You are on page 1of 15

Kantor Editor: Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Palembang Sumatera

Selatan-30139 Indonesia.
Telepon: +62711-580063 Fax: +62711-581179
E-mail : lexlatamihunsri@gmail.com
Website : http://journal.fh.unsri.ac.id/index.php/LexS
ISSN Print:
ISSN Online:

KEWENANGAN PENYIDIK DALAM MELAKUKAN PENYITAAN


KENDARAAN BERMOTOR YANG KEPEMILIKANNYA MASIH
DIMILIKI OLEH PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Rico Andrianto*, Syarifuddin Pettanasse**, dan Abdullah Gofar***

ABSTRAK: Penelitian mengenai kewenangan penyidik dalam melakukan penyitaan kendaraan bermotor
yang kepemilikannya masih dimiliki oleh perusahaan pembiayaan difokuskan pada pertanyaan mengenai
kewenangan penyidik melakukan penyitaan terhadap sepeda motor yang digunakan untuk melakukan
kejahatan narkoba yang kepemilikannya masih dimiliki oleh perusahaan pembiayaan, bagaimana
pertanggung jawaban penyidik kepolisian terhadap pengembalian aset sepeda motor kepada perusahaan
pembiayaan, dan bagaimana hak dari perusahaan pembiayaan dalam mendapatkan kembali sepeda motor
yang sedang disita oleh penyidik kepolisian untuk dijadikan alat bukti. Penelitian ini adalah penelitian
hukum yuridis normatif dengan pendekatan penelitian adalah pendekatan perundang-undangan (statute
approach), pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Jenis
sumber data yaitu data primer dan sekunder. Teknik penarikan kesimpulan menggunakan metode berpikir
deduktif. Hasil penelitian adalah dalam keadaan tertangkap tangan, penyidik dapat langsung menyita
suatu benda dan alat yang ternyata digunakan untuk melakukan tindak pidana atau benda yang patut
diduga sudah digunakan untuk melakukan tindak pidana atau benda lain yang dapat digunakan sebagai
barang bukti. Dalam pengambilan sepeda motor yang disita oleh penyidik pihak perwakilan perusahaan
pembiayaan harus membawa surat surat kuasa dari perusahaan pembiayaan tempat orang tersebut bekerja,
harus menunjukkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) pribadi, BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan
Bermotor), dan print out history pembayaran konsumen yang motornya disita tersebut. Setelah
perusahaan pembiayaan berhasil mendapatkan kembali sepeda motor dari konsumen (lessee) atau dari
institusi kejaksaan apabila sepeda motor tersebut disita untuk dijadikan alat bukti, perusahaan pembiayaan
biasanya akan segera menjual kembali sepeda motor tersebut dalam proses lelang untuk menutupi sisa
hutang dari konsumen (lessee) tersebut.

Kata Kunci: Penyitaan, Polisi, Perusahaan Pembiayaan, Barang Bukti.

PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia sedang mengalami dan mengatasi segala bentuk kesenjangan
suatu perubahan yang direncanakan yang baik di bidang ekonomi maupun sosial1.
pengaruhnya sangat luas baik di bidang Berhubungan dengan kepemilikan sarana
ekonomi maupun sosial. Dengan kata lain transportasi kendaraan bermotor
pertumbuhan ekonomi harus diarahkan (selanjutnya disebut sepeda motor),
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat transaksi yang kebanyakan masyarakat

1
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, Jakarta, UI-Press, 2008, hlm. 100.

36
lakukan adalah melalui jual beli, baik jual yang mendorong masyarakat untuk memiliki
beli tunai ataupun jual beli angsuran. Jual sepeda motor, meskipun tanpa
beli secara angsuran atau cicilan dalam memperhitungkan kemampuan keuangan
bahasa Inggris disebut dengan Credit mereka. Menurut Ester Kema BR Pelawi4
Sale. Bentuk jual beli secara angsuran pada umumnya konsumen adalah
atau cicilan tidak dilakukan seperti jual masyarakat berpenghasilan rendah yang sulit
beli pada umumnya, karena cara mengakses bank untuk memperoleh kredit
pembayarannya tidak dilakukan secara karena bank pada umumnya tidak melayani
tunai. Kemudahan memiliki sepeda motor pemberian kredit yang bersifat konsumtif.
melalui pembelian secara angsuran Lembaga pembiayaan5 pada umumnya
ditawarkan oleh lembaga pembiayaan. menawarkan barang kreditannya kepada
Lembaga pembiayaan yang aktifitas konsumen dengan berbagai keuntungan dan
usahanya adalah melakukan sewa guna kemudahan sehingga debitur bersedia
usaha (leasing),dimana leasing berasal dari mengambil barang yang ditawarkan
kata lease (Inggris) yang berarti tersebut. Umumnya mengenal dua sistem
menyewakan. Kegiatan sewa guna usaha penjualan, yaitu : penjualan tunai dan
(Leasing) adalah kegiatan pembiayaan penjualan kredit. Penjualan tunai dilakukan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik oleh perusahaan dengan cara mewajibkan
secara sewa guna usaha dengan hak opsi pembeli melakukan pembayaran harga
(finance lease) maupun sewa guna usaha barang terlebih dahulu sebelum barang
tanpa hak opsi (operating lease) untuk diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.
digunakan oleh Lessee selama jangka waktu setelah uang diterima perusahaan, barang
tertentu berdasarkan pembayaran secara diserahkan kepada pembeli dan transaksi
berkala2. Lembaga pembiayaan menawarkan penjualan tersebut dicatat oleh perusahaan6.
barang kreditannya kepada konsumen Sedangkan sistem penjualan secara kredit
dengan berbagai keuntungan sehingga adalah transaksi jual beli yang dilakukan
debitur bersedia mengambil sepeda motor berdasarkan cicilan, biasanya disertai
yang ditawarkan oleh perusahaan leasing dengan ketentuan untuk membayar sejumlah
tersebut. Keberadaan perusahaan uang muka tertentu atau dp (down payment).
pembiayaan telah memberikan kemudahan Down Payment bertujuan untuk melindungi
bagi masyarakat dalam pembelian sepeda
motor. Banyak kemudahan yang diberikan
oleh perusahaan pembiayaan mulai dari
angsuran yang ringan, kredit tanpa survey Surabaya Barat, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol 10 No.1, 2008, hlm. 7.
hingga kredit tanpa uang muka. Kemudahan 4
Ester Kema BR Pelawi, Status Hak Milik
untuk mendapatkan alat transportasi jenis Kendaraan Bermotor Dalam Perjanjian Pembiayaan
sepeda motor saat ini sangat mudah karena Konsumen, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
program pemberian kredit bisa dilakukan Lampung, 2011, hlm. 37.
5
dengan uang muka yang terjangkau oleh Menurut Pasal 1 Ayat 5 Perpres Nomor 9
Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan, Sewa
semua lapisan masyarakat3. Hal tersebut Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara
2
Siti Ismijati Jenie. Beberapa Perjanjian Yang Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (finance Lease)
Berkenaan Dengan Kegiatan Pembiayaan. maupun Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi (Operating
Yogyakarta: Bahan Penataran Dosen Hukum Perdata, Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha
Fakultas Hukum UGM. 1996. hlm. 1. (Lessee) selama jangka waktu tertenfu berdasarkan
3
Dewi Urip Wahyuni, Pengaruh Motivasi, pembayaran secara angsuran.
6
Persepsi, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Mulyadi, 1989, Sistem Akuntansi, YKPN,
Pembelian Sepeda Motor Merk "Honda" di Kawasan Yogyakarta, hlm. 199.

