You are on page 1of 12

Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022

E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

PEMIKIRAN IMAM AL MAWARDI TENTANG LEMBAGA PENGAWAS


KEGIATAN EKONOMI GUNA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN NEGARA

IMAM AL MAWARDI'S THOUGHT ABOUT ECONOMIC ACTIVITIES SUPERVISORY


INSTITUTIONS TO IMPROVE THE COUNTRY'S ECONOMY

Ian Rakhmawan Suherli, Dedah Jubaedah, Pandu Pribadi


Prodi Pasca Sarjana Ekonomi Syariah, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
STIT Muhammadiyah Banjar,
Email: shindan2006@gmail.com

Naskah masuk: 2022-02-04 Naskah diperbaiki: 2022-03-16 Naskah diterima: 2022-03-26

ABSTRAK

The concept of Islamic economic thought has begun when the Prophet Muhammad was appointed as a
prophet and then later changed times, there were more and more thoughts about Islamic economics.
During the Abbasid Daula, many Islamic thinkers were born, including Imam al Mawardi, an
interdisciplinary scientist who has contributed and succeeded in building the foundation of Islamic
economics. There are three books written by him, the Adab Ad Dunya Wa Addin, AL Hawi and Ahkam as
Sulthaniyah books which contain about leadership, state loans, taxation, Baitul mal, state responsibility,
market mechanisms, recognition of land rights and the need to strengthen economic supervisory
institutions. Imam al Mawardi is still relevant in this contemporary era.

Keywords : al Mawardi, Hisbah, Fiscal Policy


ABSTRACT

Konsep pemikiran ekonomi secara islam sudah dimulai saat Nabi Muhammad diangkat jadi rosul
kemudian selanjutnya berganti masa maka semakin banyak pemikiran tentang ekonomi islam. Di
masa Daulah Abbasiyah banyak lahir para pemikir islam diantaranya adalah Imam al Mawardi yaitu
seorang ilmuwan interdisipliner yang telah memberikan kontribusi dan berhasil membangun pondasi
ekonomi islam. Terdapat tiga buku karangan beliau, Buku Adab Ad Dunya Wa Addin, AL Hawi dan
Ahkam as Sulthaniyah yang berisikan tentang kepemimpinan, pinjaman negara, perpajakan, Baitul
mal, tanggung jawab negara, mekanisme pasar, pengakuan hak tanah dan perlunya penguatan
lembaga pengawas ekonomi menjadikan pemikiran Imam al Mawardi masih relevan di masa
kontemporer ini.

Kata Kunci: al Mawardi, Hisbah, Kebijakan Fiskal

Copyright © 2022 Program Studi Ekonomi Syariah, FEB Universitas Majalengka. All rights
reserved.reserved.

91
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

PENDAHULUAN Mawardi dengan berbagai ragam ilmu akan


tetapi memfokuskan terhadap ilmu
Perkembangan ekonomi islam ekonomi islam versinya yang mana
dimulai dari diangkatnya Muhammad SAW memberikan kontribusi besar pada
sebagai nabi dan rosul. Nabi Muhammad pendapatan negara terhadap kejayaan
SAW memberikan contoh dalam Dinasti Abbasiyah khususnya dan agama
berperilaku sehari-hari utamanya dalam islam secara umum.
melakukan perdagangan sehingga beliau Tulisan ini berupaya untuk mengulas secara
dikenal sebagai al amin yang artinya dapat singkat biografi, karya-karya dan pemikiran
dipercaya. Sikap diri tersebut menjadi islam model Imam Al-Mawardi yang mana
fondasi dalam melakukan kegiatan apakah masih relevan bila
ekonomi secara syariah , karena ekonomi diimplementasikan di era kontemporer ini.
adalah merupakan salah satu tiang
penopang keimanan yang wajib Metode
diperhatikan. Penulisan artikel ini masuk kepada
Masa keemasan islam yaitu terjadi tipe studi pustaka atau penelitian studi
Ketika Dinasti Abbasiyah berkuasa yang literatur yaitu dengan cara melakukan
berlangsung pada (132 – 656 H / 750 – kegiatan survei terhadap buku, sumber
1258 M) dan dimasa itulah banyak informasi dari internet dan artikel ilmiah
menghasilkan ilmu pengetahuan sebelumnya yang bertema imam al
diberbagai cabang keilmuan baik agama, mawardi lainnya yang menunjang
teknologi dan ekonomi serta dimasa inilah keterkaitan terhadap penulisan artikel ini.
banyak melakukan penterjemahan buku-
buku dari Bahasa latin dan lainnya menjadi
buku-buku berbahasa arab. HASIL DAN PEMBAHASAN
Masa Dinasti Abbasiyah melahirkan
para ekonom handal diantaranya adalah Pada bagian hasil dan pembahasan
Ali bin Muhammad bin Habib Al Mawardi menjadi bagian dilakukannya
al-Basri al Syafii yang selanjutnya dikenal penganalisaan, penelitian yang hasilnya
menjadi Imam al Mawardi. Beliau termasuk kemudian dibandingkan dengan bahan
dalam salah satu orang yang cemerlang pustaka yang ada dan menjelaskan
baik karir maupun penulisan buku-bukunya dampak hasil penelitian yang didapat
berbagai tema dan terdapat tema untuk ilmu pengetahuan /
ekonomi dipaparkannya dan amsih relevan pemanfaatannya. Pembahasan ini
untuk bisa dinikmati sampai sekarang dan didalamnya ditampilkan tabel yang
dapat dijadikan telaahan ilmiah dan pada diperoleh dari studi pustaka.
masanya dijadikan acuan oleh para
pemimpin dalam menentukan kebijakan. 1. Biografi Al Mawardi
Banyaknya Permasalahan yang Nama lengkap Imam al Mawardi
terjadi di masa Dinasti Abbasiyah, salah adalah Ali bin Muhammad bin Habib Al
satunya adalah peningkatan pendapatan Mawardi al-Basri, al syafii. Gelar al
negara yang perlu perbaikan secara Mawardi diperolehnya dari para ahli
berkelanjutan baik Lembaga maupun taqabat dan sejarah sebagai pengakuan
pengurusnya. konsep ekonomi islam Imam kemampuannya dalam ilmu agama, Qodi al
al Mawardi dalam hal tersebut adalah Qudhat, al Basri dan Al syafi’i. Penamaan al
perlu adanya lembaga yang kuat serta Mawardi sekarang ini adalah dikaitkan
pengurus yang berintegritas, yang mana kepada hal tertentu yaitu air mawar (ma’
dituangkan pada karya-karyanya dibukukan al-wardi) kepada bapak kemudian
dengan dasar quran sunnah dan ijtihadnya. kakeknya sebagai yang dikenal menjual air
Berbagai buku ditulis oleh Imam al

