Professional Documents
Culture Documents
Contoh Penerapan Project Based Learning
Contoh Penerapan Project Based Learning
Perlu diketahui bahwa penerapan project based learning setiap sekolah bisa berbeda-beda
karena menyesuaikan dengan karakteristik siswa masing-masing. Berikut adalah beberapa
contoh penerapan pembelajaran berbasis proyek yang dibagi berdasarkan mata pelajaran.
Matematika
Bagi banyak siswa, sulit untuk membuat hubungan antara matematika dengan kehidupan
sehari-hari sehingga terkesan hanya teoritis saja. Dengan mengadopsi pendekatan project
based learning (PBL), siswa belajar bahwa matematika tidak hanya teoritis, tetapi praktis dan
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contohnya.
1. Membuat Bangunan
Jika saat ini Bapak dan Ibu guru sedang mengajar bab mengenai geometri atau bangun ruang,
Bapak dan Ibu guru bisa memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan keterampilan
geometri mereka dengan merancang sebuah bangunan atau taman bermain atau gedung baru
untuk sekolah.
Siswa bisa menggunakan aplikasi gratis yang dapat mereka unduh di play store maupun app
store, atau cukup menggunakan pensil dan buku gambar saja. Dalam perancangan bangunan
atau taman bermain harus didasarkan pada penyertaan sejumlah bentuk 2 dimensi atau 3
dimensi.
Misalnya, paling tidak ada dua atau tiga segitiga sama kaki, empat persegi panjang,
trapesium, tabung, dan sebagainya. Setelah selesai, setiap siswa harus menghitung berapa
luas dan keliling bangunan yang mereka rancang tersebut, serta apa saja komponen
penyusunnya.
2. Melukis di Dinding
Mungkin akan banyak siswa yang bingung kenapa melukis di dinding dikaitkan dengan
matematika, bukankah seharusnya berkaitan dengan seni? Ya, memang benar kegiatan
melukis memang identik dengan seni, tapi dalam penggunaan tangga untuk melukis gedung-
gedung tinggi ternyata menggunakan bantuan teorema Phytagoras.
Oleh karena itu, agar siswa dapat belajar penerapan teorema Pythagoras dalam kehidupan
sehari-hari, Bapak dan Ibu guru bisa meminta mereka untuk menentukan seberapa tinggi
tangga yang dibutuhkan agar dapat disandarkan ke dinding dan pelukis bisa menaiki tangga
untuk melukis dinding dengan aman dan tidak terbalik.
Tanpa disadari sebenarnya dalam pembuatan to do list sehari-hari, kita bisa menerapkan teori
aljabar yang dipelajari dalam matematika. Nah, untuk Bapak dan Ibu guru yang sedang
mengajar bab mengenai aljabar, bisa menggunakan contoh ini sebagai bentuk penerapan
project based learning.
Mintalah siswa untuk membuat jadwal kegiatan mereka sepanjang hari dan menjumlahkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kegiatan. Sebagai contoh, untuk
mengetahui apakah mereka bisa sampai di sekolah tepat waktu atau tidak jika memilih untuk
menyetel alarm pada pukul 6 pagi.
Jadikan waktu, jarak, atau hal-hal lain sekiranya dapat mempengaruhi tujuan mereka untuk
sampai di sekolah sebagai variabel Aljabar. Setelah proyek selesai, mintalah siswa untuk
mempresentasikan hasil proyeknya agar teman-teman di kelasnya bisa belajar hal yang sama.
Terkadang, kita sering kali merasa bingung berapa takaran yang pas ketika harus masak
makanan dalam porsi yang besar. Sebagai solusinya, bisa menggunakan teori Aljabar.
Nah, dalam penerapan contoh project based learning yang satu ini, Bapak dan Ibu guru bisa
meminta siswa untuk menghitung berapa takaran bumbu dan jumlah bahan yang tepat untuk
membuat makanan dengan ukuran porsi yang berbeda-beda. Dalam hal ini, jumlah bahan dan
porsi adalah variabelnya.
Selain memastikan takaran bumbu dan bahan, serta jumlah makanan yang cukup, tetapi siswa
juga harus memastikan kalau rasanya enak.
Jika saat ini Bapak dan Ibu guru sedang mengajar materi probabilitas dan statistika,
menghitung peluang seseorang meninggal dalam kecelakaan mobil ini bisa menjadi salah
satu proyek yang harus diselesaikan siswa.
Dalam hal ini, mereka harus menghitung peluangnya dengan menggunakan rumus
probabilitas dan statistika agar mendapatkan hasil yang tepat.
Sains
Bisa dikatakan dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa terlepas dari ilmu sains. Hanya saja,
sering kali kita tidak menyadarinya.
Oleh karena itu, untuk menambah dan mengasah pengetahuan siswa dalam bidang sains,
Bapak dan Ibu guru bisa menerapkan beberapa proyek sains berikut ini.
Saat maag kambuh, sering kali penderitanya mengonsumsi obat-obatan golongan antasida.
Nah, hal ini ternyata berkaitan dengan teori asam dan basa dalam mata pelajaran kimia.
Siswa bisa mengidentifikasi mengapa penderita sakit maag harus mengonsumsi obat-obatan
golongan antasida, bagaimana proses obat tersebut bekerja menetralkan asam lambung yang
naik, apa saja obat-obatan golongan antasida. Jika sudah selesai, siswa dapat
mempresentasikan hasilnya di hadapan teman-teman sekelasnya.
