Professional Documents
Culture Documents
Makalah Materi Pendidikan Agama Islam I
Makalah Materi Pendidikan Agama Islam I
Disusun Oleh :
Kelompok IX
Untaian rasa syukur tak henti kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
Berkat rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, akhirnya tugas kelompok
mata kuliah MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I (PAI I) ini dapat
penulis selesaikan tepat pada waktunya. Semoga tugas ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan ataupun petunjuk bagi pembaca.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada orang tua
penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Juga kepada
teman-teman yang telah mendukung dan memberikan semangat hingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Khususnya kepada dosen mata kuliah MATERI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I (PAI I), Drs. Syahrullah, M.PdI, yang telah
membimbing penulis.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penulis menunggu saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca. Agar di kemudian hari penulis dapat membuat makalah yang lebih
baik dari sebelumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam............................................3
B. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam................................................3
C. Macam-Macam Lingkungan Pendidikan..............................................5
D. Lingkungan Pendidikan Islam..............................................................9
1. Lingkungan Pendidikan Islam di Dalam Sekolah...........................9
a. Sekolah Zaman Rasulullah Saw...............................................10
b. Sekolah Periode Abbasiyah Akhir............................................11
c. Sekolah Zaman Modern............................................................11
2. Lingkungan Pendidikan Islam di Luar Sekolah..............................12
a. Keluarga....................................................................................12
b. Masyarakat................................................................................15
c. Negara.......................................................................................17
d. Individu/ Pribadi.......................................................................19
BAB III PENUTUP.........................................................................................21
A. Kesimpulan...........................................................................................21
B. Saran.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Lingkungan secara umum?
2. Apa Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam?
3. Apa saja Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam?
4. Apa saja macam-macam lingkungan pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Lingkungan secara umum
2. Mengetahui Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam
3. Mengetahui Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
4. Mengetahui macam-macam lingkungan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan
karakter manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia
melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya.
Di keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun
kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar
kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw
dalam sabda yang berbunyi:
َفَأَبَو اُه ُيَه ِّو َداِنِه َأْو ُيَم ِّج َساِنِه َأْو ُيَن ِّص َر اِنِه،ُك ُّل َم ْو ُلْو ٍد ُيْو َلُد َع َلى اْلِفْط َر ِة
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah, maka
sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi
dan Nasrani” (HR. Mutafaqun Alaih)
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang
peranan penting dalam membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan
dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk
mendidiknya.
Dalam hal ini Allah berfirman:
٦ ... َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ُقٓو ْا َأنُفَس ُك ۡم َو َأۡه ِليُك ۡم َناٗر ا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari siksa api neraka…(at-Tahrim:6) (Depag, 2009: 560)
Yang dimasud dengan berenang dan memanah dalam hadist ini adalah
kewajiban orang tua untuk mendidiknya dalam pendidikan agama dan
pendidikan umum, termasuk di dalamnya adalah pendidikan keterampilan.
Keluarga dalam perspektif pendidikan Islam memiliki tempat yang
sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup seseorang. Baik
buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik buruknya
pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga.
Fungsi keluarga dalam kajian lingkungan pendidikan sebagai institusi
sosial dan institusi pendidikan keagamaan.
1. Keluarga sebagai Institusi Sosial
Orang tua berkewajiban untuk mengembangkan fitrah dan bakat yang
dimilikinya. Pendidikan dalam perspektif ini, tidak menempatkan anak
sebagai objek yang dipaksa mengikuti nalar dan kepentingan pendidikan,
tetapi pendidikan anak berarti mengembangkan potensi dasar yang dimiliki
anak yang dimaksud. Dalam Islam, potensi yang dimaksud cenderung pada
kebenaran. Karena ia cenderung pada kebenaran, maka orang tua dituntut
untuk mengarahkannya.
Posisi keluarga seperti gambar di atas, menurut M. Noorsyam telah
menunjukkan bahwa keluarga pada hakekatnya berperan sebagai institusi
sosial. Keluarga menjadi bagian dari masyarakat dan Negara. Tanggung jawab
sosial dalam keluarga, akan menjadi kesadaran bagi perwujudan masyarakat
yang baik. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama. Di
lingkungan ini anak akan diperkenalkan dengan kehidupan sosial. Adanya
interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya
menyebabkan ia menjadi bagian dari kehidupan sosial.
2. Keluarga sebagai Institusi Pendidikan/ Keagamaan
Pada prinsipnya Islam mengakui pada diri manusia terdapat potensi
untuk berbuat baik sekaligus berbuat jahat. Sehingga Islam berusaha
mengarahkan potensi tersebut dalam koridor agama, usaha ke arah tersebut
bukan hanya perpindahan sejumlah teori ilmu pengetahuan, tapi lebih dari itu
juga adalah penanaman nilai-nilai moral. Sejalan dengan itu, hakekat
pendidikan pada dasarnya adalah mewariskan nilai-nilai Islami yang menjadi
penuntun dalam melakoni aktivitasnya yang sekaligus sarana untuk
membentuk peradaban manusia.
