You are on page 1of 20

MAKALAH

Keterampilan Dasar IPS dengan Pendekatan Saintifik dalam Kegiatan


Pembelajaran

Disusun untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

Dosen Pengampu :

Drs. Faizal, S.Pd., M.Si


Silvina Noviyanti, S.Pd., M.Pd.

OLEH :

KELOMPOK 5

OLIVER CHELSEA SITANGGANG (A1D123061)

AUDY MITA AMELINA (A1D123078)

AURORA KARINA TOMIA PUTRI (A1D123062)

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
(2023)
KATA PENGANTAR

Pertama tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT,karena Rahmat dan Ridhonya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Faizal, S.Pd., M.Si dan
Ibuk Silvina Noviyanti, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep
Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah
ini. Kami juga ucapkan terima kasih kepada teman teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data data dalam pembuatan makalah ini. Dalam
kami menjelaskan tentang “keterampilan dasar IPS dengan pendekatan saintifik dalam
kegiatan pembelajaran.”

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang Belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Muaro bulian, 26 September 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Keterampilan

B. Latar Belakang Saintifik

C. Fungsi Pendekatan Saintifik dalam Kegiatan Pembelajaran

D. Contoh Pendekatan Saintifik dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bersamaan dengan penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau scientific
aproach pada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang menarik
perhatian para pendidik akhir-akhir ini. Yang menjadi latar belakang pentingnya materi
ini karena produk pendidikan dasar dan menengah belum menghasilkan lulusan yang
mampu berpikir kritis setara dengan kemampuan anak-anak bangsa lain.

Disadari atau tidak, guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi


siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini memerlukan
peningkatan keterampilan guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ilmiah. Skenario untuk memacu keterampilan guru menerapkan strategi ini
di Indonesia telah melalui sejarah yang panjang, namun hingga saat ini harapan baik ini
belum terwujudkan juga.

Dalam perancangan kurikulum baru, Kemendikbud masih menggunakan latar belakang


pemikiran yang menyatakan bahwa secara faktual guru-guru belum melaksanakan cara
belajar siswa aktif. Kondisi ideal yang diharapkan masih lebih sering menjadi slogan
daripada fakta dalam kelas. Produktivitas pembelalaran untuk menghasilkan siswa yang
terampil berpikir pada level tinggi dalam kondisi mandeg
alias kolep. Deskripsi ini merujuk pada hasil tes anak bangsa kita yang dikompetisikan
pada tingkat internasional dinyatakan tidak berkembang sejak tujuh tahun lalu.
Memang, ini kondisi yang sangat memprihatinkan.

Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang
membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah
peserta didik, pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses
belajar mengajar, dan lain sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam
dunia pendidikan kitamerasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang
kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik, pendidik/guru,
manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, dan lain
sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita
adalah lemahnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah.

Dalam proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak peserta
didik yang ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka
miskin aplikatif

Dalam sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa Pendidikan nasional


berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas, 2003).

Sesuai fungsi pendidikan nasional tersebut terletak juga tanggung jawab guru
untuk mampu mewujudkannya melalui pelaksanaan proses pembelajaran yang
bermutu dan berkualitas. Salah satu strategi yang dapat dipergunakan guru
untuk memperbaiki mutu dan kualitasproses pembelajaran adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran Scientific dan Contextual Teaching and
Learning (CTL)
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan keterampilan ?

2. Apa yang dimaksud dengan saintifik ?

3. Apa Fungsi dari pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran ?

4. Apa saja contoh dari pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan Penulisan

Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata konsep Dasar
ilmu pengetahuan sosial kuliah keterampilan dasar IPS dengan pendekatan saintifik
dalam kegiatan pembelajaran. Memahami pendekatan saintifik dan langkah proses
pembelajaran pendekatan saintifik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan manusia dalam menggunakan pikiran, ide serta


kreatifitas, mengubah atau membuat sesuatu menjadi nilai lebih sehingga sesuatu
tersebut memiliki nilai yang lebih bermakna.. Muzni Ramanto, Soemarjadi dan Wikdati
Zahri Kata keterampilan dalam bahasa lain merujuk pada kecekatan. Jadi pengertian
keterampilan secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan benar. Jika seseorang tersebut mengerjakan
dengan cepat dan masih ada kesalahan, maka tidak masuk dalam kategori cekatan.Jika
seseorang mengerjakan pekerjaan dengan lamban, namun dapat diselesaikan dengan
baik, maka orang tersebut disebut dengan terampil.