Jika saat ini Bapak dan Ibu guru sedang mengajar teori Mekanika Kuantum, maka proses
bagaimana sebuah alarm berbunyi bisa menjadi contoh penerapan model pembelajaran
berbasis proyek yang tepat. Dalam hal ini, siswa dapat mengidentifikasi bagaimana alarm
bisa mengeluarkan suara yang nyaring.
8. Setrika Uap
Untuk menerangkan materi tentang perubahan energi panas menjadi bentuk energi lain atau
termodinamika, siswa dapat melakukan percobaan dengan menggunakan setrika uap. Sebab,
alat ini banyak menerapkan teori fisika agar dapat menjalankan fungsinya, termasuk teori
termodinamika ini.
9. Pembuatan Tapai
Tapai atau tape merupakan salah satu jenis makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi.
Salah satu cabang ilmu biologi yang terlibat dalam proses pembuatan tapai ini adalah
bioteknologi.
Agar siswa mudah memahami tentang proses fermentasi ini, mereka bisa melakukan
percobaan dengan membuat tapai sendiri. Kemudian, identifikasi faktor apa saja yang bisa
memengaruhi keberhasilan atau kegagalan pembuatan tapai, bahan apa saja yang diperlukan,
dan sebagainya.
Agar materi mengenai struktur tumbuhan lebih mudah dipahami siswa, cobalah dengan
meminta mereka untuk memilih satu jenis bunga, lalu bedah apa saja bagian-bagian yang ada
pada bunga tersebut. Cara ini terbilang sangat sederhana, tapi akan memudahkan siswa dalam
memahami materi struktur tumbuhan.
Sosial
Berikut lima ide project based learning untuk mata pelajaran sosial.
Untuk melatih rasa simpati dan empati siswa, Bapak dan Ibu bisa meminta siswa untuk
menjadi relawan. Tidak harus relawan bencana alam, tapi bisa menjadi relawan guru dan
mengajar anak-anak kecil atau relawan di tempat penampungan hewan.
Jika hanya mengingatkan siswa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sepertinya tidak
cukup. Untuk itu kegiatan seperti membersihkan lingkungan sekitar bisa dilakukan.
Tidak hanya untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan saja, tapi
juga mengajarkan mereka untuk lebih menghargai petugas kebersihan yang setiap hari harus
membersihkan lingkungan.
Selain menjadi relawan, Bapak dan Ibu guru juga bisa meningkatkan rasa empati dan simpati
siswa dengan mengajak mereka melakukan aksi penggalangan dana untuk korban bencana
alam, kurang mampu, maupun penanganan Covid-19.
14. Mengajarkan Keterampilan Gadget dan Media Sosial Pada Orang Tua
Tak sedikit orang tua yang kesulitan mengoperasikan gadget dan media sosial. Sayangnya,
tidak banyak pula orang yang ingin mengajarkan mereka.
Siswa dapat membagikan wawasan yang mereka miliki kepada orang tua dengan
mengajarkan mereka bagaimana cara mengoperasikan gadget atau media sosial dengan baik.
Kemudian, mintalah mereka untuk mempresentasikan hasil atau pengalaman yang mereka
dapatkan dari proyek tersebut.
Agar siswa memiliki rasa kepedulian dan keinginan untuk berbagi, Bapak dan Ibu guru bisa
mengajak mereka untuk mendonasikan barang-barang yang masih layak untuk digunakan
kepada mereka yang membutuhkan. Bisa berupa baju, buku, ataupun mainan.
Bahasa
Project based learning juga bisa diterapkan dalam mata pelajaran bahasa, baik bahasa
Indonesia, Inggris, atau bahasa asing lainnya. Berikut beberapa contoh proyeknya.
Dengan demikian, siswa dapat belajar mengenai kosa kata baru, terutama di bidang bisnis.
Proyek ini akan fokus pada keterampilan komunikasi verbal. Mintalah siswa untuk memilih
sebuah buku atau kutipan dari sebuah buku untuk dibaca.
Secara bergiliran, siswa memberikan ulasan singkat tentang buku yang mereka baca sekaligus
sudut pandang mereka tentang peristiwa dalam buku tersebut. Mereka dapat berdiskusi
tentang nilai-nilai moral karakter atau pelajaran yang bisa diambil dari kisah dalam buku
tersebut.
18. Menulis Opini
Untuk melatih kemampuan pasif berbahasa asing, terutama menulis, ajak siswa untuk
menganalisis masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat. Setelah itu, minta mereka
untuk menuliskan opini mereka mengenai permasalahan tersebut dan tidak ada salahnya
mengirimkan hasil tulisan yang sangat bagus ke koran lokal maupun nasional.
Kegiatan menonton film bersama teman-teman sekelas ini mungkin menjadi kegiatan yang
paling menyenangkan. Dalam hal ini, pilihlah film yang mudah untuk dipahami siswa dan
memiliki nilai moral yang bagus.
Setelah film selesai, ajukan beberapa pertanyaan, seperti siapa karakter favorit mereka dan
jelaskan alasannya. Sebagai tugas akhir, Bapak dan Ibu guru bisa memberikan siswa tugas
berupa menulis naskah dan memerankan tokoh pada salah satu film favorit mereka.
Cara ini dilakukan untuk meningkatkan kefasihan siswa dalam berbicara bahasa asing
sekaligus melatih mereka agar terbiasa dan tidak takut untuk mengungkapkan pendapat.
Project based learning merupakan bagian dari Asesmen Ipsatif. Asesmen Ipsatif adalah tipe
penilaian sebagai pembelajaran yang membandingkan hasil terdahulu dengan percobaan
kedua, untuk memotivasi siswa dalam menyusun tujuan meningkatkan kemampuan
mereka.