You are on page 1of 13
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/SKB-HK.| 1 / VIII /2022 NOMOR: NK/24/VIII/2022 TENTANG SINERGISITAS TUGAS DAN FUNGSI DI BIDANG AGRARIA/PERTANAHAN DAN TATA RUANG Pada hari ini senin, tanggal satu, bulan Agustus, tahun dua ribu dua puluh dua, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini: 1, HADI TJAHJANTO, sclaku MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL (KEMENTERIAN ATR/BPN) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 64/P Tahun 2022 tanggal 15 Juni 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, berkedudukan di Jalan Sisingamangaraja Nomor 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. ie JENDERAL POLISI Drs. LISTYO SIGIT PRABOWO, M.Si., sclaku KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI), berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 5/POLRI/2021 tanggal 25 Januari 2021 tentang Pengangkatan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Trunojoyo Nomor 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang sclanjutnya discbut PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan sccara sendiri-sendiri discbut Pihak, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di_bidang agraria/pertanahan dan tata ruang; bahwa PIHAK KEDUA merupakan alat negara yang bertugas dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri; dan bahwa PARA PIHAK tclah menandatangani Nota Kesepahaman antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 3/SKB/Il/2017 dan Nomor: B/26/IlI/2017 tanggal 17 Maret 2017 tentang Kerja Sama di bidang Agraria/Pertanahan dan Tata Ruang, yang berakhir masa berlakunya pada tanggal 17 Maret 2022 Dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana (Berita Negara Republik Indonesia Il Nomor 9); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); c. Undang-Undang ..... Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4910); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83); Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84); Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Panduan Penyusunan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 971); Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2018 tentang Pedoman Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Agraria dan ‘Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1159); Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional; 1. Instruksi ..... eq 1, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk melanjutkan kerja sama melalui Nota Kesepahaman tentang Sinergisitas Tugas dan Fungsi di Bidang Agraria/Pertanahan dan Tata Ruang, dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut: BABI MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 1 (1) Maksud Nota Kesepahaman ini sebagai pedoman bagi PARA PIHAK guna mewujudkan sinergisitas tugas dan fungsi__bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. (2) Tujuan Nota Kesepahaman ini untuk optimalisasi sinergisitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan PARA PIHAK dalam bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. BAB IL RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Nota Kesepahaman pertukaran dan pemanfaatan data dan/atau informasi; pendampingan dan bantuan pengamanan; pencegahan dan penegakan hukum; asistensi permasalahan tanah aset Polri; percepatan pendaftaran tanah aset Polri; peningkatan kapasitas dan pemanfaatan sumber daya manusia; pemanfaatan sarana dan prasarana; dan pengkajian kebijakan dan teknologi. i, meliputi: rPamoeaogop () (2) (3) (y (2) -5e BAB II PELAKSANAAN Bagian Kesatu Pertukaran dan Pemanfaatan Data dan/atau Informasi Pasal 3 PARA PIHAK saling melaksanakan pertukaran dan pemanfaatan data dan/atau informasi dalam rangka pelaksanaan Nota Kesepahaman ini, disampaikan secara tertulis, baik secara elektronik maupun non elektronik dan ditandatangani pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam situasi tertentu, pertukaran dan pemanfaatan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilaksanakan secara lisan dan ditindaklanjuti dengan tertulis. PARA PIHAK wajib bertanggung jawab menjaga kerahasiaan, keutuhan, validitas dan kelengkapan data dan/atau informasi serta tidak dapat diberikan kepada Pihak manapun tanpa persetujuan PARA PIHAK sesuai peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Pendampingan dan Bantuan Pengamanan Pasal 4 PIHAK PERTAMA dapat meminta pendampingan dan bantuan pengamanan kepada PIHAK KEDUA dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi PIHAK PERTAMA. Permintaan pendampingan dan bantuan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan melalui permintaan tertulis baik secara elektronik maupun non elektronik, dalam keadaan tertentu dapat disampaikan secara lisan dan ditindaklanjuti dengan tertulis. -6- Bagian Ketiga Pencegahan dan Penegakan Hukum Pasal 5 (1) PARA PIHAK sepakat secara bersama-sama melakukan pencegahan sengketa, konflik dan tindak pidana agraria/pertanahan dan penataan ruang serta pungutan liar. (2) PARA PIHAK sepakat secara bersama-sama melakukan penegakan hukum sesuai kewenangan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang kegiatannya meliputi: a. penanganan sengketa, konflik dan tindak _pidana agraria/pertanahan dan penataan ruang; dan b. pemberantasan pungutan liar. Bagian Keempat Asistensi Permasalahan Tanah Aset Polri Pasal 6 (1) PIHAK PERTAMA melakukan koordinasi dengan PIHAK KEDUA dalam hal menerima pengaduan dan menangani permasalahan tanah aset yang dimiliki PIHAK KEDUA. (2) PIHAK