You are on page 1of 26

Tugas Makalah Internal Audit

Program Audit

Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Metha Patresia (211210047)
2. Yosua Pratama Kimball (221210004)
3. Dani

Program Studi Akuntansi


Institut Bisnis dan Informasi Kesatuan Bogor
Jl. Rangga Gading No.01, Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor,
Jawa Barat 16123
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
yang senantiasa mengalir dan memberikan kemudahan dalam penyusunan makalah ini. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,
bimbingan, dan motivasi selama proses penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik yang harus kami selesaikan dalam
rangka menyelesaikan pendidikan kami. Dalam makalah yang berjudul “Program Audit”, kami
berusaha untuk menggali, menganalisis, dan menyajikan informasi yang relevan mengenai
topik yang kami bahas.
Kami juga ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada dosen pembimbing
kami yaitu Bapak Amrulloh ,S.E.,M.SI., yang telah memberikan arahan dan masukan yang
sangat berharga dalam proses penyusunan makalah ini.
Makalah ini tentunya memiliki keterbatasan dalam hal ruang lingkup dan kedalaman
pembahasan, namun kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan kontribusi kecil
dalam pemahaman terhadap topik yang kami bahas.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang
menggunakannya sebagai sumber informasi dan referensi. Kami juga terbuka untuk menerima
saran dan kritik yang membangun guna perbaikan di masa mendatang.

Terima kasih.

Kelompok 6
Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor
11 Maret 2024

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang Masalah............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................... 1
Bab 2 Pembahasan .......................................................................................................................... 2

2.1Apa yang dimaksud dengan porgram audit? ................................................................... 2


2.2 Kapan akan dilakukan program audit? .......................................................................... 2
2.3 Bagaimana lingkup audit serta tujuan dan prosedurnya? ................................................ 2
2.4 Bagaimana melakakukan program audit? ....................................................................... 8
2.5 Apa itu program pro forma? .......................................................................................... 15
2.6 Apa hubungan program dengan laporan audit akhir? ..................................................... 18
2.7 Apa saja kriteria-kriteria program audit? ....................................................................... 21
Bab 3 Kesimpulan ........................................................................................................................... 22
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di era modern, akuntabilitas dan transparansi menjadi tuntutan utama dalam berbagai
organisasi, baik sektor publik maupun swasta. Hal ini didorong oleh meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab dan bebas dari
kecurangan.Laporan keuangan, meskipun penting, tidak selalu memberikan gambaran
menyeluruh tentang kondisi keuangan dan operasional suatu organisasi. Laporan keuangan
dapat dimanipulasi, dan tidak selalu dapat mendeteksi adanya fraud atau inefisiensi.

Program audit hadir sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan laporan keuangan.
Program audit merupakan suatu kerangka kerja yang sistematis untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti audit, guna memberikan keyakinan yang memadai atas kewajaran
informasi yang disajikan. Program audit internal adalah pedoman bagi auditor dan merupakan
satu kesatuan dengan supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu.
Program audit menggunakan perangkat lunak komputer berdasarkan evaluasi risiko.

Program audit dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dalam suatu
emiten/perusahaan. Hal tersebut sangat membantu pihak internal perusahaan maupun ekstenal
seperti pemegang saham/investor/kreditur untuk mengalokasikan dananya yang nantinya dapat
menambah value perusahaan. Dibandingkan dengan tidak adanya program audit, maka auditor
akan kehilangan arah dan dapat melupakan apa yang seharusnya penting untuk diperiksa. Hal
tersebut akan memengaruhi laporan keuangan yang nantinya dipublikasikan atau diberikan
kepada pemangku kepentingan. Oleh karena itu penting bagi auditor untuk menggunakan
program audit yang akan di bahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan porgram audit?
2. Kapan akan dilakukan program audit?
3. Bagaimana lingkup audit serta tujuan dan prosedurnya?
4. Bagaimana melakakukan program audit?
5. Apa itu program pro forma?
6. Apa hubungan program dengan laporan audit akhir?
7. Apa saja kriteria-kriteria program audit?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan konsep program audit
2. Mampu memahami kapan dan bagaimana membuat program audit yang benar
3. Menjelaskan hubungan program audit dengan laporan audit akhir

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Program audit


Program audit adalah pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan
supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Program audit juga
bisa dikatakan sebagai alat yang yang menghubungkan survei pendahuluan dengan
pekerjaan lapangan. Jadi, tanpa adanya program audit maka proses dalam mengaudit akan
tidak terstruktur dan efisien dan efektif.

2.2 Kapan Pelaksanaan program audit


Dikarenakan program audit adalah “jembatan” antara survei pendahuluan dan
pekerjaan lapangan, maka program audit harus dilakukan segera setelah survei pendahuluan.
Jika terlambat, maka program audit tersebut bisa salah menetapkan prioritas. Bahkan jika
program audit telah tersusun dengan baik pun masih bisa memuat hal-hal yang kurang penting
sampai mereka tersadar saat di pekerjaan lapangan. Oleh karena itu, program audit masih
dianggap tentatif sampai ke pekerjaan lapangan.
Program pro forma, yang digunakan untuk audit berulang terhadap operasi yang sama,
terkadang berkembang selama beberapa tahun, secara bertahap beradaptasi dengan
permasalahan yang dihadapi di lokasi. Dalam kasus lain, suatu program dapat dikembangkan
terlebih dahulu untuk memperoleh informasi spesifik di berbagai wilayah atau untuk
beradaptasi dengan kondisi baru atau perubahan. Program proforma baru yang dimaksudkan
untuk digunakan di berbagai lokasi harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk memberikan
waktu untuk memperbaiki kesalahan, persyaratan yang tidak masuk akal, dan langkah-langkah
yang tidak perlu. Oleh karena itu, program proforma harus diuji untuk menghindari
kesalahpahaman.

