You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316823686

ANALISA USAHATANI INTEGRASI PADI-SAPI POTONG

Article · January 2015

CITATION READS

1 1,454

4 authors:

Mukhlis Mukhlis Melinda Noer


Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Universitas Andalas
17 PUBLICATIONS 20 CITATIONS 41 PUBLICATIONS 51 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Nofialdi Nofialdi Mahdi Mahdi


Universitas Andalas Universitas Andalas
35 PUBLICATIONS 38 CITATIONS 39 PUBLICATIONS 148 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Supply Analysis of Corn for Chicken Feed in Lima Puluh Kota Regency View project

Rural Agroindustry Development View project

All content following this page was uploaded by Mukhlis Mukhlis on 10 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 14, No. 1, Januari 2015

ANALISA USAHATANI INTEGRASI PADI-SAPI POTONG

Mukhlis1), Melinda Noer2), Nofialdi2) dan Mahdi2)

ABSTRACTS

A demand of meat consumption increases with the increasing in population by years to years in
Indonesia. The efforts has be done in livestock farming to meet that demand, which one of them is the
application of Integrated farming concepts. The concepts resolve the common problems in livestock
business, those are rice straw that has not been used optimally, expensive and scarce availability of
urea fertilizer, livestock waste has not been properly utilized and also untapped cocoa shell waste
(in integrated farming with cocoa plantation). The aims of the study are: 1) to knowing
increasing profit on implementation of Integrated farming with compared to conventional systems
and 2) to analyze the farm feasibility of the application of Integrated farming and conventional
systems. The conclusions of this research are: 1) Revenue and profit of conventional farming to the
Integrated farming has increased. The revenue increases from 450 million rupiah to Rp 573,45
million rupiah (the increasing revenue is 123,45 million rupiah or 27%). The profit increases
from 91.38 million rupiah to 163.40 million rupiah, that is 72.018 million rupiah higher or 78%. 2)
The value of R/C ratio and profitability of farm in Integrated farming are 1.40 and 39.85 %, while
the R/C ratio and profitability of farm in the conventional systems are 1.25 and 25.48%. The Value
R/C ratio and profitability showed that the business is feasible. The component integrated farming
that could be added in the study area is the fish and ducks, so that integrated farming models that can
be added is integrated farming of rice-fish-duck-beef. Appropriate technologies applied in integrated
farming of rice-fish-duck-beef are: compost, microbial or activators, defaunator, fermentation straw
feed, biogas, biogas residue and fish feed.

Keywords: the profit improvement, cow, integrated farming

PENDAHULUAN Masalah pembangunan ekonomi yang


kompleks, mencakup pendapatan rakyat
rendah, tingkat kemiskinan relatif tinggi,
Pembangunan pertanian tanaman pengangguran tinggi, ketimpangan
pangan terus ditingkatkan untuk menuju ekonomi, pembangunan ekonomi daerah
tercapainya swasembada pangan daerah, yang berjalan lambat, utang luar negeri
dalam rangka meningkatkan pendapatan relatif tinggi, kelangkaan energi, ketahanan
petani dan keluarganya, memperluas pangan keropos, dan kemerosotan mutu
kesempatan kerja serta untuk memenuhi lingkungan hidup. Solusi yang tepat bagi
kebutuhan daerah melalui pertanian masalah pembangunan ekonomi adalah
tanaman pangan. Pemerintah telah penerapan pertanian berkelanjutan.
menempuh berbagai kebijakan pokok yaitu
intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi Menurut Salikin (2003), sistem
dan rehabilitasi secara serasi dan merata pertanian berkelanjutan dapat dilaksanakan
untuk mencapai pertanian yang tangguh. dengan menggunakan empat macam model
1 Pertanian
1) Staf Pengajar Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik
Negeri Payakumbuh
2) Staf Pengajar Program Studi Ilmu Pertanian Program Pascasarjana
Universitas Andalas
Mukhlis, dkk., Analisa Usahatani Integrasi Padi-Sapi Potong................

