You are on page 1of 12

DRAMA JAKA TARUB

x-2

PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb,
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatnya kita dapat
menyelesaikan konsep drama ini. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang telah kami hadapi. Tapi dengan berkat bantuan, dorongan, kerja sama/keras
dari teman-teman serta adanya bimbingan fasilitator, sehingga kendala yang kami hadapi
dapat teratasi dengan baik.

A. LATAR BELAKANG
Legenda Jaka Tarub ini, dimainkan oleh tokoh yang bernama Jaka Tarub (pemuda dari tarub),
kemudian setelah dewasa dia diberi gelar “Ki Ageng Tarub”. Ki Ageng Tarub ini dianggap
sebagai leluhur dinasti mataram, yang menjadi penguasa politik tanah Jawa sejak abad ke-7
sampai saat ini.
Sebagai bukti dan kepercayaan masyarakat, karena ada pentilasan makam Jaka Tarub. Dan
kebanyakan dari mereka yang sudah lanjut usia mengetahui cerita Jaka Tarub dengan 7
bidadari.
Selain itu, di desa tersebut terdapat sendang, yang konon digunakan sebagai tempat para
bidadari mandi, serta Jaka Tarub yang mengambil selendang dari salah satu bidadari tersebut.
Dan di dalam drama ini, kami berencana untuk menggabungkan/mencampurkan cerita
tersebut dengan bakat para pemain/karakter, seperti bermonolog Bahasa Inggris dan Tarian
Tradisional.
B. TUJUAN
Menunjukan/menampilkan karya/drama ini kepada penonton khususnya pada orang tua serta
bapak dan ibu guru.
C. MANFAAT KEGIATAN
Dengan digelarnya pertunjukan seni ini, diharapkan penonton dapat mengenal cerita daerah
Jawa Tengah yang berjudul Joko Tarub dan 7 Bidadari. Kami memberikan pertunjukkan
drama dan juga tari tradisional khas daerah Jawa Tengah. Dengan memperlihatkan kedua
pertunjukan ini, kami ingin mengajak penonton untuk menggali lebih dalam semua kesenian
asli Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melestarikan budaya Indonesia agar tidak dilupakan
karena derasnya arus globalisasi.
D. TEMA
Percintaan
E. WAKTU DAN TEMPAT
Alur : Maju
Latar Tempat : Sawah, rumah, hutan, kha
yangan, dan danau
Latar Waktu : Siang
Sudut Pandang : Orang ketiga
Gaya Bahasa: Baku
Amanat : Kita diwajibkan untuk jujur dalam perkataan dan perbuatan
F. RUANG LINGKUP KEGIATAN G. PERANCANG KEGIATAN
1. Produser :
- Ghayanti Anasthasia Putri (10)
- Khailla Mutia Cinta Bahtiar (14)
- Muhammad Ilham Firmansyah I. (20)
- Muhammad Nafi Briano Elgifto (21)
2. Dana :
- Anggie Aisyah Ayu Bagya (06)
- Fiona Salsabila Ramadhani (08) - Salsa Razhan Islamy Amallia Putri (29)
3. Properti :
- Koor : Mochamad Tirta Aridho (18)
- Wakil : Mochamad Farrel Arya Putra Pratama (16)
- Semua siswa laki-laki
4. Dekorasi :
- Nuurin Widayadjati Mardikinata Mahaesa (26)
- Salsabila Hasana Perdana (30)
- Salwa Sabilla (31)
- Sandy Aulia Pratiwi (32)
- Siti Nurhani Saskia Putri (33)
H. RANCANGAN ANGGARAN PEMBIAYAAN I. SUMBER DANA

J. PENUTUP

Kami sangat berharap tujuan untuk mengenalkan budaya Daerah Jawa Tengah dapat
tersampaikan kepada masyarakat yang menonton pertunjukan seni kami. Kami akan berusaha
sebaik mungkin untuk dapat memberikan kesan terbaik kepada penonton. Apabila dalam
penyampaian kami terdapat kesalahan ataupun kekurangan kami mohon maaf. Dan jika ada
kritik atau saran, dapat disampaikan kepada kami. Terima kasih.

