta Rencana Reklamasi Lahan Bekas Penambangan............................ 47
B.1. Peta Rencana Reklamasi Untuk Perhitungan Volume Daerah .............. 55
B.2. Luas dan Volume Daerah Rencana Reklamasi ...................................... 56
C.1. Peta Rencana Reklamasi Untuk Perhitungan Volume Gundukan ......... 57
C.2. Luas dan Volume Gundukan 1 ............................................................... 58
C.3. Luas dan Volume Gundukan 2 .............................................................. 59
C.4 Luas dan Volume Gundukan 3 .............................................................. 60
C.5. Luas dan Volume Gundukan 4 .............................................................. 61
C.6. Luas dan Volume Gundukan 5 .............................................................. 62
C.7. Luas dan Volume Gundukan 6 .............................................................. 63
C.8. Luas dan Volume Gundukan 7 .............................................................. 64
D.1. Bulldozer Komatsu D-65 E-12 ............................................................... 65
D.1. Excavator Kobelco SK-200-10 .............................................................. 67
J.1. Ilustrasi Lubang Tanam .......................................................................... 91
Halaman
2.1. Harga Koefesien Limpasan Daerah Tambang ................................... 17
2.2. Koefesien Manning............................................................................ 18
3.1. Kegiatan Selama Tugas Akhir ........................................................... 31
3.2. Analisis dan Pembahasan Penyelesaian Masalah dalam Penelitian .. 35
4.1. Luas dan Volume Gundukan. ............................................................. 42
4.2. Total Biaya Perencanaan Reklamasi ................................................. 49
A.1. Tabel Suhu dan Rata- Rata Curah Hujan Kabupaten Bangka Tengah Tahun
2018 ................................................................................................... 54
E.1. Waktu Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari ................................. 70
E.2. Waktu Hambatan yang Dapat Dihindari............................................ 70
F.1. Data Curah Hujan Periode 10 Tahun 2010-2019 .............................. 72
F.2. Curah Hujan Maksimum Kabupaten Bangka Tengah ....................... 73
F.3. Nilai Perhitungan Yt .......................................................................... 74
F.4. Urutan Sampel dari yang Terbesar Hingga Terkecil ......................... 75
2
F.5. Perhitungan nilai 𝑌𝑛 − Yn .......................................................... 76
2
F.6. Perhitungan nilai 𝑥 − X ............................................................ 77
F.7. Curah Hujan Harian Maksimum Pertahun Untuk Periode 2010-2019 80
F.8. Curah Hujan Rencana Harian Dengan Metode Gumbel.................... 81
K.1. Biaya Penataan Permukaan Tanah..................................................... 93
K.2. Biaya Pembuatan Drainase ................................................................ 94
K.3. Jumlah Pupuk yang Dibutuhkan ........................................................ 95
K.4. Biaya Pemupukan .............................................................................. 95
K.5. Biaya Pengadaan Bibit Sengon .......................................................... 95
K.6. Biaya Pengadaan Bibit LCC .............................................................. 95
K.7. Biaya Peralatan Yang Digunakan ...................................................... 96
K.8. Biaya Penanaman Bibit...................................................................... 97
K.9. Biaya Total Penanaman ..................................................................... 97
K.10. Biaya Pemeliharaan Tanaman ........................................................... 97
Halaman
A. Suhu dan Rata- Rata Curah Hujan Kabupaten Bangka Tengah .......... 54
B. Luas dan Volume Daerah Reklamasi ................................................... 55
C. Luas dan Volume Gundukan................................................................ 56
D. Spesifikasi Alat .................................................................................... 67
E. Perhitungan Waktu Perataan Lahan ..................................................... 69
F. Curah Hujan Rencana .......................................................................... 72
G. Perhitungan Debit Air Limpasan ......................................................... 82
H. Perhitungan Dimensi dan Volume Drainase ........................................ 85
I. Perhitungan Waktu Pembuatan Drainase ............................................. 89
J. Penyebaran Top Soil Sistem Pot .......................................................... 91
K. Rincian Rencana Biaya Reklamasi ...................................................... 93
1
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Universitas Sriwijaya
5
dan pembangunan fisik dimulai dan merupakan kondisi lingkungan awal sebelum
tersentuh oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi (pembangunan
fisik) dan kegiatan operasi. Hal-hal yang termuat didalam rona lingkungan, yaitu
(Soeratmo, 2002) :
1. Biologi,geologi, dan fisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan
tersebut diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu
strategi pengambilan sampling yang tepat, kemudian dianalisa sesuai dengan
komponen lingkungan masing-masing;
2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat
dengan melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada
masyarakat, pemuka setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan
kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari data survey lapangan, data sekunder
dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan
akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan
(Rona Lingkungan).
Universitas Sriwijaya
6
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di
wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan baik yang sudah dan yang akan
dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi. Penyajian kondisi
sumber daya alam ini perlu dikemukakan dalam peta dan atau dengan lanel
dengan skala memadai dan bila perlu harus dilengkapi dengan diagram
gambar, grafik atau foto.
Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang dapat dipilih
untuk ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam AMDAL,
1. Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya,
a. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
1). Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan
jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
2). Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang
diwilayah studi rencana usaha.
3). Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang
mewakili wilayah studi tersebut.
4). Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum
maupun pada kondisi cuaca buruk.
5). Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi
rencana usaha.
6). Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode
kejadiannya.
b. Fisiografis
1). Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
2). Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
3). Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan
bantuan secara geologis.
c. Hidrologi
1). Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
2). Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
Universitas Sriwijaya
7
2. Biologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya,
a. Flora
1). Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi
rencana usaha.
2). Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi
undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Fauna
1). Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-
undang dalam wilayah studi rencana usaha.
2). Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang
dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan
makanan atau sumber hama dan penyakit.
Universitas Sriwijaya
8
3. Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya,
a. Demografi
1). Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan, dan agama.
2). Tingkat kepadatan penduduk.
3). Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
4). Tenaga kerja.
b. Ekonomi
1). Ekonomi rumah tangga.
2). Ekonomi sumber daya alam.