1. Keterampilan Dasar IPS


Keterampilan dasar dalam pembelajaran IPS merupakan pokok bahasan yang sangat
penting untuk dipahami terutama bagi calon guru di SD, karena guru merupakan salah
satu sumber belajar yang utama dan tentu saja harus memiliki banyak informasi,
terutama informasi yang berhubungan dengan IPS yang akan ditransfer kepada siswa-
siswa di dalam kelas.

Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak
dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdasarkan anak
didiknya. Kerangka berpikir demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapi
dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam
menjalankan tugasnya dalam berinteraksi dengan peserta didik ketika proses
pembelajaran berlangsung, terutama dalam pembelajaran IPS MI.

Keterampilan dasar yang harus dikembangkan dalam pembelajaran IPS menurut Banks
(Djodjo Suradisastra, 1993: 8) yaitu: keterampilan berpikir, keterampilan akademik,
keterampilan ilmiah, dan keterampilan sosial. makhluk sosial selalu hidup bersama dengan
sesamanya.
1. Keterampilan berfikir
Keterampilan berpikir merupakan salah satu keterampilan peserta didik yang
dikembangkan di sekolah. Santrock (2011) mengemukakan pendapatnya bahwa
berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam
memori.

2. Keterampilan akademik
kemampuan akademik merupakan suatu kemampuan yang berkaitan langsung dengan
mata pelajaran yang ada di sekolah atau mata kuliah yang ada di universitas. Sementara
itu, kemampuan non akademik merupakan hal-hal yang di luar dari akademik, seperti
melakukan les tambahan.

3. Keterampilan ilmiah
Keterampilan kerja ilmiah merupakan suatu proses yang dilakukan oleh siswa melalui
suatu metode ilmiah untuk mendapatkan pemecahan atau jawaban dari suatu
permasalahan.

4. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial adalah kecakapan apa pun yang mempermudah interaksi dan
komunikasi dengan orang lain. Dalam hal ini, aturan dan hubungan sosial diciptakan,
disampaikan, dan diubah secara lisan dan bukan lisan. Proses mempelajari keterampilan
ini disebut sosialisasi.

B. Latar Belakang Saintifik


1. Pengertian Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum
2013 dengan menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan pembelajarannya.
Pendekatan yang berpusat pada siswa atau (student centered approach) ini, bertujuan
supaya siswa nantinya mampu memiliki kapabilitas dalam berpikir (thinking skill)
kritis, ilmiah, dan analitis.

Dalam model ini, dirancang agar peserta didik diberikan ruang untuk bereksplorasi
terhadap materi pembelajaran. Mereka pun secara aktif dapat membangun konsep,
prinsip serta hukum dengan melalui kegiatan 5M, yaitu mengamati, menanya,
mengajukan (hipotesis), menghimpun data dengan beberapa cara dan teknik,
menganalisa, serta membuat kesimpulan dan mengomunikasikan konsep atau prinsip
yang telah ditemukan.Melalui model ini, siswa akan mendapatkan manfaat, seperti
mulai bisa menginvestigasi suatu permasalahan, penasaran (curiosity) atau ingin tahu
dan juga bisa menyusun konsep dari suatu pengalaman atau pengetahuan belajar yang
telah dilakukan. Hal-hal tersebut bisa menjadikan kegiatan belajar menjadi sesuatu yang
menyenangkan, bermakna, dan menantang.

Kemendikbud Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang dimulai dari


pengumpulan data melalui pengamatan, melakukan eksperimen, menanyakan,
mengolah informasi atau data, hingga mengomunikasikannya dalam proses penerapan
prinsip-prinsip keilmuan.

Rusman (2015) Pendekatan saintifik adalah model belajar yang menyediakan ruang
pada siswa untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi materi yang dipelajari. Selain itu,
model pendidikan ini juga memberikan kesempatan pada para siswa untuk mengasah
kemampuan melalui kegiatan belajar yang telah dirancang oleh guru.