Tokoh drama :
· Narator : Anggie
· Ibu : Nadya
· Jaka Tarub : Rehan
· Raja Ajisaka : Arya

· Bidadari 1 : Bening
· Bidadari 2 : Salsa
· Bidadari 3 : Ale
· Bidadari 4 : Rena
· Bidadari 5 : Cio
· Bidadari 6 : Rere
· Nawang Wulan : Jenny
· Nawang Asih : Firda
· Nawang Tengil : Alfin
· Laras : Cia
· Indra : Ian
· Arya : Nafil
· Jin : Royyan, Nizam, Mido
· Raja Bintara : Tyaga
· Prajurit: Aryo, Ghalib, Bihan

NASKAH
Dahulu kala di desa terpencil, tinggallah seorang Ibu dan anaknya yang bernama Jaka Tarub.
Jaka Tarub sudah ditinggal ayahnya sejak ia masih kecil. Suatu hari mereka sedang bertani
di Sawah.

Ibu Jaka Tarub: Nak wes kape bengi, ayo balik nang omah

Jaka Tarub : Hmm... inggih mbok

Sesampainya dirumah, mereka pun berbincang-bincang.

Ibu Jaka Tarub : Nak, onok sing pingin mbok sampaino nak awakmu
Jaka Tarub : woten nopo mbok?
Ibu Jaka Tarub: mbok ndelok awakmu wes cukup umur gawe ngelamar cah wadon. Ndang
rabi, mbok pingin duwe cucu sadurunge mbok lunga.
Jaka Tarub : Tapi Jaka dereng pingin rabi mbok
Ibu Jaka Tarub : Tapi nek mbok wes ga onok, sopo sing ngurus kowe?
Jaka Tarub : Ojok ngomong ngunu mbok
Ibu Jaka Tarub : mbok wes ngerasa tuwek nak…onok sing bedo teko mbok saiki ( merenung
dan berpikir)q

Keesokan harinya,
Jaka pun menuju sawahnya untuk bertani. Walaupun hanya pergi bekerja sendirian ia
Tetap semangat demi ibunya yang sedang lemah di rumah.
Hari sudah petang. Saatnya Jaka Tarub pulang ke rumah membawa hasil panennya.
Jaka Tarub : Assalamualaikum mbok. Mbok..mbok..mbok nangendi yo? Terus iki omah kok
isok kayak kapal pecah ngene? Mbok?”

Saat Jaka Tarub berputar-putar di dalam rumah untuk mencari keberadaan ibunya,
Betapa terkejutnya Jaka ketika ia menemukan ibunya yang sudah tergeletak di latar.
Jaka Tarub : “Mbokkkkk!! (menghampiri ibunya), Mbok..tenopo mbokk.........”

Ibu Jaka Tarub : “Sepurane nak, Embok kayak e ora isok urip suwe meneh. wasiat embok
mek siji, golek o bojo, supoyo engkok onok sing ngurusi awakmu Jaka”

Jaka Tarub : ojok ninggalno Jaka Mbokkk, MBOKKK!!(menangis)

Jaka Tarub pun menyesali perbuatannya yang telah membiarkan ibunya yang lemah di rumah
sendirian. Sehingga kemudian ia menyendiri dan terlihat selalu murung.

Adegan II :

(Di Kahyangan)

Terlihat sosok 7 bidadari cantik yang sedang meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke
Mayapada (bumi).

Bening : Ayah, saya dan adik-adik mohon izin untuk pergi ke mayapada, mereka sangat rindu
mandi di danau

Raja Aji Saka : Pergilah nak, tapi ingat pada saat terompet kerajaan berbunyi kalian semua
harus segera kembali ke istana

Salsa : Iya ayah, kami semua mengerti kok!