2.3 Lingkup audit serta tujuan dan prosedurnya


A. Lingkup Audit
Tujuan pemeriksaan harus menentukan ruang lingkup pekerjaan.Menurut standar, auditor
internal profesional mempunyai tanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi
efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja fungsinya. Tujuan
utama dari sistem pengendalian internal ini adalah untuk memastikan:
1.Keandalan dan integritas informasi
2. Kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan perundang-undangan
3. Jaminan Aset.
4.Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien.
5. Tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk operasional dan program

2
Audit internal yang komprehensif dan tidak terbatas dapat mencapai seluruh tujuan tersebut;
Tentu saja, auditor internal harus mempersiapkan program auditnya dengan
mempertimbangkan tanggung jawab ini. Namun, mereka tidak boleh mengabaikan kekuasaan
kontrol yang didelegasikan kepada mereka oleh atasan mereka. Ruang lingkup audit tidak
boleh melebihi wewenang yang diberikan manajemen kepada auditor. Dalam audit siklus
pembelanjaan – siklus bisnis mulai dari pemesanan hingga penerimaan dan pembayaran
barang dan jasa – semua tujuan utama dapat diperiksa.
Misalnya:
• Pencatatan ke akun-akun yang tepat untuk transaksi pembelian barang dan jasa.
• Ketaatan karyawan Departemen Pembelian terhadap aturan pemilihan pemasok dan
persetujuan pembelian, dan dengan regulasi pemerintah yang relevan.
• Pengamanan barang di pelabuhan penerima dan di ruang penyimpanan atau gudang.
• Pembelian jumlah pesanan yang ekonomis dan operasi yang efisien dari program produksi
yang bernilai.
• Kontrol otorisasi dan pertanggungjawaban akses ke sistem dan data.
• Kontrol sistem untuk meyakinkan integritas data, ketersediaan, dan kerahasiaannya.
• Bantuan dalam pencapaian sasaran produksi tidak hanya melalui perolehan barang dan jasa
tepat waktu, tetapi juga memenuhi tujuan keuangan dan penyimpanan dengan tidak
memperolehnya terlalu awal.
Meningkatnya kemampuan audit dibutuhkan karena adanya kemajuan auditor internal mulai
dari audit keuangan dan ketaatan yang relatif sederhana hingga audit komprehensif atas
keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas operasi.

Mendefinisikan Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas


Istilah-istilah ekonomis, efisiensi, dan efektivitas sering digunakan bergantian, meskipun terdapat beda
tipis pada istilah-istilah tersebut.

Ekonomis (economy) sering digunakan untuk mengartikan penghematan; tetapi sebenarnya artinya
lebih dari itu. Implikasi utamanya adalah adanya "manajemen yang berhati-hati" atau "gunakan hingga
mendapatkan keuntungan terbaik tanpa ada sisa"-makna yang juga bisa diterapkan untuk efisiensi.
Istilah tersebut lebih luas diterapkan dibandingkan istilah berhemat, yang hanya mengacu pada
seseorang atau pengeluarannya.
Efisiensi (efficiency) berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika memberikan
dampak, menghasilkan, atau memfungsikan. Bila mengacu ke seseorang, istilah efisien berarti
menggunakan keahlian, tahan menderita, dan tetap waspada; kadang kala menjadi sinonim dengan
istilah cakap dan kompeten. Dalam beberapa kasus istilah efisien (efficient) dapat diterapkan ke orang
atau operasi yang kompeten dan cakap memproduksi hasil yang diinginkan dengan upaya minimum.
Efektivitas (effectiveness) menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan
dampak tertentu. Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien atau ekonomis. Program untuk membuat
sistem menjadi lebih efisien atau ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif.
Karena program audit biasanya melibatkan ketiga konsep tersebut, auditor internal harus memiliki
definisi dan perbedaan ketiganya di pikiran mereka ketika membuat program audit.

3
B. Tujuan dan Prosedur

Tujuan (objective) adalah apa yang ingin dicapai seseorang. Prosedur (procedure) adalah
teknik-teknik yang diterapkan untuk mencapai tujuan. Auditor internal memiliki seperangkat
tujuan dan prosedur yang berbeda dalam pekerjaan mereka. Tercakup di dalamnya tujuan dan
prosedur operasi serta tujuan dan prosedur audit. Mereka harus belajar membedakannya dalam
mengemban tugas mereka.

1. Tujuan dan Prosedur Operasi


Tujuan operasi (operating objective) adalah akhir yang akan dicapai oleh manajer
operasi dan karyawan-karyawannya. Salah satu tujuan operasi untuk aktivitas pembelian
adalah membeli barang dan jasa yang tepat, pada harga yang tepat, pada waktu yang tepat, dan
pada kualitas yang tepat. Setiap tujuan ini dicapai melalui prosedur-prosedur atau teknik-
teknik. Misalnya, salah satu prosedur yang digunakan untuk memastikan dibelinya barang yang
tepat adalah digunakannya pesanan pembelian dari departemen pemesan yang menjelaskan
dengan tepat barang yang akan dibeli.

Auditor internal tidak mampu mengevaluasi sebuah operasi jika mereka tidak sepenuhnya
memahami hal yang diharapkan untuk dicapai dari operasi tersebut-yaitu tujuan-tujuannya.
Oleh karena itu, semua program audit harus mengidentifikasi tujuan operasi yang pencapaiannya akan
dievaluasi oleh auditor.

2. Tujuan dan Prosedur Audit


Tujuan audit dapat bersifat umum, bisa juga khusus. Dalam internal audit, tujuan umum
audit mereka mungkin diarahkan hanya untuk menentukan keandalan dan integritas informasi
keuangan; ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan regulasi; dan
pengamanan aktiva. Namun jika lingkup audit mereka komprehensif; maka tujuan umum
auditnya akan mencakup juga penelaahan laporan operasi di samping evaluasi penggunaan
sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan
untuk operasi dan program. Tujuan khusus audit terkait dengan tujuan operasi. Misalnya, jika
tujuan pembelian adalah membeli barang yang tepat, maka tujuan auditnya adalah menentukan
apakah sistem yang dirancang untuk melihat apakah tujuan operasi telah dicapai dan apakah
barang yang tepat memang telah dibeli.

Prosedur-prosedur audit (audit procedures) adalah teknik-teknik yang diterapkan auditor


untuk menentukan apakah tujuan operasi telah dicapai. Sama halnya dengan pengalaman dan
logika akan menentukan prosedur-prosedur audit yang mana yang sesuai untuk tujuan audit.

4
Prosedur- prosedur yang tidak relevan, walaupun aplikatif terhadap audit secara keseluruhan,
akan sia-sia jika tidak menghasilkan bahan bukti yang sesuai dengan penelaahan pencapaian
tujuan operasi. Setiap aktivitas-aktivitas operasi di berbagai entitas, baik publik ataupun
swasta, memberikan tantangan bagi auditor internal saat memutuskan apa yang harus dicakup
dan tidak dicakup dalam program audit. Analisis atas beberapa tujuan dan prosedur audit, yang
dipilih secara acak (random) dari ujian CIA, bisa menggambarkan pendekatan-pendekatan
profesional yang diambil auditor internal.

Periklanan. Periklanan biasanya berhubungan dengan agensi periklanan. Agensi tersebut normalnya
akan menagih biaya yang terjadi ditambah komisi berdasarkan biaya tersebut. Keyakinan terbaik yang
dimiliki auditor untuk menentukan apakah biaya-biaya tersebut dicatat dan jumlahnya wajar-ini
merupakan tujuan audit-adalah dengan cara mengaudit catatan dan prosedur operasi yang dimiliki
agensi. Prosedur operasi lainnya seperti pembuatan anggaran iklan, pemilihan media yang tepat, atau
penetapan kontrol keuangan untuk agensi tersebut jelas berada di luar lingkup audit.

Pelepasan aktiva. Dalam audit kontrol atas aktiva-aktiva yang dilepas, auditor umumnya tidak
bisa menentukan sendiri apakah pelepasan aktiva telah dilakukan dengan layak. Hanya dengan
menelaah persetujuan tertulis yang diberikan orang yang bertanggung jawab atas pelepasan
tersebut, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, atau menentukan apakah pelepasan
mengikuti prosedur yang ditetapkan akan memenuhi tujuan audit.

Kontribusi medis karyawan. Salah satu tujuan audit bisa berupa penentuan validitas
pengurangan gaji karyawan untuk kontribusi opsi asuransi kesehatan. Apakah kontribusi
karyawan bisa menutupi biaya opsi merupakan pertanyaan yang bagus, tetapi tidak relevan
dengan tujuan audit. Prosedur audit untuk menentukan apakah pengurangan gaji didukung
formulir otorisasi tertulis merupakan prosedur yang tepat dan relevan.

Perlindungan lingkungan dan alat tanda bahaya. Seorang auditor internal ingin
menentukan apakah alat tersebut dipasang dan beroperasi dengan layak. Prosedur audit yang
mungkin menarik, tetapi tidak relevan, adalah memeriksa dokumen spesifikasi alat tanda
bahaya dari arsitek, memeriksa faktur pembayaran alat tersebut, atau melakukan tanya jawab
dengan pegawai keamanan pabrik. Satu-satunya prosedur yang akan memberikan keyakinan
tentang pemasangan dan operasi alat tersebut adalah pengamatan penempatan alat dan
melakukan uji langsung.

Persediaan. Tujuan auditnya adalah menentukan apakah persediaan dalam jumlah yang
signifikan telah disajikan dengan benar. Beberapa prosedur audit mungkin relevan tetapi tidak
efektif, seperti mendapatkan pernyataan dari manajemen, atau membuat bagan alir siklus
persediaan, atau melakukan wawancara dengan karyawan. Prosedur yang efektif adalah
melakukan atau menelaah persediaan fisik dan mendapatkan penilaian dari ahli.

Pembelian tanah. Tujuan auditnya adalah untuk memverifikasi kepemilikan legal atas tanah
yang akan dibeli. Pemeriksaan atas akta kepemilikan merupakan prosedur yang menarik tetapi

5
tidak menyeluruh; karena dokumen-dokumen tersebut mungkin sudah diganti. Cara yang lebih
meyakinkan untuk menentukan kepemilikan sah tanah tersebut adalah dengan memeriksa
catatan terbaru atas tanah di kantor pengadilan lokal.
Aktivitas non profit. Banyak tujuan audit yang bisa diterapkan untuk audit atas organisasi non
profit(nirlaba). Audit beroirentasi manajemen akan menentukan apakah aktivitas sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan. Jadi, prosedur yang tepat untuk hal ini adalah menentukan misi
organisasi, standar apa yang telah ditetapkan untuk mengukur kinerja guna mencapai misi
tersebut , dan seberapa jauh standar yang telah dicapai
Utang. Misalkan sedang dilakukan audit untuk kemungkinan kelebihan pembayaran utang.
Berdasarkan sistem yang ada, pembayaran dilakukan berdasarkan perbandingan dokumen
pembelian, penerimaan, dan penagihan. Lebih produktif untuk menghindari kelebihan
pembayaran. Akhirnya, prosedur yang tepat adalah dengan mengambil sampel dan
membandingkan jumlah yang dibayar dengan batas pesanan pembelian. Memeriksa mulai dari
pesanan pembelian, laporan penerimaan, atau faktur bukanlah prosedur audit yang
menyeluruh; Analisis terotomatisasi dan perbandingan harus dilakukan jika layak.

Gaji. Misalkan tujuan audit adalah memverifikasi pembebanan biaya gaji ke akun-akun
tertentu. Banyak prosedur audit yang bisa diterapkan dalam audit gaji, tetapi tidak relevan
dengan tujuan yang ditetapkan. Misalnya, tidaklah relevan untuk merekonsiliasi total biaya gaji
dengan pembebanannya, memeriksa kartu waktu kerja untuk melihat apakah ada persetujuan
supervisor, atau membandingkan pembebanan biaya gaji dengan jam kerja standar.
Penetapan harga. Untuk menentukan apakah terjadi ketidaktepatan dalam variasi tingkat keuntungan
yang diterapkan pada produk di antara masing-masing pelanggan, prosedur yang tepat untuk itu adalah
menentukan bahwa semua harga ditetapkan dengan objektif dan diikuti. Analisis biaya tidak akan
efektif dalam kasus ini.
Produksi. Tujuan auditnya adalah untuk membantu manajemen dalam mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi proses produksi. Prosedur yang tepat untuk tujuan ini adalah membandingkan biaya aktual
dengan biaya standar.