sistem, yaitu sistem pertanian organik, Memperlakukan limbah manusia, tanaman


sistem pertanian terpadu, sistem pertanian dan hewan dalam sistem yang sama; m)
masukan luar rendah, dan sistem mengurangi kebutuhan pelayanan
pengendalian hama terpadu. Konsep pengumpulan sampah; n) mengembangkan
sistem pertanian terpadu adalah alternatif pemecahan energi yang
mengkombinasikan berbagai macam mencakup energi biogas; o) pertanian
spesies tanaman dan hewan dan penerapan terpadu ikan, ternak dan tanaman mampu
beraneka ragam teknik untuk menciptakan memperbaiki pasokan pupuk dan pakan,
kondisi yang cocok untuk melindungi plus nilai pasar yang lebih tinggi dari ikan;
lingkungan juga membantu petani menjaga dan p) mampu memperbaiki kehidupan
produktivitas lahan mereka dan banyak petani kecil secara nyata. Ada
meningkatkan pendapatan mereka dengan beberapa keuntungan dari usahatani
adanya diversifikasi usaha tani. Oleh terpadu antara lain: (a) mampu
karena itu, salah satu solusi yang bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga;
digunakan untuk menjawab pembangunan (b) mengurangi risiko kegagalan panen; (c)
ekonomi di Indonesia adalah pengem- memberikan tambahan lapangan kerja bagi
bangan usahatani terpadu. keluarga; (d) meningkatkan efisiensi
pengunaan sumberdaya; (e) dapat
Usahatani terpadu atau pertanian
menyediakan pangan bagi keluarga; (f)
terpadu sangat penting artinya dalam
meningkatkan produktivitas lahan; dan (g)
pembangunan pertanian karena usahatani
memperbaiki kesejahteraan rumah tangga
terpadu ini memiliki banyak manfaat dan
petani.
keunggulan serta keuntungan. Menurut
Sulaeman (2007), pertanian terpadu Usahatani terpadu sangat diperlukan
memiliki banyak manfaat dan keunggulan, dalam pengembangan wilayah atau
yakni: a) penyedia pangan yang paling kawasan karena Usahatani terpadu bisa
efektif dan efisien; b) merupakan bentuk menjadi salah satu solusi dalam
pertanian yang paling baik karena hampir meningkatkan keberhasilan pembangunan
tidak ada komponen yang terbuang; c) pertanian dan pengembangan wilayah.
mampu meningkatkan efektifitas dan Menurut Sulaeman (2007), pertanian
efisiensi produksi; d) petani bisa memiliki terpadu sangat diperlukan dalam
beberapa sumber penghasilan; e) ada pembangunan dan pengembangan wilayah
asuransi atau jaminan jika salah satu di pedesaan. Hal ini karena ada beberapa
komoditi gagal panen; f) terdapat hasil latar belakang, meliputi: a) The World
sampingan ternak, kotoran, pupuk; g) Food Summit-FAO di Roma pada 1997
mengurangi ketergantungan kepada input memprediksi bahwa pada tahun 2050
eksternal; h) limbah pertanian dapat produksi pangan dan pakan di negara
dimanfaatkan dengan mengolahnya berkembang akan meningkat tiga kali lipat
menjadi biomassa; i) Hemat energi dan dengan penambahan manusia yang
hemat biaya; j) terdapat keseimbangan diperkirakan meningkat dua kali lipat dan
biologis, serangan hama tidak begitu aspirasi mereka untuk standar hidup yang
banyak; k) Ikan budidaya dalam kolam lebih tinggi; b) Revolusi Hijau pada era
tanpa harus membeli pakan buatan; l) 60-80an telah menimbulkan beragam
2
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 14, No. 1, Januari 2015