Rere : Tenang, kami akan segera kembali ketika terompet kerajaan berbunyi

Raja Aji Saka : Berhati-hatilah nak

7 Bidadari : Baik ayah

Sedangkan di Mayapada..

Ketika Jaka Tarub sedang dihutan untuk menghilangkan kepenatan dengan berburu makan
siang. Tanpa disengaja Jaka Tarub mendengar sayup-sayup suara wanita yang sedang
bercanda.

Jaka Tarub : “sepertinya aku mendengar suara candaan gadis dari arah sungai sana,
Hmm..dimana ya (Dengan mengendap-ngendap Jaka Tarub mencari)

Jaka Tarub : walah... rupanya ada 7 gadis cantik toh. Mungkin, salah satu diantara mereka
adalah jodohku
(Tarian)

Betapa terkesimanya Jaka Tarub melihat tarian mereka, lalu ia berjalan mendekat menuju
danau. Kemudian ia menemukan pakaian gadis-gadis cantik yang tergeletak berserakan.
Setelah memilih, ia pun mencuri salah selendang dan menyembunyikannya.
(Terompet Kerajaan dari kahyangan berbunyi)

Bening : Cepat adik-adikku, saatnya kita kembali ke khayangan. Ayah sudah memanggil kita
untuk pulang

Nawang Wulan : Tapi kak, selendang merahku tidak ada. Aku tidak bias pulang tanpa

Selendang itu

(Bidadari yang lain sibuk mencari selendang Nawang Wulan)

Rena : Bagaimana ini..? Padahal selendang dik Nawang Wulan dari tadi ada di sebelah
selendangku

Cio : Aku juga sudah mencoba mencari selendang dik Nawang Wulan, tapi tak kunjung
ku temukan juga

Rere : Ya, aku juga sudah mencoba mencarinya, apa yang harus kita lakukan, mbak yu?

Bening : Kita tidak bisa terus-terusan berada di mayapada. Kita harus pulang ke khayangan
sekarang juga. Maafkan kami dik Nawang Wulan, mungkin sudah takdir adik untuk tinggal
di mayapada

Nawang Wulan : Tapi kak, bagaimana dengan aku disini?

Cioo : Kami tidak bisa berbuat apa-apa Nawang Wulan. Jaga dirimu baik-baik.

Selamat tinggal adik Nawang Wulan

Nawang Wulan : MBAKK YUUUU!!(menangis)

Keenam bidadari cantik itu pun meninggalkan Nawang Wulan sendirian. Selendang merah
muda Nawang Wulan tak kunjung ditemukan. Nawang Wulan merasa kesepian dan menangis
di tepi danau.

Melihat itu Jaka Tarub pun akhirnya keluar dari persembunyiannya. Ia mendekati Nawang
Wulan dan berusaha menghiburnya.

Jaka Tarub : Mengapa engkau menangis wahai gadis cantik?

Nawang Wulan : Selendang merah mudaku hilang. Aku tidak bisa kembali ke
khayangan tanpa selendang itu

Jaka Tarub : khayangan? Jadi kau adalah seorang bidadari?

Nawang Wulan : (diam karena takut untuk menjawab)


Jaka Tarub : sudah tidak usah takut begitu, aku tak akan melukaimu bidadari cantik.
Daripada tinggal di hutan ini sendirian, bagaimana jika kau ikut ke rumahku saja? Kau bisa
tinggal di rumahku untuk sementara

Nawang Wulan : Benarkah?

Jaka Tarub : Ya, kau busa tinggal selama apapun yang kau mau. Pakailah ini (memberikan
Sebuah selendang)

Nawang Wulan : Terima kasih

Jaka Tarub : Oh ya, siapa namamu?

Nawang Wulan : Aku Nawang Wulan

Jaka Tarub : Nama yang bagus. Aku Jaka Tarub. Ayo ikuti aku.