3). Perekonomian lokal dan regional.
c. Budaya
1). Kebudayaan.
2). Proses sosial.
3). Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
4). Warisan budaya
5). Kekuasaan dan kewenangan.
6). Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
7). Adaptasi ekologis.
d. Kesehatan masyarakat
1). Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
2). Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
3). Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
4). Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
5). Sumber daya kesehatan.
6). Kondisi sanitasi lingkungan.
7). Status gizi masyarakat.
Universitas Sriwijaya
9
2.3 Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya (Permen
ESDM No. 26 Tahun 2018). Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki
atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi yang rusak agar dapat berfungsi
secara optimal sesuai peruntukannya (Peraturan Menteri Kehutanan No. 60 Tahun
2009)
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
pengupasan, yang terdiri dari tanah pucuk (top soil) dan tanah penutup
(overburden). Adapun kegiatan penataan lahan antara lain sebagai berikut:
1. Pengaturan bentuk lereng
a. Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan air
larian (run-off), erosi dan sedimentasi serta longsor.
b. Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk teras-teras.
2. Pengaturan saluran pembuangan air (SPA)
a. Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) ini dimaksudkan untuk
mengatur air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat mengurangi
kerusakan lahan.
b. Jumlah/kerapatan dan bentuk SPA tergantung dari bentuk lahan
(topografi) dan luas areal yang direklamasi.
3. Penebaran tanah pucuk
Proses reklamasi dilakukan dengan cara pengembalian lapisan tanah pucuk
(top soil) dari daerah penimbunan ke daerah yang hendak dilakukan revegetasi.
Kegiatan penebaran tanah pucuk memperhitungkan beberapa faktor, diantaranya
menghitung luas pengelolaan tanah pucuk yang dipindahkan harus sesuai dengan
perencanaan reklamasi.
1. Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh ke bumi persatu satuan
luas permukaan pada suatu jangka waktu tertentu. Curah hujan merupakan salah
satu faktor penting dalam suatu sistem drainase, karena besar kecilnya curah
hujan akan mempengaruhi besar kecilnya air limpasan. Curah hujan 10 mm
berarti tinggi hujan yang jatuh pada areal seluas 1 m2 adalah 10 liter. Angka-
Universitas Sriwijaya
13
k =
Yt Yn ... (2.2)
Sn
Keterangan:
Xt = Prediksi Curah Hujan
X̅ = Curah hujan maksimum rata-rata selama tahun pengamatan
k = Reduced variate factor
Yt = Reduced variate
Yn = Reduced mean
Sn = Reduced standart deviation
S = Standart deviation
Nilai curah hujan maksimum rata-rata (x) dapat dihitung dengan persamaan
(Soewarno, 1995):
Universitas Sriwijaya
14
𝑋𝑖
X̅ = ... (2.3)
𝑛
Keterangan:
Xi = Curah hujan maksimum pada tahun x
n = Lama tahun pengamatan
... (2.4)
Keterangan :
Yt = Reduced Variate
T = Periode ulang (tahun)
... (2.5)
Keterangan :
n = Jumlah data yang digunakan
m = Urutan data (m = ,2,3,…) dari terbesar ke terkecil
Universitas Sriwijaya
15
Deviation dilihat dari banyaknya data curah hujan yang digunakan. Jumlah
data curah yang dibutuhkan untuk mengolah data pada persamaan gumbel
minimal 10 tahun.
Besarnya simpangan baku (S) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (Soewarno, 1995):
2
𝑥− X
S= ... (2.6)
𝑛−1
Keterangan:
x- X̅ = Curah hujan maksimum dikurang curah hujan maksimum rata-rata
n = Jumlah data
2/3
R 24
I = 24 ... (2.7)
24 t
Keterangan :
I = Intensitas hujan (mm/jam)
t = Lama hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum (mm/hari)
Universitas Sriwijaya
16
yang lebih rendah menuju titik pengaliran (Soewarno, 1995). Air hujan yang
jatuh ke permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah
(infiltrasi), sebagian ditahan oleh tumbuhan (intersepsi), dan sebagian lagi
akan mengisi liku-liku permukaan bumi dan akan mengalir ke tempat yang
lebih rendah.
Keterangan :
Q = Debit limpasan (m3/jam)
C = Koefisien limpasan (Tabel 2.4)
I = Intensitas curah hujan (m/jam)
A = Luas catchment area (m2)
Universitas Sriwijaya
17
Tabel 2.1. Harga koefesien limpasan daerah tambang (Hofedank and Gold dalam
Gautama, 1999)
Jenis Material C
3. Kapasitas Saluran
Kapasitas Saluran adalah daya tampung suatu saluran untuk menampung Run
Off pada suatu daerah. Hal yang perlu diketahui dalam pembuatan saluran
penyaliran adalah lebar dasar saluran (b), tinggi Saluran (H), lebar permukaan
saluran (L), tinggi air (h), dan tinggi Jagaan (F).
Kapasitas saluran dapat ditentukan dengan rumus Manning. Perhitungan
kapasitas rencana pengaliran suatu saluran berdasarkan rumus Manning
(Soewarno, 1995).
Keterangan:
Q = Debit aliran dalam saluran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran rata-rata dalam saluran (m/det)
n = Koefisien kekasaran manning (Tabel 2.5)
Universitas Sriwijaya
18
B = b + 2m . h ... (2.15)
F = 25 % h ... (2.16)
Keterangan:
A = Luas Penampang
P = Keliling Basah
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
2. Sistem guludan
Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis
kontur atau memotong lereng. Tinggi tumpukan tanah sekitar 25 – 30 cm dengan
lebar dasar sekitar 30 – 40 cm. Jarak antara guludan tergantung pada kecuraman
lereng, kepekaan erosi tanah, dan erosivitas hujan. Semakin curam lereng,
semakin pendek jarak guludan; semakin peka tanah terhadap erosi semakin
pendek jarak lereng; dan semakin tinggi erosivitas hujan, semakin pendek jarak
lereng.