92
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

mawar. Gelar Qodi al qudhat dikarenakan Mawardi menjadi seorang tokoh


bahwa dia adalah seorang ketua Qadi yang berpengaruh dari mazdhab Syafi’i yang
berakhlakk mulia dalam bidang fiqih. Saat diberi amanah untuk menduduki jabatan
tahun 429 Hijriah diterimalah gelar Qadi (hakim) yang ditempatkan pada
tersebut. Gelar yang diberikan biasanya beberapa negeri bawahan Daulah
dikaitkan dnegan daerah dimana orang Abbasiyah. Puncak karir jabatan al
tersebut berasal karena al Mawardi terlahir Mawardi ketika era kekuasaan Sultan al
yang bertempat di Kota Basrah maka dia Qaim bin Amrillah al Abbasi kembali yang
diberi gelar al Basri. Nama panggilan kemudian al Mawardi diangkat sebagai
kesayangan dikalangan keluarganya adalah hakim agung bertempat di Kota Baghdad.
Abu Hassan. Sekalipun hidup didunia islam terbagi
Tahun 364 Hijriah bertepatan dengan ke dalam tiga dinasti yang tidak beralianasi
tahun 974 Masehi di Kota Basrah lahirlah satu sama lain, yaitu Dinasti Ummayah II di
seorang bayi yang kemudian hari dikenal wilayah Andalusia, Dinasti Abbasiyah di
sebagai Imam Al Mawardi. Imam al wilayah Mesir dan Dinasti Abbasiyah
Mawardi tinggal didalam lingkungan dengan beribukotanya di Kota Baghdad,
keluarga yang memiliki ketertarikan Imam al Mawardi diberi kepercayaan
terhadap ilmu pengtahuan yang sangat jabatan yang tinggi oleh para pemimpin di
besar. Tanggal 30 bulan Robi’ul Awal tahun masanya, bahkan para pemimpin Bani
450 H yang bertepatan dengan 27 Mei Buwiah yang memegang kendali kekuasaan
1058 M, hari dimana Imam al Mawardi pemerintah di Kota Baghdad , menjadikan
wafat di usia 86 tahun. Jenazah Imam Al Imam al Mawardi sebagai juru runding
Mawardi disemayamkan di pekuburan Bab Bani Buwiah dengan musuh-musuhnya.
Hard di Baghdad. Meninggalnya Imam al Kegiatan mengajar dan menulis tetap
Mawardi berbeda sebelas hari dari masih dilakukan oleh al Mawardi meskipun
meninggalnya Qadi Abu Taib. masih aktif menjadi hakim agung. Al Hafidz
Kota Basrah merupakan tempat Abu Bakar Ahmad bin Ali al khatib al
pertama kalinya al Mawardi mengenyam Baghdadi dan Abu al izza Ahmad bin
pendidikan dalam hidupnya dan kemudian Kadasy merupakan beberapa murid yang
berlanjut di Kota Baghdad selama kurang pernah belajar kepada Imam al Mawardi
lebih dua tahun, Imam al Mawardi (Yadi Jamwari, 2016, p. 173).1
melakukan perjalanan Panjang ke berbagai Penulis Al-Ahkam Al-Sulthaniyyah
tempat dan negara islam dengan tujuan adalah pakar yang menyatakan bahwa
belajar memperdalam ilmu untuk memelihara urusan dunia dan agama
pengetahunnya. Diantara guru-guru Imam perlu hadirnya suatu negara dan
Al Mawardi memiliki guru yang termasyur pemerintahan karena itulah tujuan negara
pada zamannya, yaitu ; dan pemerintah sesungguhnya. Bila
• Muhammad bin adi bin Zuhat al diperhatikan secara utuh bahwa
Manqiri persyaratan-persyaratan kepala
• Ali Abu Al Asyfarayini pemerintahan maupun negara didalam
• Abu AL Qasim Al Qusyairi karya-karyanya, bisa terlihat dalam fungsi
• Muhammad bin Al Ma’ali Al Azdi pada pemerintahan dan negara akan
• Al Hasan bin Ali bin Muhammad al dibebankan diatas tanggung jawab kepala
Jabali negara yaitu dalam meningkatkan
• Jafar bin Muhammad bin Al Fadhl Al kesejahteraan rakyatnya, baik itu secara
Baghdadi spiritual (peribadahannya), pilihan
politiknya, dan hak personal (individual,
Kemampuan dan kompetensi ilmu
pengetahuan telah mengantarkan Imam al 1
Yadi Jamwari, Pemikiran Ekonomi Islam , Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2016 hal 172-173.

