Professional Documents
Culture Documents
Makalah Ips 6 Kel 5
Makalah Ips 6 Kel 5
Disusun untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
Dosen Pengampu :
OLEH :
KELOMPOK 5
Pertama tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT,karena Rahmat dan Ridhonya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Faizal, S.Pd., M.Si dan
Ibuk Silvina Noviyanti, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep
Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah
ini. Kami juga ucapkan terima kasih kepada teman teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data data dalam pembuatan makalah ini. Dalam
kami menjelaskan tentang “keterampilan dasar IPS dengan pendekatan saintifik dalam
kegiatan pembelajaran.”
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang Belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
A. Pengertian Keterampilan
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Bersamaan dengan penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau scientific
aproach pada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang menarik
perhatian para pendidik akhir-akhir ini. Yang menjadi latar belakang pentingnya materi
ini karena produk pendidikan dasar dan menengah belum menghasilkan lulusan yang
mampu berpikir kritis setara dengan kemampuan anak-anak bangsa lain.
Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang
membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah
peserta didik, pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses
belajar mengajar, dan lain sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam
dunia pendidikan kitamerasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang
kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik, pendidik/guru,
manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, dan lain
sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita
adalah lemahnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah.
Dalam proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak peserta
didik yang ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka
miskin aplikatif
Sesuai fungsi pendidikan nasional tersebut terletak juga tanggung jawab guru
untuk mampu mewujudkannya melalui pelaksanaan proses pembelajaran yang
bermutu dan berkualitas. Salah satu strategi yang dapat dipergunakan guru
untuk memperbaiki mutu dan kualitasproses pembelajaran adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran Scientific dan Contextual Teaching and
Learning (CTL)
B. Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata konsep Dasar
ilmu pengetahuan sosial kuliah keterampilan dasar IPS dengan pendekatan saintifik
dalam kegiatan pembelajaran. Memahami pendekatan saintifik dan langkah proses
pembelajaran pendekatan saintifik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterampilan
1. Pengertian Keterampilan
Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak
dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdasarkan anak
didiknya. Kerangka berpikir demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapi
dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam
menjalankan tugasnya dalam berinteraksi dengan peserta didik ketika proses
pembelajaran berlangsung, terutama dalam pembelajaran IPS MI.
Keterampilan dasar yang harus dikembangkan dalam pembelajaran IPS menurut Banks
(Djodjo Suradisastra, 1993: 8) yaitu: keterampilan berpikir, keterampilan akademik,
keterampilan ilmiah, dan keterampilan sosial. makhluk sosial selalu hidup bersama dengan
sesamanya.
1. Keterampilan berfikir
Keterampilan berpikir merupakan salah satu keterampilan peserta didik yang
dikembangkan di sekolah. Santrock (2011) mengemukakan pendapatnya bahwa
berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam
memori.
2. Keterampilan akademik
kemampuan akademik merupakan suatu kemampuan yang berkaitan langsung dengan
mata pelajaran yang ada di sekolah atau mata kuliah yang ada di universitas. Sementara
itu, kemampuan non akademik merupakan hal-hal yang di luar dari akademik, seperti
melakukan les tambahan.
3. Keterampilan ilmiah
Keterampilan kerja ilmiah merupakan suatu proses yang dilakukan oleh siswa melalui
suatu metode ilmiah untuk mendapatkan pemecahan atau jawaban dari suatu
permasalahan.
4. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial adalah kecakapan apa pun yang mempermudah interaksi dan
komunikasi dengan orang lain. Dalam hal ini, aturan dan hubungan sosial diciptakan,
disampaikan, dan diubah secara lisan dan bukan lisan. Proses mempelajari keterampilan
ini disebut sosialisasi.
Dalam model ini, dirancang agar peserta didik diberikan ruang untuk bereksplorasi
terhadap materi pembelajaran. Mereka pun secara aktif dapat membangun konsep,
prinsip serta hukum dengan melalui kegiatan 5M, yaitu mengamati, menanya,
mengajukan (hipotesis), menghimpun data dengan beberapa cara dan teknik,
menganalisa, serta membuat kesimpulan dan mengomunikasikan konsep atau prinsip
yang telah ditemukan.Melalui model ini, siswa akan mendapatkan manfaat, seperti
mulai bisa menginvestigasi suatu permasalahan, penasaran (curiosity) atau ingin tahu
dan juga bisa menyusun konsep dari suatu pengalaman atau pengetahuan belajar yang
telah dilakukan. Hal-hal tersebut bisa menjadikan kegiatan belajar menjadi sesuatu yang
menyenangkan, bermakna, dan menantang.