masalah; c) di seluruh dunia, petani Kabupaten Tanah Datar sangat


bekerja keras tapi tidak dapat uang karena potensial menjadi kawasan pengembangan
tidak ada yang tersisa setelah mereka usaha peternakan sapi potong. Apalagi
membayar semua input (benih, ternak, masyarakatnya sudah sejak lama meng-
pupuk, pestisida, energi, pakan, obat- gantungkan ekonominya pada sektor
obatan, tenaga kerja, dan sebagainya); d) peternakan mulai dari usaha kecil sub
Standar hidup meningkat, konsumsi sistem sampai usaha skala menengah
produk ternak meningkat. Namun sistem sebagai Taman Ternak. Dukungan
pemberian pakan menggunakan fasilitas dan jasa dari instansi terkait serta
sumberdaya pakan yang sama dengan lokasi yang strategis telah membawa
yang dimakan manusia yaitu serealia dan Tanah Datar menjadi daerah Kawasan
tepung kedele; dan e) Diperkirakan hampir Agribisnis Peternakan Sapi Potong.
50 % dari suplai biji-bijian dunia Kabupaten Tanah Datar memiliki sumber
dikonsumsi ternak (Sansoucy 1995). Jika pakan alami hewan berupa jerami yang
semua biji-bijian dunia dicadangkan untuk sangat berlimpah. Produksi jerami padi
manusia saja maka akan cukup untuk dapat mencapai 12 - 15 ton per hektar per
memberi makan 9-10 milyar penduduk panen, hal ini tergantung pada lokasi
dunia pada titik mana populasi dunia dan jenis varietas tanaman padi yang
diharapkan akan stabil; Alternatif sistem digunakan (Yunilas, 2009).
bukan biji-bijian akan membawa kepada Jerami padi yang dihasilkan dapat
pengurangan kontaminasi lingkungan, digunakan sebagai pakan sapi dewasa
meningkatkan kesempatan kerja dan sebanyak 2-3 ekor sepanjang tahun dan
meningkatkan keragaman hayati dan pada lokasi yang mampu panen 2 kali
produk ternak yang lebih baik mutunya. setahun akan dapat menunjang kebutuhan
Keberadaan sektor-sektor ini akan pakan berserat untuk 4 - 6 ekor per ha
mengakibatkan kawasan tersebut memiliki sawah. Dengan luas areal sawah
ekosistem yang lengkap dan seluruh mencapai 44.328 ha, secara matematis
komponen produksi tidak akan menjadi walau hanya mengandalkan jerami sebagai
limbah dan penekanan biaya produksi sumber pakan ternak, di Kabupaten Tanah
sehingga efektivitas dan efisiensi produksi Datar seharusnya dapat dipelihara ternak
akan tercapai. Selain hemat energi, sapi sebanyak 200.000 s.d. 250.000 ekor.
keunggulan lain dari usahatani terpadu Kabupaten Tanah Datar juga mulai
adalah petani akan memiliki beragam menggalakkan perkebunan kakao, dimana
sumber penghasilan. Sistem usahatani limbah kulit kakao juga berpotensi sebagai
terpadu memperhatikan diversifikasi sumber pakan ternak.
tanaman dan polikultur. Seorang petani Kelompok Tani Ternak Sinergis
bisa menanaman padi dan bisa juga Karya berada di Jorong Supanjang, Nagari
beternak kambing atau ayam dan juga Cubadak, Kecamatan Lima Kaum,
menanam sayuran. Kotoran yang Kabupaten Tanah Datar. Kelompok ini
dihasilkan oleh ternak dapat digunakan terdiri dari 10 orang, diketuai oleh Yusri
sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu Marseli Saputra. Orang-orang dalam
membeli pupuk lagi.
3
Mukhlis, dkk., Analisa Usahatani Integrasi Padi-Sapi Potong................