37
kepentingan serta hak-hak si penjual melakukan Tindak Pidana, maka diperlukan
barang7. suatu tindakan penyitaan barang bukti
Dalam prakteknya, pihak leasing kejahatan untuk dijadikan alat bukti di
menawarkan kepada konsumen jangka Pengadilan.
waktu pembayaran maupun jumlah angsuran Contoh kasus penggunaan sepeda motor
perbulan dari sepeda motor yang diinginkan, untuk melakukan kejahatan pada tanggal 8
kemudian perusahaan pembiayaan Juli tahun 2014 Credit Marketing Officer
menyediakan formulir isian yang akan diisi dari WOM Finance yang bernama Munawar
oleh konsumen yang kemudian diserahkan melakukan proses survey ketempat calon
kepada perusahaan pemilik barang yang konsumen yang bernama Kemas Ismail,
dilengkapi berbagai persyaratan yang pihak Credit Marketing Officer (surveyor)
ditentukan oleh perusahaan pembiayaan. tersebut sudah melakukan proses survey
Sementara, mengenai ketentuan-ketentuan dengan benar sesuai peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan perjanjian yang ditetapkan oleh perusahaan. Pada saat
pembiayaan telah dilengkapi dengan proses wawancara untuk pengumpulan
berbagai rumusan perjanjian informasi data pribadi konsumen tentang
pembiayaannya, seperti memuat tentang kepemilikan rumah yang ditempati sekarang
jenis barang, harga, cara pembayaran dan konsumen tidak berbicara secara terbuka
hak serta kewajiban-kewajiban yang mengenai status kepemilikan rumah yang
ditimbulkan, sehingga calon konsumen sebenarnya dimiliki oleh kedua orang tua
tinggal menyetujui atas penawaran yang konsumen, setelah proses survey
dilakukan dan atau menolaknya. Hal dilaksanakan pihak WOM Finance
tersebut menurut H. Salim HS8, dalam mengabulkan permohonan kredit sepeda
bukunya tentang perkembangan kontrak motor Kemas Ismail untuk melakukan
diluar KUHPerdata, hal tersebut perjanjian kredit sepeda motor di Wahana
diistilahkannya dengan “take it or leave it”. Ottomitra Multhiartha Finance selama 3
Salah satu hak pada konsumen adalah dapat (tiga) tahun dengan angsuran perbulannya
menggunakan sepeda motor yang disewakan sejumlah Rp. 695.000.Pada tanggal 24
kepadanya untuk kepentingan pribadi Oktober tahun 2014jam 21.45 wib di bulan
mereka masing-masing, dengan syarat unit ketiga pemakaian sepeda motor
sepeda motor tersebut tidak dipindah tersebutKemas Ismail yang merupakan
tangankan kepada orang lain, dipreteli spare konsumen lembaga pembiayaan
part sepeda motor tersebut, ataupun WOMFinance. Kemas Ismail menggunakan
dijadikan jaminan kepada orang lain. sepeda motor yang dibeli secara kredit
Kewenangan penuh dalam hal penggunaan tersebut untuk bepergian ketempat temannya
kendaraan motor tersebut yang terkadang di yang bernama Budi untuk mengantarkan
salah pahami oleh pihak konsumen, narkoba yaitu sabu-sabu, tetapi di perjalan
penyalahgunaan yang dimaksud adalah terdapat razia yang dilakukan oleh pihak
menggunakan sepeda motor tersebut untuk kepolisian Sekta Ilir Barat II. Pada saat
melakukan kejahatan. Apabila menurut dilakukan penggeledahan di bawah jok
polisi seseorang tersangka terbukti telah motor saudara Kemas Ismail terdapat
narkotika jenis Sabu-Sabu, setelah
7
diketemukan Sabu-Sabu tersebut saudara
Suad Husnan,1988, Manajemen Keuangan Kemas Ismail beserta sepeda motor yang
Teori dan Penerapan, BPFE, Yogyakarta, hlm. 79.
8
H. Salim HS, 2006, Perkembangan Hukum
Kontrak diluar KUHPerdata, Raja Grafindo Persada,
Jakarta,hlm. 145.

38
digunakannya ikut ditangkap oleh pihak masyarakat, yang digunakan sebagai data
kepolisian Poltabes Palembang.9 penunjang bagi penulis untuk penulisan
Apabila melihat kasus tersebut, terdapatnya dalam penelitian. Sedangkan untuk data
kewenangan penyitaan yang dilakukan sekunder adalah data yang dipergunakan
penyidik kepolisian dalam hal penyitaan dalam menjawab permasalahan yang ada
sepeda motor tersebut, seperti yang telah dalam penelitian ini melalui studi
diketahui sebelumnya bahwa kepemilikan kepustakaan. Sedangakan untuk data
sepeda motor tersebut tidak dimiliki kepada sekunder yang terdiri dari literatur-literatur,
tersangka melainkan status kepemilikannya buku-buku yang berkaitan dengan penyitaan
masih ada kepada pihak leasingkarena barang bukti oleh penyidik, dan bahan-
proses kredit sepeda motor tersebut masih bahan lainnya yang berkaitan dengan materi
berjalan dalam artian tersangka belum ditambah lagi dengan kegiatan pencarian
melunasi sisa hutang sepeda motor tersebut data menggunakan internet.
kepada pihak leasing dan bagaiamana
pertanggung jawaban pihak penyidik PEMBAHASAN
kepolisian terhadap pengembalian asset Kewenangan Penyidik Melakukan
sepeda motor kepada pihak Penyitaan Terhadap Barang Bukti
leasing.Dengandemikian, penting untuk Kejahatan
melakukan penelitian terkait dengan Penyitaan benda dalam keadaan tertangkap
Kewenangan Penyidik Dalam Melakukan tangan merupakan “pengecualian” penyitaan
Penyitaan Kendaraan Bermotor Yang biasa. Dalam keadaan tertangkap tangan,
Kepemilikannya Masih Dimiliki Oleh penyidik dapat “langsung“ menyita suatu
Perusahaan Pembiayaan. benda dan alat yang ternyata digunakan
untuk melakukan tindak pidana atau benda
METODE PENELITIAN yang “patut diduga” sudah digunakan untuk
Penelitian hukum yang digunakan dalam melakukan tindak pidana atau benda lain
tulisan berbentuk jurnal ilmiah adalah yang dapat digunakan sebagai barang bukti.
pendekatan yang bersifat yuridis normatif, Pada ketentuan Pasal 41 KUHAP,
yaitu dengan mengkaji/menganalisis data pengertian keadaan tertangkap tangan,
sekunder yang berupa bahan-bahan hukum bukan terbatas pada tersangka yang nyata-
terutama bahan hukum primer dan bahan nyata sedang melakukan tindak pidana,
hukum sekunder dengan memahami hukum tetapi termasuk pengertian tertangkap tangan
sebagai seperangkat peraturan atau norma- atas paket atau surat dan benda-benda pos
norma positif di dalam sistem perundang- lainnya, sehingga terhadap benda-benda
undangan yang mengatur mengenai tersebut dapat dilakukan penyitaan
kehidupan manusia.Data yang akan “langsung” oleh penyidik.10
digunakan di dalam penelitian ini meliputi Menurut Masrizal selaku Penyidik di
data primer dan data sekunder yaitu data Polresta Palembang menyatakan bahwa
yang diperoleh dari hasil penelitian kategori benda yang dapat dilakukan
dilapangan secara langsung pada obyek penyitaan yaitu apabila Benda tersebut
penelitian yang dilakukan di Kepolisian diduga diperoleh dari tindak pidana dan
Resor Kota Palembang (Polresta
Palembang), wawancara terhadap beberapa
10
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata,
9
Deni Prayuda Staff PT Wahana Ottomitra Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Multiartha Palembang, wawancara pada tanggal 16 Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, PT. Sinar
Februari 2016. Grafika, Jakarta, 2007, hlm. 271-272.

39
benda yang telah dipergunakan secara umum wajib, menangkap tersangka guna
langsung untuk melakukan tindak pidana.11 diserahkan beserta atau tanpa barang
Berdasarkan Pasal 39 KUHAP, benda-benda bukti kepada penyelidik atau penyidik.
yang dapat dikenakan penyitaan adalah: Melihat pada rumusan Pasal 18 ayat (2)
1.Benda atau tagihan tersangka atau KUHAP dan Pasal 111 ayat (1) KUHAP
terdakwa yang seluruh atau sebagai diduga maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
diperoleh dari tindak pidana atau sebagian berikut:
hasil dari tindak pidana; 1. Setiap orang berhak untuk
2.Benda yang telah dipergunakan secara menangkapnya, tidak terkecuali
langsung untuk melakukan tindak pidana siapapun, berhak untuk menangkap
atau untuk mempersiapkannya; dalam hal tertangkap tangan orang yang
3.Benda yang dipergunakan untuk sedang dalam melakukan tindak pidana.
menghalang-halangi penyelidikan tindak Hal yang perlu diperhatikan dalam Pasal
pidana; 111 ayat (1) KUHAP adalah rumusan
4.Benda yang khusus dibuat atau kata “hak”. Dalam Pasal 111 ayat (1)
diperuntukkan melakukan tindak pidana; KUHAP adalah rumusan kata “hak”.
5.Benda lain yang mempunyai hubungan Dalam Pasal 111 ayat (1) KUHAP,
langsung dengan tindak pidana yang tertulis kata “hak” bukan “kewajiban”
dilakukan. sehingga orang yang melihat atau
Tertangkap tangan merupakan salah satu memergoki suatu peristiwa pidana dapat
bentuk penangkapan, hal yang membedakan mempergunakan haknya dalam hal untuk
dari penangkapan biasa dengan melakukan penangkapan atau tidak.
penangkapan karena tertangkap tangan 2. Bagi setiap orang atau pejabat yang
adalah tidak diperlukan adanya Surat mempunyai wewenang dalam ketertiban,
Perintah Penangkapan oleh karena hal ketentraman, dan keamanan umum
tersebut pihak yang dapat melakukan dibebani “kewajiban” untuk menangkap
penangkapan dalam hal tertangkap tangan pelaku tindak pidana dalam keadaan
berbeda dari penangkapan biasa. Pasal 18 tertangkap tangan.
ayat (2) KUHAP dan Pasal 111 ayat (1) Pada pasal 18 ayat (2) KUHAP, terdapat
KUHAP menjelaskan sebagai berikut: perumusan kalimat yang menyatakan
Pasal 18 KUHAP penangkap harus segera menyerahkan
(2) Dalam hal tertangkap tangan tertangkap beserta barang bukti yang ada
penangkapan dilakukan tanpa surat kepada penyidik atau penyidik pembantu
perintah, dengan ketentuan bahwa yang terdekat.. Melihat pada rumusan pasal
penangkap harus segera menyerahkan tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa
tertangkap beserta barang bukti yang ada pejabat berwenang yang dapat melakukan
kepada penyidik atau penyidik pembantu penangkapan dalam hal tertangkap tangan
yang terdekat. hanyalah penyelidik saja.
Pasal 111 KUHAP
(1) Dalam hal tertangkap tangan setiap Pengembalian Aset Sepeda Motor
orang berhak, sedangkan setiap orang Kepada Perusahaan Pembiayaan
yang mempunyai wewenang dalam tugas Apabila perkara sudah keluar keputusan dari
ketertiban, ketentraman dan keamanan hakim sehingga sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap (inkracht van gewijsde),
11
Masrizal Penyidik di Reskrim Polresta maka benda yang dikenakan penyitaan
Palembang, wawancara pada tanggal 28 September dikembalikan kepada orang atau kepada
2016. Jam 14.00 WIB

40
mereka yang disebut dalam putusan tersebut, Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis
kecuali jika menurut putusan hakim benda di Kejaksaan Negeri Palembang, bahwa
itu dirampas untuk negara,untuk pelaksanaan pengembalian barang bukti oleh
dimusnahkan atau untuk dirusakkan sampai jaksa dalam perkara pidana adalah sebagai
tidak dapat dipergunakan lagiatau, jika berikut:
benda tersebut masih diperlukan sebagai Bagan 1 : Mekanisme Pengembalian
barang bukti dalam perkaralain.12 Barang Bukti Oleh Jaksa Dalam Perkara
Selanjutnya, pelaksanaan putusan terhadap Pidana
barang bukti dilakukanberdasarkan amar
putusan pengadilan, sebagai berikut: Hakim Surat Petikan Jaksa Berita
acara
Dikembalikan kepada yang berhak yang pelaksana
namanya tercamtum dalaam putusan. an
Putusan penetapan
Sebelum putusan pengadilan memperoleh
Inkraht hakim (BA-
kekuatan tetap. Dalam Pasal194 Ayat (2)
(putusan 6) dan
KUHAP disebutkan bahwa kecuali apabila yang sudah membuat
terdapat alasanyang sah pengadilan mendapatka berita
menetapkan supaya barang bukti diserahkan n kekuatan acara
segerasesudah sidang selesai. Dalam hukum Orang yang dijelaskan
penjelasan Ayat (2) dari Pasal 194 tetap) dalam petikan putusan
KUHAPditegaskan bahwa penetapan
mengenai penyerahan barang tersebut
apabila berdasarkan contoh kasus yang RUPBASAN
dibahas penulis misalnyabarang bukti
sepeda motor sangat diperlukan untuk Dari keterangan yang diberikan oleh
segera dikembalikan kepada perusahaan M.Wahyudi, S.H selaku staff bagian barang
pembiayaan (leasing) karena sepeda motor bukti yang menjelaskan tentang pelaksanaan
tersebut akan di lelang13 kembali untuk pengembalian barang bukti oleh jaksa dalam
perusahaan tetap mendapatkan keuntungan perkara pidana adalah seperti bagan
dari sepeda motor yang dibiayai tersebut. mekanisme pengembalian barang bukti oleh
Dalam hal penyerahan barang bukti tersebut jaksa dalam perkara pidana tersebut dan
akan diserahkan sebelum putusan penjelasan dari bagan mekanisme
mempunyai kekuatan tetap, maka harus pengembalian barang bukti oleh jaksa dalam
disetaidengan syarat tertentu antara lain perkara pidana adalah:
barang tersebut setiap waktu dihadapkan “Perkara yang sudah mendapatkan putusan
kepengadilan dalam keadaan utuh (Pasal inkracht (putusan yang sudah mendapatkan
194 Ayat (3) KUHAP danpenjelasannya). kekuatan hukum tetap) lalu hakim menbuat
surat petikan putusan, petikan putusan
12
keluar 1 (satu) minggu setelah putusan
Ursula Dewi Jaksa di Pengadilan Negeri
Palembang, wawancara pada tanggal 26 September inkracht (putusan yang sudah mendapatkan
2016. Jam 11.00 WIB kekuatan hukum tetap). Petikan putusan
13
Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri tersebut lalu diberikan kepada jaksa agar
Keuangan Nomor 150/PMK.06/2007. Lelang adalah jaksa langsung membuat berita acara
penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan pelaksanaan penetapan hakim ( BA - 6 ) dan
penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang
semakin meningkat atau menurun untuk mencapai membuat berita acara pengambilan barang
harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman bukti ( BA - 20 ). Setelah itu berita acara
lelang.

41
pelaksanaan penetapan hakim ( BA - 6 ) dan tindak pidana atau yang dipergunakan
membuat berita acara pengambilan barang untuk melakukan suatu tindak pidana.
bukti ( BA - 20 ) diberikan kepada orang (2) Apabila perkara sudah diputus, maka
yang sudah disebutkan atau dijelaskan benda yang dikenakan penyitaan
dalam isi petikan putusan yang ditetapkan dikembalikan kepada orang atau kepada
oleh hakim. Karena berita acara pelaksanaan mereka yang disebut dalam putusan
penetapa hakim ( BA - 6 ) dan membuat tersebut, kecuali jika menurut putusan
berita acara pengambilan barang bukti ( BA hakim benda itu dirampas untuk negara,
- 20 ) untuk mengambil barang bukti yang di untuk dimusnahkan atau untuk
sebutkan dalam isi petikan putusan di dirusakkan sampai tidak dapat
Kejaksaan atau di RUPBASAN (rumah dipergunakan lagi atau jika benda
penyimpanan benda sitaan negara)". 14 tersebut masih diperlukan sebagai
Jadi yang dijelaskan oleh M.Wahyudi, SH. barang bukti dalam perkara lain.
selaku bagian barang bukti sudah sesuai Menurut keterangan yang didapatkan dari
dengan Kitab Undang-Undang Hukum M.Wahyudi staff bagian barang bukti yang
Acara Pidana Pasal 46 ayat (2) KUHAP menyatakan bahwa:
yaitu apabila perkara sudah diputus maka “Prosedur yang diperlukan dalam
benda yang dikenakan penyitaan pengambilan barang bukti yaitu orang yang
dikembalikan kepada orang atau kepada sudah disebutkan dalam isi petikan putusan
mereka yang disebut dalam putusan tersebut, untuk mengambil surat pengantar dan surat
kecuali jika menurut putusan hakim benda pengambilan barang bukti untuk ditunjukkan
itu dirampas untuk negara, untuk kepada pihak RUPBASAN. Baru orang
dimusnahkan atau untuk dirusakkan sampai yang disebutkan dalam isi petikan putusan
tidak dapat dipergunakan lagi atau jika bisa mengambil barang bukti tersebut ke
benda tersebut masih diperlukan sebagai RUPBASAN (Rumah Penyimpanan Benda
barang bukti dalam perkara lain. Sitaan Negara). Namun dalam prakteknya
Mengenai pengembalian barang bukti yang barang bukti jarang disimpan di
diatur dalam Pasal 46 KUHAP yaitu RUPBASAN karena atas pertimbangan
menyatakan bahwa : efektifitas administrasi dan waktu, maka
(1) Benda yang dikenakan penyitaan kebanyakan alat bukti disimpan di ruang
dikembalikan kepada orang atau kepada penyimpanan alat bukti yang ada di
mereka dari siapa benda itu disita, atau Kejaksaan Negeri. Dengan penyimpanan
kepada orang atau kepada mereka yang alat bukti di Kejaksaan Negeri prosedur
paling berhak apabila: administrasi yang berbelit-belit di
a. Kepentingan penyidikan dan RUPBASAN dapat dihindari, kemudian
penuntutan tidak memerlukan lagi; apabila barang bukti disimpan di Kejaksaan
b.Perkara tersebut tidak jadi dituntut Negeri untuk memperoleh kembali barang
karena tidak cukup bukti atau ternyata bukti tersebut tidak membutuhkan waktu
tidak merupakan tindak pidana; yang lama apabila sewaktu-waktu
c. Perkara tersebut dikesampingkan dibutuhkan untuk dihadirkan pada proses
untuk kepentingan umum atau perkara pengadilan. Apabila pada saat pengambilan
tersebut ditutup demi hukum, kecuali barang bukti bukan merupakan orang yang
apabila benda diperoleh dari suatu disebutkan dalam isi petikan putusan
tersebut yang mengambil barang bukti,
14
Wawancara dengan M.Wahyudi sebagai misalnya apabila ada orang yang merupakan
staff bagian barang bukti, 26 September 2016, Pukul staff collection dari perusahaan pembiayaan
11.00 wib

42
yang akan mengambil sepeda motor yang Bagan 2 : Pengambilan Sepeda Motor
disita maka orang tersebut harus membawa Perusahaan Pembiayaan yang Disita di
surat kuasa dari pihak yang berwenang di Kejaksaan Negeri
perusahaan tersebut yang menyatakan
bahwa orang tersebut memang benar adalah Staff Barang Perusahaan
staff collection yangsedang mewakili Bukti di Pembiayaan
Kejaksaan
perusahaan pembiayaan untuk mengambil
Negeri
sepeda motor yang disita. Selain surat kuasa
dari perusahaan pembiayaan tempat orang
tersebut bekerja, orang tersebut harus Syarat kelengkapan
menunjukkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) pengambilan sepeda motor
pribadi, BPKB (Bukti Kepemilikan untuk Staff dari Perusahaan
Pembiayaan yang wajib
Kendaraan Bermotor), dan print out history melampirkan berkas-berkas
pembayaran konsumen yang motornya disita sebagai berikut:
tersebut.”
1) Surat kuasa dari
perusahaan
pembiayaan untuk
mengambil Sepeda
Motor.
2) KTP (Kartu Tanda
Penduduk) pribadi.
3) BPKB (Bukti
Kepemilikan
Kendaraan
Bermotor).
4) Print out history
pembayaran
konsumen yang
motornya disita
tersebut.

Penyerahan Sepeda Motor


yang Disita ke Perusahaan
Pembiayaan.

Hak dari perusahaan pembiayaan dalam


mendapatkan kembali sepeda motor yang
sedang disita oleh penyidik kepolisian
Pengambilan kembali unit sepeda motor
kembali yang dimiliki oleh pihak
perusahaan pembiayaan dilakukan karena
lessee tidak mampu lagi untuk melakukan
pembayaran angsuran sepeda motor, jadi
sudah merupakan kewajiban dari perusahaan
pembiayaan untuk mengambil kembali unit

43
sepeda motor yang dipakai oleh pihak lessee pada umumnya perusahaan pembiayaan
walaupun sepeda motor tersebut statusnya sepeda motor tidak mendaftarkan sepeda
sedang dalam kondisi disita oleh polisi motor tersebut secara fidusia. Berdasarkan
untuk dijadikan alat bukti. pertimbangan tersebut membuat pengikatan
Setelah perusahaan pembiayaan berhasil Fidusia menjadi tidak sempurna sehingga
mendapatkan kembali sepeda motor dari tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak
konsumen (lessee) atau dari institusi memiliki hak mendahului (preferent)
kejaksaan apabila sepeda motor tersebut sehingga perusahaan leasing tersebut
disita untuk dijadikan alat bukti, perusahaan menjadi Kreditur konkuren.
pembiayaan biasanya akan segera menjual Apabila Fidusia tersebut tidak didaftarkan
kembali sepeda motor tersebut dalam proses maka proses eksekusinya harus melalui
lelang untuk menutupi sisa hutang dari Pengadilan.Jadi apabila perusahaan
konsumen (lessee) tersebut. Hal tersebut pembiayaan mempunyai debitur yang
dilakukan oleh perusahaan pembiayaan melakukan wanprestasi dalam hal gagal
karena sudah merupakan hak dari bayar atau telat untuk melakukan
perusahaan pembiayaan untuk mendapatkan pembayaran angsuran tiap bulannya, tidak
pelunasan dari sisa hutang dari lessee. bisa lagi dengan sesukanya menarik sepeda
Lelang bisa dilaksanakan apabila kendaraan motortersebut. Dengan tidak didaftarkan di
tersebut adalah barang Jaminan Fidusia, dan lembaga fidusia perjanjian kredit sepeda
sejak awal kendaraan yang akan motor tersebut termasuk sebagai perjanjian
dileasingkan oleh perusahaan pembiayaan jual-beli biasa dan perjanjian harus
telah diikat dengan perjanjian pembiayaan dilaksanakan dengan itikad baik15 baik
konsumen dengan penyerahan hak milik perjanjian di dalam negeri maupun
secara Fidusia, namun pada prakteknya perjanjian antar negara.16 Apabila pihak
pihak perusahaan pembiayaan tidak pernah perusahaan pembiayaan melakukan
mendaftarkan perjanjian tersebut kepada penjualan sendiriterhadap sepeda motor
Kantor Pendaftaran Fidusia dikarenakan tersebut maka perbuatan jual beli tersebut
biaya untuk mendaftarkan itu sangat mahal, adalah cacat hukum dan jual beli tersebut
biaya fidusia umumya berkisar antara Rp. bisa dibatalkan.
500.000 - Rp. 750.000 (lima ratus ribu Pada prakteknya lelang melalui kantor
sampai tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) lelang yang resmi tidak pernah dilakukan
dengan kisaran harga tersebut menjadikan oleh perusahaan pembiayaan dan hal
biaya yang dibebankan kepada konsumen tersebut sering terjadi dikarenakan pihak
menjadi lebih tinggi. Pada umumnya perusahaan leasing merasa enggan berurusan
konsumen yang akan membeli sepeda motor dengan Kantor Lelang dan ada juga karena
mencari perusahaan pembiayaan yang dapat ketidaktahuan dari pihak perusahaan
menawarkan biaya awal untuk proses kredit pembiayaan tersebut mengenai sistem
sepeda motor yang murah, apabila
perusahaan pembiayaan tetap bersikeras 15
Nurhidayatuloh, N., Febrian, F., Romsan,
untuk membebankan pendaftaran fidusia A., Yahanan, A., Sardi, M., & Zuhro, F. (2018).
tersebut maka secara langsung biaya awal Forsaking Equality: Examine Indonesia’s State
untuk melakukan pembelian secara kredit di Responsibility On Polygamy To The Marriage Rights
perusahaan pembiayaan tersebut lebih tinggi In CEDAW. Jurnal Dinamika Hukum, 18(2), 182-
193.
dari perusahaan pembiayaan yang lain. 16
Nurhidayatuloh, S. (2011). Implikasi Acfta
Berdasarkan pertimbangan biaya tinggi Agreement Terhadap Perjanjian Perdagangan Yang
untuk pendaftaran fidusia tersebut, sehingga Melibatkan Asean (Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada).

44
penjualan terhadap barang Jaminan memakan waktu yang lama, selain faktor
17
Fidusia. waktu tersebut penjual dan pembeli
Mempergunakan sistem lelang atas dikenakan Bea Lelang. Hal tersebut mereka
penjualan barang Jaminan Fidusia pada anggap sangat memberatkan bagi pihak
praktek di lapangan masih jauh dari sistem penjual dan pembeli. Perusahaan
penjualan lelang yang baik dan benar, pembiayaan tersebut berpendapat apabila
contohnya berdasarkan hasil penelitian lelang melalui Kantor Pelayanan Kekayaan
penulis dibeberapa perusahaan pembiayaan Negara dan lelang maka perpindahan barang
banyak melakukan penjualan barang bergerak Jaminan Fidusia akan lama
Jaminan fidusia tidak melalui dalam proses prosesnya karena dalam pengajuan lelang
lelang yang sebenarnya, bahkan ada sampai dengan proses pelelangan memakan
perusahaan pembiayaan yang tidak waktu berminggu-minggu, sedangkan
mengetahui makna penjualan melalui proses perusahaan pembiayaan ingin barang
lelang tersebut. Perusahaan pembiayaan bergerak Jaminan Fidusia tersebut cepat
beranggapan dengan melakukan penjualan laku terjual untuk cepat menutupi sisa
secara terbuka maka mereka sudah hutang dari debitur yang belum dibayarkan.
melakukan lelang, sedangkan arti dari lelang Hal tersebut tentu saja perbuatan yang salah,
adalah : karena kenyataannya justru lelang melalui
“Penjualan barang yang terbuka untuk Kantor Lelang tersebut prosesnya sangat
umum dengan penawaran harga secara cepat dikarenakan prosedur yang ada di
tertulis dan/atau lisan yang semakin dalam Kantor Lelang tersebut sudah
meningkat atau menurun untuk mencapai tersusun secara sistematis, bahkan Kantor
harga tertinggi yang didahului dengan Lelang tersebut dapat melakukan proses
pengumuman lelang”.18 lelang sampai 100 kendaraan bermotor
Lelang tersebut haruslah dipimpin oleh dalam sehari.Sedangkan perusahaan
Pejabat Lelang yang diangkat oleh pembiayaan belum tentu dapat melakukan
Pemerintah, dalam hal tersebut adalah proses lelang sebanyak hal yang telah
Menteri Keuangan dan ketentuan tersebut dijelaskan tersebut.19 Apabila kreditur akan
tertuang dalam Pasal 1 huruf a Vendu melakukan penjualan pasti tidak mungkin
Reglement. dilaksanakan dalam satu hari, dan dalam
Bahkan pada saat penulis melakukan satu hari kendaraan bermotor belum tentu
penelitan melalui proses wawancara dengan langsung ada yang laku. Hal tersebut terjadi
Muhammad Tobar staff Collection PT Mega karena debitur tersebut harus menunggu
Central Finance, bahwa terkadang terlebih dahulu orang yang datang
perusahaan pembiayaan mengerti mengenai akanmelihat kendaran jaminan fidusia
proses lelang tersebut tetapi tetap tidak tersebut, belum lagi apabila adanya proses
bersedia menggunakan lelang dalam tawar menawar, yang mana hal tersebut
penjualan barang Jaminan Fidusia pasti tidak terjadi dalam lelang, karena
tersebut.Menurut mereka prosedur dari lelang tidak mengenal tawar-menawar.
lelang yang melalui Kantor Lelang tersebut Lelang yang berkaitan dengan barang
Jaminan Fidusia harus diselenggarakan oleh
Kantor Lelang tidak bisa dilaksanakan
17
Muhammad Tobar staff collection di Mega sendiri oleh Perusahaan Pembiayaan
Central Finance Palembang, wawancara pada tanggal
02 Oktober 2016. Jam 16.00 WIB
18 19
Departemen Keuangan, Peraturan Menteri Yusuf staff Bagian Barang Bukti di
Keuangan Republik Indonesia No.40/PMK.07/2006, Kejaksaan Negeri Palembang, wawancara pada
tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, Ps. 1 ayat (1). tanggal 24 Oktober 2016. Jam 16.00 WIB

45
tersebut, karena barang yang akan dilelang harian, pengumuman akan diadakan proses
adalah barang yang bermasalah, dimana lelang biasanya hanya dilakukan melalui
barang tersebut dimiliki oleh Debitur tapi proses telepon ke pihak dealer motor bekas
penyerahannya secara Fidusia dan mengenai adanya beberapa unit sepeda
penjualannya harus transparan, supaya pihak motor yang akan dilelang. Sepeda motor
Debitur mengetahui kendaraannya tersebut tersebut langsung dijual oleh perusahaan
laku dengan harga berapa. Bahkan dalam pembiayaan setelah perusahaan pembiayaan
penjualan melalui lelang terhadap barang menarik sepeda motor tersebut, tidak seperti
Jaminan Fidusia tersebut tidak boleh instruksi yang terdapat di aturan penjualan
menggunakan jasa Balai Lelang, karena barang jaminan fidusia melalui proses lelang
lelang barang Jaminan Fidusia termasuk ke yang mengharuskan menunggu dalam waktu
dalam Lelang Eksekusi, apabila tetap ingin minimal enam hari terlebih dahulu setelah
menggunakan jasa Balai Lelang hal tersebut dilakukannya penarikan barang. Setelah
bisa saja dilakukan tetapi hanya sebatas menunggu waktu enam hari perusahaan
proses persiapannya saja bukan dalam pembiayaan baru diperbolehkan melakukan
penjualannya, hal ini dituangkan dalam lelang. Hal tersebut terjadi karena minimnya
Peraturan Menteri Keuangan Nomor sosialisasi dari Kantor Lelang ke perusahaan
118/PMK.07/2005 Pasal 10 ayat (2) juncto pembiayaan sehingga terjadi salah
Pasal 11. pemahaman dalam hal penjualan barang
Tetapi walupun prosedur lelang sudah diatur jaminan fidusia tersebut.20
dalam Peraturan Menteri, pihak Kreditur Bagan 3 : Proses Lelang Sepeda Motor
tetap saja kurang menyukai cara penjualan yang dilakukan oleh Perusahaan
melalui lelang dikarenakan Kreditur merasa Pembiayaan.
tidak praktis dalam masalah pelaksanaan
dan tidak sesuai dengan keinginan meraka Mengabarkan Dealer Dealer
yang mana Perusahaan Pembiayaan tidak Perusahaan Melalui Telephone Motor
Pembiayaan
mau direpotkan dengan proses administrasi. Mengenai Lelang Bekas
Oleh karena hal tersebut kebanyakan
perusahaan-perusahaan pembiayaan selalu
mengambil sistem penjualan di bawah
tangan, dan hal tersebut tetap tidak sesuai
dengan Pasal 29 ayat (1) huruf c dan ayat Lelang Sepeda
Motor
(2), yang berbunyi :
Pelaksanaan penjualan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf c dilakukan Tawar Menawar
setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak Harga Sepeda Motor
diberitahukan secara tertulis oleh Pemberi
dan atau Penerima Fidusia kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dan diumumkan Penyerahan Sepeda Motor ke
sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang Dealer Motor Bekas
beredar di daerah yang bersangkutan.
Dalam prakteknya perusahaan pembiayaan Pasal 21 ayat (2) Peraturan Menteri
walaupun menjual barang jaminan fidusia Keuangan Rebublik Indonesia Nomor
dengan sistem di bawah tangan tapi pihak
perusahaan pembiayaan tidak pernah 20
Muhammad Tobar staff collection di Mega
melakukan pengumuman dalam surat kabar Central Finance Palembang, wawancara pada tanggal
02 Oktober 2016. Jam 16.00 WIB.

46
Peraturan Menteri Keuangan Nomor d. Pihak Kreditur melakukan penjualan
40/PMK.07/2006, bahwa sebelum biasanya langsung di halaman parkir
melaksanakan lelang haruslah diumumkan kantor perusahaan pembiayaan, halaman
terlebih dahulu dalam surat kabar harian parkir tersebut dijadikan oleh perusahaan
sebanyak 1 (satu) kali dan tenggang pembiayaan sebagai tempat “show room”
waktunya minima 6 (enam hari sebelum bagi mereka.
lelang dilaksanakan. Lelang diumumkan e. Setelah ada pembeli, uang dari hasil
dengan maksud : penjualan tersebut dipakai untuk
a. Supaya masyarakat mengetahui akan menutupi sisa hutang dari Debitur, dan
adanya lelang; pembeli mendapat barang beserta
b. Agar barang cepat terjual; dokumen-dokumen yang diperlukan
c. Agar masyarakat tertarik untuk untuk balik nama. Dalam hal pembayaran
mengikuti lelang tersebut; pembeli bisa melakukan negoisasi,
d. Untuk mengontrol, sehingga apabila ada apakah orang dari pihak dealer tersebut
pihak yang dirugikn ia dapat akan membeli sepeda motor tersebut
mengajukan protes. dengan cara kredit atau cash.21
Namun dalam prakteknya perusahaan Prosedur-prosedur tersebut melanggar dari
pembiayaan tersebut tidak melakukan hal- aturan yang telah ditentukan oleh Undang-
hal seperti yang dijelaskan pada pasal 21 undang Jaminan Fidusia karena barang yang
ayat 2 tersebut. Prosedur yang biasanya akan mereka jual adalah barang Jaminan
dilakukan Perusahaan – perusahaan Fidusia, yang mana dalam peraturannya
pembiayaan tersebut yaitu dengan cara: harus dilakukan lelang dalam penjualannya
a. Setelah Debitur melakukan wanprestasi, seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
maka pihak Kreditur melayangkan surat “Penjualan Benda yang menjadi objek
peringatan sampai dengan 3 (tiga) kali Jaminan Fidusia atas kekuasaan Penerima
berturut-turut yang berisi Debitur wajib Fidusia sendiri melalui pelelangan umum
untuk menyelesaikan pembayaran serta mengambil pelunasan piutangnya dari
angsuran bulanan yang telah melewati hasil penjualan”.22
waktu jatuh tempo sesuai dengan Apabila telah terjadi penjualan tanpa melalui
kesepakatan sebelumnya. lelang yang sesungguhnya maka hal tersebut
b. Apabila pihak Debitur masih tidak bisa menimbulkan permasalahan hukum
menanggapi surat peringatan tersebut, apabila Debitur melakukan perlawanan
maka pihak Kreditur memberikan surat hukum. Dikarenakan Debitur tidak puas
pemberitahuan bahwa kendaraan tersebut dengan hasil lelang, maka bisa saja Debitur
akan ditarik pada waktu yang telha menggugat hasil lelang yang tidak sesuai
ditetapkan oleh pihak Kreditur. dengan ketentuan Undang-undang tersebut,
c. Setelah pihak Kreditur menarik maka dapat timbul permasalahan hukum,
kendaraan tersebut, maka Kreditur atau bisa saja ada pihak ke 3 (tiga) yang
menghubungi dealer-dealer motor bekas merasa dirugikan dengan penjualan tersebut
untuk memberitahukan mengenai motor- dan pihak ke 3 (tiga) tersebut melayangkan
motor yang ditarik tersebut akan dijual, gugatan ke Pengadilan.
dengan cara pemberitahuan dari mulut ke
mulut tersebut proses pengumuman 21
lelang dilakukan bukan melalui Muhammad Tobar staff collection di Mega
Central Finance Palembang, wawancara pada tanggal
pengumuman lelang di surat kabar harian. 02 Oktober 2016. Jam 16.00 WIB.
22
Undang-undang Jaminan Fidusia, UU No.
42 Tahun 1999, Ps. 29 ayat (1) huruf a

47
Perusahaan leasing dianggap telah lalai Jaminan Fidusia tersebut, karena dalam
dalam hal penjualan barang Jaminan Fifusia prakteknya banyak perusahaan-perusahaan
tersebutm dengan lalainya perusahaan pembiayaan yang ternyata tidak tahu akan
pembiayaan tersebut maka debitur bisa proses penjualan barang Jaminan Fidusia
mengajukan perusahaan pembiayaan ke harus melalui lelang. Mengapa hal tersebut
pengadilan untuk diperkarakan, karena bisa sampai terjadi, sedangkan menurut
dianggap tidak mematuhi dari Undang- Undang-undang fidusia penjualan barang
undang yang berlaku. Jaminan Fidusia yang utamanya adalah
Dengan melakukan cara dalam melelang melalui lelang. Hal tersebut dikarenakan
yang benar, kecil kemungkinannya untuk Kantor Lelang kurang berperan dalam
mendapatkan gugatan dari pihak-pihak yang pemberitahuan mengenai hal pelelangan
terkait karena lelang telah mempunyai barang Jaminan Fidusia. Kantor Lelang
prosedur atau tata cara tersendiri, sehingga dapat melakukan pembinaan dengan cara
tidak mungkin lelang disalah gunakan memberikan brosur-brosur kepada
kepentingannya untuk hal-hal yang tidak perusahaan-perusahaan pembiayaan atau
terpuji. menegur para perusahaan pembiayaan
Bila dibandingkan dengan sistem penjualan tersebut bahwa perusahaan-perusahaan
tanpa melalui lelang seperti yang biasanya pembiayaan tersebut telah salah prosedur,
dilakukan oleh perusahaan pembiayaan pada Kantor Lelang harus menginformasikan
umumnya maka penjualan tersebut kepada perusahaan pembiayaan bahwa
mempunyai kelemahan, yaitu : penjualan barang jaminan fidusia tersebut
a) Penjualan tersebut tidak sesuai dengan harus melalui lelang, atau kantor lelang
ketentuan yang diatur oleh Undang- dapat menggunakan media, seperti : seminar
undang. dan penyuluhan mengenai proses penjualan
b) Penjualan tersebut tidak cepat karena barang jaminan fidusia, kemudian kantor
harus menunggu orang untuk membeli, lelang harus meningkatkan pelayanannya
dan barang laku atau tidaknya memakan serta aktif menghubungi asosiasi
waktu yang lama atau tidak pasti karena perusahaan-perusahaan pembiayaan untuk
menunggu pembeli terlebih dahulu. memberikan penjelasan mengenai lelang.
c) Penjualan tersebut tidak mempunyai Namun sangat disayangkan bahwa pihak
kekuatan hukum tetap karena tidak ada kreditur belum menyadari betul peranan
Risalah Lelang. lelang dalam barang jaminan fidusia padahal
d) Apabila pihak Debitur merasa dirugikan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya
maka pihak Debitur bisa mengajukan sistem penjualan secara lelang merupakan
tuntutan kepada pihak Kreditur ke cara yang utama dalam penjualan barang
Pengadilan karena penjualannya tidak jaminan fidusia.
melalui lelang.
e) Pembayarannya tdak cash, bisa melalui KESIMPULAN
kredit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
f) Dalam hal penjualan tanpa melalui dilakukan, maka secara keseluruhan dapat
lelang tersebut tidak transparan, pihak diambil beberapa kesimpulan sebagai
Debitu tidak mengetahui berapa harga berikut :
motornya telah laku terjual. 1. Dalam keadaan tertangkap tangan,
penyidik dapat “langsung“ menyita suatu
Kreditur seharusnya mendapat pembinaan benda dan alat yang ternyata digunakan
dari Kantor Lelang mengenai perihal barang untuk melakukan tindak pidana atau

48
benda yang “patut diduga” sudah
digunakan untuk melakukan tindak DAFTAR PUSTAKA
pidana atau benda lain yang dapat Buku:
digunakan sebagai barang bukti. Pada Harahap, M. Yahya. 2007. Hukum Acara
ketentuan Pasal 41 KUHAP, pengertian Perdata, Tentang Gugatan,
keadaan tertangkap tangan, bukan Persidangan, Penyitaan, Pembuktian,
terbatas pada tersangka yang nyata-nyata dan Putusan Pengadilan. Jakarta: PT.
sedang melakukan tindak pidana, tetapi Sinar Grafika.
termasuk pengertian tertangkap tangan Husnan, Suad. 1988. Manajemen Keuangan
atas paket atau surat dan benda-benda Teori dan Penerapan. Yogyakarta,
pos lainnya, sehingga terhadap benda- BPFE.
benda tersebut dapat dilakukan HS, H. Salim. 2006. Perkembangan Hukum
penyitaan “langsung” oleh penyidik. Kontrak diluar KUHPerdata. Jakarta,
2. Dalam praktek untuk proses Raja Grafindo Persada.
pengambilan sepeda motor yang disita, Jenie, Siti Ismijati. 1996. Beberapa
pihak perusahaan pembiayaan biasanya Perjanjian Yang Berkenaan Dengan
diwakilkan oleh staff perusahaan yang Kegiatan Pembiayaan. Yogyakarta:
membawa surat kuasa dari pihak yang Bahan Penataran Dosen Hukum
berwenang di perusahaan pembiayaan Perdata, Fakultas Hukum UGM.
tersebut yang menyatakan bahwa orang Mulyadi. 1989. Sistem Akuntansi.
tersebut memang benar adalah staff dari Yogyakarta, YKPN.
perusahaan pembiayaan yang sedang Soekanto, Soerjono. 2008. Pengantar
mewakili perusahaan pembiayaan untuk Penelitian Hukum. Jakarta, UI-Press.
mengambil sepeda motor yang disita
tersebut. Selain surat kuasa dari Jurnal:
perusahaan pembiayaan tempat orang Nurhidayatuloh, N., Febrian, F., Romsan,
tersebut bekerja, orang tersebut harus A., Yahanan, A., Sardi, M., & Zuhro,
menunjukkan KTP (Kartu Tanda F. (2018). Forsaking Equality:
Penduduk) pribadi, BPKB (Bukti Examine Indonesia’s State
Kepemilikan Kendaraan Bermotor), dan Responsibility On Polygamy To The
print out history pembayaran konsumen Marriage Rights In CEDAW. Jurnal
yang motornya disita tersebut. Dinamika Hukum, 18(2), 182-193.
3. Setelah perusahaan pembiayaan berhasil Nurhidayatuloh, S. (2011). Implikasi Acfta
mendapatkan kembali sepeda motor dari Agreement Terhadap Perjanjian
konsumen (lessee) atau dari institusi Perdagangan Yang Melibatkan
kejaksaan apabila sepeda motor tersebut Asean (Doctoral dissertation,
disita untuk dijadikan alat bukti, Universitas Gadjah Mada).
perusahaan pembiayaan biasanya akan Wahyuni, Dewi Urip. 2008. “Pengaruh
segera menjual kembali sepeda motor Motivasi, Persepsi, dan Sikap
tersebut dalam proses lelang untuk Konsumen Terhadap Keputusan
menutupi sisa hutang dari konsumen Pembelian Sepeda Motor Merk
(lessee) tersebut. Hal tersebut dilakukan "Honda" di Kawasan Surabaya Barat,
oleh perusahaan pembiayaan karena Jurnal Manajemen dan
sudah merupakan hak dari perusahaan Kewirausahaan, Vol 10 No.1”.
pembiayaan untuk mendapatkan
pelunasan dari sisa hutang dari lessee.

49
Karya Ilmiah: Masrizal Penyidik di Reskrim Polresta
Pelawi, Ester Kema BR. 2011. “Status Hak Palembang, wawancara pada tanggal
Milik Kendaraan Bermotor Dalam 28 September 2016. Jam 14.00 WIB
Perjanjian Pembiayaan Konsumen, Prayuda, Deni. Staff PT Wahana Ottomitra
Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Multiartha Palembang, wawancara
Lampung”. pada tanggal 16 Februari 2016.
Tobar, Muhammad. Staff collection di Mega
Peraturan: Central Finance Palembang,
Undang-Undang UU No. 42 Tahun 1999 wawancara pada tanggal 02 Oktober
tentang Jaminan Fidusia. 2016. Jam 16.00 WIB.
Departemen Keuangan. Peraturan Menteri Wahyudi,M. Wawancara sebagai staff
Keuangan Republik Indonesia bagian barang bukti, 26 September
No.40/PMK.07/2006, tentang Petunjuk 2016, Pukul 11.00 WIB.
Pelaksanaan Lelang. Yusuf. Staff Bagian Barang Bukti di
Perpres Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Kejaksaan Negeri Palembang,
Lembaga Pembiayaan. wawancara pada tanggal 24 Oktober
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2016. Jam 16.00 WIB.
150/PMK.06/2007 tentang Lelang.

Wawancara:
Dewi, Ursula. Jaksa di Pengadilan Negeri
Palembang, wawancara pada tanggal
26 September 2016. Jam 11.00 WIB.

50

You might also like