Pembelian. Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah suatu organisasi kelebihan membeli
bahan mentah. Mencari apakah ada standar yang ditetapkan untuk kualitas, kuantitas, dan sumber bahan
mentah tidak akan menjawab kelebihan bahan mentah. Yang harus diperhatikan untuk kasus ini adalah
menentukan apakah anggaran produksi, pesanan kerja, tingkat persediaan standar, dan jumlah pesanan
ekonomis telah dikaitkan dan digunakan untuk menentukan jumlah yang akan dibeli. Jika tujuan
auditnya adalah menentukan apakah transaksi pembelian diotorisasi, prosedur auditnya harus mencakup
verifikasi untuk memastikan bahwa dokumen-dokumen yang diterima agen pembelian memuat
persetujuan yang ditandatangani. Penelaahan dokumen lainnya, seperti memo penerimaan dan faktur
pemasok, tidak akan relevan.

Kualitas. Jika seorang auditor ingin mengetahui apakah dan mengapa terjadi penolakan atas produk
yang dijual, prosedur audit yang tepat adalah mengevaluasi sejauh mana departemen penjualan telah
mengomunikasikan pengembalian produk ke departemen produksi. Analisis akun barang sisa dan
akumulasinya juga dapat membantu. Mencari data volume penjualan atau peringkat kredit pelanggan
jelas tidak relevan.
Tujuan audit yang bisa diterapkan untuk kasus ini adalah mengevaluasi kelayakan standar kontrol mutu.

6
Prosedur yang relevan untuk hal ini adalah menelaah kelayakan dan akurasi data yang digunakan
manajemen untuk mendokumentasikan pengembangan standar. Menentukan apakah standar telah
tercapai sangat tidak relevan untuk tujuan audit tersebut.

Aktiva yang disewakan. Dalam audit atas organisasi yang memiliki, merawat, dan mengoperasikan
aktiva yang disewakan, tujuan auditnya adalah menentukan kelayakan beban perawatan. Prosedur audit
yang tepat adalah menelusuri jurnal-jurnal tertentu dalam akun beban pemeliharaan ke pesanan kerja
yang berkaitan. Prosedur lainnya, seperti pembahasan dengan karyawan bagian pemeliharaan atau
pengecekan akurasi perhitungannya dan otorisasi pesanan kerja mungkin relevan tetapi tidak sejelas
pemeriksaan pesanan kerja yang telah selesai itu sendiri.

Penelitian dan pengembangan. Proyek penelitian dan pengembangan harus direncanakan seperti
halnya proyek-proyek lainnya. Rencana tersebut hendaknya mencakup standar pengukuran kinerja.
Tanpa standar yang tepat dan dapat dikuantifikasi, manajemen tidak memiliki tolok ukur untuk
mengukur hasil-hasil penelitian dan pengembangan. Tentu saja, auditor internal tidak bisa menetapkan
standar teknis tetapi mereka dapat menentukan apakah terdapat standar dan menguji validitas proses
penetapannya.

Penjualan, Salah satu tujuan audit untuk penjualan adalah menentukan apakah komisi penjualan terlalu
besar. Prosedur terbaik untuk menentukan akurasi beban komisi tercatat untuk setiap tenaga penjualan
adalah dengan menghitung ulang sampel komisi penjualan. Prosedur-prosedur lainnya seperti
menghitung rasio komisi, menggunakan prosedur analitis, atau menilai keseluruhan kewajarannya, akan
tidak bermanfaat untuk tujuan audit tersebut. Prosedur audit yang bisa dilakukan adalah menelusuri
catatan dari sampel dokumen pengiriman ke faktur penjualan terkait dan buku pembantu. Satu-satunya
prosedur yang bisa diterapkan untuk kasus seperti ini harus berawal dari dokumen-dokumen yang
menunjukkan pengiriman aktual dan kemudian menelusurinya.

Pendapatan pajak untuk pemerintah. Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah para
pembayar pajak sudah tepat dalam melaporkan pajak penjualan mereka. Dari berbagai pilihan yang
tersedia bagi auditor internal, prosedur yang paling mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
adalah pemeriksaan langsung ke beberapa pembayar pajak.

7
2.4 Menyiapkan Program Audit
Latar Belakang Informasi
Latar belakang informasi yang diperoleh selama survei pendahuluan akan membantu mengarahkan
cakupan audit yang direncanakan. Setiap operasi yang luas dengan banyak keterkaitan dan proses dapat
menghabiskan waktu audit jika auditor memutuskan untuk memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan.
Tetapi program yang efektif dan ekonomis memfokuskan pada hal-hal penting untuk memenuhi tujuan
kunci operasi dan tidak selalu pada hal-hal yang menarik perhatian.
Di saat yang sama, auditor internal harus menaati tanggung jawab profesional mereka dalam
memutuskan apa yang akan diaudit dan yang tidak. Auditor internal tidak bisa dibebankan tanggung
jawab untuk mencegah kecurangan, pelanggaran, atau kesalahan. Hal ini merupakan tanggung jawab
manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terjadi kecurangan atau
pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan; metode dan prosedur mereka sudah dilakukan
dengan profesional dan telah dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mengetahui risiko-risiko
perusahaan.
Tetapi alasan ini tidak cukup. Auditor juga harus bisa membuktikannya. Dan inilah salah satu fungsi
program audit internal yang profesional: untuk menunjukkan bahwa program tersebut efektif-hanya
menekankan pada hal-hal yang signifikan; dan untuk memberikan bukti bahwa risiko dan kontrol yang
signifikan telah diidentifikasi dan dievaluasi.
Itulah sebabnya program sesuai kondisi lebih relevan untuk suatu operasi dibandingkan program yang
bersifat umum. Program yang bersifat umum tidak mempertimbangkan perbedaan yang mungkin,
timbul dari perubahan keadaan, beragamnya kondisi, dan orang-orang yang berbeda. Tetapi analisis
yang saksama-yang dibuat dengan bantuan manajer operasi-dapat memberikan tujuan operasi,
mengidentifikasi risiko aktual atau potensial, dan menentukan kontrol yang tepat untuk keadaan
tersebut. Bantuan dari manajemen operasi memberi perlindungan terhadap kritik-kritik yang
mengatakan bahwa auditor tidak tertarik pada hal yang menjadi perhatian manajemen.
Analisis seperti ini dapat menghasilkan program audit yang kaya pemikiran, relevan, efektif, dan
ekonomis. Program tersebut bisa diterima organisasi atau manajemen eksekutif karena berorientasi
manajemen. Program tersebut juga menyentuh isu yang lebih besar-isu-isu yang akan dipertimbangkan
manajemen eksekutif jika mereka sendiri yang akan menelaah aktivitas atau program yang menjadi
tanggung jawabnya.
Program tersebut juga ekonomis karena beberapa alasan. Walaupun akan menghabiskan waktu pada
waktu pertama kali dibuat, program tersebut akan memuat risiko-risiko utama yang tetap ada yang perlu
ditelaah dalam tiap audit. Oleh karena itu, program audit selanjutnya hanya akan menambah risiko baru
atau menghapuskan risiko yang tidak lagi signifikan.
Beberapa contoh akan membantu menjelaskan pendekatan ini dengan lebih jelas disertai uraian tertulis.
Mari kita lihat bagaimana pendekatan analitis untuk tujuan, risiko, kontrol diterapkan ke fungsi-fungsi
pembelian dan pemasaran.
Pembelian
Tujuan-tujuan manajemen operasi pembelian yang umum berlaku adalah mendapatkan barang atau jasa
yang tepat: (1) dengan harga yang tepat, (2) dengan waktu yang tepat, (3) dengan kuantitas yang tepat,
(4) dengan kualitas yang tepat, dan (5) dari pemasok yang tepat.
Tujuan-tujuan ini dapat membentuk kerangka kerja untuk program audit. Setiap tujuan dapat menjadi
bagian terpisah dalam program. Misalnya, mendapatkan barang dan jasa dengan harga yang tepat bisa

8
mencerminkan bagian terpisah dari program audit dan pekerjaan audit. Kemudian auditor bisa mendata
risiko-risiko aktual atau potensial yang ditemukan selama survei pendahuluan yang berhubungan
dengan penetapan harga yang tepat untuk barang dan jasa yang terdapat dalam operasi pembelian.
Tampilan 5-1 menunjukkan bagian dari program audit yang dilakukan untuk memeriksa harga.
Program tersebut tidak menyebutkan setiap risiko dan kontrol yang mungkin; karena dapat
menghabiskan waktu dan biaya. Program tersebut hanya berisi risiko-risiko yang bisa diterapkan
untuk organisasi pembelian tertentu pada waktu audit, seperti yang ditentukan oleh survei
pendahuluan. Misalnya, anggaplah bahwa survei pendahuluan menemukan bahwa terdapat prosedur
penawaran yang baik. Melakukan upaya audit yang berlebihan untuk pemeriksaan prosedur
penawaran akan percuma saja. Lebih baik program tersebut memuat identifikasi masalah-masalah
yang ada dan mungkin terjadi kemudian berkonsentrasi pada masalah tersebut.
Dalam setiap audit operasi, auditor internal harus memiliki lebih dari enam tujuan operasi yang
biasanya diterapkan untuk fungsi pembelian. Tujuan penting lainnya yang bisa diterapkan ke aktivitas
atau departemen tertentu adalah: bahwa aktivitas atau departemen dikelola dengan baik. Satu segmen
program pembelian akan terkait dengan pengadministrasian aktivitas tersebut. Risiko-risiko
administratif yang bisa ditemukan dalam survei pendahuluan adalah:
Bagan organisasi departemen pembelian tidak disiapkan. (Bisa mengakibatkan kebingungan dalam
hal siapa yang bertanggung jawab untuk membeli barang atau jasa tertentu.)
• Kurangnya arahan yang mencakup wewenang dan tanggung jawab departemen pembelian.
(Organisasi-organisasi lainnya [unit-unit ini) bisa dibebani wewenang untuk berhubungan langsung
dengan pemasok.)
Kurangnya petunjuk operasi departemen pembelian. (Karyawan bisa bertindak sesuai keinginannya,
tidak berdasarkan cara yang konsisten dan disetujui.)
Tidak ada prosedur yang mengatur wewenang untuk menandatangani penerimaan barang dan jasa.
(Pesanan bisa dikeluarkan untuk kepentingan sendiri atau untuk membeli barang yang salah atau
jumlah yang tidak tepat.)
Segmen Audit: Biaya serta barang dan jasa
Waktu yang Dianggarkan: 5 hari
Tampilan 5-1
Bagian dari Program Audit untuk Departemen Pembelian
Segmen Audit : Biaya serta barang dan jasa
Waktu yang Dianggarkan : 5 hari
Tujuan Operasi: Untuk memperoleh barang dan jasa pada harga yang tepat.

9
*Huruf-huruf dalam tanda kurung menunjukkan tingkat risiko, mulai dari risiko tinggi (A) hingga
rendah (G).

10
Risiko memiliki perbedaan intensitas. Jelas, auditor harus yakin untuk menelaah risiko-risiko yang
memiliki bahaya terbesar sebelum menangani risiko-risiko yang dampaknya kecil. Auditor internal
bisa merasa berat untuk menyiapkan program berisi risiko dengan urutan intensitasnya. Tetapi begitu
risiko, kontrol, dan langkah-langkah program sudah tercakup dalam program audit, auditor harus
mampu menelaah hal-hal yang tercantum dan menunjukkan tingkat kesulitan yang ditimbulkan risiko
tersebut.
Begitu pula, auditor internal bisa memeringka intensitasnya dengan membuat indikator-indikator
setelah mendata risiko-risiko tersebut. Misalnya, "A" bisa menunjukkan risiko terbesar, "B" lebih
kecil, dan seterusnya. Dengan cara ini, auditor akan ingat untuk menelaah risiko-risiko utama sebelum
menelaah risiko-risiko kecil. Jadi, mereka tidak akan menempatkan dirinya dalam posisi yang tidak
menguntungkan karena gagal memeriksa risiko-risiko utama sebelum anggaran waktu audit habis.