93
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

pribadi) secara seimbang dengan hak ekonomi dan keuangan Negara yang tiap
publik atau hak masyarakat umum. babnya nenguraikan perihal harta,
Pengelolaan harta, perpindahan hak dan sedekah, ghanimah, harta jizyah dan
kepemilikan untuk harta, perdagangan, Kharaj, selain itu juga mengenai
memproduksi barang dan jasa, pemberian lahan kepada rakyat dibahas
pendistribusian dan konsumsi publik khusus pada Bab 17 dimana tanah sebagai
merupakan objek-objek yang dikaji dalam salah satu peralatan untuk berusaha.
ilmu-ilmu ekonomi2, termasuk juga ilmu Menganalisa terhadap buku al-
ekonomi islam. Ahkam As-Sulthaniyyah dengan buku-
buku yang sejenis dimasa lampau
2. Karya Imam Al Mawardi menunjukan bahwa al-Mawardi
Pada prinsipnya, pemikiran ekonomi membahas permasalahan keuangan
islam Imam al-Mawardi tercermin, dengan pola yang terukur sehingga lebih
terdapat tiga buku hasil tulisannya, yaitu terstruktur dan sumbangsih terbesarnya
buku Adab ad-Dunya wa ad-Din, Al Ahkam al-Mawardi tertera mengenai
Sulthaniyah dan al-Hawi. pendapatnya perihal pengenaan pajak
lainnya dan diperbolehkannya negara
1. Buku Adab ad-Dunya wa ad-Din melakukan peminjaman publik / hutang
Al-Mawardi menuliskan perihal pemerintah.
perilaku ekonomi orang islam beserta
mata pencaharian utama dimasa itu,
Selain ketiga buka diatas , al Mawardi
diantaranya adalah bidang pertanian,
pun menulis buku lain diantaranya 4;
bidang peternakan, bidang perdagangan
• Tafsir al-Qur’an al-Karim
dan bidang perindustrian.
• al-Amtsal wa al-Hikam
• al-Iqna
2. Buku al-hawi
Imam al-Mawardi pada buku ini • Siyasah al-Maliki
membahas secara terperinci tentang • An-Nukat wa al-‘Uyun
secara detail perihal mudharabah • Nasihat al- Muluk
(kerjasama ekonomi) dalam pandangan • Siyasah al-Wizarat wa as-Siyasah al-
berbagai mazhab. Maliki
3. Buku al Ahkam Sulthaniyah
Sistem administrasi pemerintahan 3. Pemikiran Ekonomi Islam Al Mawardi
dan muamalah secara islami banyak Memasuki abad 10 Masehi, islam di
diuraikan oleh Imam Al-Mawardi , dunia mulai memasuki masa pergolakan
kemudian pentingnya hak dan kewajiban sesame muslim walaupun masih diera
pimpinan kepada rakyatnya, institusi Dinasti Abbasiyah yang mana dinasti
negara, kebijakan fiskal mengenai tersebut dikuasai oleh Bani Buwaih5 yang
pendapatan dan pengeluaran, serta penganut alisan syi’ah yang berkuasa pada
Lembaga Hibah.3 (334 – 447H).
Buku yang paling representatif Walaupun dimasa pergolakan
menjelaskan pemikiran ekonomi islam al- kekuasaan, ilmu pengetahuan mempunyai
Mawardi adalah al-Ahkam As- tempat yang khusus pada masa Dinasti
Sulthaniyyah, Imam al-Mawardi secara Abbasiyah mengalami kemajuan secara
detail memaparkan hal tersebut dalam berkelanjutan pada periode ini. Bidang
bab 11,12, dan 13 menguraikan sistem ekonomi , pertanian dan begitu pula

4
2 Adiwarman Karim Azwar, ,Sejarah Pemikiran Ekonomi
(Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Utsman, Islamic
Economics And Finance, 2012)5 Islam, Jakarta: Rajawali Press 2014. hal 301
3 5
Yadi Jamwari, Pemikiran Ekonomi Islam , Bandung : Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam , Depok ,
Remaja Rosdakarya, 2016 hal 174. Gramara Publishing 2016 hal 106

94
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

perdagangan secara tumbuh pesat. Pada dan sebagai pemenuhan berbagai


masa pergolakan kekuasaan tersebut al pengeluaran negara.
Mawardi lahir dan berkembang serta c. Harta negara terdiri dari tiga sumber
membuat karya. Di sisi lain, kondisi politik yang ada yaitu fai’, ghanimah dan
tengah mengalami pergolakan yang pajak. Melalui Baitul Mal, harta dari
diwarnai dengan perebutan pengaruh ketiga sumber diatas dapat dilakukan
kekuasaan tetapi disisi yang lain sain terus ekstensifikasi dengan memperhatikan
mengalami peningkatana yang signifikan. kesuburan tanah pertanian. Al-
Di akhir masa hidup al mawardi , Mawardi menyebutkan apabila tanah
beliau juga sebagai saksi hidup peralihan kharaj tidak menghasilkan produk
dari kekuasan Buwaih menuju titik yang baik atau produk yang dihasilkan
kehancuran dimana kelemahan Dinasti menjadi sedikit disebabkan oleh
Buwaih mengundang orang Saljuk distribusi pengairan yang tidak baik ,
menguasai politik Baghdad pada tahun maka dibebaskan dari pembayaran
1055 Masehi6. kharaj.
Imam al Mawardi mewajibkan
Baitul Mal pentingnya kompetensi pegawai Baitul
Baitul Mal diberikan tugas untuk Mal untuk dapat menguasai hukum dan
mengelola hasil pendapatan dan aturan yang berkenaan mengenai Baitul
pengendalian pengeluaran negara Mal, sehingga didalam melaksanakan tugas
sehingga menjadi suatu lembaga yang secara menyeluruh diharapkan tidak
prestisius dalam pengelolaan harta umat. terjadi penyimpangan
Selain itu baitul mal menurut kepentingan Sebagai institusi keuangan Negara,
internal negara sebagai lembaga maka baitul mal memiliki beberapa
penyimpanan dan pengelolaan berbagai tanggung jawab dan berkaitan dengan hal
jenis harta yang masuk menjadi tersebut klasifikasi tanggung jawab yaitu ;
pendapatan Negara7. Baitul Mal sebagai • Pertanggungjawaban itu berasal dari
pengelola keuangan negara memiliki peran kumpulan harta (mal) benda
penting yaitu peningkatan potensi berharga yang tersimpan di baitul mal
pemasukan terhadap negara. Menurut sebagai amanah untuk diberikan
Imam al Mawardi beliau membagi kepada kepada orang atau lembaga yang
ketiga kelompok pada sumber keuangan berhak.
negara Islam8, yaitu: harta pribadi, harta • Pertanggungjawaban disaat terdapat
umum dan harta negara. peningkatan pendapatan dimana
a. Harta milik pribadi merupakan menjadi kekayaan untuk baitul mal
pendapatan / pemasukan negara nya sendiri.
berasal dari zakat pribadi Menurut Imam al Mawardi untuk
masyarakat. transparansi cara pemberian harta dari
b. Harta umum seperti sumber daya alam. baitul mal sesuai dengan ketentuan dan
Harta umum utamanya untuk sasaran yang tepat maka negara harus
dijadikan sebagai keuangan negara memaksimalkan pemberdayaan dewan
yang dipergunakan dalam hisbah (hisbah9 adalah implementasi
meningkatkan kesejahteraan umum dari al-amru bial-ma’ruf wa nahyu
an al munkar, dan orang yang berbeda
pendapat dapat didamaikan. Lembaga
6
M Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam , tersebut tugasnya adalah untuk
Yogyakarata, Bagaskara , 2015 hal 158
7
Yadi Jamwari, Pemikiran Ekonomi Islam , Bandung : mengawasi pelaksanaan takaran dan
Remaja Rosdakarya, 2016 hal 179.
8
peralatan timbang, pengawasan terhadap
Efendi Sugianto. Sumber Pendapatan Negara Menurut
Cendikiawan Muslim Imam Al-Mawardi Jurnal Ekonomi
9
dan Perbankan Islam Volume 5, no. 2 (2020) hal 5 https://id.wikipedia.org/wiki/Hisbah

95
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

perputaran ekonomi dari segala bentuk negara yang juga kebijakan ekonomi
potensi curang dan tipuan kepada berbagai pemerintah dapat terpengaruh.
pihak). Oleh karena itu salah satu fungsi Terdapat dua bagian dalam harta
muhtasib10 ( orang yang bertugas dalam pembayaran zakatnya, yaitu harta
melakukankan hisbah, yaitu yang zhahur (terlihat jelas) dan harta yang
pelaksanaan amar makruf nahi bathin (tidak terlihat). Harta disimpan
mungkar ("melaksanakan yang benar dan seperti hewan ternak kambing, sapi
tidak melakukan yang berlawanan hukum maupun onta, tanaman palawija dan
agama") adalah memperhatikan kebutuhan buah-buahan. Adapun harta yang
publik serta merekomendasikan kegiatan- tersembunyi (tidak terlihat) dianataranya
kegaitan yang berakibata pada adalah emas, perak dan keuntungan
kesejahteraan untuk masyarakat umum. perniagaan 12.
Atas rekomendasi muhtasib negara harus Petugas Baitul Mal (amil) tidak
menjamin tersedianya fasilitas umum yang memiliki kekuasaan untuk mengurusi
dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu, harta yang tidak terlihat tersebut,
Negara juga diminta agar memenuhi sebabnya yang berhak untuk
kebutuhan minimal dari masyarakat mengeluarkan zakatnya adalah para
miskin. Kebutuhan memenuhi pemilik hartanya sendiri, namun
masyarakat miskin bukan kewajiban pengkecualian jika para pemilik harta
individu, melainkan menjadi tanggung menyerahkan zakatnya kepada petugas
jawab negara yang bersumber dari baitul Baitul Mal secara sukarela dan selanjutnya
mal. petugas Baiutl Mal menyalurkan zakat
tersebut.
b. Fai’
Kebijakan Fiskal Fai’ adalah harta orang musyrik yang
Al Mawardi mengatakan bahwa diperoleh kaum muslimin secara sukarela
peningkatan pendapatan yang besar tidak tanpa pertempuran dan tidak
mengintepretasikan terhadap keberhasilan menggunakan kekuatan militer13.
keuangan apabila didalam Penerima jatah Fai’ telah ditentukan
pengumpulannya terdapat ketidak adilan yaitu ;
dan juga bila didalam memperolehnya 1. Rosulullah semasa
menggunakan berbagai cara yang curang. beliau hidup sebesar seperlimanya,
Keuangan secara islami bertujuan semenjak beliau meninggal jatahnya
menjadikan manusia mendapatkan dipergunakan untuk kepentingan umat
kesejahteraan jasmani dan rohani di dunia islam menurut Imam Syafi’i.
dan akherat11. 2. Kerabat Rosulullah
1. Faktor Penerimaan sebesar seperlima akan tetapi menurut
Terdapat 6 jenis penerimaan negara Abu Hanifah hak mereka atas jatah Fai’
menurut al Mawardi yaitu ; telah gugur dan dipergunakan untuk
a. Zakat kepentingan umat islam.
Al Mawardi memandang bahwa 3. Golongan anak-anak
berbagai macam zakat merupakan salah yatim yang termasuk orang miskin sebesar
satu instrumen dalam fiskal negara yang seperlima jatahnya.
teramat penting dimana zakat bisa 4. Orang-orang miskin ,
membantu mengurangi pengeluaran mereka adalah yang menerima jatah fai’

12
Al Mawardi , Ahkam Sulthaniyah, Jakarta: Qishi Press,
2020 Hal 202
10 13
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhtasib Al Mawardi , Ahkam Sulthaniyah, Jakarta: Qishi Press,
11 2020 Hal 225
Rahmawati, Lili. Kebijakan Fiskal dalam Islam, Jurnal al-
Qānūn, tahun 2008

96
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

yang tidak memiliki harta apapun didalam Para • Tebusan


wanita dan anak - apat dijadikan yang didapat
memenuhi keperluan hidup sehari-harinya. anak dari kaum sebagai budak dari proses
Penerima zakat dan Fai’ yaitu orang miskin musyrik yang akan tetapi jangan pembebasan
itu berbeda manusianya tidak boleh sama. ditawan dan dibunuh. harus
disandera • dimasukan
Adapun jatahnya adalah seperlima bagian embebasannya kedalam kas
juga bersyarat baik negara serta
5. Kalangan ibnu sabil dengan tebusan dipergunakan
ataupun tanpa untuk
mendapat jatah seperlima, ibnu sabil yaitu tebusan. kepentingan
kalangan yang menerima bagaian fai’ yang umat islam.
tidak mempunyai kecukupan bekal Lahan Tanah • Uang
diperjalanannya. yang berhasil ara anggot kharaj
Penerima Fai’ tidak boleh sama denan dikuasai oleh pasukan diserahkan
pasukan islam mendapatkan kepada
penerima zakat, keduanya mempunyai bagian tanah. Negara
jatah penerima tersendiri. •
c. Ghanimah ikenakan kharaj
dan dapat
Ghanimah merupakan harta-harta dijadikan wakaf
kaum muslimin yang didapat dari
peperangan dari kaum musyrikin, memiliki Barang dan • 1/5
hewan bergerak /5 bagian adalah bagian
aturan dan aturan yang lebih umum untuk tentara rasulullah
karena ghanimah didalamnya terdiri dari yang ikut sepeninggal
harta-harta Fai’, artinya ketentuan berperang beliau
kemudian 1/5 menjadi
ghanimah mencakup lebih luas dari bagian untuk pemasukan
ketentuan fai’. Tawanan perang, sandera, yang menerima bagi Baitul
perampasan tanah dan harta itu Fai’ Mal untuk
kepentingan
pembahasannya pada ghanimah
as-
Sumber dari al-Ahkāmumum.
Sulthaniyah, 2020

d. Jizyah
Jizyah dikenakan kepada setiap kaum
kafir hal tersebut diwajibkan sebagai suatu
jasa perlindungan yang negera berikan dan
dirasakan oleh mereka. Al-Mawardi
Ghanimah menurut al -Māwardī menjelaskan bahwa Jizyah tidak boleh
dipungut dari kaum wanita, anak-anak,
No Jenis Harta yang orang gila dan budak tetapi dipungut dari
Diperoleh Aturan / Hukum Ket kaum laki-laki yang merdeka dan berakal14.
Perhitungan jizyah itu dibayar hanya satu
kali dalam satu tahun hitungan Hijriah.

e. Kharaj
Para tentara • Jika Kharaj adalah uang yang dikenakan
kaum musyrik yang ibunuh, dibebaskan
terlibat • dengan atas tanah, adapun jenis kharaj terbagi
peperangan emperbudak tebusan dalam15 ;
dengan tentara • maka uang
muslim dan ibebaskan tebusan
menjadi tawanan dengan tebusan dimasukan
karena menyerah atau tukar kedalam kas
tawanan, untuk
14
• kemaslahaan Al Mawardi , Ahkam Sulthaniyah, Jakarta: Qishi Press,
ibebaskan tanpa umat Islam 2020 Hal 253
15
tebusan Al Mawardi , Ahkam Sulthaniyah, Jakarta: Qishi Press,
2020 Hal 259