Universitas Sriwijaya
21
1. Bulldozer
Menurut Musa (2013), produksi bulldozer dihitung ketika mendorong tanah
dengan gerakan-gerakan yang teratur, misalnya pada penggalian selokan,
pembuatan jalan raya, penimbunan kembali (backfilling) dan penumpukan atau
penimbunan (stock filling). Perhitungan produktivitas dari bulldozer dapat dilihat
pada persamaan 2.20.
P= ... (2.19)
Keterangan:
P = Kapasitas Produksi (bcm/jam)
KB = Kapasitas blade (m3)
FK = Faktor koreksi
= Faktor Blade x Faktor efisiensi kerja x faktor pengembangan
CT = Cycle time ( menit)
Universitas Sriwijaya
22
2. Excavator
Penentuan perencanaan saluran drainase pada suatu lahan dalam
pelaksanaannya diperlukan alat berat yaitu salah satunya excavator. Oleh karena
itu maka diperlukan perhitungan produktivitas dari excavator tersebut. Menurut
Musa (2013) , produktivitas alat gali muat, dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2.21.
Q= ...(2.20)
Keterangan:
Q = Produktivitas alat muat (bcm/jam)
B = Kapasitas bucket (m3)
Fb = Faktor bucket
Sf = Swell Factor
Eff = Efisiensi kerja alat
Ct = Waktu edar alat muat (detik)
2.3.3.8. Revegetasi
Revegetasi adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi
yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas
penggunaan kawasan hutan (Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2009). . Revegetasi lahan tambang mengacu kepada dokumen
perencanaan seperti:
1. Dokumen AMDAL.
2. Dokumen Penutupan Tambang.
3. Dokumen Jaminan Reklamasi.
4. Dokumen RKTTL.
Universitas Sriwijaya
23
2.3.3.9. Pemeliharaan
Proses pemeliharaan dalam kegiatan reklamasi sangat penting, karena apabila
pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik, maka akan berdampak kepada tingkat
keberhasilan reklamasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi
dan Pascatambang, pemeliharaan hasil reklamasi meliputi pemupukan tanaman,
perawatan tanaman, dan pemberian obat–obatan (pestisida). Hal ini dilakukan
agar kondisi tanaman dapat selalu baik sampai dengan terakhir saat penyerahan
hasil reklamasi terhadap pemerintah.
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
dengan manusia, yang sejak bayi perlu dirawat secara baik, demikian pula
tanaman pada umumnya – termasuk sengon – mutlak membutuhkan
pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman sengon meliputi: penyulaman, penyiangan,
pemupukan, penjarangan, serta pengendalian hama dan penyakit.
1. Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan pemeriksaan ke
kebun sengon. Bila ditemukan pertumbuhan sengon yang layu, atau malah sudah
mati, secepatnya dilakukan penyulaman. Agar pertumbuhan bibit sulaman itu
tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, sebaiknya dipilih bibit yang baik
disertai pemeliharaan yang intensif. Penyulaman ini berguna untuk mengetahui
jumlah tanaman yang sesungguhnya, dan nantinya digunakan untuk memprediksi
produk sengon yang dihasilkan.
2. Penyiangan
Gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman sengon hendaknya
dibersihkan, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap unsur-unsur hara dapat
berjalan secara optimal. Disamping itu, tindakan penyiangan juga dimaksudkan
untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput
atau gulma lain sebagai sebagai tempat persembunyian, sekaligus untuk memutus
daur hidupnya.
Pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman, tindakan penyiangan
merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan, agar pertumbuhan tanaman
sengon tidak kerdil atau terhambat. Penyiangan selanjutnya dilakukan pada awal
maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang
tumbuh.
3. Pemupukan
Untuk mendapatkan produksi kayu sengon yang sesuai dengan harapan kita,
tidak ada salahnya jika kita memanfaatkan jasa pemupukan. Selain pupuk
kandang yang telah diberikan pada saat pembuatan lubang tanam, juga disusul
dengan penggunaan pupuk anorganik.
4. Penjarangan
Tujuan penjarangan adalah untuk memberikan kesempatan tumbuh lebih
leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Biasanya penjarangan dilakukan pada
Universitas Sriwijaya
26
saat tanaman berumur 3 tahun, karena tajuknya sudah merapat. Penjarangan ini
dapat menghasilkan tambahan pendapatan, karena batang sengon sudah mencapai
diameter sekitar 10-15 cm, sehingga dapat digunakan bahan baku pembuatan
kertas.
Cara penjarangan, pohon-pohon sengon ditebang menurut sistem “untu
walang” (gigi belalang) yakni:dengan menebang selang satu pohon pada tiap
barisan dan lajur penanaman.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dari sekitar 12 jenis penyakit sengon, hanya dua yang perlu diwaspadai; karat
puru (kankernya sengon) dan ulat penggerek (uter). penyakit dan hama lainnya
seperti kambing, serbuan ribuan ulat, jamur nyaris lebih mudah ditanggulangi.
bahkan serbuan ribuan ulat yang sampai menghabiskan daun sampai 100% juga
tidak perlu dirisaukan.
Universitas Sriwijaya
27
logam berat Pb dan Cd sangat rendah, terutama pada buahnya sehingga aman
untuk dikonsumsi.
2.3.4.3. Tumbuhan Karet
Dalam perencanaan pengembangan perkebunan karet di lahan bekas
penambangan hal yang harus diperhatikan antara lain : (Guphita,2016)
1. Lahan dan Agroklimat
Faktor lahan mempunyai andil yang cukup besar dalam mendukung
produktifitas karet. Agar memperoleh pertumbuhan dan produktifitas yang baik,
tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut;
a. Tanah
Tanah latosol dan aluvial bisa dikembangkan untuk penanaman karet
Kadar keasaman (pH) 5-6. Dapat tumbuh di ketinggian 1 - 600 m diatas
permukaan laut
b. Iklim
Dapat tumbuh dengan baik pada 15deg LU - 10deg LS.Suhu udara 25o
sampai 30o C. Curah hujan optimal 2000-2500 mm/tahun
2. Kualitas dan Standar Mutu Benih
Kualitas dan standar mutu benih harus diperhatikan mulai dari biji untuk
batang bawah sampai bibit karet yang siap ditanam dilapang (klon).
a. Biji batang bawah
Berasal dari pohon induk yang berumur minimal 10 tahun dan berasal dari
klon diketahui pasti. Biji masih segar, bernas, mengkilat, tidak berlobang dan
tidak cacat.
b. Biji yang sudah disemai dan akan dipindahkan ke pembibitan.