kelompok ini memiliki mata pencarian mengelola sawah/ladang, dan sore hari
dari bertani (sawah, ladang dan sesudah pulang dari ladang/sawah; 3)
beternak). Masing-masing anggota Jerami yang belum dimanfaatkan secara
kelompok memiliki ternak sapi 2-9 optimal; 4) Mahal dan langkanya
ekor, dengan total sapi dimiliki 29 ekor ketersediaan pupuk urea akhir-akhir ini.
(jantan 16 ekor dan betina 13 ekor). Harga pupuk urea non subsidi mencapai
Kelompok tani ini didirikan sejak tahun Rp. 260.000/50 kg; 5) Limbah ternak
2010. Data profil usaha dan hasil belum termanfaatkan dengan baik; dan 6)
observasi lapangan ditemukan bahwa Limbah kulit kakao belum dimanfaatkan
rata-rata laju pertambahan berat badan sapi sebagai pakan ternak.
potong berkisar antar 0,3-0,8 kg/hari
Berdasarkan latar belakang dan
tergantung jenis sapi yang dipelihara.
permasalahan di atas, maka dapat
Lama penggemukan 12-18 bulan, biaya
dirumuskan masalah penelitian sebagai
keuntungan usaha Rp. 1.200.000/ekor/
berikut: 1) Berapa besar peningkatan
periode pemeliharaan. Berdasarkan data
keuntungan usahatani kelompok sinergis
ini ternyata produktivitas sapi potong yang
karya penerapan pola integrasi padi-sapi
dipelihara kedua Kelompok Tani di atas
potong dibandingkan dengan sistem
masih rendah. Jenis sapi yang banyak
konvensional; 2) Bagaimana kelayakan
dipelihara adalah jenis Ongole dan
usahatani kelompok sinergis karya antara
Simmental, standar pertambahan bobot
pola integrasi padi-sapi potong dengan
badan sapi Ongole bisa mencapai 0,70
sistem konvensional; dan 3) Model usatani
kg/hari sedangkan sapi Simmental bisa
terpadu dan teknologi apa yang bisa
mencapai 1,8 kg/kg berat badan.
diterapkan di Kelompok Tani Sinergis
Permasalahan yang dihadapi Karya.
kelompok tani Sinergis Karya adalah
Adapun tujuan dari penelitian
kurangnya introduksi iptek yang
peningkatan keuntungan usaha
berdampak pada tidak terukurnya
pemeliharaan sapi potong dengan
keberhasilan dan efisiensi usaha pertanian
penerapan pola integrasi padi-sapi potong
dan peternakan. Permasalahan tersebut
pada kelompok tani sinergis karya adalah
yakni: 1) Rata-rata laju pertambahan berat
sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui
badan sapi potong 0,2-0,4 kg/hari, lama
peningkatan keuntungan usahatani
penggemukan 12-16 bulan, keuntungan
kelompok sinergis karya penerapan pola
usaha rata-rata Rp 1.200.000/ ekor/periode
integrasi padi-sapi potong dibandingkan
pemeliharaan (tanpa penghitungan upah
dengan sistem konvensional; 2) Untuk
tenaga kerja); 2) Jumlah ternak yang bisa
menganalisa kelayakan usahatani
dipelihara rata-rata hanya 1 ekor per
kelompok sinergis karya antara penerapan
orang. Ini disebabkan waktu mencari
pola integrasi padi-sapi potong dengan
rumput (menyabit) yang memakan waktu
sistem konvensional; dan 3) Menetukan
2-3 jam per hari/ekor sapi. Hal ini
model usatani terpadu dan teknologi yang
disebabkan beternak sapi adalah kegiatan
bisa ditambahkan di kelompok tani
sambilan, dimana petani biasanya
sinergis karya.
menyabit rumput pada pagi hari sebelum
4
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 14, No. 1, Januari 2015