97
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

Hukum Terhadap Tanah telah dibutuhkan dengna catatan


No Kategori Tanah Penerapan kepentingan umum dan kesejahteraan
Hukum
masyarakat adalah menjadi penentu
1 Tanah yang dihidupkan ‘Usyr dalam pembelanjaan negara.
kaum muslimin sejak awal (dikenai 1/10 wajib
zakat)
2 Pemilik tanahnya masuk ‘Usyr
2. Faktor Pengeluaran
agama islam Dalam sistem ekonomi islam versi al
3 Tanah yang didapat dari ‘Usyr Mawardi bahwa pemasukan harta ke
orang-orang musyrik dalam kas negara adalah amanah , ada
melalui jalan
peperangan. kekhususan tidak seperti model
4 Tanah-tanah yang didapat Kharaj
melalui jalan damai dari
konvensional terikat degan sumber
kaum musyrik penerimaannya dan ada yang tidak terikat.
Oleh karena itu pemerintah hanya diberi
Sumber dari al- Ahkam as Sultaniyyah, 2020
kewenangan sesuai dengan syariah seperti
zakat hanya diberikan kepada 8 asnaf
Tanah yang termasuk kategori
sesuai yang tertulis pada al quran pada
kharaj, Pemikiran Imam Syafi’I dijadikan
surat at taubah ayat keenampuluh artinya
rujukan oleh al Mawardi bahwa b i l a
;
s e seorang muslim yang menggarap
b i d a n g tanah kharajiah dengan Sesungguhnya zakat-zakat itu,
bercocok tanam maka kewajibannya hanyalah untuk orang-orang
adalah zakat tanamannya dan kemudian fakir, orang-orang miskin,
sewa tanahnya, jadi bayar pajak tanahnya pengurus-pengurus zakat, para
dan zakat tanamannya. mu'allaf yang dibujuk hatinya,
f. Pinjaman untuk (memerdekakan) budak,
Al-Mawardi berpendapat bahwa orang-orang yang berhutang,
pinjaman publik dibolehkan, sebabnya untuk jalan Allah dan untuk
menurut al Mawardi terdapat dua bagian mereka yuang sedang dalam
dalam pembiayaan negara yaitu tugas- perjalanan, sebagai suatu
tugas perintah kenegaraan kemudian ketetapan yang diwajibkan
pembiayaan kesejahteraan masyarakat Allah, dan Allah maha
secara umum. Adanya kewajiban negara mengetahui lagi maha
yang disebabkan pengeluaran tetap seperti Bijaksana (Qs, at-Taubah: 60).
upah-upah tentara, hakim, pekerja negara
serta anggaran kelengkapan peralatan Begitu juga dengan ghanimah dan fai’
senjata. Kewajiban tersebut tetap harus yang tertera pada al quran , untuk
dibayar sepanjang waktu setiap saat. Jika ghanimah tercatat pada al qur’an surat al
tidak atau kurang dananya, negara pada anfal ayat 41 artinya ;
prinsipnya bisa melakukan peminjaman Ketahuilah, sesungguhnya apa
anggaran agar bisa memenuhi biaya-biaya saja yang dapat kamu peroleh
tersebut diatas 16. sebagai rampasan perang, maka
Hal tersebut diatas bisa dimaknai sesungguhnya seperlima untuk
bahwa al Mawardi membolehkan pinjaman Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-
atau hutang dengan berbagai persyaratan anak yatim, orang-orang miskin
ketat dalam pembiayaan negara yang dan ibnussabil, jika kamu beriman
kepada Allah dan kepada apa
16
Sabahuddin Azmi, Islamic Economics; Public Finance yang kami turunkan kepada
in Early Islamic Thought, Terj. Widyawati,
Menimbang Ekonomi Islam; Keuangan Publik,
hamba Kami (Muhammad) di hari
Konsep Perpajakan dan Peran Bait al-Mal, Bandung: Furqaan, yaitu di hari bertemunya
Nuansa 2005 hal 138
dua pasukan. Dan Alloh Maha

98
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

Kuasa atas segala sesuatu (Qs, Al adalah mengarahkan berbuat kebaikan


Anfal ayat 41). seandainya sseseorang ataupun
kelompok dengan sengaja melakukan
dan fai’ tertera pada al quran surat perbuatan yang tidak sesuai dengan
Hasyir ayat 7 artinya ; kebenaran, dan melarang berbuat munkar
Apa saja harta rampasan bila terbukti kemaksiatan dilakukan. Oleh
(fai-i) yang diberikan Allah karena itu maka pemikiran konsep
kepada Rasul-Nya (dari harta ḥisbah menurut al-Māwardi itu serupa
benda) yang berasal dari dengan pola amar ma‘rūf nahi munkar.
penduduk kota-kota maka Imam al Mawardi memaparkan secara
adalah untuk Allah, untuk Rasul, utuh dan detail dalam kitab al-Rutbah fī
kaum kerabat, anak-anak yatim, Ṭalab al-Ḥisbah dan al Aḥkām al-
orang-orang miskin dan orang- Ṣulṭaniyyah bahwa pengawasan
orang yang dalam perjalanan, mekanisme pasar merupakan fungsi utama
supaya harta itu jangan beredar dari Lembaga Hisbah, dapat kami uraikan
di antara orang-orang kaya saja adalah sebagai berikut dibawah ini17 :
di antara kamu. Apa yang 1. Pengawasan untuk cukup tidaknya
diberikan Rasul kepadamu, maka ketersediaan barang-barang di pasar.
terimalah. Dan apa yang Ḥisbah melalui muḥtasib-nya terus
dilarangnya bagimu, maka selalu melakukan pengawasan untuk
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kecukupan barang maupun jasa yang
kepada Allah. Sesungguhnya masyarakat butuhkan, seperti kebutuhan
Allah amat keras hukumannya pangan, sandang, papan, layanan
(Qs Hasyir ayat 7). kesehatan dan pendidikan). Bila mana
terjadi kekurangan barang-barang di
Adapun pengeluaran tetap kepada masyarakat maka muhtasib mempunyai
orang-orang yang telah memberikan tugas dan berhak untuk menyediakan
waktu dan karyanya seperti pasukan barang tersebut secara langsung dalam era
tentara, hakim, pekerja kerajaan adaah kontemporer istilahnya operasi pasar.
hak mereka hal itu tidak ditentukan
dengan adanya dana atau harta yang ada 2. Pengawasan kepada para
di baitul mal apabila tidak ada untuk produsen.
memenuhinya maka wajib ada Kepada produsen barang-barang,
pembayarannya sekalipun dengan opsi muḥtasib mempunyai tugas melakukan
pinjaman dan bila negara melakukan pengawasan terhadap standarisasi produk,
peminjaman maka tahun berikutnya muḥtasib juga mempunyai kewenangan
pengeluaran negara bertambah yaitu untuk menjatuhkan hukuman terhadap
pembayaran pinjaman baik dibayar produsen yang secara sengaja melakukan
langsung semaunya atau sebagian- hal yang merugikan kepada masyarakat
sebagian. dan negara. muḥtasib diamanatkan utnuk
dapat menyelesaikan perselisihan antara
pemilik usaha dengan pekerjanya dan bila
Mekanisme Pasar diperlukan juga dapat ikut memutuskan
standarisasi upah pekerja.
Pemikiran ekonomi menurut al
Māwardi didalamnya terdapat
pengawasan pada mekanisme pasar
17
Rizal Muttaqin, Studi Atas Pemikiran Abū Ḥasan Al-
menjadi tanggung jawab lembaga
Māwardī Tentang Mekanisme Pasar, Maro Jurnal Ekonomi
tertentu yang biasa disebut ḥisbah. Al
Syariah E-ISSN: 2621-5012 Volume 3 No. 1, Mei 2020
Mawardi berpendapat bahwa hisbah

99
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

3. Pengawasan terhadap pembuat seperti trotoar, jalan, bangunan ekonomi


atau penjual jasa. dan pasilitas penunjang lainnya.
Kebohongan serta ketidakjujuran pada 8. Mengawasi terhadap praktek
pasar penjual jasa lebih sering terjadi bisnis yang tidak sesuai dengan syariah
dibanding dengan pasar barang. . Muḥtasib seperti penimbunan, jual beli barang
bertugas mengawasi para penjual jasa haram seperti minuman keras dan riba.
dalam melakukan praktek bis nisnya Pemikiran Imam al Māwardi bahwa
apakah melakukan kewajaraan dan layak lembaga ḥisbah dengan fungsi delapan
atau tidak, pengawasan ini juga berlaku poin diatas ingin menunjukan bahwa
terhadap profesi seperti ahli kesehatan, pemerintah dapat melakukan kendali dan
penghibur maupun pekerja lainnya. control terhadap mekanisme pasar secara
4. Pengawasan terhadap pelaku menyeluruh di masyarakat sehingga
perdagangan, harapannya bahwa pasar dapat berjalan
Muḥtasib perlu melakukan evaluasi normal dan bila terjadi kejadian luar biasa
pasar dan segala bentuk perdagangan mkaa negara bisa melakukan intervensi
dengan berlainan secara khusus . Muḥtasib terhadap mekanisme pasar yang terjadi.
perlu juga meakukan pengawasan
terhadap timbangan dan berat produk, Pengakuan Hak Tanah
keandalan produk, menjamin para
pedagang dan ditributornya untuk tidak Salah satu faktor produksi yang
melakukan kejahatan dan hal-hal yang dianggap penting sejak dahulu adalah
membohongi konsumen. tanah, oelh sebab itulah dalam agama
islam bahwa tanah perlu diberikan
perhatian khusus. Manusia yang
5. Pengawasan terhadap kota. diberikan hak terhadap sebidang tanah
Muḥtasib bertugas menjadi pejabat maka manusia itu dapat mengolah tanah
suatu wilayah untuk mengawasi agar ada tersebut sebaik-baiknya. Kepemilikan
keterjaminan kualitas pembangunan suatau bidang tanah merupakan hak dan
rumah atau toko-toko sesuai aturan kewajibannya. Dimana hak kepemilikan
sehingga hukum dapat ditegakan dengan pada tanah mengakibatkan konsekuensi
tujuan hal tersebut dapat memberikan rasa kewajiban penggunaannya dan begitu
aman dan nyaman bagi masyarakat. sebaliknya aktivitas penggarapannya bisa
6. Pengawasan terhadap regulasi menjadikan konsekuensi terhadap hak
pasar. pemilikan tanah.
Muḥtasib bertugas untuk Hak dan kewajiban terhadap tanah
menyediakan informasi yang baik untuk maka langkah iqtha yaitu seorang
pelaku usaha dan konsumen, melakukan pemimpin memberikan lahan atau bidang
penghapusan berbagai pembatasan tanah milik negara kepada masyarakat hal
penyediaan barang di pasar yang tersebut dinilai sesuai aturan apabila
merugikan masayarakat serta pencegahan tanahnya dimanfaatkan dan tidak ada
terhadap praktek penimbuan baarng yang memilikinya dan apabali ada yang
dengan tujuan menaikan harga sehingga memiliki terhadap tanah tersebut maka
persaingan usaha dapat secara sehat tidak dibolehkan.
terjadi dan tentunya benar secara islami. Terdapat dua jenis iqtha yaitu 18;
7. Pengawasan untuk sarana yang 1. Iqtha dengan statusnya adalah
berfungsi kepentingan umum. hak milik.
Perlindungan dan pemeliharaan
menjadi poin utama untuk sarana umum
18
Al Mawardi , Ahkam Sulthaniyah, Jakarta: Qishi Press,
2020 Hal 330