Telah berkecambah sebelum hari ke-22, akar tunggang kecambah lurus,
biji bebas hama dan penyakit
c. Bibit batang bawah untuk okulasi
Pertumbuhan bibit relatif seragam, sudah mencapai diameter batang
tertentu untuk diokulasi hijau atau coklat.
d. Mata okulasi entre
Berasal dari kebun kayu okulasi (kebun entres) yang sudah dimurnikan,
terawat baik dan sehat.
Universitas Sriwijaya
28
4. Penanaman
Bibit karet dalam polybag yang siap ditanam kelapang ditandai dengan
payung daun terakhir sudah tua. Penanaman dilakukan dengan cara kantong
polybag dibuka, bibit diletakkan ditengah-tengah lubang tanam, kemudian
ditimbun dengan tanah. Penanaman sebaiknya dilakukan saat musim hujan.
Apabila ditanam pasa musim panas sebaiknya lubang tanam disiram dahulu.
5. Penyulaman
Bibit yang baru ditanam harus diperiksa setiap 1-2 minggu. Bibit yang mati
segera disulam agar populasi tanaman dapat dipertahankan.
Universitas Sriwijaya
29
Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas palsu
ini harus dibuang sebelum berkayu. Tunas cabang adalah tunas yang tumbuh
pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2.75 - 3 m. Pemotongan tunas
cabang dilakukan sebelum tunas berkayu.
7. Pembentukan Percabangan
Pembentukan dan perangsangan percabangan dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti penyanggulan, pengguguran daun, pengikatan batang,
pembuangan ujung tunas, pemenggalan ujung batang dan pengeratan batang.
Cara yang dianjurkan adalah dengan penyanggulan.
9. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan matang sadap.
Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan pada saat pergantian musim dari musim
penghujan ke musim kemarau.
Universitas Sriwijaya
30
penanggulangan air asam tambang. Keempat, yaitu biaya pekerjaan sipil sesuai
penuntukan lahan Pascatambang dan/atau biaya pemanfaatan lubang bekas
tambang terdiri atas biaya stabilitas lereng, pengamanan lubang bekas tambang,
pemulihan dan pemantauan kualitas air serta pengelolaan air dan lubang bekas
tambang sesuai dengan peuntukannya, dan pemeliharaan lubang bekas tambang.
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PENELITIAN
1 Persiapan
2 Survei Pendahuluan
3 Pengumpulan Data
4 Analisa
5 Pengolahan Data
31
Universitas Sriwijaya
32
kurang lebih 1 jam 23 menit. Adapun lokasi penelitian ditunjukkan pada gambar
berikut (gambar 3.1)
Gambar 3.1 Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Walie Tampas Citratama
3.2.1. Morfologi
Morfologi perbukitan bergelombang dengan pola aliran derintik dimana
sungai berhulu di pegunungan dan mengalir ke arah pantai. Ditinjau dari aspek
keteknikan, membagi kondisi bentang alam suatu daerah, menjadi beberapa kelas
atau satuan berdasarkan bentuk medan dan kemiringan lereng. Geomorfologi di
daerah penyelidikan adalah didominasi oleh bentuk perbukitan bergelombang
lemah- agak terjal dan sebagian lagi berupa dataran atau rawa. Bentuk perbukitan
bergelombang lemah terbentuk karena batuan yang ada adalah berupa batuan
berbutir halus yaitu batu pasir halus dan batu lempung yang bersifat lepas dan
mudah tererosi dengan sisipan timah.
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
34
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil atau diukur secara langsung di
lapangan yang masih berbentuh mentah seperti :
a. Data Luasan Area lahan bekas tambang.
b. Data Potret aktual lahan bekas area penambangan.
c. Data harga bibit dan sewa alat.
2. Data Sekunder
Data penunjang yang berasal dari literatur (kepustakaan) dan data perusahaan
yang menunjang dalam penelitian meliputi:
1. Data studi kelayakan tambang.
2. Data suhu dan curah hujan
3. Data kualitas pasir kuarsa.
4. Data WIUP dan IUP.
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
Kajian Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Bekas Penambangan Pasir Kuarsa di PT. Walie Tampas
Citratama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Perumusah Masalah :
1. Bagaimana rona awal lingkungan pada lahan penambangan pasir kuarsa ?
2. Bagaimana rencana reklamasi di lahan bekas penambangan pasir kuarsa
3. Bagaimana rencana biaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir kuarsa ?
Observasi Lapangan
Pengambilan Data
Kesimpulan
Universitas Sriwijaya
41
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Fisik Kimia
Komponen fisik kimia pada rona awal di wilayah penelitian antara lain:
a. Iklim.
Iklim di wilayah kabupaten Bangka Tengah termasuk ke dalam iklim
tropis tipe A dengan curah hujan normal antara 138- 280 mm per bulan. Suhu
rata- rata 26,2- 27,6oC. Sedangkan kelembapan udara rata- rata 81- 91%.
37 Universitas Sriwijaya
38
Intensitas penyinaran cukup bervariasi yaitu, 73- 87 dan tekanan udara antara
1009,1- 1011,8 mb. Rata- rata kecepatan angin 6 knots dengan kecepatan
maksimal 14 knots. Tabel suhu dan rata- rata curah hujan, terdapat pada
lampiran A.
b. Fisiografis
Morfologi di daerah Bangka Tengah berupa perbukitan bergelombang
dengan pola aliran denritik dimana sungai berhulu di pegunungan dan
mengalir ke arah pantai. Peta topografi daerah Kabupaten Bangka Tengah
dapat dilihat pada gambar 4.1.
c. Hidrologi
Pada umumnya sungai di wilayah Kabupaten Bangka Tengah berasal dari
hulu yang berupa perbukitan dan bermuara di laut. Daerah aliran sungai yang
berada di Kabupaten Bangka tengah di bagian barat adalah daerah aliran
sungai Sungai Kulur, sedangkan di bagian timur adalah daerah aliran sungai
Air Lengko dan Sungai Bekung.
