Professional Documents
Culture Documents
Mukhlisetal 2015 ANALISAUSAHATANIINTEGRASIPADI-SAPIPOTONG
Mukhlisetal 2015 ANALISAUSAHATANIINTEGRASIPADI-SAPIPOTONG
net/publication/316823686
CITATION READS
1 1,454
4 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Supply Analysis of Corn for Chicken Feed in Lima Puluh Kota Regency View project
All content following this page was uploaded by Mukhlis Mukhlis on 10 May 2017.
ABSTRACTS
A demand of meat consumption increases with the increasing in population by years to years in
Indonesia. The efforts has be done in livestock farming to meet that demand, which one of them is the
application of Integrated farming concepts. The concepts resolve the common problems in livestock
business, those are rice straw that has not been used optimally, expensive and scarce availability of
urea fertilizer, livestock waste has not been properly utilized and also untapped cocoa shell waste
(in integrated farming with cocoa plantation). The aims of the study are: 1) to knowing
increasing profit on implementation of Integrated farming with compared to conventional systems
and 2) to analyze the farm feasibility of the application of Integrated farming and conventional
systems. The conclusions of this research are: 1) Revenue and profit of conventional farming to the
Integrated farming has increased. The revenue increases from 450 million rupiah to Rp 573,45
million rupiah (the increasing revenue is 123,45 million rupiah or 27%). The profit increases
from 91.38 million rupiah to 163.40 million rupiah, that is 72.018 million rupiah higher or 78%. 2)
The value of R/C ratio and profitability of farm in Integrated farming are 1.40 and 39.85 %, while
the R/C ratio and profitability of farm in the conventional systems are 1.25 and 25.48%. The Value
R/C ratio and profitability showed that the business is feasible. The component integrated farming
that could be added in the study area is the fish and ducks, so that integrated farming models that can
be added is integrated farming of rice-fish-duck-beef. Appropriate technologies applied in integrated
farming of rice-fish-duck-beef are: compost, microbial or activators, defaunator, fermentation straw
feed, biogas, biogas residue and fish feed.
kelompok ini memiliki mata pencarian mengelola sawah/ladang, dan sore hari
dari bertani (sawah, ladang dan sesudah pulang dari ladang/sawah; 3)
beternak). Masing-masing anggota Jerami yang belum dimanfaatkan secara
kelompok memiliki ternak sapi 2-9 optimal; 4) Mahal dan langkanya
ekor, dengan total sapi dimiliki 29 ekor ketersediaan pupuk urea akhir-akhir ini.
(jantan 16 ekor dan betina 13 ekor). Harga pupuk urea non subsidi mencapai
Kelompok tani ini didirikan sejak tahun Rp. 260.000/50 kg; 5) Limbah ternak
2010. Data profil usaha dan hasil belum termanfaatkan dengan baik; dan 6)
observasi lapangan ditemukan bahwa Limbah kulit kakao belum dimanfaatkan
rata-rata laju pertambahan berat badan sapi sebagai pakan ternak.
potong berkisar antar 0,3-0,8 kg/hari
Berdasarkan latar belakang dan
tergantung jenis sapi yang dipelihara.
permasalahan di atas, maka dapat
Lama penggemukan 12-18 bulan, biaya
dirumuskan masalah penelitian sebagai
keuntungan usaha Rp. 1.200.000/ekor/
berikut: 1) Berapa besar peningkatan
periode pemeliharaan. Berdasarkan data
keuntungan usahatani kelompok sinergis
ini ternyata produktivitas sapi potong yang
karya penerapan pola integrasi padi-sapi
dipelihara kedua Kelompok Tani di atas
potong dibandingkan dengan sistem
masih rendah. Jenis sapi yang banyak
konvensional; 2) Bagaimana kelayakan
dipelihara adalah jenis Ongole dan
usahatani kelompok sinergis karya antara
Simmental, standar pertambahan bobot
pola integrasi padi-sapi potong dengan
badan sapi Ongole bisa mencapai 0,70
sistem konvensional; dan 3) Model usatani
kg/hari sedangkan sapi Simmental bisa
terpadu dan teknologi apa yang bisa
mencapai 1,8 kg/kg berat badan.
diterapkan di Kelompok Tani Sinergis
Permasalahan yang dihadapi Karya.
kelompok tani Sinergis Karya adalah
Adapun tujuan dari penelitian
kurangnya introduksi iptek yang
peningkatan keuntungan usaha
berdampak pada tidak terukurnya
pemeliharaan sapi potong dengan
keberhasilan dan efisiensi usaha pertanian
penerapan pola integrasi padi-sapi potong
dan peternakan. Permasalahan tersebut
pada kelompok tani sinergis karya adalah
yakni: 1) Rata-rata laju pertambahan berat
sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui
badan sapi potong 0,2-0,4 kg/hari, lama
peningkatan keuntungan usahatani
penggemukan 12-16 bulan, keuntungan
kelompok sinergis karya penerapan pola
usaha rata-rata Rp 1.200.000/ ekor/periode
integrasi padi-sapi potong dibandingkan
pemeliharaan (tanpa penghitungan upah
dengan sistem konvensional; 2) Untuk
tenaga kerja); 2) Jumlah ternak yang bisa
menganalisa kelayakan usahatani
dipelihara rata-rata hanya 1 ekor per
kelompok sinergis karya antara penerapan
orang. Ini disebabkan waktu mencari
pola integrasi padi-sapi potong dengan
rumput (menyabit) yang memakan waktu
sistem konvensional; dan 3) Menetukan
2-3 jam per hari/ekor sapi. Hal ini
model usatani terpadu dan teknologi yang
disebabkan beternak sapi adalah kegiatan
bisa ditambahkan di kelompok tani
sambilan, dimana petani biasanya
sinergis karya.
