You are on page 1of 36

LAPORAN AKHIR KEGIATAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS

MERDEKA
STUDI INDEPENDEN

PENGEMBANGAN MODEL INOVATIF PELAYANAN PUBLIK UNTUK


MEWUJUDKAN ADMINISTRASI YANG RESPONSIF DAN
BERKUALITAS DI DESA TIMBUOLO KOTA GORONTALO

Disusun oleh:
Kelompok IV
1. Abd Mamat Bidjuni (202110001)
2. Imran Opi (202110020)
3. Bayu Anwar (202110007)
4. Fatma Djama (202110011)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ADMINISTRASI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS BINA TARUNA GORONTALO
2024
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA STUDI


INDEPENDEN MANDIRI

Disusun Oleh:
Kelompok IV
1. Abd Mamat Bidjuni (202110001)
2. Imran Opi (202110020)
3. Bayu Anwar (20211000)
4. Fatma Djama (202110011)

Gorontalo, 22 Januari 2023


Disetujui dan Disahkan Oleh:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Lutfiah Bakari S.E, M.AP Yahya Antu S.AB. M.Si


NIDN. NIDN.

Mengetahui
Dekan Fakultas Administrasi dan Ilmu Sosial

Kurniadi K. Hasan, S.E, M.AP


NIDN.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan judul
"Pengembangan Model Inovatif Pelayanan Publik untuk Mewujudkan
Administrasi yang Responsif dan Berkualitas". Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat akhir kegiatan studi/proyek independen program
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, penyusunan laporan ini tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Dosen Pembimbing: Terima kasih atas bimbingan, arahan, dan masukan


yang sangat berharga dari dosen pembimbing kami (Yahya Antu S.Ab,
M.Si), yang telah dengan sabar memberikan petunjuk dan dorongan
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Rektor UNBITA, Dekan FAIS dan Kaprodi Administrasi Publik:
Terima kasih atas bimbingan, arahan dan dukungan yang diberikan,
sehingga program MBKM untuk studi/proyek indepeden ini dapat berjalan
lancar dan baik.
3. Rekan-rekan Kelas: Terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan yang
telah saling berbagi pengetahuan dan pengalaman selama proses
pembelajaran. Semoga laporan ini dapat menjadi kontribusi positif bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Sistem Informasi Manajemen
dan pengalaman pelaksanaan program MBKM untuk studi/proyek
independen.
4. Pihak-pihak yang Turut Serta Mendukung: Ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada pihak-pihak yang turut serta mendukung dalam
penyusunan laporan ini.

iii
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan semoga dapat memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan pengimplementasian program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka di berbagai sektor pemerintahan dan swasta.

Meskipun penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki,


namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk perbaikan
selanjutnya.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan


hidayah-Nya kepada kita semua...Aamiin.

Gorontalo, 5 Februari 2024

Penulis
Kelompok IV

iv
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan..............................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Studi/Proyek Indenpenden.........................................................3
1.3 Manfaat Studi/Proyek Indenpenden.......................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................4
2.1 Teori Administrasi Publik......................................................................4
2.2 Teori Manajemen Sumber Daya Manusia..............................................8
2.3 Teori Pelayanan Publik.........................................................................11
BAB III METODE PELAKSANAAN.............................................................16
3.1 Metode Pelaksanaan..............................................................................16
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan............................................16
3.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................................16
BAB IV HASIL YANG DI CAPAI..................................................................16
4.1 Hasil Observasi dan Wawancara...........................................................17
4.2 Faktor-Faktor Penyebab Terjadi Pelayanan Publik untuk Mewujudkan
Administrasi yang Resfonsip dan Berkualitas......................................18
4.3 Rekomendasi.........................................................................................19

BAB V PENUTUP.............................................................................................22
5.1 Kesimpulan............................................................................................22
5.2 Saran.......................................................................................................2
BAB VI REFLEKSI DIRI................................................................................20
6.1 Hal Positif MBKM................................................................................20
6.2 Mengatasi Kekurangan Soft Skills........................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22
LAMPIRAN.......................................................................................................25

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Program Studi/Proyek Indenpenden Fakultas
Administrasi dan Ilmu Sosial Universitas Bina Taruna Gorontalo T.A.
2023/2024.........................................................................................25

vi
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pelayanan publik saat ini merupakan isu penting dalam penyedian layanan
publik di Indonesia dimana kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju dan fokus kompetisi global yang semakin ketat.
Menurut Sinambela (2010:42) pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa
aktual dalam berbagai aspek kelembagaan. Bukan hanya pada organisasi bisnis,
tetapi telah berkembang lebih luas pada tatanan organisasi pemerintah.

Pelayanan yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi perhatian utama


dari organisasi publik. Keterbukaan informasi, jika dikaitkan dengan aktivitas
pelayanan, ikut mendorong masyarakat kian sadar tentang hak dan kewajibannya.
Harapan untuk bisa mendapatkan pelayanan yang terbaik tersebut kini juga mulai
digantungkan kepada organisasi pemerintahan. Menurut Prianto (2006)
terselenggaranya pelayanan publik yang baik, tergantung dari kondisi birokrasi di
suatu Negara. Kondisi birokrasi memberikan iklim tersendiri bagi
terselenggaranya pelayanan publik yang optimal. Pelayanan publik yang optimal
belum dapat direalisasikan di Indonesia. Perkembangannya pelayanan publik
memang selalu aktual untuk diperbincangkan. Pada dasarnya memang manusia
membutuhkan pelayanan. Konsep pelayanan ini akan selalu berada pada
kehidupan setiap manusia. Posisi masyarakat yang berubah menjadi warga Negara
membuat para penyedia pelayanan publik tidak hanya memposisikan masyarakat
sebagai konsumen, melainkan lebih jauh masyarakat juga dilibatkan dalam setiap
pengambilan keputusan.

Peran serta masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan ini


memungkinkan bagi penyedia layanan publik untuk lebih responsif. Hal utama
yang menjadi indikator bahwa penyedia layanan publik telah responsif terhadap
masyarakat adalah munculnya inovasi pelayanan. Menurut Mirnasari (2013:80)
2

konsep inovasi belum berkembang secara maksimal pada sektor publik. Hal ini,
dikarenakan kebanyakan organisasi sektor publik kurang tertantang karena berada
dalam iklim yang nonkompetitif dan bahkan tidak merasa bermasalah dalam hal
kelangsungan hidupnya. Maka, wajar jika konsep inovasi kurang berkembang
dalam sektor publik. Namun demikian, perubahan yang terjadi dalam proses
Administrasi Publik menuntut banyak hal lain turut berubah.