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan dengan cara Analisa Finasial Usahatani Terpadu


survey di Nagari Cubadak Kecamatan Berdasarkan data primer dari hasil
Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar pada survey dan hasil analisa finansial usahatani
Kelompok Tani Ternak Sinergis Karya, pemeliharaan sapi potong, maka terlihat
dimana pemilihan daerah penelitian ini jelas bahwa terjadi peningkatan
dilakukan dengan cara purposive methode penerimaan dan keuntungan dari usahatani
atau sengaja (Sugiyono, 2008). Terpilihnya pemeliharaan secara konvensional ke
daerah tersebut dengan dasar pemeliharaan pola integrasi padi-sapi
pertimbangan: Daerah tersebut belum potong 20 ekor sapi selama 6 bulan.
pernah diadakan penelitian tentang topik Peningkatan penerimaan dari Rp
yang sama. 450.000.000 bertambah menjadi Rp
Metode analisa data menggunakan 573.450.000 yakni terjadi peningkatan
metode dekriptif kuantitatif dengan sebesar Rp 123.450.000 atau sebesar 27
menggunakan analisa finansial yaitu %. Peningkatan keuntungan dari Rp
analisa biaya dan penerimaan usahatani, 91.379.667 bertambah menjadi Rp
kemudia dilanjutkan analisa kelayak 163.397.492 yakni terjadi peningkatan
usahatani dengan menggunakan analisa sebesar Rp 72.017.825 atau sebesar 78 %.
R/C ratio dan anlisa profitabilitas (Tingkat Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 1.
keuntungan).

Tabel 1. Analisa Finansial usaha pemeliharaan sapi potong 20 ekor selama 6 bulan antara
integrated farming padi-sapi dengan konvensional
KEUNTUNGAN (Rp)
KOMPONEN ANALISIS Kebu-
NO Harga Integrated
BIAYA PRODUKSI tuhan Konvensional
farming
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A. 1. SARANA PRODUKSI
a. Sapi bakalan 20 13.000.000 260.000.000 260.000.000
b. Makanan hijauan rumput
3.600 10.000 36.000.000 36.000.000
(Karung)
c. Jerami padi (Kg) 3.600 3.000 10.800.000 9.000.000
d. Serbuk gergaji (karung) 294 700 205.800 147.000
e. Konsentrat, terdiri dari:
1). Dedak (Kg) 7.200 2.000 14.400.000 14.400.000
2). Mineral (gram) 180 5.000 900.000 900.000

5
Mukhlis, dkk., Analisa Usahatani Integrasi Padi-Sapi Potong................

3). Limbah kulit kakao


7.200 300 2.160.000 720.000
(kg/ekor)
f. Obat-obatan, terdiri dari:
1). Obat cacing (bolus) 120 6.000 720.000 720.000
2). Vitamin 60 150.000 9.000.000 9.000.000
g. Bahan kompos, terdiri dari:
1). EM-4 (btl) 60 20.000 1.200.000
2). Kapur Dolomit (kg) 9.000 600 5.400.000
3). Serbuk gergaji (krg) 120 3.000 360.000
4). Arang sekam (krg) 60 10.000 600.000
5). Thitonia (kg) 3.000 300 900.000
6). Karung (kg) 2.400 3.000 7.200.000
h. Bahan urine, terdiri dari:
1). Sabut kelapa (bh) 540 250 135.000
2). Daun pinang (pelepah) 720 1.000 720.000
3). Daun surian (kg) 540 8.000 4.320.000
4). Daun pepaya (kg) 180 5.000 900.000
5). Kemasan urine 9.000 2.000 18.000.000
T O T A L ( A1 ) 373.920.800 330.887.000
2. ALAT-ALAT (buah)
a. Kandang Sapi 100 700.000 5.833.333 5.833.333
b. Peralatan kandang 1.200.000 1.200.000
c. Peralatan untuk Kompos 115.500
d. Rumah kompos 137.500
e. Peralatan untuk urine 20.625
f. Peralatan Biogas 24.750
T O T A L ( A2 ) 7.331.708 7.033.333
T O T A L (A) = ( A1 + A2 ) 382.373.008 337.920.333
B TENAGA KERJA ( HKP )
1. Ketua 180 100.000 18.000.000 12.600.000
2. Anggota 180 60.000 10.800.000 8.100.000
TOTAL (B) 28.800.000 20.700.000
TOTAL (A+B) 410.052.008 358.620.333

