Professional Documents
Culture Documents
Penda Hulu An
Penda Hulu An
Disetujui, Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Segala puji bagi Allah Subnallahu Wata’ala yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang berjudul “Teknik Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) Di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi
Kabupaten Simalungun Sumatera Utara”. Sholawat dan salam penulis hadiahkan
kepada nabi Muhammad Shalaallahu Alaihi Wasallam yang telah membawa
umatnya dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Orang Tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan do’a dan
material kepada penulis. Terimakasih kepada Ibuk Dr. Ir. Muliana, M.P selaku
dosen pembimbing saya yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta
nasehat dalam penyusunan laporan ini. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak
Tri Mangkurat S.P selaku Manager unit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebuh Bah
Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk
melakukan Praktek Kerja lapang (PKL) di perusahaan tersebut. Terimakasih
kepada Bapak Sahat Silvester Sinaga S.P selaku Asisten Kepala dan asisten
lapangan Afdeling 1 Bapak Indra Yudistira S.P., M.P yang telah membimbing
kami selama Praktek kerja Lapang (PKL).
Penulis menyadari bahwa laporan Praktek kerja Lapang (PKL) ini masih jauh
dari kata sempurna. Penulis memohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan,
penulis menerima saran dan kritik positif dari pembaca. Agar hasil laporan ini
mencapai kesempurnaan dan bisa menjadi referensi yang baik bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
1. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapang....................................................................3
1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapang..................................................................3
2. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4
2.1. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit.................................................................4
2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit..................................................................4
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit.........................................................9
2.4. Pupuk dan Pemupukan...................................................................................10
2.5. Teknik Pemupukan..........................................................................................11
2.6. Klasifikasi Pupuk............................................................................................13
2.6.1. Pupuk Organik................................................................................13
2.6.2. Pupuk Anorganik............................................................................14
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.....................................................17
3.1. Sejarah Perusahaan..........................................................................................17
3.2. Letak, Luas dan Batas Wilayah Praktek Kerja Lapang..............................18
3.3. Visi dan Misi Perusahaan...............................................................................19
3.4. Struktur Organisasi..........................................................................................20
3.5. Deskripsi Tugas...............................................................................................20
4. METODE PELAKSANAAN.......................................................................23
4.1. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapang...................................................23
4.2. Metode Praktek Kerja Lapang.......................................................................23
4.2.1. Tahap Persiapan.....................................................................................23
4.2.2. Tahap Pendahuluan...............................................................................23
4.2.3. Tahap Utama..........................................................................................23
4.2.4. Tahap Penyajian Hasil..........................................................................24
5. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................25
5.1. Persiapan Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit...........................................25
5.2. Pemupukan Pada Tanaman Belum Menghasilkan......................................26
5.2.1. Waktu Pemupukan.................................................................................27
5.2.2. Jenis Pupuk.............................................................................................27
ii
5.2.3. Dosis Pupuk............................................................................................28
5.2.4. Metode Pemupukan...............................................................................28
5.3. Pemupukan Pada Tanaman Menghasilkan..................................................29
5.3.1. Waktu Pemupukan.................................................................................30
5.3.2. Jenis Pemupukan...................................................................................30
5.3.3. Dosis pupuk............................................................................................31
5.3.4. Metode Pemupukan...............................................................................32
6. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................33
6.1. Kesimpulan.......................................................................................................33
6.2. Saran..................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
LAMPIRAN..........................................................................................................37
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1. PENDAHULUAN
pemupukan. Cara pemupukan dan waktu pemupukan akan memberikan efek yang
besar terhadap jumlah pupuk yang dapat diserap oleh akar tanaman. Waktu
pemupukan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah hara yang dapat diserap
oleh tanaman dan kemungkinan hilangnya hara. Jika pemupukan dilakukan di
waktu yang salah maka kemungkinan pupuk hilang akan lebih besar (Faudah dan
Ernah, 2018).
Bagian kelapa sawit yang bernilai ekonomi tinggi adalah bagian buahnya
yang tersusun dalam buah tandan, biasa disebut TBS (tandan buah segar).
Buah sawit pada bagian sabut (daging buah atau mesocarp) menghasilkan
minyak sawit kasar yaitu crude palm oil (CPO) sebanyak 20-24%.
Sedangkan, bagian inti sawit menghasilkan minyak inti sawit yaitu palm
kernel oil (PKO) 3-4%. Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran biji
dan bobot yang berbeda. Biji dari Afrika memiliki panjang 2-3 cm dan
bobot rata-rata mencapai 4 gram. Biasanya, dalam 1 kg terdapat 250 biji.