Dengan senangnya Nawang Wulan mengikuti Jaka Tarub menuju rumah Jaka Tarub. Ia
menerima ajakan Jaka Tarub karena tidak tahu harus berbuat apalagi.

(Di khayangan)

Kakak-kakak dari Nawang Wulan merasa takut untuk menghadapi ayah mereka. Mereka

Takut ayah mereka akan marah karena mereka pulang ke kahyangan tanpa Nawang Wulan.
Ketakutan mereka pun akhirnya benar-benar terjadi.

Raja Ajisaka : Kemana adik kalian Nawang Wulan?

6 Bidadari : (saling menatap 1 sama lain karena ketakutan)

Bening : Maafkan kami ayah, .. Nawang Wulan tidak bisa kembali ke khayangan karena
selendangnya hilang

Ale : Iya ayah, selendang adik Nawang Wulan tak kunjung kami temukan meskipun
sudah kami cari

Raja Ajisaka : Ayah kecewa pada kalian karena tidak bisa menjaga adik kalian (bicara
dengan nada keras)

6 Bidadari : Maafkan kami ayah..

Rena : Ayah.. Mungkin sudah Takdir Nawang Wulan untuk tinggal di mayapada. Jadi kita
Hanya bisa Berharap semoga hal buruk tidak terjadi pada Nawang Wulan

Raja Ajisaka : (menghela nafas dengan kasar) Baiklah kalau begitu


Hari demi hari antara Jaka Tarub dan Nawang Wulan pun telah berlalu. Mereka semakin
menyatu dan saling mengenal satu sama lain. Akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.

Tapi ada beberapa pihak yang tidak suka dengan pernikahan mereka. Orang itu adalah Laras
dan Indra.

Laras dan Indra pun berencana untuk menghancurkan pernikahan Nawang Wulan dan Jaka
Tarub.

Laras : Tch, aku benci dengan pernikahan mereka

Arya : Aku pun sama halnya denganmu, Ras

Laras : Bagaimana caranya kita harus menghancurkan pernikahan mereka

Arya : Setuju, tapi apa rencana mu?

Laras : Emm..mungkin kita harus menghasut Jaka Tarub hingga Nawang Wulan
meninggalkannya

Arya : Terdengar bagus, aku akan membantumu, HAHAHA..lihat saja nanti, kita pasti
tidak akan membiarkan Jaka Tarub memiliki Nawang Wulan, begitupun sebaliknya

Laras : aku setuju denganmu! HAHAHA..

Mereka berdua pun terus berusaha untuk menghancurkan pernikahan Nawang Wulan dan
Jaka Tarub.

Setelah pernikahan Nawang Wulan dan Jaka Tarub sudah cukup lama, mereka dikarunia dua
anak . Yang satu perempuan dan yang satu laki-laki, mereka bernama Nawang Asih dan Jaka
Tengil.

Setelah Nawang Asih dan Jaka Tengil beranjak dewasa. Permasalahan antara Jaka Tarub dan
Nawang Wulan pun semakin bertambah.

Terusiklah rasa ingin tahu Jaka Tarub tentang Nawang Wulan karena hasutan Arya dan Kedua

teman Jaka Tarub yaitu Banyu dan Indra.

Arya : Jaka, apakah kamu tidak curiga pada istrimu?

Jaka Tarub : Apa maksudmu?

Arya : Bukankah selama ini istrimu Nawang Wulan selalu melarangmu untuk tidak
membuka bakul yang ia gunakan untuk menanak nasi?

Jaka Tarub : Iya, itu memang benar. Tapi apa masalahnya?


Indra : Apa kamu tidak curiga kenapa beras di lumbung mu masih utuh, seolah-olah tidak
pernah digunakan

Banyu : Jaka tidak akan pernah curiga teman-teman, karena dia sudah merasa bahagia
mendapatkan istri secantik Nawang Wulan

Jaka Tarub : (diam merenungi perkataan teman-temannya).