100
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

Tanah yang menjadi iqtha dengan 3. Lahan produktif yang pemiliknya


statusnya hak milik dibedakan menjadi meninggal serta tidak mempunya ahli
tiga jenis yaitu : waris yang jelas maka lahan jenis ini
• Lahan terbengkalai menjadi warisan bagi umat islam dan
Terbagi dua yaitu ; dipindahkan status kepemilikinnya ke
✓ Lahan yang berstatus baitul mal.
tidak terurus sejak lama, lahan yang tidak
pernah digarap serta tidak satupun orang • Lahan Pertambangan
memilikinya. Orang yang bisa dan mampu Lahan pertambangan dengan status
menggarapnya dapat diberikan kepadanya hak milik di iqtha kan maka menjadi hak
bila pemimpin berkenan untuk milik secara penuh , ia boleh menjual
memberikannya dan itu adalah sah secara lahan tersebut dan boleh memindah
aturan negara. tangankan kepada ahli waris.
✓ Lahan yang
terbengkalai dan pernah diolah kemudian 2. iqtha dengan status sebagai hak
tidak diurus sehingga menjadi lahan yang pakai.
tidak menghasilkan. Bila lahan tersebut • Lahan Pertambangan
sejak dahulu ada pemiliknya maka Lahan pertambangan oleh pemimpin
pemimpin haram meng iqtha kan kepada dapat di iqtha kan hanya sampai status
orang lain karena yang berhak itu pemilik hak pakai, negara statusnya masih
untuk menggarapnya ataupun menjual memiliki lahan tersebut., pengguna dapat
lahannya secara bebas. memanfaatkan lahan tersebut dan tidak
• Lahan produktif seorangpun diperbolehkan mengambil alih
Lahan produktif dibedakan menjadi lahan tersebut darinya, apabila pemilik hak
dua jenis lahan, yaitu ; pakai lahan tersebut tidak menggarap lagi
✓ Lahan produktif yang kejelasan lahan tersebut atau meninggalkannya
pemiliknya sudah pasti, untuk lahan begitu saja maka status hak pakai terhadap
seperti itu maka pemimpin tidak memiliki lahan tersebut secara otomatis hilang dan
wewenang apapun. lahan tersebut menjadi milik negara.
✓ Lahan produktif yang belum pasti
kepemilikannya, jenis lahan seperti ini
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu ; SIMPULAN
1. Lahan milik baitul mal yang
diberikan dari pemimpin dimana Konsep ekonomi islam dari berbagai
berasal dari hasil peperangan dan karya tulis al Mawardi dilandaskan sumber-
penaklukan kaum muslimin, baik sumber hukum Islam (al-Qur’an, al Hadits,
diambil dari hak seperlimanya ijtihad) dan kondisi sosial, politik dan
maupun kerelaan kaum muslimin ekonomi pada Daulah Abbasiyah. Al
yang ikut dan berhasil menaklukan Māwardi, pada awalnya beliau terkenal
daerah tersebut. sebagai fuquha dan juga ilmuwan politik,
2. Lahan Kharaj, pemimpin tidak bisa penulis mendapatkan bahwa karya-karya
meng iqtha kan untuk seseorang al Mawardi tentang konsep ekonomi islam
karena lahan tersebut berstatus yang menjadi fondasi kuat tentang
wakaf untuk itu biaya sewa ekonomi, khususnya konsep penerimaan
dikenakan untuk kharajnya, dan pengeluaran negara, pengaturan
kemudian lahan produktif berupa hak pelaksanaan baitul mal, mekanisme pasar
milik dan jizyah merupakan pajak dan pengakuan hak tanah.
yang diwajibkannya Negara perlu memperkuat lembaga
hisbah dan muhtasib untuk mengawasi

101
Maro; Jurnal Ekonomi Syariah dan Binsin Volume 5 Nomer 1 Mei 2022
E-ISSN: 2621-5012 P-ISSN: 2655-822X http://ejournal.unma.ac.id/index.php/Mr/index

kontrol kondisi ekonomi atas kegiatan Rizal Muttaqin, 2020 , Studi Atas
perdagangan, jasa profesi, keandalan Pemikiran Abū Ḥasan Al-Māwardī Tentang
produk, riba dan penimbunan berbagai Mekanisme Pasar, Maro Jurnal Ekonomi
barang. Syariah E-ISSN: 2621-5012 Volume 3 No. 1,
Negara mempunyai tanggung jawab Mei 2020
dalam memenuhi kebutuhan primer dan Efendi Sugianto. 2020. Sumber
sekunder masyarakat dan al Mawardi Pendapatan Negara Menurut Cendikiawan
memberikan cara-cara dan batasan dalam Muslim Imam Al-Mawardi Jurnal Ekonomi
pengumpulan harta dan dan Perbankan Islam Volume 5, no. 2
pendistribusiannya. (2020)
Al Mawardi , 2020 , Ahkam
Sulthaniyah, Jakarta: Qishi Press.
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhtasi
b
DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Hisbah

Azmi, Sabahuddin, 2005, Islamic


Economics; Public Finance in Early Islamic
Thought, Terj. Widyawati, Menimbang
Ekonomi Islam; Keuangan Publik, Konsep
Perpajakan dan Peran Bait al-Mal,
Bandung, Nuansa
Departemen Agama RI, 2007, Al Quran
dan terjemahannya 30 juz Revisi Depag
Terbaru, Solo, Qomari Prima Publisher.
Rahmawati, Lilik. (2008), Kebijakan
Fiskal dalam Islam, Jurnal al-Qānūn.
Veithzal Rivai dan Antoni Nizar
Utsman, 2012, Islamic Economics And
Finance, Jakarta ,PT.Gramedia.
Karim, AdiwarmanAzwar, 2014 ,
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,
Jakarta: Rajawali Press.
M Abdul Karim, 2015 , Sejarah
Pemikiran dan Peradaban Islam ,
Yogyakarata, Bagaskara
Yadi Jamwari, 2016 , Pemikiran
Ekonomi Islam , Bandung : Remaja
Rosdakarya
Euis Amalia ,2016 , Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam , Depok , Gramara
Publishing
Mujahidin , 2017, Konsep Iqtha’
Pemberian Tanah Kepada Masyarakat
Dalam Pemikiran Ekonomi AL Mawardi, Al-
Amwal: Journal of Islamic Economic Law
Maret 2017, Vol.2, No. 1

102

You might also like