Lain halnya dengan biji dari deli memiliki bobot 1,3 kg per biji.
Sementara, itu biji tenera Afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji.
Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman. Perkecambahan
dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%.
Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat
keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pretreatment
(Sunarko 2014).
1. Tepat Jenis
Jenis pupuk untuk tanaman kelapa sawit dapat dikelompokkan ke dalam
lima kelompok yaitu pupuk tunggal, pupuk campuran, pupuk majemuk,
pupuk lambat tersedia (tablet) dan pupuk organik. Jenis pupuk yang
direkomendasikan PPKS dalam penyusunan rekomendasi pemupukan
tanaman kelapa sawit adalah Urea, Rock phosphate atau SP-36, Muriate Of
Potash, Dolomit atau Kieserite dan pupuk HGF-Borate (Winarna et al.,
2007).
2. Tepat Dosis
Untuk menentukan dosis pupuk pada setiap tahun dilakukan pengambilan
sampel daun dan setiap lima tahun dilakukan analisis tanah. Pemberian pupuk
kurang dari dosis yang sudah ditentukan akan mengakibatkan hara yang
tersedia di dalam tanah akan berkurang. Dalam jangka panjang akan terjadi
penurunan kesuburan tanah (Sugiyono et al., 2005).
3. Tepat Cara
Cara pemupukan yang direkomendasikan oleh PPKS berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan adalah dengan cara menabur pupuk (P, K,
Mg) secara merata di piringan pada jarak 1.5 meter dari pangkal batang ke
arah pinggir piringan, sedangkan pupuk N dianjurkan agar dibenam dalam
tanah. Pada daerah piringan yang belum dilengkapi dengan tapak kuda,
pemupukan dianjurkan dilakukan dengan cara dibenamkan (untuk seluruh
jenis pupuk) pada beberapa lubang di sekitar pohon (PPKS, 2003).
4. Tepat Waktu
Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim (terutama curah
hujan), sifat fisik tanah, logistik (pengadaan) pupuk, serta adanya sifat
sinergis dan antagonis antar unsur hara (Adiwiganda, 2007). Menurut
Setyamidjaja (2006) waktu pemberian pupuk pada tanaman belum
menghasilkan dan tanaman menghasilkan didasarkan pada umur tanaman.
Jadi, pemupukan tidak dilakukan pada patokan pemupukan saat awal atau
akhir musim hujan.
13
mengandung unsur hara mikro. Itu sebabnya pemakaian pupuk anorganik yang
diberikan lewat akar ini perlu diimbangi dengan pemakaian pupuk daun yang
banyak mengandung hara mikro. Kalau tidak diimbangi, tanaman akan tumbuh
tidak sempurna. Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas unsur hara
makro utama yaitu nitrogen, fosfor, kalium; hara makro sekunder yaitu sulfur,
calcium, magnesium, dan hara mikro yaitu tembaga, seng, mangan, molibdenum,
boron dan kobalt. Pupuk kimia atau pupuk anorganik adalah bahan kimia
mengandung unsur hara yang diberikan ke tanaman sebagai sumber makanan.
Terdapat berbagai macam jenis pupuk kimia berdasarkan kandungan unsur
haranya, yaitu pupuk TSP, SP-36, SP-18, Urea, KCL, ZK, Kieserit,Kapur Dolomit
dan lain sebagainya. Jenis-jenis pupuk tersebut seluruhnya diperlukan oleh
tanaman dan wajib diberikan supaya tanaman tumbuh subur. Pupuk dapat
diberikan sebelum tanam atau sebagai pupuk dasar dan setelah tanaman tumbuh
sebagai pupuk susulan.
Dalam melakukan pemupukan kita harus mengetahui bagaimana teknik
pencampuran beberapa jenis pupuk, agar pupuk yang diberikan tepat sasaran,
sesuai kebutuhan dan tidak sia-sia. Namun, masing-masing jenis pupuk memiliki
karakter dan sifat yang berbeda-beda. Ada pupuk yang bersifat baik dan ada pula
yang bersifat antagonis (berlawanan) jika dicampur. Jenis pupuk yang bersifat
antagonis jika dicampur dapat mengakibatkan hilangnya unsur hara, salah satu
unsur hara tidak dapat diserap oleh tanaman, bahkan ada yang dapat meracuni
tanaman. beberapa jenis pupuk kimia atau pupuk anorganik yang tidak boleh
dicampur dalam satu aplikasi:
1. Pupuk Urea dan Pupuk Phospat
Pupuk nitrogen dan pupuk phospat tidak boleh dicampur dan
diaplikasikan secara bersamaan, karena jika kedua jenis pupuk tersebut
dicampur maka akan terjadi peningkatan keasaman tanah (menurunkan pH
tanah) sehingga tidak baik untuk tanaman dan dapat mematikan
mikroorganisme di dalam tanah.