Tujuan Pendekatan Saintifik

1. Meningkatkan Keterampilan Berpikir


Salah satu tujuan pendekatan saintifik, yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill) pada siswa. Para peserta
didik diharapkan dapat berpikir kritis, analitis, serta mampu menciptakan ide-ide baru
terkait dengan materi yang tengah dipelajari.

2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif, Aktif, dan Produktif

Dengan menerapkan pendekatan yang terpusat pada peserta didik ini. Diharapkan
kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif, melalui serangkaian aktivitas yang
dirancang secara sistematis serta terciptanya lingkungan belajar yang aktif dan
produktif.

3. Meningkatkan Kemampuan Berpikir secara Sistematis

Karakteristik utama pendekatan saintifik adalah tahapan pembelajaran yang berjalan


dengan berurutan dan sistematis. Hal itulah yang mendorong siswa untuk mulai berpikir
secara sistematis serta perlahan meningkatkan kemampuannya, baik itu, dalam
memahami sebuah masalah, maupun saat menyelesaikan masalah.

4. Meningkatkan Pemahaman Konsep

Pada praktiknya, pendekatan saintifik mengarahkan kegiatan belajar secara mandiri


untuk menemukan dan mengembangkan konsep dari materi yang dipelajari. Siswa akan
dapat memperoleh konsep dan pemahaman secara bermakna melalui model
pembelajaran ini. Selain itu, para siswa tidak hanya menerima konsep dalam bentuk
hafalan saja, tapi mereka juga akan mendapatkan pemahaman lebih mendalam terhadap
konsep tersebut.

5. Meningkatkan Motivasi Belajar

Sebagai bentuk aktivitas belajar yang berpusat pada siswa, pendekatan ini diharapkan
mampu meningkatkan motivasi belajar para peserta didik. Sebab, kegiatan
pembelajaran yang mengharuskan para pelajar untuk lebih aktif dan inovatif ini, bisa
menciptakan suasana belajar baru yang tidak monoton, sehingga tidak mudah untuk
merasa bosan.

6. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Melalui pendekatan saintifik ini pun diharapkan dapat menghadirkan proses belajar
yang dapat memberikan stimulus kepada siswa agar lebih aktif dalam berkomunikasi
melalui penyampaian ide, diskusi dalam memecahkan masalah, diskusi pengolahan
data, hingga cara mengomunikasikan hasil belajar lewat lisan maupun tulisan.
Sementara itu, menurut Hosnan (2014) tujuan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik, yaitu

● Tujuan pertamanya adalah peserta didik diharapkan mampu meningkatkan


daya pikir, terutama dalam HOTS (high order thinking skill) keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
● Siswa dapat memecahkan masalah dengan berurutan dan terstruktur atau
secara sistematis.
● Suasana belajar yang dihadapi siswa dapat menyadarkan mereka, bahwa
belajar merupakan suatu kebutuhan.
● Siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik dan bermakna.
● Pendekatan saintifik ini pun dapat membuat siswa menyuarakan gagasan
dan ide mereka melalui tulisan maupun lisan.
● Lewat pembelajaran ini, karakter siswa juga dapat berkembang ke potensi
yang lebih maksimal.

Prinsip Pendekatan Saintifik

1. Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.


2. Aktivitas pembelajaran membentuk students self concept.
3. Dalam pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4. Pembelajaran memberikan ruang pada siswa untuk simulasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip dari materi yang sedang
dipelajari.
5. Pembelajaran mendorong terciptanya peningkatan kemampuan berpikir
peserta didik.
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi bagi siswa dan guru, yaitu motivasi
dalam belajar dan mengajar.
7. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan
dalam berkomunikasi.
8. Adanya proses validasi atau uji coba terhadap konsep, hukum, dan prinsip
yang dibangun siswa dalam struktur kognitifnya.

Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

1. Mengamati (Observing)

Langkah pertama pada model pembelajaran saintifik adalah proses mengamati. Para
siswa dapat memanfaatkan panca indra mereka untuk mengamati kejadian di sekitar
yang sesuai dengan apa yang akan dipelajari. Dalam praktiknya, siswa bisa mengamati
lingkungan secara langsung maupun dengan menggunakan multimedia pada berita dan
video.