Bentuk pola aliran yang ada di daerah aliran sungai Kabupaten Bangka
Tengah adalah pola dendritik dimana bentuk nya seperti percabangan pohon,
Universitas Sriwijaya
39
percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang
dibatuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umumnya pada
batuan sedimen dengan perlapisan horizontal, atau pada batuan beku dan
batuan kristalin yang homogen. Peta daerah aliran sungai di daerah
Kabupaten Bangka Tengah dapat dilihat pada gambar 4.2.
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya
41
Gambar 4.3. Peta kondisi awal lahan penambangan PT. Walie Tampas Citratama
Universitas Sriwijaya
42
Universitas Sriwijaya
43
yang harus dilakukan untuk pengembalian bentuk lahan dengan perataan lahan
yang telah tereksploitasi. Volume area yang telah tereksploitasi adalah 126.530 m3
(Lampiran B). Dengan terdapatnya 7 buah gundukan yang memiliki total luas 1,97
hektar, dan total volume 50.930 m3 (Lampiran C). Dengan menggunakan satu unit
alat bulldozer tipe Komatsu D-65 E-12, Spesifikasi bulldozer (Lampiran D) waktu
yang dibutuhkan untuk perataan lahan adalah 61 hari. (Lampiran E). Ketinggian
lahan rencana reklamasi naik sebesar 40 % dari titik terendah pada lahan
reklamasi. Dengan keterbatasan overburden untuk penataan lahan, maka
pemilihan perataan lahan merupakan pilihan terbaik untuk dilakukan.
2/3
𝑅24 24
𝐼 =
24 𝑡
2/3
122,2 24
𝐼 =
24 1
𝐼 = 42,36 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
4.2.3. Revegetasi
Untuk revegetasi direncanakan penanaman pohon sengon, dikarenakan
tumbuhan pada rona awal lingkungan, pohon sengon merupakan tanaman yang
ada di daerah rencana reklamasi. Revegatasi pohon sengon terdiri dari beberapa
tahapan pelaksanaan, antara lain yaitu :
1. Persiapan
a. Melakukan pemeriksaan awal mengenai batas lokasi reklamasi yang akan
ditanam.
b. Melakukan koordinasi dengan aparat desa terkait pelibatan masyarakat
lokal dalam kegiatan reklamasi.
c. Membuat Surat Keterangan yang diketahui Kepala Desa perihal pelibatan
masyarakat lokal dalam kegiatan reklamasi.
d. Persiapan alat kerja, bibit, bahan media tanam dan tenaga kerja.
e. Melakukan pemasangan plang informasi reklamasi. Asumsi waktu
kegiatan revegetasi adalah 1 bulan.
Universitas Sriwijaya
46
b. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman terdiri dari:
1). Pemupukan dilakukan dengan mengaplikasikan pupuk NPK.
Langkah pemupukan yang dilakukan yaitu pembuatan piringan di
sekeliling tanaman dimana radius piringan tersebut disamakan
Universitas Sriwijaya
47
3. Pemantauan Tanaman
Kegiatan ini dilakukan oleh mitra usaha yang bertujuan untuk menjamin
persen hidup dan kesehatan tanaman. Apabila terdapat tanaman yang mati atau
tanaman terkena hama dan penyakit, maka mitra usaha wajib untuk segera
melakukan penyulaman. Asumsi waktu kegiatan pemantauan adalah 5 bulan.
Universitas Sriwijaya
48
3. Pemupukan
Biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan pemupukan adalah sebesar Rp
1.662.200,00 sesuai dengan jumlah bibit yang akan ditanam.
4. Pengadaan Bibit
Biaya dalam perencanaan pengadaan bibit berdasarkan jumlah bibit yang
direncanakan sebanyak 2.183 pohon sengon dan jumlah bibit LCC sebanyak 5,61
bungkus adalah sebesar Rp 12.215.000,00 (Lampiran K)
5. Penanaman
Biaya yang diperlukan dalam penanaman adalah Rp 10.649.500,00 meliputi
biaya pemasangan ajir dan penanaman bibit pohon sengon. (Lampiran K).
6. Pemeliharaan Tanaman
Biaya yang dibutuhkan dalam pemeliharaan tanaman adalah sebesar Rp
10.619.480,00. (Lampiran K)
Universitas Sriwijaya
49
Jadi total biaya rencana reklamasi lahan bekas penambangan pasir kuarsa di
PT. Walie Tampas Citratama adalah Rp 350.046.785,26.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan laporan skripsi ini, dapat
ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Berdasarkan analisis rona awal lingkungan di lapangan, lahan bekas
penambangan merupakan lahan pohon sengon. PT. Walie Tampas Citrama
melakukakn eksploitasi pasir kuarsa di lahan tersebut. Maka dari itu
pemanfaatan lahan rencana reklamasi akan dilakukan penanaman kembali
lahan sengon yang telah tereksploitasi. Luas lahan terekploitasi sebesar 5,03
Ha, dan terdapat 7 buah gundukan yang dihasilkan karena kegiatan
ekspoitasi.
2. Perencanaan teknis reklamasi diawali dengan persiapan lahan,dimana
dilakukan pembongkaran bekas kantor selama 1 hari. Selanjutnya dilakukan
proses perataan lahan, dilakukan perataan gundukan dengan total volume
sebesar 50.930 m3. Dengan menggunakan Bulldozer type Komatsu D-65 E-10
waktu yang diperlukan adalah 61 hari. Selanjutnya direncanakan pembuatan
saluran pembuangan air (SPA). Dimensi rencana SPA antara lain, kemiringan
dinding saluran 60o, panjang sisi saluran 0,40 meter, lebar dasar saluran 0,368
meter, lebar pemukaan aliran 0,74 meter dan kedalaman saluran 0,32 meter
dan dibuat sepanjang 504,15 meter, sehingga dengan menggunakan dimensi
yang diperoleh volume total SPA sebesar 99,31 m3 dan kecepatan aliran air
sebesar 0,12 m/detik. Waktu pembuatan SPA menggunakan excavator type
Kobelco SK-200-10 selama 1, 53 jam. Selanjutnya dilakukan penyebaran
tanah pucuk dengan sistem pot dikarenakan keterbatasan jumlah top soil.