Kini, dengan segala kemajuan teknologinya maka konsep inovasi pelayanan


harus dikembangkan seiring dengan tuntutan masyarakat dan tantangan kemajuan
teknologi yang merupakan akumulasi dari penemuan pengetahuan manusia dari
masa lampau sampai dengan saat ini. Ini artinya, penemuan merupakan bagian tak
terpisahkan dari sejarah manusia. Penemuan-penemuan ini sebenarnya merupakan
bentuk asli dari dunia inovasi.

Kehadiran inovasi pada hakekatnya merupakan sesuatu yang natural dan


manusiawi terjadi. Dalam konteks pembangunan nasional, menurut Suwarno
(2008:1) inovasi di sektor publik menjadi mutlak karena Negara kita memerlukan
percepatan atau akselerasi dalam memajukan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat. Pada sektor publik, inovasi sangat juga diperlukan dalam
pengembangan suatu pelayanan publik. Inovasi hadir sebagai sebuah produk yang
baru dan sifatnya menggantikan cara yang lama. Ini artinya, setiap pelayanan
publik secara isi pada prinsipnya harus memuat sebuah inovasi baru.

Menurut Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi (Menpan) pada laman (www.menpan.go.id), tantangan inovasi saat ini
telah menunjukkan pada apakah jumlah inovasi yang diprediksi terus bertambah
setiap tahun bisa menjadi pengungkit percepatan peningkatan kualitas pelayanan
publik. Kondisi kekinian menunjukkan bahwa para penggiat inovasi pelayanan
publik satu sama lain belum terhubung dalam suatu jaringan kerja (network) yang
baik, sehingga potensi kekuatan inovasi yang dimunculkan tersebut belum
menjadi kekuatan riil untuk mendorong percepatan peningkatan kualitas
pelayanan publik.
3

Keberadaan inovasi pelayanan publik di Indonesia menjadi penting guna


memperbaiki kinerja pemerintah sehingga lebih efektif, efisien, dan memperkuat
legitimasi kepercayaan masyarakat. Selama ini, birokrasi pemerintah masih
menghadapi berbagai permasalahan yang berdampak pada buruknya kualitas
layanan publik. Permasalahan yang dimaksud seperti kerja birokrasi yang lambat,
korupsi, dan infrastruktur kurang memadai. Maraknya inovasi pelayanan publik
menjadi penanda positif yang dapat dibaca sebagai komitmen pemerintah untuk
memperbaiki kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik.

Pengembangan tampilan layanan publik yang unik seperti itu membutuhkan


kondisi yang menguntungkan, baik dari manajemen unit layanan dan dari
kepemimpinan Kementerian/Agensi dan Pemerintah Daerah, yang memungkinkan
inovasi untuk berkembang dan berkembang. Bagi unit pelayanan yang memiliki
kondisi yang kondusif sekaligus berperan dalam membangun dan menumbuh
kembangkan inovasi, perlu mendapatkan apresiasi disamping sebagai pengakuan
terhadap inovasi yang telah dilakukan, juga memotivasi unit pelayanan publik
yang lain berbuat yang serupa walaupun harus tidak sama (perlu modifikasi).
Untuk itu penulis mengambil judul “Pengembangan Inovatif Pelayanan Publik
Untuk Mewujudkan Administrasi Yang Responsif dan Berkualitas”.

Berdasarkan observasi awal dilapangan bahwa Pelayanan publik di Kantor


Desa Timbuolo cenderung kurang responsif terhadap kebutuhan dan pertanyaan
Masyarakat, sehingganya dapat terjadi Keterlambatan atau ketidakjelasan dalam
memberikan informasi dan layanan dapat menyebabkan ketidakpuasan
masyarakat dan menghambat proses administratif. Dan kemudian, adanya Proses
administratif di Kantor Desa Timbuolo mungkin terlalu manual dan kurang
efisien, memerlukan waktu yang lama untuk menangani permintaan dan
dokumen. Hal ini terjadinya keterlambatan proses administratif dapat
mengakibatkan penundaan dalam pelayanan dan pengambilan keputusan,
menyebabkan frustrasi di antara masyarakat. Selanjutnya, Kurangnya partisipasi
aktif dari masyarakat dalam proses pengambilan keputusan atau memberikan
masukan terhadap program pelayanan publik. Sehingganya ini menjadi dampak
4

pada Ketidakpartisipan masyarakat dapat menghambat pengembangan kebijakan


yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan membuat masyarakat kurang merasa
terlibat dalam pembangunan desa.

1.2 Tujuan Studi/Proyek Indenpenden

1. Meningkatkan responsivitas pelayanan publik di Kantor Desa Timbuolo


agar dapat merespon kebutuhan dan pertanyaan masyarakat dengan cepat
dan efisien.
2. Meningkatkan efisiensi proses administratif di Kantor Desa Timbuolo
melalui penggunaan teknologi dan otomatisasi, sehingga dapat
mempercepat penanganan permintaan dan dokumen.
3. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan dan memberikan masukan terhadap program pelayanan publik di
Kantor Desa Timbuolo.

1.3 Manfaat Studi/Proyek Indenpenden

1. Dengan meningkatnya responsivitas pelayanan publik, masyarakat akan


merasakan peningkatan dalam kualitas layanan yang diberikan oleh Kantor
Desa Timbuolo. Hal ini dapat meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan publik dan administrasi desa.
2. Pencapaian tujuan efisiensi administratif akan membawa manfaat dalam
bentuk peningkatan produktivitas dan percepatan proses administratif di
Kantor Desa Timbuolo. Hal ini dapat mengurangi beban kerja pegawai,
meminimalkan kekeliruan data, dan meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya.
3. Dengan meningkatkan partisipasi masyarakat, akan terjadi peningkatan
keterlibatan warga dalam proses pembangunan desa. Masyarakat yang
merasa terlibat akan lebih cenderung mendukung kebijakan dan program
pelayanan publik, menciptakan kemitraan yang lebih erat antara pemerintah
desa dan masyarakatnya.
5

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Administrasi Publik

2.1.1 Pengertian Administrasi

Adapun pembahasan tentang administrasi bisa kita temui di setiap


kegiatan maupun Perusahaan yang di karenakan poin ini merupakan salah satu
keginaan yang banyak di gunakan di bagian-bagian seperti pembuatan surat
menyurat dan masih banyak lagi, dan kemudian ada beberapa pendapat para ahli
yang dikutip oleh (Ley, 2011) yaitu :

Menurut Herbert A. Simon dalam (Hindrajid, Widodo, & Nugroho, 2016)


bahwa “administrasi sebagai aktivitas kelompok (orang) yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan”.