2. Menanya (Questioning)

Kegiatan menanya tentunya adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk membuat
dan mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi yang dipelajari. Langkah ini
kerap berkaitan dengan diskusi dalam kelas tentang informasi yang belum dipahami,
informasi tambahan, maupun klarifikasi informasi yang belum jelas.

3. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting)


Langkah mengumpulkan informasi merupakan lanjutan dari menanya di tahap
sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini bisa dilakukan dengan menggali atau
mengumpulkan informasi dari beragam sumber dengan berbagai cara.

4. Mengolah/Menganalisis Data (Associating)

Langkah mengolah atau menganalisis data ini juga disebut sebagai tahap penalaran
siswa. Sebab, peserta didik harus melakukan proses berpikir secara logis dan sistematis
terhadap fakta yang dapat diamati dari data dan informasi yang telah dihimpun, guna
mendapatkan kesimpulan dalam bentuk ilmu pengetahuan yang baru.

5. Mengomunikasikan (Communicating)

Langkah terakhir, guru harus memberikan kesempatan kepada para siswanya untuk
mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah mereka lakukan. Peserta didik
dapat menyatakannya dalam bentuk laporan atau makalah yang di dalamnya berisi
bagan, diagram, atau grafik

C. Fungsi pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran

Pembelajaran berbasis pendekatan saintifik lebih efektif hasilnya dibandingkan


dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada
pembelajaran tradisional, retensi informasi dari tenaga pendidik sebesar 10% setelah 15
menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%. Pada pembelajaran berbasis
pendekatan saintifik, retensi informasi dari tenaga pendidik sebesar lebih dari 90%
setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50 - 70% (Musfiqon &
Nurdyansah, 2015). Penerapan pendekatan saintifik (ilmiah) dalam pembelajaran di
sekolah bertujuan untuk membiasakan siswa berfikir, bersikap, serta berkarya dengan
menggunakan kaidah dan langkah ilmiah. Proses pembelajaran menjadi lebih penting
dibandingkan hasil pembelajaran. Siswa mengalami lebih bermakna dibandingkan
hanya memahami. Model pembelajaran saintifik atau scientific approach ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman kepada siswa bahwa informasi dapat berasal dari mana
saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru saja. Tak hanya itu saja, model
pembelajaran saintifik juga memiliki fungsi lain, yaitu:

▪ Meningkatkan kemampuan intelektual siswa, khususnya kemampuan berpikir


tingkat tinggi atau dikenal dengan istilah higher order thinking skill (HOTS).
▪ Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah secara sistematik.
▪ Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa menganggap bahwa belajar
adalah suatu kebutuhan.
▪ Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
▪ Melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis
artikel ilmiah.
▪ Mengembangkan karakter siswa.

D. Contoh Pendekatan Saintifik dalam Kegiatan Pembelajara.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dalam dituangkan ke dalam beberapa


model pembelajaran berikut ini:

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah/ Problem Based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah yang sering disingkat PBM atau dalam bahasa
Inggris disebut Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang menyediakan
masalah-masalah nyata (kontekstual) sebagai sarana untuk mengembangkan
keterampilan menyelesaikan masalah bagi siswa. Melalui pembiasaan menyelesaikan
masalah-masalah nyata ini, diharapkan siswa mampu untuk berpikir kritis dalam
menyikapi setiap masalah yang dihadapi baik di dalam proses belajar di sekolah
maupun kehidupan sehari-hari sehingga secara bertahap siswa mampu mengembangkan
pengetahuannya. Langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran berbasis masalah
terdiri dari 5 (lima) tahapan yaitu:
a. Penyajian masalah nyata kepada peserta didik

b. Pengorganisasian proses penyelesaian masalah

c. Penyelidikan individual maupun kelompok

d. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah

e. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah

2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek/ Project Based Learning

Contoh pendekatan saintifik yang satu ini saat ini sangat populer dalam dunia
pendidikan. Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project-Based Learning adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek atau rangkaian kegiatan menghasilkan produk
dalam proses pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Aspek yang dikembangkan dalam model PBL adalah keterampilan
meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk
pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dihasilkan dalam proyek ini
boleh dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya,
dan lain sebagainya. Langkah model pembelajaran berbasis proyek ada 6 (enam) yang
kemudian dibagi lagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu:

a. Persiapan (ada 3 langkah)