Didapatkan hasil dilahan seluas 5,03 Ha dapat ditanam pohon sengon
sebanyak 2.183 pohon dengan jarak tanam 4 m x 4 m. Rencana revegetasi
pohon sengon dengan dimensi lubang tanam 80 cm x 80 cm x 80 cm dan
jumlah bibit sengon sebanyak 2.183 pohon dan bibit LCC untuk membantu
penggemburan tanah.
50
Universitas Sriwijaya
51
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian di lapangan penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan rencana reklamasi hendaknya dilakukan pengawasan agar
pelaksanan sesuai dengan rencana dan tidak melewati batas waktu yang telah
direncanakan.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 Tahun 2018 Lampiran VI. Pedoman
Pelaksanaan Reklamasi dan PascaTambang Serta Pasca Operasi Pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta: Ditetapkan di
Jakarta, 7 mei 2018
52 Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
Lampiran A. Suhu dan Rata-Rata Curah Hujan Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2018
Berikut adalah data suhu dan rata- rata curah hujan kabupaten Bangka Tengah yang didapat dari data perusahaan PT. Walie Tampas
Citratama.
Tabel A.1. Tabel suhu dan rata- rata curah hujan Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des
Suhu Rata rata (co) 26,2 26,4 26,7 27,2 27,4 27,1 27,0 27,3 27,4 27,6 26,9 26,4
Minimal Suhu (co) 23,4 23,4 23,4 23,6 23,8 23,6 23,5 23,4 23,5 23,9 23,4 23,4
Maximal Suhu (co) 29,0 29,4 30,1 30,8 31,1 30,7 30,6 31,2 31,2 31,3 30,4 29,5
Curah Hujan (mm) 256,7 160,0 223,5 242,6 220,7 190,4 289,7 138,5 140,6 195,7 265,1 280,9
54 Universitas Sriwijaya
Lampiran B. Luas Dan Volume Daerah Rencana Reklamasi
55 Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya
Lampiran C. Luas dan Volume Gundukan
57 Universitas Sriwijaya
58
Universitas Sriwijaya
59
Universitas Sriwijaya
60
Universitas Sriwijaya
61
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya
63
Universitas Sriwijaya
64
Universitas Sriwijaya
Lampiran D. Spesifikasi Alat
a. Engine
1) Model : Komatsu 6D125E-2
2) Horsepower : 180 HP
3) Rated RPM : 1950 rpm
4) Maximum torque : 799 Nm
5) Aspiration : Natural aspiration
6) Number of cylinders :6
7) Bore : 125 mm
8) Stroke : 150 mm
9) Fan drive method : Hydraulic
10) Travel speed Forward 1st : 0-3,9 km/h
2nd : 0-6,8 km/h
3rd : 0-10,6 km/h
11) Travel speed Reverse 1st : 0-5,0 km/h 3rd : 0-13,4 km/h
2nd : 0-8,6 km/h
65 Universitas Sriwijaya
66
b. Operation/ Application
1) Operating weight : 19.125 kg
2) Blade Capacity : 5,61 m3
3) Blade type : Semi- U
4) Blade lenght : 3460 mm
5) Blade height : 1425 mm
6) Max lift above : 1105 mm
7) Max drop below : 440 mm
8) Max tilt adjustment : 465 mm
Universitas Sriwijaya
67
Dimensi
Max. jangkauan digging : 9,9 m
Max. Jangkauan digging di bawah : 6,7 m
Max. Digging height : 9,72 m
Max. Dumping clearance : 6,91 m
Max. Vertical wall digging depth : 6,1 m
Universitas Sriwijaya
68
Lebar
1) Overall height cab : 3,010 m
2) Tail swing radius : 2,910 m
3) Overall length of crawler : 4,170 m
4) Ground clearance : 450 m
5) Track gauge : 2,200 m
6) Shoe width : 600 m
Kapasitas
1) Fuel Tank capacity : 320 liter
2) Hydraulic Oil Tank : 140 liter
Universitas Sriwijaya
Lampiran E. Perhitungan Waktu Perataan Lahan
Diketahui:
Merk Bulldozer : Komatsu
Tipe Bulldozer : Crawler Dozer D65 E-12
Jumlah : 1 unit
Lebar Blade : 3460 mm
Tinggi Blade : 1425 mm
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 2
Kapasitas Blade : 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑥 (kemiringan 1:1)
2
: 3,512 m3
Blade Factor : 0,9 (easy digging)
Jam kerja : 8 Jam/Hari
Kecepatan Maju : 3,9 km/jam ( 65 m/menit)
Kecepatan Mundur : 5 km/jam ( 83,33 m/menit)
Jarak Dorong : 50 m
Volume Overburden : 50.930 m3 x 0,85 = 43.290,5 BCM
Jarak Dorong
Waktu mendorong maju =
(Kecepatan maju)
= 50 m
65 m/menit
= 0,77 menit
Jarak Dorong
Waktu mundur =
(Kecepatan mundur)
= 50 m
83,33 m/menit
= 0,6 menit
69 Universitas Sriwijaya
70
Berikut waktu hambatan yang dapat dihindari serta waktu hambatan yang
tidak dapat dihindari dapat dilihat pada Tabel E.1 dan Tabel E.2 di bawah ini.
Universitas Sriwijaya
71
Universitas Sriwijaya
Lampiran F. Curah Hujan Rencana
Data Curah hujan yang digunakan pada lokasi penelitian adalah data curah
hujan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Tengah. Berikut adalah
data curah hujan dari periode tahun 2010 hingga tahun 2019.