Menurut Moh. Rifai dalam (Hindrajid et al., 2016) menjelaskan bahwa


“administrasi merupakan suatu bantuan agar suatu usaha dapat berjalan dengan
lancar dalam upaya untuk mencapai tujuan dengan tanpa menghambur-hamburkan
sumber- sumber yang tersedia.

Menurut Sondang P. Siagian dalam (Hindrajid et al., 2016) mendefisinikan


“pengertian administrasi adalah sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua
orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnnya”.

2.1.2 Pengertian Administrasi Publik

Berbicara tentang administrasi dalam sebuah organisasi suodah tidak asing


lagi kita dengar dalam hal melakukan segalaga kegiatan dalam organisasi maupun
Perusahaan. Adappun beberpa pendapat yaitu :

Administrasi publik, menurut Chandler dan Plano dalam Keban (2014: 3)


adalah Proses yang dikendalikan oleh sumber daya publik dan staf diatur dan
6

diselaraskan untuk merancang, menerapkan, dan mengelola keputusan kebijakan


publik. Kedua penulis juga mendefinisikan administrasi publik sebagai seni dan
ilmu yang bertujuan untuk mengatur urusan publik dan melakukan tugas-tugas
yang ditetapkan. Dan, sebagai disiplin, administrasi publik mencoba untuk
memecahkan masalah publik dengan meningkatkan atau menyempurnakan praktik
organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan. (Azizah, 2010)

McCurdy dalam Keban (2014: 3) mengemukakan bahwa Administrasi


publik dapat dilihat sebagai perspektif politik, yaitu, salah satu teknik
pemerintahan negara, serta pendekatan prinsip untuk melaksanakan berbagai
tanggung jawab resmi. Dengan kata lain, administrasi publik melibatkan
manajemen dan politik. Asumsi ini dapat menyebabkan kebingungan tentang
makna dan lingkup administrasi publik. (Azizah, 2010)

1.2.3 Ruang Lingkup Administrasi Publik

Harus di akui jika jangkauan dari administrasi publik yang saling


berhubungan yang berkaitan dengan berkembangnya kebutuhan serta
perubahan masalah yang dihadapi masyarakat yang terus berubah-ubah. Ada
sebuah cara guna mengetahui ruang lingkup administrasi publik di suatu Negara
yaitu dengan mengobservasi apa saja jenis lembaga yang dimiliki pada
suatu Negara tersebut baik lembaga departemen maupun non departemen yang
dimiliki suatu Negara tersebut. Cakupan yang dinamis ini dapat dipelajari sebagai
literatur khususnya administrasi publik. Beberapa buku terkemuka memberikan
ruang lingkup administrasi publik sebagai berikut:

Rosenbloom and Kravchuk (2005) juga menyampaikan pendapatnya


mengenai ruang lingkup administrasi publik, yang dikutip oleh (Mustanir et al.,
2022) sebagai berikut:
1. Lingkungan
Lingkungan mengacu pada segala sesuatu yang ada di sekitar suatu
organisasi atau entitas, termasuk faktor eksternal seperti sosial, ekonomi, politik,
alam, dan budaya yang dapat mempengaruhi organisasi.
7

2. Organisasi baik menyangkut struktur maupun prosesnya


Ini merujuk pada bagaimana suatu organisasi diatur (struktur) dan
bagaimana operasinya dilakukan (proses). Hal ini mencakup hubungan antar
bagian organisasi, peran individu, dan cara organisasi mencapai tujuannya.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
Ini adalah disiplin manajemen yang berfokus pada pengelolaan sumber
daya manusia dalam organisasi, termasuk rekrutmen, seleksi, pelatihan,
pengembangan, kompensasi, dan perawatan karyawan.
4. Anggaran Pengambilan Keputusan
Ini merujuk pada proses perencanaan dan alokasi sumber daya yang
melibatkan pengambilan keputusan dalam organisasi. Anggaran membantu
organisasi mengalokasikan dana dengan bijak untuk mencapai tujuannya.
5. Analisis Kebijakan Publik dan Evaluasi Implementasinya
Ini adalah proses yang melibatkan penelitian dan analisis kebijakan publik
serta evaluasi cara implementasi kebijakan tersebut memengaruhi masyarakat dan
tujuan yang ingin dicapai.
6. Aspek Regulasi Administrasinya
Ini mencakup segala hal terkait dengan regulasi dan aturan yang mengatur
administrasi pemerintah atau organisasi, termasuk peraturan hukum, prosedur, dan
ketentuan administrasi.
7. Kepentingan Publik
Ini merujuk pada kepentingan atau kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan, yang harus menjadi fokus dalam pengambilan keputusan pemerintah
atau organisasi untuk memastikan kesejahteraan masyarakat.
8. Demokrasi
Ini adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan dan otoritas pemerintah
berasal dari rakyat, yang memungkinkan warga negara berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan.
9. Akuntabilitas
8

Ini adalah kewajiban individu atau organisasi untuk bertanggung jawab


atas tindakan dan keputusan mereka. Akuntabilitas mencakup transparansi,
pertanggungjawaban, dan pelaporan.
10. Etika
Etika merujuk pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang
membimbing perilaku individu atau organisasi. Ini mencakup pertimbangan
tentang apa yang benar dan salah dalam tindakan dan keputusan.

1.2.4 Dimensi-Dimensi Strategik Administrasi Publik

Menurut Keban (2008) mengatakan bahwasanya beliau telah memudahkan


administrasi publik yang sangat luas dalam 6 (enam) dimensi strategik
administrasi publik, di mana setiap dimensi adalah sangat penting menentukan
dalam mencapai matlamat atau tujuan. Yang dikutip oleh (Pramesti, 2018) yaitu :
1) Dimensi Kebijakan
Kebijakan publik sebagai tindakan pemerintah dalam mengatasi
permasalahan dengan mengarahkan perhatian pada “siapa mendapatkan apa,
kapan, dan bagaimana”. Oleh karena itu, kebijakan publik terdiri dari beberapa
tahapan, antara lain penetapan agenda kebijakan, perumusan kebijakan, adopsi
kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.
2) Dimensi Struktur Organisasi
Struktur birokrasi menyangkut bagaimana aktivitas organisasi disusun atau
diformalkan untuk membantu pemimpin dalam mencapai tujuannya secara efektif
dan efisien. Struktur organisasi dapat bermacam-macam bentuknya, seperti
struktur sederhana, birokrasi mesin, birokrasi profesional, struktur divisi, dan
struktur adhokrasi. Merancang struktur organisasi yang efektif dan efisien tidaklah
mudah karena sifat lingkungan yang bervariasi.
3) Dimensi Manajemen
Dimensi Manajemen publik melibatkan penerapan prinsip-prinsip
manajemen dalam rangka menjalankan kebijakan publik. Ini melibatkan aspek-
aspek umum dalam sebuah organisasi, menggabungkan fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian di satu sisi, dengan pengelolaan
9

sumber daya manusia, keuangan, aset fisik, informasi, dan dinamika politik di sisi
lainnya.
4) Dimensi Etika
Administrasi publik selalu mengingatkan tentang etika karena etika
dianalogkan sebagai sistem sensor pada administrasi publik. Etika dalam
administrasi publik lebih dikenal dengan administrative responsibility dan di
Indonesia lebih dikenal dengan Kode Etik. Dasar kode etik bagi administrator
publik di Indonesia adalah Pancasila seta norma etika yang bersifat universal
sebagai penuntun tingkah lakunya.
5) Dimensi Lingkungan
Lingkungan dapat dijelaskan sebagai semua elemen di luar suatu
organisasi yang memiliki potensi untuk memengaruhi organisasi tersebut.
Beberapa faktor yang tergolong dalam elemen-elemen di luar organisasi tersebut
mencakup kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan juga lingkungan
khusus.
6) Dimensi Akuntabilitas Kinerja
Perwujudan komitmen dari akuntabilitas publik ditunjukkan dalam bentuk
kinerja, baik kinerja institusi maupun kinerja administrator publik. Penilaian
kinerja dilakukan dengan membandingkan antara pencapaian dengan standar yang
ada sehingga dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan produktivitas.

2.2 Teori Manajemen Sumber Daya Manusia

2.2.1 Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen meknurut Marwansyah yaitu pendayagunaan sumber


daya manusia di dalam organisasi yang dilakukan melalui fungsi-fungsi
perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembanagan
sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian
kompensasi dan kesejahtraan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta hubungan
industrial.(Flippo, 2017)
10

Robbins, Coulter et al (2018) dalam bukunya berpendapat bahwa


manajemen merupakan proses melibatkan koordinasi dan pengawasan kegiatan
kerja orang lain, sehingga kegiatan mereka dapat diselesaikan secara efisien dan
efektif. Seorang manajer harus bisa melibatkan dan memastikan bahwa, aktivitas
kerja diselesaikan secara efisien dan efektif oleh karyawan yang bertanggung
jawab dalam melakukannya.(Dr. Vladimir, 2014)

Manajemen penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia.


Keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia yang
bekerja pada media penyiaran tersebut. Namun demikian, kualitas manusia saja
tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan pimpinan media penyiaran
mengelola sumber daya manusia yang ada. Karena itu manajemen yang baik
mutlak diperlukan pada media penyiaran. Sebagaimana organisasi dan perusahaan
lain, media penyiaran menggunakan manajemen dalam menjalankan kegiatannya.
(Morisson, 2014)

2.2.2 Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja


sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan
yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya. Pengertian sumber daya manusia makro secara umum terdiri dari
dua yaitu SDM makro yaitu jumlah penduduk dalam usia produktif yang ada di
sebuah wilayah dan SDM mikro dalam arti sempit yaitu individu yang bekerja
pada sebuah institusi atau perusahaan.

Adanya pelaksanaan sumber daya manusia di suatu organisasi atau


perusahaan dikelola oleh seorang manajer menggunakan ilmu manajemen.
Manajemen secara bahasa berarti penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran, yang jika digabungkan dengan manajemen sumber daya
manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan berarti penggunaan sumber daya
manusia secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan pun
11

organisasi dengan memerhatikan fungsi manajemen ataupun fungsi


operasionalnya. (Yoon, 2012)

Menurut Sulistyowati (2021) SDM merupakan manusia yang dipekerjakan


di sebuah instansi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai
tujuan organisasi.(Oliver, 2021)

Wibowo (2017) menyatakan bahwa sumber daya manusia merupakan suatu


perencanaan pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pemisahan
tenaga kerja dalam rangka tercapainya tujuan organisasi.(richard oliver dalam
Zeithml., 2021)

2.2.3 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut (Flippo, 2017) Manajemen Sumber Daya Manusia di sebut


manajemen personalia yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan dan
pemutusan hubungna kerja, pengembangan kompensasi, integratis, pemeliharaan
dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai
sasaran perorangan, organisasi dan masyarakat.

Menurut Drs. Malayu S. P Hasibuan dalam bukunya, mendefinisikan


MSDM sebagai ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat.

Menurut Gauzali, MSDM merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan


organisasi, agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), agar
keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka
lakukan.

Sedangkan menurut Edwin B. Flippo, MSDM adalah perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
12

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan,


dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan individu, karyawan, dan
masyarakat. (SUSAN, 2019)

2.2.4 Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Sedarmayanti mengemukakan berkaitan tentang ruang lingkup manajemen


sumber daya manusia (SDM) berdasarkan masa pelaksanaannya dan tugas
pengembangan, ke dalam beberapa bagian yang dikutip oleh (SUSAN, 2019) di
antaranya sebagai berikut:

1. Pre Service Training (Pelatihan Pra Tugas) : Pelatihan yang diberikan


kepada calon karyawan yang akan memulai untuk bekerja, atau karyawan
baru yang bersifat pembekalan, agar mereka dapat melaksanakan tugas
yang nantinya dibebankan kepada mereka.
2. In Service Training (Pelatihan dalam Tugas) : Pelatihan dalam tugas yang
dilakukan untuk karyawan yang sedang bertugas dalam organisasi dengan
tujuan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Post Service Training (Pelatihan Purna/Pasca Tugas) : Pelatihan yang
dilaksanakan organisasi untuk membantu dan mempersiapkan karyawan
dalam menghadapi pensiun.

2.3 Teori Pelayanan Publik

2.3.1 Pengertian Pelayanan

Hal yang dasar dalam Pelayanan ialah kegiatan atau urutan kegiatan yang
tidak terlihat yang terjadi sebagai hasil dari interaksi antara pelanggan dan
karyawan atau layanan lain yang ditawarkan oleh organisasi penyedia layanan
untuk memecahkan masalah konsumen atau pelanggan.

Dalam pengertian lain, menurut Moenir (2015: 27) pelayanan hakikatnya


adalah serangkaian kegiatan, karena itu merupakan proses. Sebagai proses,
13

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh


organisasi dalam Masyarakat.

Menurut Sampara Lukman yang dikutip oleh Sinambela (2014 :5),


pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediakan kepuasaan pelanggan. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani.
(Han & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, 2019)

Moenir Mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan


melalui aktivitas orang lain secara langsung.Standar dalam pelyanan adalah
ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik.
Dalam standar pelayanan ini juga terdapat baku mutu pelayanan. Adapun mutu
merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang
menginginkan. (Wahyudi, 2016)

2.3.2 Pengertian Publik

Dalam proses perkembangan ilmu administrasi publik, maka konsep dari


kata “publik” bermakna lebih luas daripada hanya bermakna “government”
(pemerintah saja), seperti keluarga, rukun tetangga, organisasi non pemerintah,
asosiasi, pers, dan bahkan dalam bentuk organisasi sektor swasta. Dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, maka lebih mendalam lagi Frederickson
(1997: 31-52) membedakan antara berbagai perspektif dalam mendefinisikan kata
publik tersebut, yang dikutip Oleh (Maulidah, 2014) di antaranya Sebagai Berikut.

1. Publik diartikan sebagai suatu kelompok kepentingan (perspektif pluralis).


Dalam perspektif pluralis, publik dipahami sebagai kelompok kepentingan
sebagaimana yang dikembangkan oleh para ilmuwan politik. Kepentingan
(interest) dan kebutuhan dari unsur publik dapat disalurkan sedemikian
rupa oleh berbagai bentuk kelompok kepentingan, baik dalam bentuk
artikulasi kepentingan maupun dalam bentuk agregasi kepentingan. Dalam
14

demokrasi majemuk, sebuah atau beberapa kelompok kepentingan akan


melakukan aliansi dengan berbagai partai politik untuk mengartikulasikan
kepentingannya.
2. Publik sebagai pemilih rasional (perspektif pilihan publik).
menggambarkan pandangan bahwa masyarakat atau warga negara dalam
suatu sistem demokratis dianggap membuat keputusan politik mereka
dengan cara yang cerdas dan logis, mirip dengan bagaimana mereka
membuat keputusan ekonomi. Ini menciptakan dasar bagi analisis
kebijakan publik yang mempertimbangkan interaksi antara pemerintah dan
warga negara dari sudut pandang ekonomi dan teori pemilihan rasional.
3. Publik sebagai pihak yang diwakili (perspektif perwakilan). Perspektif dari
perwakilan (legislative), yang melihat publik sebagai suatu pihak yang
diwakili oleh elected officials (politisi). Dalam perspektif politik,
kepentingan dari publik diasumsikan telah diwakili oleh wakilnya yang
duduk di lembaga-lembaga perwakilan. Kelemahan utama perspektif ini
adalah pada kenyataannya politisi tidak mampu untuk menyuarakan
berbagai bentuk dari kepentingan publik, dan politisipun tidak pernah
untuk mau melibatkan unsur masyarakat di dalam suatu perumusan
kebijakan, yang berorientasi pada suatu penyelesaian permasalahan sesuai
dengan hakekat dari suatu kebijkan yang dibuat oleh pemerintah, yakni
untuk menjawab permasalahan.
4. Publik sebagai unsur pelanggan (perspektif penerima pelayanan publik).
Dalam perspektif ini melihat publik sebagai unsur pelanggan (customer)
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh institusi birokrasi publik.
Lipsky telah mengembangkan suatu konsep street-level bureaucracy,
untuk menunjukkan adanya interaksi yang sangat erat antara apparat
penyelenggara pelayanan publik dengan unsur masyarakat yang dilayani.
5. Publik sebagai warganegara, dalam perspektif ini melihat publik sebagai
unsur warganegara. Sebagai warganegara, tentunya seseorang tidak hanya
akan mewakili kepentingan individunya saja namun juga untuk
15

kepentingan publik. Model-model dari partisipasi public dalam proses


pengambilan keputusan akan lebih banyak menerapkan perspektif ini.

2.3.3 Pengertian Pelayanan Publik

Adapun pendapat dari Sinambela (2011:5) pelayanan publik adalah


Organisator negara memuaskan keinginan dan kebutuhan rakyat. Tentu saja,
masyarakat membentuk negara untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Bahkan, negara dalam situasi ini, pemerintah (bureaucratic), harus mampu
memenuhi persyaratan warga negara. Kebutuhan dalam situasi ini bukanlah
kebutuhan individu, tetapi seperangkat kebutuhan nyata yang diharapkan oleh
masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. (Fauzi, 2019)

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)


keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut
Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai pelayanan. Yang dikutip
oleh (Sagita, 2012) yaitu :

a. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan


oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang–
undangan.
b. Penyelenggaraan adalah pelayanan Publik adalah Instansi Pemerintah.
c. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja satuan
organisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun
Daerah termasuk Badan Usaha Milik Daerah.
d. Unit penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi
Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima
pelayanan publik.
16

e. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/ pegawai instansi pemerintah


yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang- undangan.
f. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah
dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah.
17

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan studi/proyek independen ini dilaksanakan di desa
timbuolo yang dilaksanakan dengan cara observasi atau mendatangi langsung
kantor Desa, melakukan wawancara dengan Lurah, Sekretaris dan perangkat
kelurahan lainnya, mengumpulkan data-data, dan melakukan analisis terhadap
pelayanan dan program-program pemerintah kelurahan termasuk salah satunya
program model inovatif pelayanan yang responsif. Penulis memfokuskan
pengamatan dan analisis pada salah satu Pengembangan Pelayanan Publik untuk
Mewujudkan Administrasi Responsif. Oleh karena itu, penulisan laporan ini
dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan ini
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang
diteliti atau diamati.
3.2 Lokasi Pelaksanaan dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan studi independen yaitu di Desa Timbuolo Kota Gorontalo.
Waktu pelaksanaan Pada hari Jum at pada Tanggal 19 Januari 2024, pada jam 09:00
sampai selesai jam 11:00.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam studi independen ini diperoleh melalui:
1. Observasi : Kelompok kami melakukan observasi secara langsung ke
lokasi. Observasi dilakukan secara komprehensif atas pelayanan dan
program-program Pemerintah di Desa Timbuolo.
2. Wawancara dan Dokumentasi : Teknik wawancara yang digunakan
adalah ketemu secara langsung dengan Sekretaris, Proses wawancara
dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi terkait dengan proses
pengembangan pelayanan publik dan yang ada kaitannya dengan objek
kajian. Selain itu, teknik dokumentasi digunakan untuk mendukung data dan
informasi di lokasi pelaksanaan studi independen. Dokumentasi yang
dilakukan berupa pengadministrasian data dan pengambilan gambar objek
pelaksanaan studi independen.
18

BAB IV
HASIL YANG DICAPAI

4.1 Hasil Observasi Dan Wawancara

Observasi pertama dilaksanakan pada hari Jum at, 09-01-2024 yaitu


melakukan wawancara pada aparat yang ada di Desa Timbuolo, hasil wawancara
di antaranya adalah:
Menurut sekertaris desa timbuolo, bahwa bahwa seluruh pelayanan yang
ada di kantor Kelurahan Timbuolo sudah sesuai prosedur yaitu melalui
aplikasi sistem informasi digital Kami menyadari adanya
ketidakresponsifan dalam pelayanan di Kantor Desa Timbuolo. Faktor
utama yang menyebabkannya adalah kurangnya sistem komunikasi yang
efisien dan penggunaan teknologi yang terbatas. Diantaranya seperti
website DPMPTSP yang Sehingganya ini menjadi Kami telah memahami
pentingnya perubahan ini dan sedang mengevaluasi implementasi aplikasi
seluler untuk memudahkan akses informasi dan mempercepat respons
terhadap permintaan masyarakat. Rencana kami melibatkan penerapan
aplikasi seluler yang dapat diakses oleh masyarakat untuk mengajukan
pertanyaan, memberikan umpan balik, dan mendapatkan informasi terkini.
Kami juga sedang mengadakan pelatihan untuk pegawai desa guna
memperkuat keterampilan teknologi mereka dan memastikan pelayanan
yang lebih responsif di masa depan.
Observasi pertama dilaksanakan pada hari Jum at, 09-01-2024 yaitu
melakukan wawancara pada aparat yang ada di Desa Timbuolo, hasil wawancara
di antaranya adalah:
Menurut sekertaris desa timbuolo, terlihat bahwa Kami mengakui
ketidakefisienan dalam proses administratif kami, terutama terkait dengan
penanganan dokumen dan prosedur manual yang masih dominan. Kendala
utama melibatkan kebingungan dalam pemrosesan dokumen dan
koordinasi antar unit kerja. Kami sedang mencari cara untuk
memodernisasi proses ini dengan memperkenalkan sistem manajemen
19

dokumen digital dan pelatihan intensif untuk meningkatkan keterampilan


pegawai desa. Rencana kami termasuk mengadopsi sistem manajemen
dokumen digital yang memungkinkan kolaborasi dan pengelolaan
dokumen secara efisien. Selain itu, kami akan mengoptimalkan
penggunaan teknologi untuk mengotomatisasi tugas-tugas administratif
rutin guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kesalahan.
Observasi pertama dilaksanakan pada hari Jum at, 09-01-2024 yaitu
melakukan wawancara pada aparat yang ada di Desa Timbuolo, hasil wawancara
di antaranya adalah:
Mernurut sekertaris desa timbuolo, terlihat bahwa Kami mengakui bahwa
partisipasi masyarakat saat ini belum mencapai tingkat yang diharapkan.
Salah satu hambatan utama adalah kurangnya transparansi dalam proses
pengambilan keputusan. Kami sedang merancang strategi untuk lebih
melibatkan masyarakat melalui forum daring dan pertemuan langsung
guna mendengarkan aspirasi dan masukan mereka. Rencana kami
termasuk meningkatkan transparansi dengan menyelenggarakan forum
daring secara teratur, serta mengumpulkan umpan balik melalui survei
daring. Kami juga akan lebih proaktif dalam menyampaikan informasi
terkait kebijakan dan proyek desa kepada masyarakat secara transparan
dan terbuka, sehingga mereka merasa lebih terlibat dalam pembangunan
desa.

4.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadi Pelayanan Publik untuk Mewujudkan


Administrasi yang Resfonsip dan Berkualitas

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terciptanya pelayanan publik


yang responsif dan berkualitas dalam mewujudkan administrasi yang efektif.
Berikut beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan:

1. Kepemimpinan yang Kuat: Kepemimpinan yang efektif dan berorientasi


pada pelayanan publik sangat penting. Kepala instansi atau pejabat publik
yang memiliki komitmen tinggi terhadap pelayanan yang berkualitas dan
responsif akan mendorong perubahan dan inovasi di dalam organisasi.
20

2. Pengembangan Keterampilan dan Kapasitas: Meningkatkan keterampilan


dan kapasitas pegawai dalam memberikan pelayanan publik yang
berkualitas sangat penting. Pelatihan reguler, pengembangan profesional,
dan peningkatan kompetensi teknis merupakan langkah-langkah penting
dalam memastikan bahwa pegawai memiliki keterampilan yang diperlukan
untuk menangani kebutuhan masyarakat dengan efektif.
3. Penggunaan Teknologi Informasi: Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dapat mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan
publik. Penggunaan aplikasi berbasis digital, portal web, dan sistem
manajemen informasi dapat mempermudah akses masyarakat terhadap
layanan, mengurangi birokrasi, dan meningkatkan efisiensi administrasi.
4. Transparansi dan Akuntabilitas: Keterbukaan dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sangat penting untuk membangun
kepercayaan masyarakat. Institusi publik harus memberikan informasi yang
jelas dan mudah diakses tentang proses, kebijakan, dan hasil pelayanan yang
disediakan.
5. Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan,
implementasi, dan evaluasi pelayanan publik dapat membantu memastikan
bahwa layanan yang disediakan memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
Mekanisme partisipasi seperti forum masyarakat, survei kepuasan, dan
konsultasi publik dapat menjadi sarana efektif untuk mendengar suara dan
masukan dari masyarakat.
6. Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Berkelanjutan: Penting untuk memiliki
sistem pengukuran kinerja yang efektif dan evaluasi berkelanjutan terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan mengumpulkan data tentang
kinerja dan kepuasan pengguna secara teratur, institusi publik dapat
mengidentifikasi area-area untuk perbaikan dan memastikan bahwa
pelayanan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4.3 Rekomendasi
21

Berdasarkan uraian wawancara dan faktor-faktor hambatan dalam


pelaksanaan program Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Administrasi yang
Responsif dan Berkualitas, maka penulis dapat memberikan rekomendasi kepada
stakeholder maupun kepada pihak Kelurahan Timbuolo termasuk masyarakat di
lingkungan desa Timbuolo. Rekomendasi tersebut di antaranya.

1. Kurangnya Infrastruktur Teknologi: Infrastruktur teknologi yang kurang


memadai seperti ketersediaan internet yang terbatas atau rendahnya penetrasi
perangkat digital dapat menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan program
pelayanan publik digital.
2. Keterbatasan Keterampilan Teknologi Masyarakat: Masyarakat yang kurang
terampil dalam menggunakan teknologi atau memiliki akses terbatas ke
pelatihan teknologi dapat menghambat adopsi dan penggunaan aplikasi atau
platform digital untuk pelayanan publik.
3. Kurangnya Anggaran dan Sumber Daya: Kurangnya alokasi anggaran yang
memadai dan sumber daya manusia yang terlatih untuk pengembangan,
implementasi, dan pemeliharaan sistem pelayanan publik digital dapat menjadi
hambatan serius.
4. Ketidaksetaraan Akses: Ketidaksetaraan dalam akses terhadap teknologi dan
informasi antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta di antara kelompok
sosial ekonomi yang berbeda, dapat menghambat upaya untuk memberikan
pelayanan publik yang merata dan inklusif.
5. Ketidakpercayaan Terhadap Keamanan Data: Kekhawatiran masyarakat akan
keamanan data pribadi mereka dalam penggunaan aplikasi atau platform
digital dapat menghambat adopsi dan penggunaan pelayanan publik secara
online.
6. Regulasi yang Tidak Mendukung: Ketidaksesuaian atau ketidakterperincian
regulasi terkait privasi data, keamanan cyber, dan perlindungan konsumen
dapat menghambat pengembangan dan penggunaan aplikasi atau platform
pelayanan publik.
22

7. Kebijakan yang Tidak Konsisten: Ketidaksesuaian atau ketidakkonsistenan


dalam kebijakan pemerintah terkait digitalisasi pelayanan publik antara level
pemerintahan yang berbeda (pusat, daerah, lokal) dapat menghambat
koordinasi dan implementasi yang efektif.
8. Ketidakmampuan untuk Menangani Volume Pengguna yang Besar:
Kurangnya skalabilitas sistem atau infrastruktur digital untuk menangani
volume pengguna yang besar dapat mengakibatkan penurunan kualitas
pelayanan, penundaan, atau bahkan kegagalan sistem.
9. Perubahan Budaya Organisasi: Perubahan budaya organisasi yang diperlukan
untuk beralih dari model pelayanan konvensional ke model pelayanan digital
yang lebih responsif dan efisien dapat menjadi hambatan yang signifikan.
10. Ketidaksesuaian dengan Kebutuhan Pengguna: Kurangnya pemahaman
terhadap kebutuhan dan preferensi pengguna dalam pengembangan aplikasi
atau platform pelayanan publik dapat mengakibatkan ketidaksesuaian yang
mengurangi efektivitas dan penerimaan pengguna.
23

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Desa Timbuolo telah berhasil
meraih berbagai pencapaian yang mengesankan dalam pengembangan model
inovatif pelayanan publik. Melalui implementasi sistem pelayanan online yaitu :

1. Adanya ketidakresponsifan dalam pelayanan di Kantor Desa Timbuolo.


Faktor utama yang menyebabkannya adalah kurangnya sistem komunikasi
yang efisien dan penggunaan teknologi yang terbatas.
2. Ketidakefisienan dalam proses administratif kami, terutama terkait dengan
penanganan dokumen dan prosedur manual yang masih dominan. Kendala
utama melibatkan kebingungan dalam pemrosesan dokumen dan koordinasi
antar unit kerja.
3. Partisipasi masyarakat saat ini belum mencapai tingkat yang diharapkan.
Salah satu hambatan utama adalah kurangnya transparansi dalam proses
pengambilan keputusan.

5.2 Saran
1. Melibatkan penerapan aplikasi seluler yang dapat diakses oleh masyarakat
untuk mengajukan pertanyaan, memberikan umpan balik, dan mendapatkan
informasi terkini.
2. Mengadopsi sistem manajemen dokumen digital yang memungkinkan
kolaborasi dan pengelolaan dokumen secara efisien.
3. Meningkatkan transparansi dengan menyelenggarakan forum daring secara
teratur, serta mengumpulkan umpan balik melalui survei daring.

REFLEKSI DIRI

1) Pengalaman Positif dalam Studi/Proyek Independen:


 Mahasiswa dapat merinci proyek studi independen yang telah dijalani
selama perkuliahan dan menggambarkan hasil positif yang diperoleh. Ini
termasuk penguasaan materi secara lebih mendalam, pemahaman konsep
24

yang lebih baik, dan keterampilan praktis yang terkait dengan bidang studi
tertentu.
2) Manfaat Studi/Proyek Independen terhadap Pengembangan Soft
Skills:
 Mahasiswa dapat merinci bagaimana melibatkan diri dalam studi/proyek
independen telah meningkatkan keterampilan interpersonal, komunikasi,
dan kepemimpinan mereka. Misalnya, bekerja secara mandiri memperkuat
kemampuan manajemen waktu dan inisiatif diri.
 Pengalaman ini juga dapat meningkatkan kemampuan bekerja dalam tim,
terutama jika studi/proyek independen melibatkan kolaborasi dengan
sesama mahasiswa atau bahkan profesional di lapangan. Komunikasi
efektif dan kerjasama tim menjadi keterampilan yang semakin terasah.
3) Manfaat Studi/Proyek Independen terhadap Pengembangan
Kemampuan Kognitif:
 Mahasiswa dapat merincikan bagaimana studi/proyek independen telah
memperdalam pemahaman mereka dalam bidang studi tertentu. Ini
mencakup kemampuan analisis, sintesis informasi, dan pemecahan
masalah.
 Melalui proyek ini, mahasiswa dapat menunjukkan bagaimana mereka
mengatasi kendala, mencari solusi inovatif, dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis. Hal ini dapat memperkuat landasan kognitif
mereka dan meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap tantangan
akademis dan profesional.

4) Rencana Perbaikan/Pengembangan Diri, Karir, dan Pendidikan


Selanjutnya:
 Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana pengalaman studi/proyek
independen membantu mereka menetapkan tujuan dan arah karir masa
depan. Ini mungkin melibatkan pemahaman yang lebih baik tentang minat
mereka, keahlian yang ingin diperdalam, atau bidang pekerjaan yang
menjadi fokus.
 Dalam rencana ini, mahasiswa dapat merincikan bagaimana mereka
berencana untuk terus mengembangkan diri mereka melalui pendidikan
lanjutan, pelatihan tambahan, atau bahkan proyek independen berikutnya.
Rencana ini mencerminkan kesadaran mereka terhadap kekurangan yang
perlu diperbaiki dan langkah-langkah konkrit untuk mencapai tujuan
pribadi dan profesional mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, N. (2010). BAB II LANDASAN TEORI. Revista CENIC. Ciencias
Biológicas, 29(3), 1–26. file:///Users/andreataquez/Downloads/guia-plan-de-
mejora-institucional.pdf%0Ahttp://salud.tabasco.gob.mx/content/revista
%0Ahttp://www.revistaalad.com/pdfs/Guias_ALAD_11_Nov_2013.pdf
%0Ahttp://dx.doi.org/10.15446/revfacmed.v66n3.60060.%0Ahttp://
www.cenetec.

Dr. Vladimir, V. F. (2014). Robbins, Coulter et al (2018) dalam bukunya.


Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1(69), 5–24.

Fauzi. (2019). Bab II Landasan Teori tentang pelayanan. Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 1699.
https://repository.bsi.ac.id/repo/files/257506/download/File_10-BAB-II-
Landasan-Teori.pdf

Flippo. (2017). Penulis adalah Kasubbag Keuangan pada Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam UIN Antasari Banjarmasin.  113. Manajemen Sumber
Daya Manusia, 17 no 31(31), 113–124.
http://ejurnal.staialfalahbjb.ac.id/index.php/alfalahjikk/article/view/19

Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Pengertian
Pelayanan Umum. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Ley. (2011). Bab II Landasan Teori. 7–23.

Maulidah, S. (2014). Pelayanan Publik “Pelayanan Administrasi Terpadu


Kecamatan (PATEN)”. (M. S. Dr. H. RahyunirRauf (ed.)). CV. Indra
Prahasta, Bandung.

Morisson. (2014). Landasan Teori Manajemen.

Mustanir, A., Muhammad Rais Rahmat Razak, Koisin, E., Erfina, Mochamad
Rizki Fitrianto, Lestari, A., Rizkia, N. D., Aries Samudra Wicaksono, S., M.,
Prastya, I. Y., Syamsuadi, A., Waliah, S., Pakpahan, R. R., Kusnadi, I. H.,
Rahman, M., Mouw, E., & Baihaqi, M. R. (2022). Pengantar Ilmu
Administrasi Publik. In Birokrasi Administrasi.

Oliver, R. (2021). Pengaruh Kompentensi Sumber Daya Manusia, Pelatihan, dan


Manajemen Kontrol Terhadap Penggunaan Sistem Keuangan Desa.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2013–2015.

Pramesti, M. W. (2018). Dimensi - Dimensi Strategis Administrasi Publik dalam


Islam. POLITEA, 1(1), 37. https://doi.org/10.21043/politea.v1i1.4312

Sagita. (2012). Bab II Landasan Teori. Paper Knowledge . Toward a Media


History of Documents, 2004, 24–53.

SUSAN, E. (2019). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Adaara:


Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 9(2), 952–962.
https://doi.org/10.35673/ajmpi.v9i2.429

Wahyudi, Z. (2016). ANALISIS PENGARUH PELAYANAN JASA


PENGINAPAN HOTEL SYARI’AH TERHADAP KEPUASAN
KONSUMEN DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi
Pada Harion Hostel Syariah Bandar Lampung )Wahyudi, Z. (2016).
ANALISIS PENGARUH PELAYANAN JASA PENGINAPAN HOTEL
SYARI’AH T. Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I), I(02), 0–116.
http://dspace.unitru.edu.pe/bitstream/handle/UNITRU/10947/Miñano
Guevara%2C Karen
Anali.pdf?sequence=1&isAllowed=y%0Ahttps://repository.upb.edu.co/bitstr
eam/handle/20.500.11912/3346/DIVERSIDAD DE
MACROINVERTEBRADOS ACUÁTICOS Y SU.pdf?
sequence=1&isAllowed=

Yoon, C. (2012). Bab II Landasan Teori. Paper Knowledge . Toward a Media


History of Documents, 7–31.
LAMPIRAN

JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM STUDI/PROYEK INDEPENDEN


FAKULTAS ADMINISTRASI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS BINA TARUNA GORONTALO
T.A. 2023/2024
Nama : Abd. Mamat Bidjuni
Pertemuan Ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PERTEMUAN TATAP MUKA
1.
DGN DOSEN PENGAMPU
MAHASISWA MELAKUKAN
2
OBSERVASI AWAL DI LOKASI
MONEV DOSEN
3
PENGAMPU/PEMBIMBING
MAHASISWA
MELAKSANAKAN
4
STUDI/RISET DI LOKASI
STUDI/PROYEK INDEPENDEN
BIMBINGAN LAPORAN DGN
5 DOSEN
PENGAMPU/PEMBIMBING
DESIMINASI DAN SEMINAR
LAPORAN (SUBMIT ARTIKEL
6
KE JURNAL NASIONAL
TERAKREDITASI)

Nama : Bayu Anwar


Pertemuan Ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PERTEMUAN TATAP MUKA
1.
DGN DOSEN PENGAMPU
MAHASISWA MELAKUKAN
2
OBSERVASI AWAL DI LOKASI
MONEV DOSEN
3
PENGAMPU/PEMBIMBING
MAHASISWA
MELAKSANAKAN
4
STUDI/RISET DI LOKASI
STUDI/PROYEK INDEPENDEN
BIMBINGAN LAPORAN DGN
5 DOSEN
PENGAMPU/PEMBIMBING
DESIMINASI DAN SEMINAR
LAPORAN (SUBMIT ARTIKEL
6
KE JURNAL NASIONAL
TERAKREDITASI)
Nama : Fatma Djama

Pertemuan Ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PERTEMUAN TATAP MUKA
1.
DGN DOSEN PENGAMPU
MAHASISWA MELAKUKAN
2
OBSERVASI AWAL DI LOKASI
MONEV DOSEN
3
PENGAMPU/PEMBIMBING
MAHASISWA
MELAKSANAKAN
4
STUDI/RISET DI LOKASI
STUDI/PROYEK INDEPENDEN
BIMBINGAN LAPORAN DGN
5 DOSEN
PENGAMPU/PEMBIMBING
DESIMINASI DAN SEMINAR
LAPORAN (SUBMIT ARTIKEL
6
KE JURNAL NASIONAL
TERAKREDITASI)

Nama : Imbran Opi

Pertemuan Ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PERTEMUAN TATAP MUKA
1.
DGN DOSEN PENGAMPU
MAHASISWA MELAKUKAN
2
OBSERVASI AWAL DI LOKASI
MONEV DOSEN
3
PENGAMPU/PEMBIMBING
MAHASISWA
MELAKSANAKAN
4
STUDI/RISET DI LOKASI
STUDI/PROYEK INDEPENDEN
BIMBINGAN LAPORAN DGN
5 DOSEN
PENGAMPU/PEMBIMBING
DESIMINASI DAN SEMINAR
LAPORAN (SUBMIT ARTIKEL
6
KE JURNAL NASIONAL
TERAKREDITASI)
DOKUMENTASI

Gambar 1 : Penerimaan Mahasiswa MBKM dan Foto Bersama dengan Aparat Desa Timbuolo

Wawancara Bersama Sekertaris Desa Timbuolo


Kolaborasi Mahasiswa MBKM dengan Pemerintah terkait tentang Inovasi Pelayanan

You might also like