Pada saat Jaka Tarub pulang ke rumah ia melihat istrinya Nawang Wulan sedang memasak.

Jaka Tarub : Assalamu’alaikum…

Nawang Wulan : Wa’alaikumsalam, Akang sudah pulang rupanya

Jaka Tarub : Iya, ada apa memangnya Dinda?

Nawang Wulan : Bolehkah aku meminta tolong?

Jaka Tarub : Meminta tolong untuk apa dinda?

Nawang Wulan : Tolong jagakan api ini karena aku sedang memasak nasi

Jaka Tarub : Memangnya dinda mau pergi kemana?

Nawang Wulan : Aku hendak pergi ke sungai untuk mencuci pakaian, kang

Jaka Tarub : Baiklah, dinda

Nawang Wulan : Tapi ingat, akang tidak boleh membuka tutup kukusan ini. Akang
harus

Ingat dengan janji akang

Jaka Tarub : Tenang saja Dinda. Akang tidak akan lupa dengan janji akang

Setelah Nawang Wulan pergi. Jaka Tarub ingat dengan perkataan teman-temannya. Karena

Hatinya dipenuh dengan rasa penasaran. Jaka Tarub pun membuka tutup kukusan yang ada di
depannya.

Jaka Tarub : Hah, ternyata selama ini dinda Nawang Wulan hanya memasak dengan

Setangkai padi. Pantas saja selama ini padi di lumbung masih banyak.

Nawang Wulan tiba-tiba datang sepulang dari mencuci pakaian di sungai.


Nawang Wulan : Sedang apakah kau akang? (bertanya dengan nada keras) Jaka

Tarub : A… a… akang tidak sedang apa-apa dinda (dengan terbata-bata). Akang Harus

pergi ke ladang, ada pekerjaan yang harus akang selesaikan.

Setelah Jaka pergi Nawang Wulan pun membuka isi kukusannya. Pada saat itu juga

Nawang Wulan curiga pada suaminya Jaka Tarub karena setangkai padi masih tergolek di

Dalamnya. Tahulah ia bahwa suaminya telah membuka kukusan itu hingga kesaktiannya
hilang.

Sejak saat itulah Nawang Wulan harus menumbuk dan menapi beras untuk dimasak, seperti
wanita pada umumnya. Karena tumpukan padinya terus berkurang, suatu hari Nawang Wulan
menemukan selendang bidadarinya yang terselip diantara tumpukan padi. Tahulah ia bahwa
suaminya lah yang telah menyembunyikan selendang itu.

Nawang Wulan : Ternyata selama ini Jaka Tarub yang menyembunyikan selendangku.

Dan karena isi lumbung terus berkurang pada akhirnya aku bisa menemukannya kembali. Ini
pasti sudah menjadi kehendak yang diatas (Nawang Wulan bergumam).

Setelah Nawang Wulan mengetahui bahwa selendangnya dicuri oleh suaminya Jaka Tarub,

Nawang Wulan pun memutuskan untuk kembali ke kahyangan dan meninggalkan Jaka Tarub
dan kedua anaknya.

Nawang Wulan : Kakang, maafkan aku, aku harus pergi

Jaka Tarub : Tapi dinda bagaimana dengan anak kita Jaka Tengil dan Nawang Asih?

Nawang Wulan : Jaga kedua anak kita, kang

Jaka Tarub : Tapi dinda aku tidak sanggup menjaga mereka berdua seorang diri

Nawang Wulan : Aku percaya kakang bisa menjaga kedua anak kita

Nawang Asih : Mbokk, jangan tinggalkan Asih sendiri (menangis sambil memeluk Ibunya)

Jaka Tengil : Iya Mbokk, jangan tinggalkan kami sendiri

Nawang Wulan : Kalian kan tidak sendiri, ada bapak kalian disini

Jaka Tengil dan Nawang Asih: Tapi mbok, kami ingin mbokk bersama kami disini

Jaka Tarub : Apa dinda tega meninggalkan Asih dan Tengil sendiri tanpa dinda disisi
mereka?