Tahapan ini terdiri dari beberapa langkah yaitu: penentuan tema proyek,
Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek dan pengelolaannya, dan
penyusunan jadwal pelaksanaan

b. Pelaksanaan (ada 2 langkah)

Pada tahap pelaksanaan, siswa akan melakukan 2 langkah berikutnya yaitu


penyelesaian dengan fasilitasi dan monitoring guru; dan Penyusunan laporan dan
presentasi/publikasi hasil.

c. Evaluasi (1 langkah)

Langkah ketiga hanya terdiri dari satu langkah saja yaitu Evaluasi proses dan
hasil.

3. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah proses


pembelajaran yang menyajikan masalah-masalah tidak nyata atau hasil rekayasa guru
sebagai sarana untuk mengantarkan siswa menemukan sendiri pemecahan terhadap
masalah tersebut. Dengan menerapkan model pembelajaran menemukan ini, siswa
diharapkan mampu merumuskan dan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana,
bagaimana, dan mengapa serta dapat memberikan ruang untuk mengembangkan
keterampilan berpikir analitis dan keterampilan berimajinasi.

Ada 6 langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran penemuan ini, yaitu:

a. Mengajukan pertanyaan

b. Pernyataan/identifikasi masalah (hipotesis)

c. Pengumpulan data

d. Pengolahan/analisis data

e. Pembuktian

f. Menarik simpulan/generalisasi

4. Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri ini hampir sama dengan model pembelajaran


penemuan atau discovery learning. Model pembelajaran inkuiri adalah proses
pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk menemukan sendiri jawaban atas
masalah yang teliti karena inkuiri memiliki arti "bertanya tentang" atau "mencari
informasi". Dalam model pembelajaran inkuiri, siswa menemukan masalah bukan hasil
rekayasa seperti halnya pembelajaran penemuan yang menghadirkan masalah hasil
rekayasa guru.

Berikut tabel langkah pembelajaran, kegiatan belajar dan kompetensi yang


dikembangkan dalam pendekatan saintifik.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian pendekatan saintifik tidak hanya fokus pada bagaimana


mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau
eksperimen, tetapi juga mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
berpikir untuk mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
Bagi siswa, pendekatan saintifik berfungsi sebagai bentuk titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah
psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif). Melalui pendekatan ini
diharapkan siswa dapat menjawab rasa ingin tahunya melalui proses yang
sistematis sebagaimana langkah-langkah ilmiah. Proses pembelajaran dengan
pendekatan saintifik harus dipandu dengan kaidah-kaidah yang menonjolkan
dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan
tentang suatu kebenaran, serta menghindari intuisi, akal sehat, prasangka,
penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. Implementasi pendekatan
saintifik dalam pembelajaran melibatkan siswa secara aktif untuk
mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan hasil
penyelidikan.

Pada dasarnya, pemakaian model pembelajaran pendekatan saintifik ini


bertujuan supaya siswa sanggup menangani suatu masalah dan bisa
menemukan solusinya. Namun, titik penekanannya bukan dalam menemukan
solusi, tapi pada proses pendekatan saintifik, yaitu dalam menganalisis
(mengolah dan mengkomunikasikan). Pendekatan saintifik ini juga membuat
siswa tidak hanya menemukan solusi dari hafalan saja, melainkan juga
menemukan solusi dengan menggunakan otaknya (melalui penalaran),
sehingga dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut, siswa bisa menjadi seorang
pemecah masalah (problem solver) yang unggul di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Nurhakim, Model Pembelajaran Saintifik, 2022, Quipper Blog

Dr. I Wayan Suja, M.Si., Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran, 2021, Undiksha

Nita Oktifa, Pendidikan Saintifik dalam Proses Pembelajaran, 2022, Akupintar

M. Harris, Pendidikan Saintifik, 2022, Gramedia Blog

Muchlisin Riadi, Pengertian, Prinsip dan Langkah Pendekatan Saintifik, 2019, Kajian
Pustaka

You might also like