menyabit rumput pada pagi hari sebelum
4
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
Tabel 1. Analisa Finansial usaha pemeliharaan sapi potong 20 ekor selama 6 bulan antara
integrated farming padi-sapi dengan konvensional
KEUNTUNGAN (Rp)
KOMPONEN ANALISIS Kebu-
NO Harga Integrated
BIAYA PRODUKSI tuhan Konvensional
farming
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A. 1. SARANA PRODUKSI
a. Sapi bakalan 20 13.000.000 260.000.000 260.000.000
b. Makanan hijauan rumput
3.600 10.000 36.000.000 36.000.000
(Karung)
c. Jerami padi (Kg) 3.600 3.000 10.800.000 9.000.000
d. Serbuk gergaji (karung) 294 700 205.800 147.000
e. Konsentrat, terdiri dari:
1). Dedak (Kg) 7.200 2.000 14.400.000 14.400.000
2). Mineral (gram) 180 5.000 900.000 900.000
5
Mukhlis, dkk., Analisa Usahatani Integrasi Padi-Sapi Potong................
6
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 14, No. 1, Januari 2015
PENERIMAAN DAN
KEUNTUNGAN
1. Sapi (ekor) 20 100.000 450.000.000 450.000.000
2. Kompos (ton) 120.000 500 60.000.000
3. Biogas (kg) 45 10.000 450.000
4. Urine (liter) 9.000 7.000 63.000.000
Total Penerimaan (Rp) 573.450.000 450.000.000
KEUNTUNGAN 163.397.492 91.379.667
= x
100%
=
Profitability = 25,48 %
7
Mukhlis, dkk., Analisa Usahatani Integrasi Padi-Sapi Potong................
Berdasarkan hasil analisa kelayakan ternak, ikan dan lainnya bertujuan untuk
usaha pemeliharaan sapi potong, maka menekan biaya produksi dan bisa
terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan meningkatkan produktivitas petani,
R/C ratio dan Profitability dari usahatani pendapatan, gizi dan kesejahteraan,
pemeliharaan secara konvensional ke meningkatkan tabungan pribadi dan
pemeliharaan pola integrasi padi-sapi kesehatan petani.
potong 20 ekor sapi selama 6 bulan.
Peningkatan R/C ratio dari 1,25 menjadi
1,40 yakni terjadi peningkatan sebesar Teknologi yang bisa Ditambahkan
0,15 atau sebesar 12 %. Peningkatan Teknologi yang bisa ditambahkan
Profitability dari 25,48 % menjadi 39,85 % dalam model usahatani terpadu di daerah
yakni terjadi peningkatan sebesar 14,37 % penelitian adalah teknologi tepat guna
atau sebesar 56 %. yang diterapkan dalam integrasi padi-sapi
potong:
Gupta, V., Rai, P.K. and Risam, K.S. Sugiyono, 2008. Statistika Untuk
2012. Integrated Crop-Livestock Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Farming Systems: A Strategy for
Sulaeman Ahmad. 2007. Sistem Pertanian
Resource Conservation and
Terpadu. Bagian Manajemen Pangan
Environmental Sustainability. Indian dan Kesehatan Lingkungan,
Research Journal of Extension
Departemen Gizi. Fakultas Ekologi
Education, Special Issue, 2: 49-54.
Manusia Institut Pertanian Bogor.
Kanto Uthai. 2011. An Animal-Plant Bogor.
Agriculture System In Thailand In
Suwandi. 2005. Keberlanjutan Usaha Tani
Response To Climate Change. Journal-
Pola Padi Sawah-Sapi Potong Terpadu
Issaas-Vol. 17 No. 1:8-16 2011.
Di Sragen: Pendekatan RAP-CLS.
Kusnadi Uka. 2008. Inovasi Teknologi Disertasi Institut Pertanian Bogor.
Peternakan dalam Sistem Integrasi Bogor.
Tanaman-Ternak untuk Menunjang
Ugwumba C.O.A., Okoh R.N., Ike P.C.,
Swasembada Daging Sapi. Jurnal pusat
Nnabuife E.L.C. and Orji E.C. 2010.
penelitian dan pengembangan
Integrated Farming System and its
peternakan. Bogor.
Effect on Farm Cash Income in Awka
Nguyen ThienA , Nguyen Cong Quoc, South Agricultural Zone of Anambra
Duong Xuan Tuyena and Massao State, Nigeria. IDOSI Publications.
Sasaskib. 1996. Rice-fish-duck-pig American-Eurasian J. Agric. &
production system in Vietnam. Environ. Sci., 8 (1): 01-06, 2010.
Proceeding of a Simposium Held in
Yunilas, 2009, Bioteknologi jerami
Conjunction with 8th AAAP Animal
melalui fermentasi sebagai bahan pakan
Science Congress Chiba, Japan,
ternak ruminansia. Karya Ilmiah,
October 13-18, 1996
Departemen Peternakan, Fakultas
Salikin, A. K. 2003. Sistem Pertanian Pertanian, USU.
Berkelanjutan. Kanisius. Jogyakarta.
10