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dapat dididik dan
membutuhkan pendidikan. Dalam perspektif Islam, yang jauh lebih penting
lagi adalah bagaimana orang tua membantu perkembangan psikologis dan
intelektual anak. Aspek ini membutuhkan kasih sayang, asuhan dan perlakuan
yang baik. Termasuk yang jauh lebih penting lagi adalah peran orang tua
menanamkan nilai-nilai keagamaan dan keimanan anak. Model pendidikan
keimanan yang diberikan orang tua kepada anak, dituntut agar lebih dapat
merangsang anak dalam melakukan contoh perilaku orang tua (uswatun
hasanah).
Suatu kehidupan yang baik sesuai dan tetap menjalankan agama yang
dianutnya merupakan persiapan yang baik untuk memasuki pendidikan
sekolah oleh karena melalui suasana keluarga yang demikian itu tumbuh dan
berkembang secara wajar keserasian yang pokok harus terbina adalah
keserasian anatara ibu dan ayah, yang merupakan komponen pokok dalam
setiap keluarga seorang ibu secara intuisi mengetahui alat-alat pendidikan apa
yang baik dan dapat digunakan sifatnya yang lebih halus dan perasa iru adalah
unsur yang paling melengkapi dan isi mengisi yang membentuk suatu
keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan suatu keluarga.
Menurut Drs. Abdurrahman Saleh ada tiga macam pengaruh
lingkungan pendidikan terhadap keberagaman anak, yaitu:
1. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini
adakalanya berkebaratan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula
agar sedikit tahu tentang hal itu.
2. Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa
keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak
beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara
kebetulan.
3. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam
kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi (dorongan) yang
kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang
ada.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan
pendidikan itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Pengaruh lingkungan positif
2. Pengaruh lingkungan negative
3. Pengaruh netral
b. Lingkungan Sekolah
Pada dasarnya sekolah harus merupakan suatu lembaga yang
membantu bagi terciptanya cita-cita keluarga dan masyarakat , khususnya
masyarakat Islam dalam bidang pengajaran yang tidak dapat secara sempurna
dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi ummat Islam , lembaga pendidikan
yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan Islam , artinya bukan
sekedar lembaga yang didalamnya diajarkan agama Islam , melainkan suatu
lembaga pendidikan yang secara keseluruhan bernafaskan Islam hal itu hanya
mungkin terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dalam
pandangan keagamaan. Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja
dibentuk guna untuk mendidik daan membina generasi muda ke arah tujuan
tertentu,terutama untuk membekali anak dengan pengetahuan dan kecakapan
hidup (life skill) yang dibutuhkan kemudian hari. Sebagai lembaga
pendidikan, sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
perkembangan anak-anak dan remaja.
Anak-anak dari keluarga muslim yang bersekolah sesungguhnya
secara serempak hidup dalam tiga lingkungan, yaitu keluarga, Masjid dan
sekolah. ketiga unsur itu harus serasi dan saling mengisi dalam membentuk
kpribadian anak didik. Sekolah dan pengaruhnya terhadap pendidikan dalam
perkembangannya, sekolah baru dapat didirikan seperti sekarang setelah
melampauhi periode yang cukup panjang. pengetahuan awal seorang anak
bermula dari orang tua dan masyarakat yang secara tidak langsung
memberikan berbagai pengetahuan dasar, walaupun tidak sistematis dan
seterusnya.
Masih dalam buku yang sama Riadi, dkk (2017: 177) Keluarga
merupakan unit pertama dalam masyarakat. Disitulah terbentuknya tahap
awal proses sosialisasi dan berkembangnya individu. Setiap orang tua
memikul tanggung jawab memelihara dan melindungi anaknya, baik dari
segi biologis agar anak-anak dapat tumbuh secara wajar maupun dari segi
Psikologis. Untuk memenuhi kebutuhan biologis anak yang masih bayi itu,
secara alamiah diciptakan Allah air susu ibu dalam kandungan. Inilah
proses sosialisasi anak yang pertama kali dalam keluarga, yang dalam hal
ini sosialisasi dengan ibu. ASI (Air Susu Ibu) juga merupakan manifestasi
tanggung jawab ibu yang diberikan kepada anaknya.
... َو ٱۡل َٰو ِلَٰد ُت ُيۡر ِض ۡع َن َأۡو َٰل َد ُهَّن َح ۡو َلۡي ِن َك اِم َلۡي ِۖن ِلَم ۡن َأَر اَد َأن ُيِتَّم ٱلَّر َض اَع َۚة
٢٣٣
Artinya: “para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama
dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyepurnakan penyusuan”...