Tabel F.1. Data curah hujan periode 10 tahun dari tahun 2010- 2019 (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bangka tengah 2019)
Tahun
Bulan
Rata-Rata
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Januari 281 253,1 185,6 202,6 271,6 266,8 478,8 440,7 256,7 386,5 302,34
Februari 288,5 309,9 466,2 304,5 315,7 192,7 506 247,3 160 115,7 290,65
Maret 471,8 228,5 258,3 261 336,5 293,2 188,4 271,1 223,5 217,1 274,94
April 312,6 356,2 126,9 190,1 180,2 112,7 435,1 383,6 242,6 332,4 267,24
Mei 137,4 343,9 144,1 258 212,4 97,5 253 284,5 220,7 257,8 220,93
Juni 183,9 271,6 165 119,9 125,7 119,1 93 215,7 190,4 143,5 162,78
Juli 140,7 91,1 192,7 244 110,6 84,5 17 540,4 189,7 136,2 174,69
Agustus 430,7 43,6 4 84,5 57,5 0 265,1 105,9 138,5 85,6 121,54
September 203,8 76,6 13,5 235,1 77,6 0 283,4 111,2 140,6 98,2 124,00
Oktober 286,9 301,9 40,1 198,3 195,3 116,1 268,8 407,4 195,7 207 221,75
November 364,9 351,9 215,6 335,1 351,2 454,4 332 218,3 265,1 305,4 319,39
Desember 342,7 268,5 199,5 406,2 280,1 577,3 347,4 395,7 280,9 233,5 333,18
Total 3444,9 2896,8 2011,5 2839,3 2514,4 2314,3 3468 3621,8 2504,4 2518,9 2.813,43
Berdasarkan data pada tabel F.1. maka dapat diketahui nilai curah hujan rata-
rata pertahun adalah sebesar 2.813,43 mm/tahun.
72 Universitas Sriwijaya
73
Untuk menentukan curah hujan rencana pada lokasi penelitian digunakan data
curah hujan maksimum yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bangka Tengah. Berikut pada tabel F.2. data curah hujan maksimum Kabupaten
Bangka Tengah.
Metode pengolahan data curah hujan yang digunakan adalah metode Gumbel,
sehingga untuk mendapatkan curah hujan rencana maksimum harian sebagai
berikut:
Xt = X̅ + k . S
k =
Yt Yn
Sn
Universitas Sriwijaya
74
𝑇−1
𝑌𝑡 = − ln − ln
𝑇
𝑛+1−𝑚
𝑌𝑛 = − ln −𝑙𝑛
𝑛+1
Universitas Sriwijaya
75
Universitas Sriwijaya
76
Penentuan nilai Sn diperlukan data pendukung dapat dilihat pada Tabel F.6.
2
Tabel F.5. Perhitungan nilai 𝑌𝑛 − Yn
2
Tahun Yn 𝑌𝑛 − Yn
Yn
2010 -0,0115 0,49521 0,256755024
2011 -0,8745 0,49521 1,876105484
2012 0,7941 0,49521 0,089335232
2013 1,1442 0,49521 0,42118802
2014 -0,2618 0,49521 0,57306414
2015 0,5006 0,49521 2,90521E-05
2016 0,2377 0,49521 0,0663114
2017 2,3506 0,49521 3,442472052
2018 1,6061 0,49521 1,234076592
2019 -0,5334 0,49521 1,058038532
Jumlah 4,9521 9,017375529
Penentuan nilai reduced standart deviation dapat dilakukan perhitungan
sebagai berikut:
Diketahui :
n = 10
2
𝑌𝑛 − Yn = 9,017375529
9,017375529
𝑆𝑛 =
10 − 1
𝑆𝑛 = 1,0009
Universitas Sriwijaya
77
𝑌𝑡 − 𝑌𝑛
𝐾=
𝑆𝑛
Keterangan:
Yt = Reduced variate
Yn = Reduced mean
Sn = Reduced standart deviation
2
𝑥− X
𝑆=
𝑛−1
Universitas Sriwijaya
78
2
Tabel F.6. Perhitungan nilai 𝑥 − X
21980,604
𝑆=
10 − 1
S = 49,42
Universitas Sriwijaya
79
Universitas Sriwijaya
80
Tabel F.7. Curah hujan harian maksimum pertahun untuk periode tahun 2010-2019
Universitas Sriwijaya
81
Universitas Sriwijaya
Lampiran G. Perhitungan Debit Air Limpasan
Besarnya debit air limpasan (run off) dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus rasional sebagai berikut:
𝑄 = 0,278 × 𝐶 × 𝐼 × 𝐴
2/3
𝑅24 24
𝐼 =
24 𝑡
Diketahui:
R24 = 122,2 mm/hari
t = 1 jam
Perhitungan nilai intensitas hujan dapat ditentukan dengan persamaan sebagai
berikut:
2/3
𝑅24 24
𝐼 =
24 𝑡
2/3
122,2 24
𝐼 =
24 1
𝐼 = 42,36 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
82 Universitas Sriwijaya
83
Tabel G.1. Harga koefesien limpasan daerah tambang (Hofedank and Gold dalam
Gautama, 1999)
Jenis Material C
Lapisan batubara (coal seam) 1,00
Jalan pengangkutan 0,90
Dasar pit dan jenjang ( pit floor and bench) 0,75
Lapisan Tanah penutup (fresh overburden) 0,65
Lapisan tanah penutup yang ditanami (revegeted overburden) 0,55
Hutan (natural rain forest) 0,50
Nilai koefesien limpasan (C) untuk kajian teknis sistem penyaliran tambang
berdasarkan tabel diatas adalah 0,65. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa daerah penelitian adalah berupa area tambang yang akan ditimbun dengan
lapisan tanah penutup (overburden).
Jadi, nilai debit air limpasan untuk periode ulang 2 tahun pada lokasi
penelitian yang merupakan lahan bekas tambang adalah 76,54 m3/jam, sehingga
Universitas Sriwijaya
84
volume limpasan yang masuk ke dalam saluran perhari dengan asumsi lamanya
hujan 4 jam adalah 306,16 m3 dalam 1 hari.