Pemasaran
Beberapa tujuan penting organisasi pemasaran adalah (1) menentukan potensi pasar untuk barang dan
jasa organisasi (riset pasar); (2) menyebarkan informasi, mengembangkan perilaku yang ramah
pelanggan, dan mendorong tindakan yang bermanfaat bagi organisasi (periklanan); dan (3)
mendorong distributor memberikan perhatian lebih ke penjualan produk organisasi dan membujuk
pelanggan membeli produk-produk tersebut (promosi penjualan).
Jadi, riset pasar, periklanan, dan promosi penjualan bisa menjadi segmen terpisah dalam audit fungsi
pemasaran. Beberapa risiko, kontrol terkait, dan pengujian yang disarankan terkait dengan aktivitas
periklanan dapat dilihat di Tampilan 5-2.
Program yang diilustrasikan pada tampilan tersebut memuat kolom referensi kertas kerja yang
menunjukkan halaman dokumen pengujian dan penelaahan. Referensi ini sangat penting untuk cepat
menemukan bahan bukti pekerjaan yang dilakukan. Supervisor audit, auditor eksternal, dan penelaah
lainnya umumnya akan menggunakan program audit sebagai titik awal untuk menilai kecukupan audit
yang telah diselesaikan.

11
Program audit juga memuat kolom komentar auditor yang bisa diisi dengan pernyataan ringkas
tentang hasil audit, dan bisa sangat berguna untuk memberi gambaran menyeluruh tentang hasil-hasil
audit. Komentar tersebut haruslah ringkas, seperti "kontrol memadai," "semuanya dilakukan tanpa
kecuali," "sistem yang sangat bagus," "benar secara substansi," atau mereka harus membuat referensi
ke catatan temuan audit seperti "RAF-7".

12
Audit yang Komprehensif
Dalam beberapa kondisi, auditor internal mungkin ingin melakukan audit komprehensif atas suatu
operasi. Mungkin audit pertama kali untuk suatu operasi membutuhkan audit untuk semua aktivitas,
baik yang berisiko tinggi ataupun tidak. Atau auditor mungkin ingin mendokumentasikan keseluruhan
sistem untuk menentukan kesesuaiannya dengan ketentuan kontrol akuntansi internal dari U.S.
Foreign Corrupt Practices Act 1977 atau aturan lainnya yang telah ditetapkan.
Program audit sesuai kondisi mungkin masih yang terbaik, tetapi fokusnya adalah pada kontrol karena
risiko tidak menjadi dasar utama untuk menentukan luas dan pendekatan audit. Audit akan diarahkan
pada penentuan kontrol yang diterapkan atau seharusnya diterapkan untuk mencapai tujuan operasi.
Tampilan 5-3 menyajikan bagian dari satu segmen program seperti ini untuk departemen
pengangkutan

13
14
2.5 Program Pro Forma
Program pro forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh auditor-auditor yang
kurang berpengalaman yang pekerjaannya harus diawasi. Program tersebut juga bermanfaat jika (1)
jenis audit yang sama akan dilakukan di sejumlah lokasi yang berbeda; (2) informasi yang bisa
dibandingkan diperlukan untuk setiap lokasi; (3) laporan serupa atau laporan konsolidasi akan
dikeluarkan; dan (4) operasi yang diaudit relatif serupa.
Sebuah contoh program pro forma untuk audit kotak deposito di bank disajikan pada Tampilan 5-4.
Program tersebut berfokus pada verifikasi rinci dan juga memberikan auditor latar belakang informasi
yang menunjukkan tujuan-tujuan operasi dan sistem kontrol. Program tersebut sangat bermanfaat dan
membantu auditor serta mampu menghasilkan semua informasi yang diperlukan untuk evaluasi
komprehensif dari aktivitas yang diperiksa.

15
Ambiguitas
Informasi yang tepat akan menghasilkan informasi audit yang tepat pula. Kata-kata seperti memadai,
mencukupi, dan menyeluruh memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Meminta auditor untuk
"tentukan apakah persaingan yang memadai memang terjadi" tidak berarti apa-apa dan mengundang
respons yang berbeda dari auditor yang berbeda
Misalnya anggaplah bahwa suatu program audit akan dilakukan oleh tim audit di lokasi yang berbeda.
Misalkan kemudian program audit meminta mereka untuk "tentukan apakah bagian instalasi memiliki
sistem penggajian yang memadai."
Beberapa staf mungkin melakukan penilaian atas setiap bagian dari sistem, yang berarti mereka
melakukan lebih banyak dari yang diharapkan. Staf-staf yang lain mungkin memutuskan untuk
menentukan hanya karyawan tersebut yang digaji dengan layak-tidak ada prosedur lain. Yang lain,
dalam pengujian mereka atas penggajian karyawan, bisa mengetahui kesalahan dalam pembayaran
cuti atau penggantian beban-beban perjalanan. Mereka mungkin memutuskan untuk berkonsentrasi
pada bahaya yang sudah diketahui ini dan hanya melakukan sedikit audit atas sistem penggajian.
Lebih jauh, staf audit bisa menjadi bingung dan menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk
membahas prosedur- prosedur yang ambigu seperti itu padahal seharusnya mereka mencurahkan lebih
banyak waktu untuk audit yang produktif.
Daripada membuat prosedur umum yang ambigu tentang "sistem penggajian yang memadai,"
program tersebut membutuhkan langkah-langkah khusus berikut:

 Tentukan apakah pembayaran ke karyawan sesuai dengan kartu waktu yang sudah disetujui.
 Tentukan apakah karyawan dibayar dalam jumlah yang benar.
 Tentukan apakah total gaji dan upah dibayar sesuai dengan pembebanan biaya tenaga kerja
langsung dan tidak langsung ke kontrak dan akun yang tepat.
Kebanyakan auditor akan langsung memahami langkah-langkah program tersebut tanpa
membutuhkan instruksi lanjutan, dan mereka masih akan memiliki banyak keleluasaan untuk
memutuskan cara untuk memenuhi tujuan-tujuan program audit ini.
Ambiguitas (ambiguities) akan berkurang bila aktivitas audit internal menerapkan makna seragam
untuk berbagai istilah yang digunakan dalam program audit. Berikut ini beberapa definisi yang dapat
membantu menghilangkan kebingungan dan menjembatani pembuat program dengan staf audit:
• Menganalisis-Memecah menjadi bagian-bagian penting dan menentukan sifatnya.
• Mengecek Membandingkan atau menghitung ulang, sesuai keperluan, untuk mengetahui akurasi
atau kewajarannya.
• Mengonfirmasi-Membuktikan kebenaran atau akurasi, biasanya melalui tanya jawab tertulis atau
melalui inspeksi.
• Mengevaluasi-Mencapai kesimpulan mengenai kelayakan, efektivitas, atau kegunaan.
• Memeriksa-Melihat lebih dekat dan berhati-hati dengan tujuan mencapai akurasi, kelayakan, dan
opini yang sesuai.
• Menginspeksi-Memeriksa secara fisik.
• Menginvestigasi-Memastikan fakta kondisi-kondisi yang dicurigai atau yang dituduhkan.
• Menelaah-Mempelajari secara kritis.

16
• Memeriksa cepat-Mempelajari cepat dengan tujuan menguji kecenderungan umum, mengetahui
penyimpangan yang muncul, hal-hal yang tidak biasa, atau kondisi-kondisi lain yang membutuhkan
studi lanjut.
• Membuktikan Mencari bukti yang meyakinkan.
• Menguji-Memeriksa sampel yang representatif dengan tujuan mencapai kesimpulan mengenai
populasinya.
• Memverifikasi --Menetapkan akurasi.
Istilah audit terlalu umum untuk mengacu pada suatu langkah kerja.

17
2.6 Hubungan Program dengan Laporan Audit
Langkah-langkah audit bisa jadi sia-sia jika menghasilkan informasi yang tidak akan
dilaporkan. Laporan audit akhir bahkan mulai bisa dipikirkan sejak tahap penyusunan program
audit. Beberapa organisasi malah membuat kerangka laporan standar-dalam bentuk ringkas-
untuk menunjukkan hal-hal yang akan dicakup dalam laporan akhir. Walaupun tidak ada
kerangka laporan yang disiapkan, auditor tetap harus memikirkan struktur umum laporan dan
lingkup audit yang direncanakan. Beberapa auditor internal merasa efisien dan akan sangat
membantu bila bagian-bagian dari laporan audit mereka ditulis sesuai kemajuan audit. Dalam
penugasan audit berskala besar, laporan kemajuan memberikan informasi awal bagi klien dan
membuat penyusunan laporan audit akhir lebih mudah. Dan jika laporan audit tetap dipikirkan
saat program ditulis, format program itu sendiri akan membuat kerangka laporan resmi lebih
mudah disiapkan.

Mekanisme Program

Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
setiap segmen audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu
penanggung jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan kerja.
Estimasi juga membantu menentukan berapa staf yang harus ditugaskan untuk audit guna
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang wajar. Penyesuaian-penyesuaian terhadap estimasi
mungkin diperlukan, sesuai kemajuan audit, jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi.
Supervisor atau manajer audit harus menyetujui semua program audit. Mereka juga harus
menyetujui semua perubahan signifikan. Jarang sekali terjadi pembuat program audit bisa
mengantisipasi setiap keadaan atau kondisi yang akan dihadapi selama audit. Program audit
seharusnya diperbarui secara periodik sesuai kemajuan audit. Jika kondisi aktual berbeda dari
yang diketahui di awal, mungkin perlu merevisi rencana atau menghentikan audit. Perubahan
tersebut harus disetujui pada tingkat wewenang yang menyetujui program awal. Pengalaman
menunjukkan bahwa informasi penting cenderung diabaikan bila perubahan dalam lingkup
atau arah audit tidak dicatat. Program audit harus mendokumentasikan kemajuan pekerjaan
audit. Bila pengujian dilakukan, metode yang sederhana adalah membuat rujukan ke kertas
kerja dalam program audit. Setiap langkah audit yang direncanakan harus memiliki referensi
kertas kerja.

18
Penugasan Staf untuk Audit Berskala Kecil

Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
setiap segmen audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu
penanggung jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan kerja.
Estimasi juga membantu menentukan berapa staf yang harus ditugaskan untuk audit guna
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang wajar. Penyesuaian-penyesuaian terhadap estimasi
mungkin diperlukan, sesuai kemajuan audit, jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi.
Supervisor atau manajer audit harus menyetujui semua program audit. Mereka juga harus
menyetujui semua perubahan signifikan. Jarang sekali terjadi pembuat program audit bisa
mengantisipasi setiap keadaan atau kondisi yang akan dihadapi selama audit. Jika kondisi
aktual berbeda dari yang diketahui di awal, mungkin perlu merevisi rencana atau menghentikan
audit. Pengalaman menunjukkan bahwa informasi penting cenderung diabaikan bila perubahan
dalam lingkup atau arah audit tidak dicatat. Bila pengujian dilakukan, metode yang sederhana
adalah membuat rujukan ke kertas kerja dalam program audit.