Rusman (2015) Pendekatan saintifik adalah model belajar yang menyediakan ruang
pada siswa untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi materi yang dipelajari. Selain itu,
model pendidikan ini juga memberikan kesempatan pada para siswa untuk mengasah
kemampuan melalui kegiatan belajar yang telah dirancang oleh guru.
Dengan menerapkan pendekatan yang terpusat pada peserta didik ini. Diharapkan
kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif, melalui serangkaian aktivitas yang
dirancang secara sistematis serta terciptanya lingkungan belajar yang aktif dan
produktif.
Sebagai bentuk aktivitas belajar yang berpusat pada siswa, pendekatan ini diharapkan
mampu meningkatkan motivasi belajar para peserta didik. Sebab, kegiatan
pembelajaran yang mengharuskan para pelajar untuk lebih aktif dan inovatif ini, bisa
menciptakan suasana belajar baru yang tidak monoton, sehingga tidak mudah untuk
merasa bosan.
Melalui pendekatan saintifik ini pun diharapkan dapat menghadirkan proses belajar
yang dapat memberikan stimulus kepada siswa agar lebih aktif dalam berkomunikasi
melalui penyampaian ide, diskusi dalam memecahkan masalah, diskusi pengolahan
data, hingga cara mengomunikasikan hasil belajar lewat lisan maupun tulisan.
Sementara itu, menurut Hosnan (2014) tujuan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik, yaitu
1. Mengamati (Observing)
Langkah pertama pada model pembelajaran saintifik adalah proses mengamati. Para
siswa dapat memanfaatkan panca indra mereka untuk mengamati kejadian di sekitar
yang sesuai dengan apa yang akan dipelajari. Dalam praktiknya, siswa bisa mengamati
lingkungan secara langsung maupun dengan menggunakan multimedia pada berita dan
video.
2. Menanya (Questioning)
Kegiatan menanya tentunya adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk membuat
dan mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi yang dipelajari. Langkah ini
kerap berkaitan dengan diskusi dalam kelas tentang informasi yang belum dipahami,
informasi tambahan, maupun klarifikasi informasi yang belum jelas.
Langkah mengolah atau menganalisis data ini juga disebut sebagai tahap penalaran
siswa. Sebab, peserta didik harus melakukan proses berpikir secara logis dan sistematis
terhadap fakta yang dapat diamati dari data dan informasi yang telah dihimpun, guna
mendapatkan kesimpulan dalam bentuk ilmu pengetahuan yang baru.
5. Mengomunikasikan (Communicating)
Langkah terakhir, guru harus memberikan kesempatan kepada para siswanya untuk
mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah mereka lakukan. Peserta didik
dapat menyatakannya dalam bentuk laporan atau makalah yang di dalamnya berisi
bagan, diagram, atau grafik
Pembelajaran Berbasis Masalah yang sering disingkat PBM atau dalam bahasa
Inggris disebut Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang menyediakan
masalah-masalah nyata (kontekstual) sebagai sarana untuk mengembangkan
keterampilan menyelesaikan masalah bagi siswa. Melalui pembiasaan menyelesaikan
masalah-masalah nyata ini, diharapkan siswa mampu untuk berpikir kritis dalam
menyikapi setiap masalah yang dihadapi baik di dalam proses belajar di sekolah
maupun kehidupan sehari-hari sehingga secara bertahap siswa mampu mengembangkan
pengetahuannya. Langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran berbasis masalah
terdiri dari 5 (lima) tahapan yaitu:
a. Penyajian masalah nyata kepada peserta didik
Contoh pendekatan saintifik yang satu ini saat ini sangat populer dalam dunia
pendidikan. Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project-Based Learning adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek atau rangkaian kegiatan menghasilkan produk
dalam proses pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Aspek yang dikembangkan dalam model PBL adalah keterampilan
meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk
pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dihasilkan dalam proyek ini
boleh dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya,
dan lain sebagainya. Langkah model pembelajaran berbasis proyek ada 6 (enam) yang
kemudian dibagi lagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu:
Tahapan ini terdiri dari beberapa langkah yaitu: penentuan tema proyek,
Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek dan pengelolaannya, dan
penyusunan jadwal pelaksanaan
c. Evaluasi (1 langkah)
Langkah ketiga hanya terdiri dari satu langkah saja yaitu Evaluasi proses dan
hasil.
a. Mengajukan pertanyaan
c. Pengumpulan data
d. Pengolahan/analisis data
e. Pembuktian
f. Menarik simpulan/generalisasi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dr. I Wayan Suja, M.Si., Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran, 2021, Undiksha
Muchlisin Riadi, Pengertian, Prinsip dan Langkah Pendekatan Saintifik, 2019, Kajian
Pustaka