Nawang Wulan : Tapi disini bukan tempatku, akang. Tempatku adalah di khayangan,
bukan disini kang (menangisi kedua anaknya).
Akhirnya dengan penuh rasa keterpaksaan jaka dan kedua anaknya mengikhlaskan

Kepergian Nawang Wulan. Bahkan mereka mengantarkan kepergian Nawang Wulan.

Nawang Asih : Mbokkk… (menangis dan menggenggam tangan Nawang Wulan)

Jaka Tengil : Mbokk, Tengil mohon jangan tinggalkan Tengil mbokk

Nawang Wulan : Ibu tidak akan pergi jauh dari kalian, ibu akan mengawasi kalian dari
Khayangan

Jaka Tarub : Dinda, jangan tinggalkan akang dinda..

Nawang Wulan pun pergi. Tapi setelah Nawang Wulan kembali ke kahyangan, Nawang
Wulan tidak merasakan kebahagiaan, melainkan penderitaan. Penderitaan Nawang Wulan
dan keluarganya adalah ketika kahyangan mereka di langit diserbu oleh segerombolan jin
jahat pimpinan Raja Bintara yang sudah lama ingin mempersunting Nawang Wulan dan ke 6
kakaknya.

Keinginan yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh ke 7 bidadari maupun ayah Mereka.

Raja Bintara : Mana ke 7 calon istriku?

Raja Aji Saka : Apa maksudmu?

Raja Bintara : Mana Nawang Wulan dan ke 6 saudarinya?

Raja Aji Saka : Apa maksudmu berbicara seperti itu?

Raja Bintara : Dulu saya kan, sudah mengatakan pada kalian bahwa saya akan
mempersunting ke 7 putri kalian

Ale : Itu kan dulu, sekarang lain lagi

7 Bidadari : Iya, itu kan dulu

Raja Bintara : Jangan paksa aku untuk melakukan kekerasan pada kalian

Cio : Kami tidak takut dengan ancamanmu Bintara!

Raja Bintara : Jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu pada putrimu (menarik tangan
Nawang Wulan)
Raja Ajisaka : Lepaskan putriku!
Raja Bintara : Tidak, putrimu akan aku jadikan istri.. ha…ha..ha..
Raja Ajisaka : Prajurit, bawa putriku kembali
Prajurit : Baik Raja
Raja Bintara : Prajurit, seraaaaaaaaang!
Peperangan antara jin dan keluarga kerajaan pun tak dielakkan lagi. Namun akhirnya Raja
Bintara dan jinnya kalah.

Salsa : Musnahlah kau

Setelah selesainya peperangan itu Nawang Wulan kembali ke mayapada untuk menemui
kedua anaknya.

Jaka Tengil dan Nawang Asih: Embokkkk!!

Nawang Wulan : Iya anakku Nawang

Asih : Apakah mbok kembali lagi?

Nawang Wulan : Tidak anakku..

Jaka Tengil : Kenapa mbok?

Nawang Wulan : Karena rumah mbok bukan disini nak

Jaka Tarub : Apakah dinda akan kembali lagi ke khayangan?

Nawang Wulan : Iya kan?

Jaka Tarub : Lalu bagaimana kalau kami merindukanmu dinda?

Nawang Wulan : Kenanglah aku ketika kalian melihat bulan. Maka aku akan
menghibur kalian dari atas sana.

Nawang Wulan pun kembali ke kahyangan, meninggalkan Jaka Tarub dan kedua anaknya.

Sejak saat itu Jaka Tarub dan kedua anaknya selalu menatap rembulan di malam hari untuk
mengenang Nawang Wulan.

You might also like