2. Pupuk Urea dan KCl
16
Pupuk Urea dan Pupuk KCL tidak boleh dicampur. Jika pupuk urea dan
pupuk KCL dicampur dan diaplikasikan secara bersamaan akan membentuk
gumpalan-gumpalan dan tanaman akan sulit menyerapnya.
3. Pupuk Kalium dan Pupuk Kieserite
Pupuk kieserite adalah pupuk yang mengandung unsur magnesium (Mg)
dan belerang (S). Pupuk kalium dan pupuk yang mengandung unsur
magnesium bersifat antagonis sehingga tidak boleh dicampur.
4. Pupuk Kalium dan Pupuk Dolomit
Pupuk dolomit atau kapur dolomit mengandung unsur magnesium (Mg)
dan kalsium (Ca). Unsur kalium dan magnesium bersifat antagonis, begitu
juga unsur kalium dan kalium. Apabila unsur kalium dan kalium
dicampurkan akan mengakibatkan unsur kalium tertekan sehingga kalium
tidak dapat diserap oleh tanaman secara sempurna.
Selain itu, penggunaan pupuk anorganik yang tidak terkendali menjadi salah
satu penyebab penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah. Keadaan ini
semakin diperparah oleh kegiatan pertanian secara terus menerus, sedang
pengembalian ke tanah pertanian hanya berupa pupuk kimia. Hal ini
mengakibatkan terdegradasinya daya dukung dan kualitas tanah pertanian
sehingga produktivitas lahan semakin menurun. Jika pupuk anorganik ini salah
dalam pemakaian atau pemberiannya terlalu banyak dapat menyebabkan tanaman
menjadi mati. Oleh karena itu, dianjurkan agar aturan pakaiannya selalu dipatuhi
(Lingga dan Marsono, 2013).
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
SugarCo. Dimana PTPN IV menjadi induk entity PalmCo yang terdiri menjadi 5
sub regional perusahaan, yaitu:
1. Regional I eks PTPN III
2. Regional II eks PTPN IV
3. Regional III eks PTPN V
4. Regional IV eks PTPN VI
5. Regional V eks PTPN XIII
● Visi :
● Misi :
1. Manajer Kebun
Tugas dari seorang Manajer Kebun adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan dan memastikan pengendalian mutu untuk aktivitas
operasional di unit usaha (pengelolaan tanaman, pengolahan produksi)
berjalan sesuai standar dan norma yang telah ditetapkan.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan tanaman kelapa sawit di
kebun (pembukaan lahan, pemupukan, penanaman) berjalan sesuai
dengan prosedur yang berlaku untuk mendukung pencapaian target
tanam dan panen yang ditetapkan.
c. Melakukan monitoring dan pengolahan produksi di PKS (pembelian
TBS, pemisahan brondolan, perebusan) berjalan sesuai dengan prosedur
yang berlaku untuk mendukung pencapain target CPO, PKO dan PK
yang ditetapkan.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan mesin, instalasi listrik
dan pembangkit listrik untuk pengolahan tanaman kelapa sawit di unit
usaha.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi utilisasi sarana dan prasarana sipil di
unit usaha (rumah, jembatan, jalan) untuk memastikan efektivitas dan
efisiensi dalam penggunaannya.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan anggaran serta laporan
keuangan secara rutin untuk memastikan keakuratan dan validitas
informasi sebagai pengambilan keputusan bagi manajemen.
g. Melakukan monitoring pelaksanaan K3 di unit usaha sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku.
2. Asisten Kepala (ASKEP )
Tugas dari seorang Asisten Kepala adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kebutuhan Rencana Kerja Operasional yang meliputi
target tanam, target panen, biaya produksi, dan sebagainya di Kebun
berjalan selaras dengan sasaran organisasi.
22
langsung di lapangan untuk memperoleh data dari perkebunan tersebut. Tahap ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari pengamat di
lapangan dan wawancara dengan pihak manajemen perkebunan kelapa sawit.