6
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 14, No. 1, Januari 2015

PENERIMAAN DAN
KEUNTUNGAN
1. Sapi (ekor) 20 100.000 450.000.000 450.000.000
2. Kompos (ton) 120.000 500 60.000.000
3. Biogas (kg) 45 10.000 450.000
4. Urine (liter) 9.000 7.000 63.000.000
Total Penerimaan (Rp) 573.450.000 450.000.000
KEUNTUNGAN 163.397.492 91.379.667

Peningkatan keuntungan pada R/C ratio = 1,40


usahatani terpadu padi-sapi terjadi karena B. Analisa R/C ratio usahatani
beberapa hal, yakni: 1) penambahan konvensional
penerimaan dari produk sampingan yang
belum termanfaatkan berupa: a)
pemanfaatan limbah tanaman padi berupa
jerami yang diolah menjadi pupuk kompos
dan jerami fermetasi untuk pakan ternak =
sapi, sehingga petani bisa menghemat atau
penggunaan pupuk anorganik dalam R/C ratio = 1,25
budidaya padi dan mudah mendapatkan
pakan sapi; b) pemanfaatan limbah ternak
sapi berupa feses sapi yang dioulah Analisa Profitabilitas
menjadi biogas dan pupuk kompos,
sehingga petani bisa menghemat energi A. Analisa tingkat keuntungan usahatani
bahan bakar untuk masak; c) pemanfaatan dengan pola integrasi
limbah ternak sapi berupa urin sapi yang
diolah menjadi pupuk organik cair,
sehingga petani bia menghemat
penggunaan pestisida dalam budidaya = x
padi.
100%
Profitability = 39,85 %
Analisa Kelayakan Usahatani Terpadu
B. Analisa tingkat keuntungan usahatani
Analisa R/C ratio konvensional
A. Analisa R/C ratio usahatani dengan pola
integrasi

= x
100%
=
Profitability = 25,48 %

7
Mukhlis, dkk., Analisa Usahatani Integrasi Padi-Sapi Potong................

Berdasarkan hasil analisa kelayakan ternak, ikan dan lainnya bertujuan untuk
usaha pemeliharaan sapi potong, maka menekan biaya produksi dan bisa
terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan meningkatkan produktivitas petani,
R/C ratio dan Profitability dari usahatani pendapatan, gizi dan kesejahteraan,
pemeliharaan secara konvensional ke meningkatkan tabungan pribadi dan
pemeliharaan pola integrasi padi-sapi kesehatan petani.
potong 20 ekor sapi selama 6 bulan.
Peningkatan R/C ratio dari 1,25 menjadi
1,40 yakni terjadi peningkatan sebesar Teknologi yang bisa Ditambahkan
0,15 atau sebesar 12 %. Peningkatan Teknologi yang bisa ditambahkan
Profitability dari 25,48 % menjadi 39,85 % dalam model usahatani terpadu di daerah
yakni terjadi peningkatan sebesar 14,37 % penelitian adalah teknologi tepat guna
atau sebesar 56 %. yang diterapkan dalam integrasi padi-sapi
potong:

Model Usahatani Terpadu dan 1. Budidaya tanaman padi sawah


Teknologi yang bisa Ditambahkan menggunakan teknologi pupuk kompos
kotoran sapi. Bahan yang digunakan
Model Usahatani Terpadu yang bisa adalah: feses sapi 2 bagian, sekam padi
Ditambahkan 1 bagian, dan dedak halus 1/10 bagian.
Komponen usahatani terpadu yang Larutan mikroba yang digunakan air
bisa ditambahkan di daerah penelitian cucian beras atau air rendaman dedak
adalah ikan dan itik. Berdasarkan atau mikroorganisme lokal atau MOL
komponen tambahan usahatani terpadu, keong mas
maka model usahatani terpadu yang bisa 2. Pembuatan kompos kotoran sapi
ditambahkan adalah usahatani terpadu menggunakan teknologi pembuatan
padi-ikan-itik-sapi potong. Hal ini mikroba atau aktivator berupa: air
didukung oleh beberapa hasil penelitian, cucian beras atau air rendaman dedak
meliputi: 1) Penelitian Nguyen et al atau mikroorganisme lokal atau MOL
(1996), sistem usahatani integrasi padi- keong mas. Hasilnya dari bahan 10 liter
ikan-itik-babi di Vietnam menghasilkan air cucian beras atau air rendaman 1 kg
empat kali lipat keuntungan yang dedak dalam 10 liter air ditambah 1 liter
diperoleh dibandingkan dengan sistem suspensi mikroba, akan dihasilkan
non-terpadu; 2) Penelitian Dashora dan aktivator kompos sebanyak 10 botol
Singh (2014), sistem usahatani terpadu sirup.
model tanaman-ikan-bebek-kambing
adalah yang terbaik untuk Wilayah Timur 3. Penggemukan sapi menggunakan
India dalam hal peningkatan produktivitas, teknologi jerami fermentasi sebagai
indeks keberlanjutan, pengembalian bersih pakan. Bahan yang digunakan dalam
investasi dan penciptaan lapangan kerja; 3) pembuatan jerami fermentasi adalah:
Penelitian Ugwumba et al (2010), sistem jerami, urea (0,5-1 %), dedak (5-10%),
usahatani terpadu integrasi tanaman-ikan- jagung halus (5-10%) tempe.
ternak atau kombinasi dari tanaman,
8
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 14, No. 1, Januari 2015

4. Pembuatan defaunator berfungsi untuk adalah sebesar 1,40 dan 39,85%.


meningkatkan efisiensi pencernaan Sedangkan Nilai R/C ratio dan
pada sapi dalam penggemukan. profitabilitas usahatani pemeliharaan
Defaunator yang diberikan pada ternak sapi potong secara konvensional adalah
ruminansia akan mengurangi protozoa sebesar 1,25 dan 25,48%. Nilai R/C
dalam rumen. Protozoa adalah hewan ratio dan profitabilitas tersebut
sel tunggal yang apabila ada dalam menunjukkan bahwa usaha tersebut
jumlah banyak dalam rumen akan layak dilaksanakan.
merugikan karena sifatnya sebagai
4. Komponen usahatani terpadu yang bisa
pemakan mikroba penghasil sellulase
ditambahkan di daerah penelitian
dalam rumen. Bahan defaunator dibuat
adalah ikan dan itik, sehingga model
dari gambir, yang dikombinasikan
usahatani terpadu yang bisa
dengan mineral, multivitamin dan susu
ditambahkan adalah usahatani terpadu
bubuk. Penambahan susu bubuk
padi-ikan-itik-sapi potong. Teknologi
berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi
tepat guna yang diterapkan dalam
mikroba sellulolitik sedangkan
usahatani terpadu padi-ikan-itik-sapi
penambahan mineral dan vitamin
potong adalah: pupuk kompos, mikroba
berfungsi melengkapi kebutuhan ternak
atau aktivator, defaunator, pakan jerami
akan mineral dan vitamin.
fermentasi, biogas, dan pakan ikan
ampas biogas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang DAFTAR PUSTAKA
telah dilakukan dan sesuai dengan tujuan
dari penelitian, dapat ditarik beberapa
Basuni Ruli. 2010. Sistem Integrasi Padi-
kesimpulan sebagai berikut:
Sapi Potong di Lahan Sawah (Studi
1. Penerimaan dan keuntungan dari Kasus Di Kabupaten Cianjur, Jawa
usahatani terpadu padi-sapi potong Barat). Disertasi Institut Pertanian
mengalami peningkatan, yakni: Bogor. Bogor.
Peningkatan penerimaan sebesar Rp Dashora L.N. and Singh Hari. 2014.
123.450.000 atau sebesar 27 %, Integrated Farming System-Need of
peningkatan keuntungan sebesar Rp Today. IJALSE Vol. 1 (1) 28-37, 2014
72.017.825 atau sebesar 78 %. Devendra, C. 1993. Sustainable Animal
2. Peningkatan keuntungan pada usahatani Production from Small Farm Systems in
terpadu padi-sapi terjadi karena South East Asia. Food and Agriculture
Organization Animal Production and
dihasilkannya produk sampingan olahan
Health Paper. Food and Agriculture
limbah padi dan sapi, meliputi: a) Organization, Rome.
pupuk kompos, b) jerami fermetasi, c)
biogas, d) pupuk organik cair. Fahri Anis. 2012. Teknologi Pembuatan
Biogas Dari Kotoran Ternak. Balai
3. Nilai R/C ratio dan profitabilitas Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
usahatani terpadu padi-sapi potong Riau. Pekanbaru.
9
Mukhlis, dkk., Analisa Usahatani Integrasi Padi-Sapi Potong................