(QS. Al-Baqarah : 233). (Depag, 2009: 37)
Sedangkan sebagai pendidik mereka memikul tanggung jawab
membimbing, membantu, dan mengarahkan perkembangan anak agar
mencapai kedewasaan sebagaimana dicita-citakan. Diharapakan setelah
anak melampaui pendidikan keluarga yang panjang, ia mampu berdiri
sendiri dalam arti dapat hidup layak bersama orang lain dan mampu
bertanggung jawab atas perbuatannya pada diri sendiri, masyarakat, dan
kepada Tuhan (Riadi, dkk, 2017: 178).
1. Masjid
Setelah nabi hijrah dari mekkah ke madinah, aktivitas pertama
yang dilakukan nabi adalah membangun masjid yang dapat
menghimpun kaum muslimin. Sebagai lingkungan pendidikan Islam.
Masjid mempunyai fungsi:
a. Fungsi Edukatif.
Masjid berpungsi sebagai tempat pembinaan angkatan perang dan
gerakan kemerdekaan, pembebasan umat dari penyembahan
berhala, jangan tempat manusia dididik supaya memegang teguh
kekuatan, cinta kepada ilmu pengetahuan, mempunai kesadaran
sosial, serta menyadari hak dan kewajiban mereka dalam Negara
Islam.
b. Fungsi sosial
Ketika perang menerpa kaum muslimin, masjid digunakan sebagai
tempat berlindung, sebagaimana pernah terjadi pada perang salib
pertama dan yang kedua yang ketika itu kaum muslimin melawan
penjajah yang bercokol satu abad lebih. Revolusi Aljazair pun
berbasis di pondok-pondok dan sekolah-sekolah Islam yang berada
di masjid. Demikian pula gerakan Islam di Pakistan, Afganistan
dan sebagainya.
2. Asrama
d. Individu/ Pribadi
Allah berfirman:
َو َك َٰذ ِلَك َج َع ۡل َٰن ُك ۡم ُأَّم ٗة َو َس ٗط ا ِّلَتُك وُن وْا ُش َهَد ٓاَء َع َلى ٱلَّن اِس َو َيُك وَن ٱلَّرُس وُل
١٤٣ ...َع َلۡي ُك ۡم َش ِهيٗد ا
Artinya: ”Dan demikianlah Kami jadikan kamu suatu umat yang
seimbang, adil dan harmonis, supaya kamu menjadi pengawas bagi
manusia dan rasul menjadi pengawas atas kamu.” (QS. Al-Baqarah :
143). (Depag, 2009: 22)
Pembentukan yang harmonis ini dapat ditempuh dengan tiga tahap.
Pertama, pembiasaan, pembentukan pengertian, sikap dan minat, dan
pembentukan kerohanian yang luhur. Kedua, mengasah pikiran untuk
ditanamkan pengertian ikhlas dan sabar agar terbentuk sikap untuk
menjauhi perbuatan yang bertentangan dengan sabar dan ikhlas. Ketiga,
pembentukan kerohanian yang luhur dengan alat utamanya adalah budi
dan tenaga-tenaga kejiwaan sebagai alat tambahan. Pikiran dengan disinari
budi akan dapat mengenal Allah dan akan menghasilkan segala yang
dilakukannya berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab dan akan
memberikan manfaat serta pelaksanaan amalan-amalannya lebih sadar dan
khusyu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian lingkungan menurut Sartain (ahli pisikolog Amerika) yang
dimaksud dengan lingkungan yaitu meliputi kondisi dan alam dunia
yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan perkembangan atau life processes.
2. Menurut Abuddin Nata bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah
suatu institusi atau lembaga dimana pendidikan itu berlangsung yang
terdapat di dalamnya ciri-ciri keislaman yang memungkinkan
terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.
3. Ruang lingkup ilmu pendidikan Islam:
a. Perbuatan mendidik itu sendiri
b. Anak didik
c. Dasar dan tujuan pendidikan Islam
d. Pendidik atau guru
e. Materi pendidikan Islam
f. Metode pendidikan Islam
g. Evaluasi pendidikan
h. Alat-alat pendidikan
i. Lingkungan sekitar
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
ilmu pendidikan Islam meliputi segala aspek yang menyangkut
penyelenggaraan pendidikan Islam (Riadi, Nurlaili, Hamzah, 2017:
18).
B. Saran
Kepribadian merupakan ciri khas seseorang dan dapat dibentuk melalui
bimbingan dari berbagai pihak terutama diri sendiri. Jadi kepribadian seseorang
sangat menentukan pendidikan keberagamaannya dengan segala sifat yang
dimiliki, namun juga kepribadian itu memerlukan dibimbing oleh pihak luar.
DAFTAR PUSTAKA
http://harun-nasution.blogspot.com/2012/08/lingkungan-pendidikan-dalam-
perspektif.html
https://www.kumpulanmakalah.com/2015/11/lingkungan-pendidikan-islam.html
http://blog.re.or.id/pendidikan-islam-indonesia.htm
Riadi, Nurlaili, dan Hamzah. 2017. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.