KEDUA meminta asistensi kepada PIHAK PERTAMA dalam rangka penyelesaian terhadap permasalahan tanah aset yang dimiliki PIHAK KEDUA. Bagian Kelima Percepatan Pendaftaran Tanah Aset Polri Pasal 7 PARA PIHAK bekerja sama melakukan percepatan terhadap pendaftaran tanah aset PIHAK KEDUA yang belum didaftarkan dan dalam proses pemeliharaan data pendaftaran tanah. ame Bagian Keenam Peningkatan Kapasitas dan Pemanfaatan Sumber Daya Manusia Pasal 8 (1) PARA PIHAK secara bersama-sama melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. (2) PARA PIHAK dapat memanfaatkan sumber daya manusia melalui pertukaran narasumber, ahli, penugasan khusus atau kegiatan lain yang disepakati. Bagian Ketujuh Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pasal 9 PARA PIHAK dapat saling memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki dalam rangka sinergisitas tugas dan fungsi _bidang agraria/pertanahan dan tata ruang sesuai peraturan perundang-undangen. Bagian Kedelapan Pengkajian Kebijakan dan Teknologi Pasal 10 PARA PIHAK secara bersama-sama dapat melakukan pengkajian kebijakan dan teknologi di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. BAB IV SOSIALISASI Pasal 11 Nota Kesepahaman ini disosialisasikan oleh PARA PIHAK, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah atau wilayah secara bersama-sama atau sendiri-sendiri guna diketahui dan dilaksanakan. BABV q) (2) -8- BABV PENANGGUNG JAWAB Pasal 12 Penanggung jawab pelaksanaan Nota Kesepahaman ini, dilaksanakan olch PARA PIHAK dengan menunjuk pejabat sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi masing-masing. Pejabat bagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah: a. PIHAK PERTAMA menunjuk: 1. Tingkat Pusat: a) b) ©) d) 8) ) 8) hy) Inspektur Jenderal; Sekretaris Jenderal; Direktur Jenderal Tata Ruang; Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang; Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah; Dircktur Jenderal Penataan Agraria; Direktur Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan; Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang; dan Direktur Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan. 2, Tingkat Wilayah a) b) Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional; dan Kepala Kantor Pertanahan. b. PIHAK ..... 29/5 b. PIHAK KEDUA menunjuk: 1, Tingkat Mabes: a) b) ¢ dq) e Inspektur Pengawasan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia; Kepala Badan Intelijen Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia; Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Asisten Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia bidang Operasi; Asisten Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia bidang Sumber Daya Manusia; Asisten Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia bidang Logistik; dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2. Tingkat Polda Kepala Kepolisian Daerah. 3. Tingkat Polres Kepala Kepolisian Resor. BAB VI TINDAK LANJUT Pasal 13 (1) Nota Kesepahaman ini akan ditindaklanjuti oleh PARA PIHAK dengan menyusun Naskah Kerja Sama Teknis dalam bentuk yang disepakati dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini. (2) Naskah Kerja Sama Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun oleh Kelompok Kerja yang keanggotaannya merupakan perwakilan PARA PIHAK. (3) Naskah ste (3) Naskah Kerja Sama Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diselesaikan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung — sejak ditandatanganinya Nota Kesepahaman ini. BAB VII PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 14 (1) PARA PIHAK sepakat melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan Nota Kesepahaman ini secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun atau sesuai kebutuhan. (2) Teknis pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK. BAB VIII BIAYA Pasal 15 Segala biaya dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dibebankan pada anggaran PARA PIHAK secara proporsional sesuai peraturan perundang- undangan. 211 BAB IX KETENTUAN LAIN Bagian Kesatu Adendum Pasal 16 Hal-hal yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini, akan diatur kemudian berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dalam suatu perubahan (adendum) yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini. Bagian Kedua Perbedaan Penafsiran Pasal 17 Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan penafsiran dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah untuk mufakat. Bagian Ketiga Masa Berlaku Pasal 18 (1) Nota Kesepahaman ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK. (2) Nota Kesepahaman ini dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dengan terlebih dahulu dilakukan koordinasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa berlakunya. (3) Nota Kesepahaman ini dapat diakhiri sebelum berakhirnya masa berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan Pihak yang bermaksud mengakhiri Nota Kesepahaman ini, wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada Pihak lainnya. -12- BABX PENUTUP Pasal 19 Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat sebagaimana disebutkan pada awal Nota Kesepahaman ini, dalam rangkap 2 (dua) asli masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK. ~19= BAB X PENUTUP Pasal 19 Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat sebagaimana disebutkan pada awal Nota Kesepahaman ini, dalam rangkap 2 (dua) asli masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA

You might also like