Gupta, V., Rai, P.K. and Risam, K.S. Sugiyono, 2008. Statistika Untuk
2012. Integrated Crop-Livestock Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Farming Systems: A Strategy for
Sulaeman Ahmad. 2007. Sistem Pertanian
Resource Conservation and
Terpadu. Bagian Manajemen Pangan
Environmental Sustainability. Indian dan Kesehatan Lingkungan,
Research Journal of Extension
Departemen Gizi. Fakultas Ekologi
Education, Special Issue, 2: 49-54.
Manusia Institut Pertanian Bogor.
Kanto Uthai. 2011. An Animal-Plant Bogor.
Agriculture System In Thailand In
Suwandi. 2005. Keberlanjutan Usaha Tani
Response To Climate Change. Journal-
Pola Padi Sawah-Sapi Potong Terpadu
Issaas-Vol. 17 No. 1:8-16 2011.
Di Sragen: Pendekatan RAP-CLS.
Kusnadi Uka. 2008. Inovasi Teknologi Disertasi Institut Pertanian Bogor.
Peternakan dalam Sistem Integrasi Bogor.
Tanaman-Ternak untuk Menunjang
Ugwumba C.O.A., Okoh R.N., Ike P.C.,
Swasembada Daging Sapi. Jurnal pusat
Nnabuife E.L.C. and Orji E.C. 2010.
penelitian dan pengembangan
Integrated Farming System and its
peternakan. Bogor.
Effect on Farm Cash Income in Awka
Nguyen ThienA , Nguyen Cong Quoc, South Agricultural Zone of Anambra
Duong Xuan Tuyena and Massao State, Nigeria. IDOSI Publications.
Sasaskib. 1996. Rice-fish-duck-pig American-Eurasian J. Agric. &
production system in Vietnam. Environ. Sci., 8 (1): 01-06, 2010.
Proceeding of a Simposium Held in
Yunilas, 2009, Bioteknologi jerami
Conjunction with 8th AAAP Animal
melalui fermentasi sebagai bahan pakan
Science Congress Chiba, Japan,
ternak ruminansia. Karya Ilmiah,
October 13-18, 1996
Departemen Peternakan, Fakultas
Salikin, A. K. 2003. Sistem Pertanian Pertanian, USU.
Berkelanjutan. Kanisius. Jogyakarta.

10

View publication stats

You might also like