Pedoman Penyiapan Program Audit


Penyiapan program audit terkait erat dengan informasi yang diperoleh selama survei
pendahuluan. Lakukan setahap demi setahap. Pedoman penyiapan program akan
mempertimbangkan hasil-hasil dari langkah-langkah yang dilakukan selama survei. Sebagai
ringkasan survei dan langkah-langkah yang direncanakan, berikut ini beberapa pedoman untuk
melaksanakan langkah-langkah tersebut dan alasan-alasannya:
Pedoman :
1. Telaah laporan, program audit dan kertas kerja, serta dokumen-dokumen lainnya dari
audit terdahulu, dan buat daftar masalah-masalah yang membutuhkan tindakan
perbaikan.
2. Lakukan survei pendahuluan.
3. Telaah kebijakan dan prosedur fungsi yang diaudit, manual operasinya, bagan
organisasi, bagan wewenang, tujuan dan sasaran jangka panjang dan jangka pendek.
4. Telaah literatur terbaru di bidang audit internal tentang masalah yang diaudit.
5. Siapkan bagan alir operasi-operasi kunci dari fungsi yang diaudit.
6. Telaah standar kinerja yang telah ditetapkan oleh manajemen, dan jika mungkin,
bandingkan dengan standar industri.
7. Tanya jawab dengan klien dan diskusikan lingkup audit dan tujuan yang ingin dicapai
auditor.
8. Siapkan anggaran yang merinci sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
penugasan audit.
9. Wawancara dengan karyawan kunci yang memiliki keterkaitan dengan fungsi audit.
10. Data semua risiko material yang harus dipertimbangkan.
11. Untuk setiap risiko yang diidentifikasi, tentukan kontrol yang diterapkan dan apakah
sudah mencukupi.

19
12. Tentukan substansi masalah-masalah utama dan peluang-peluang yang ada.

Alasan :
1. Untuk mendapatkan latar belakang dan menentukan apakah hasil-hasil penelaahan
sebelumnya untuk memutuskan lingkup audit sekarang dengan lebih baik.
2. Untuk menentukan tujuan aktivitas yang akan diperiksa, risiko-risiko aktual atau
potensial, dan sistem kontrol yang ada.
3. Untuk menentukan hal-hal yang bisa diukur dan dinilai, dan apakah fungsi tersebut
beroperasi sesuai keinginan manajemen.
4. Untuk mendapatkan informasi terbaru tentang teknik-teknik audit untuk aktivitas yang
diperiksa.
5. Untuk mengidentifikasi kelemahan kontrol dan mendapatkan analisis visual aliran
transaksi.
6. Untuk memperoleh tolok ukur dalam mengukur dan mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas operasi dan menentukan pencapaiannya terhadap standar yang wajar.
7. Untuk mendapatkan kesepakatan dari klien dan untuk menghindari salah paham
mengenai tujuan dan lingkup audit.
8. Untuk membuat estimasi jumlah auditor dan waktu yang dibutuhkan guna memastikan
efisiensi proses audit.
9. Untuk memahami operasi dan efisiensi serta efektivitas operasi dan mengidentifikasi
masalah- masalah dalam kerja sama dan koordinasi.
10. Untuk memastikan bahwa masalah-masalah rawan telah diketahui dan mendapatkan
perhatian layak.
11. Untuk mengetahui apakah kontrol yang ada bisa mengurangi atau menghilangkan
risiko-risiko yang diidentifikasi.
12. Untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan utama dan menentukan penyebab serta
perbaikan yang mungkin dilakukan.

20
2.7 Kriteria-kriteria Program Audit

Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan departemen audit
internal. Misalnya:
1. Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan disetujui klien.
2. Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang
mengharuskan sebaliknya.
3. Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, yaitu tujuan operasi
dan kontrol yang akan diuji.
4. Langkah-langkah kerja harus mencakup instruksi-instruksi positif, tidak dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan umum, yang membutuhkan jawaban ya atau
tidak, tidak menghasilkan audit yang efektif. Biasanya hanya akan menghasilkan
jawaban-jawaban dangkal dan bukan analisis dan evaluasi mendalam. Apalagi, cara
pertanyaan tersebut dibingkai mungkin membutuhkan jawaban yang bias. Alasan ini
bukan berarti menolak pertanyaan yang butuh jawaban ya atau tidak untuk membantu
auditor memastikan bahwa tidak ada tujuan audit penting yang terlewat. Sebagai
langkah praktis, auditor berpengalaman akan mencatat pertanyaan seperti ini untuk
memastikan bahwa mereka sudah memerhatikan aspek-aspek operasi yang penting.
Namun langkah-langkah kerja yang akan menuntun pada opini yang objektif dan tidak
bias sebaiknya dalam bentuk kalimat positif.
5. Jika dimungkinkan, program audit harus menunjukkan prioritas relatif dari langkah-
langkah kerja. Jadi, bagian yang lebih penting dalam program audit akan diselesaikan
dalam waktu dan batas lain yang ditentukan.
6. Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan
pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditetapkan atau
untuk memperluas cakupan kerja. Tetapi supervisor audit harus diinformasikan segera.
7. Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber yang tersedia bagi
staf. Beri rujukan bila memungkinkan.
8. Informasi yang tidak perlu harus dihindari. Masukkan hal-hal yang diperlukan saja
untuk melakukan audit. Rincian yang berlebihan akan menghabiskan waktu orang yang
menyusun program dan yang membacanya.
9. Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum dilakukan.
Perubahan signifikan juga harus disetujui terlebih dahulu.
10. jika manajemen klien meminta auditor melakukan pengujian tertentu, hal ini harus
tercakup
dalam program audit jika dimungkinkan dalam anggaran audit (atau anggaran harus
dimodifikasi bila perlu).

21
Bab 3 Kesimpulan

Program audit adalah salah satu kegiatan yang penting dalam proses audit. Walaupun
hanya salah satu kegiatan, namun penting untuk dilakukan oleh para auditor. Tanpa adanya
program audit yang baik, sulit untuk menghasilkan laporan audit akhir yang baik, jelas, dan
terarah. Perlu diperhatikan dalam melaksanakan program audit tidaklah mudah. Banyak hal-
hal yang mungkin saja tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. Oleh karena itu program audit
hanyalah sebagai pedoman yang masih tentatif dan perlu penyesuaian lebih lanjut. Program
audit yang efektif dan efisien akan sangat berdampak juga dalam pelaporanya.

22
Daftar Pustaka
Lawrence B. Swayer, JD, CIA, PA., Mortimer A. Dittenhofer, Ph.D., CIA., JamesH. Scheiner,
Ph.D., Sawyer’s Internal Auditing, Audit Internal Sawyer, Jakarta: Salemba Empat, 2009,
Edisi 5.

23

You might also like