Universitas Sriwijaya
Lampiran H. Perhitungan Dimensi dan Volume Drainase serta Kecepatan Aliran
Sistem saluran yang dipakai dalam pemuatan drainase adalah sistem saluran
terbuka, dimana untuk kemiringan dasar saluran ini adalah 0,25% sampai 0,50%
85 Universitas Sriwijaya
86
yang merupakan syarat agar tidak terjadinya erosi serta merupakan pertimbangan
bahwa suatu aliran dapat mengalir secara alamiah.
Berikut merupakan perhitungan untuk mendapatkan dimensi saluran drainase,
dimana sudut kemiringan yang digunakan adalah 60o, yang merupakan ketetapan
kemiringan saluran trapesium. Perhitungan untuk memperoleh dimensi saluran
sebagai berikut:
a. Kemiringan dinding saluran (m)
m = cotg α
m = cotg 60o
m = 0,58
b. Lebar dasar saluran (b)
𝑏 =2 𝑚2 + 1 − 𝑚 ℎ
𝑏 =2 0,582 + 1 − 0,58 ℎ
𝑏 = 1,15 ℎ
c. Luas penampang basah saluran (A)
A = (b + m.h) h
= 1,15 h2 + 0,58 h2
= 1,73 h2
Besarnya tinggi jagaan adalah 15% dari 0,16 m, sehingga h= 0,024 m. Untuk
mencegah terjadinya pendangkalan dan pengendapan lumpur, kedalaman saluran
Universitas Sriwijaya
87
rencana akan dibuat dua kali lebih dalam dari perhitungan sehingga kedalaman
saluran menjadi 0,32 m. Berdasarkan persamaan diatas, diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Lebar dasar saluran (b)
b = 1,15 h
b = 1,15 (0,32)
b = 0,368 m
b. Luas penampang basah saluran (A)
A = 1,73 h2
A = 1,73 x (0,32)2
A = 0,177 m2
c. Lebar permukaan saluran (B)
B = b + 2.m x h
B = 0,368 + 2(0,58) x 0,32
B = 0,74 m
d. Panjang sisi saluran dari dasar ke permukaan (a)
a = h/sin α
a = 0,32/sin 60o
a = 0,40 m
Universitas Sriwijaya
88
𝑄
𝑉 =
𝐴
0,021 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑉 =
0,177 𝑚2
𝑉 = 0,12 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Universitas Sriwijaya
Lampiran I. Perhitungan Waktu Pembuatan Drainase
Diketahui:
Merk excavator : Kobelco
Tipe excavator : SK-200-10
Jumlah : 1 unit
Kapasitas bucket (KB) : 0,8 m3
Bucket facor (FB) : 0,9
Waktu kerja excavator perhari : 8 Jam
Waktu edar (CT) : 0,375 menit + waktu pindah posisi
: 0,375 menit +0,167 menit
: 0,542 menit
Volume saluran drainase : 99,31 m3 x 0,85 = 84,4 bcm
Berikut adalah tabel waktu hambatan yang dapat dihindari serta waktu
hambatan yang tidak dapat dihindari.
89 Universitas Sriwijaya
90
= 81,25 %
𝐾𝐵 ×𝐹𝐵×𝑆𝐹× 60×𝐸𝐹
Produksi excavator / jam =
𝐶𝑇
0,8 ×0,9×0,85×60×0,8125
=
0,542
= 55,05 bcm/jam
= 1,53 jam
Jadi, waktu pembuatan saluran drainase dapat diselesaikan dalam waktu 1,53 jam
Universitas Sriwijaya
Lampiran J. Penyebaran Top Soil Sistem Pot
Diketahui:
Dimensi lubang tanam = 80 cm x 80 cm x 80 cm
Volume lubang tanam = 0,512 m3
Jarak lubang tanam =4m
Luas daerah rencana = 5,03 Ha = 50.300 m2
Keterangan:
: Jarak tanam
: Lubang tanam
Berdasarkan ilustrasi lubang tanam di atas dapat ditentukan luas area yang
dibutuhkan untuk satu lubang tanam.
Jadi dibutuhkan luas area 23,04 m2 untuk satu buah lubang tanam
91 Universitas Sriwijaya
92
Jumlah lubang tanam = Luas daerah rencana / luas area lubang tanam
= 50.300 m2 / 23,04 m2
= 2.183,1 buah ≈ 2183 buah
Jadi, jumlah lubang tanam yang dapat dibuat di area rencana reklamasi adalah
sebanyak 2183 buah. Dan volume top soil yang dibutuhkan adalah 1.117,69 m3.
Universitas Sriwijaya
Lampiran K. Rincian Rencana Biaya Reklamasi
Untuk rincian biaya reklamasi dibagi menjadi dua bagian yaitu, biaya
langsung dan biaya tidak langsung :
1. Biaya Langsung
a. Penataan Permukaan Tanah
Alat : Bulldozer Komatsu D-65 E-12
Kapasitas Blade : 3,512 m3
Harga Sewa : Rp 300.000 / jam
Konsumsi Bahan bakar : 38 liter/jam
Harga solar industri : Rp 7.750/liter
93 Universitas Sriwijaya
94
c. Pemupukan
Bibit pohon sengon yang dibutuhkan 2183 bibit untuk luas lahan yang
akan ditanam adalah 5,03 Ha.
Universitas Sriwijaya
95
e. Penanaman Sengon
Biaya yang perlu dihitung pada proses penanaman sengon yaitu, biaya
peralatan yang digunakan, biaya pemasangan ajir, dan biaya penanaman bibit.
Universitas Sriwijaya
96
= 4,54 ≈ 5 orang
Universitas Sriwijaya
97
f. Pemeliharaan Tanaman
Universitas Sriwijaya
98
Universitas Sriwijaya
99
Universitas Sriwijaya
100
Universitas Sriwijaya
101
Gambar K.2. Grafik biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai
pelaksana reklamasi tahap operasi produksi
Universitas Sriwijaya
102
Universitas Sriwijaya