Pengumpulan data sekunder berupa peta administrasi, peta wilayah yang ada di
kantor perkebunan PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi.
1.1.6. Tahap Penyajian Hasil
Tahap penyajian hasil dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan praktek
kerja lapang dan mendapatkan data pendukung penyusun dari lapangan. Data
tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk laporan yang menjadi hasil
pelaksanaan praktek kerja lapang di lapangan.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
gagal memproduksi bunga betina. Selain itu, pemilihan jenis pupuk harus
memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia) karena telah banyak jenis pupuk
yang beredar di pasar yang tidak memenuhi SNI (Winarna et al., 2007).
1.1.9. Dosis Pupuk
Penentuan dosis pupuk untuk tanaman belum menghasilkan (TBM)
mengacu pada umur tanam, dosis yang diberikan berdasarkan umur tanam. Alat
yang digunakan pada saat pemupukan adalah mangkuk yang telah dikalibrasi.
Satu mangkuk 0,4 kg pupuk urea. Dengan dosis 0,8 kg/tanaman. Sehingga
diperlukan 0,8 atau dua mangkuk pupuk per tanaman. Dalam pemilihan jenis dan
dosis pupuk perlu memperhatikan jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya
atau keseimbangan ketersediaan hara. Kemampuan tanah dalam menyediakan
hara tergantung pada jumlah hara yang tersedia, adanya fiksasi imobilisasi, serta
tersedianya hara pada zona perakaran (Pahan, 2007).
Dosis pupuk yang diberikan harus optimal dan berimbang. Dosis pupuk
yang diberikan secara berlebihan tidak hanya dapat merugikan tanaman tetapi
dapat membuat biaya pemupukan semakin tinggi (Natalia et al., 2016).
1.1.10. Metode Pemupukan
Pengaplikasian pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) di
PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi yaitu dilakukan dengan cara
disebar ke daerah permukaan tanah atau daerah piringan sesuai dengan dosis yang
telah ditentukan. Pemupukan tanaman belum menghasilkan dilakukan di Afdeling
IV pada blok G,H dan I dengan luas 45 ha dengan total pupuk yang digunakan
sebanyak 1.506,25 kg atau setara dengan 30 goni, dosis per pokok sebanyak 0,25
kg dan pada blok J,K,M dan L dengan luas 50 ha dengan total pupuk 1.807,50 kg
atau setara dengan 36 goni, dosis per pokok 0,25 kg. Adapun beberapa tahap
pemupukan di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi adalah sebagai
berikut:
1. Sebelum pengaplikasian pupuk, dilakukan pengangkutan pupuk dari gudang
ke blok tanaman yang akan dipupuk beserta dilakukan pengenceran pupuk.
2. Lalu 1 goni pupuk urea dengan berat 50 kg dibagi menjadi 4 rinjing atau
ember dengan berat per rinjing 12,5 kg yang dapat diaplikasikan untuk 20
sampai 21 pohon
29
1.20. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek kerja lapang di PT. Perkebunan Nusantara IV
Kebun Unit Bah Jambi Kabupaten Simalungun Sumatera Utara dapat
disimpulkan:
1. Teknik pemupukan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Efektivitas dan efisiensi pemupukan harus menjadi perhatian agar pupuk yang
diaplikasikan dapat bermanfaat dan meningkatkan produktivitas.
2. Pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman
menghasilkan (TM) dilakukan dua kali dalam setahun atau dua semester.
Pada semester pertama dari bulan januari-juni semester kedua dari bulan juli-
desember.
3. Pupuk yang diberikan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu urea.
Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada tanaman berbeda-beda sesuai
dengan umur tanaman.
4. Pupuk yang diberikan pada tanaman belum menghasilkan (TM) yaitu UREA
HL, NPK, BIONEENSIS, dan DOLOMITE. Pengaplikasian pupuk dilakukan
dengan cara disebar di atas permukaan tanah pada daerah piringan kelapa
sawit.
5. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada tanaman kelapa sawit telah
disesuaikan dengan hasil analisis LSU (Leaf Sampling Unit) yang dilakukan
di laboratorium.
1.21. Saran
Dalam pelaksanaan pemupukan diperlukan pengawasan yang ketat agar tidak
terjadi penyimpangan atau kesalahan dalam pemupukan, serta perlunya
pengarahan kepada para pekerja pupuk agar prinsip 4T pemupukan yang optimal
dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA